BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bidang yang sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran UMKM dalam perekonomian sangat terlihat saat Indonesia dalam keadaan krisis moneter. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif yang didorong oleh UMKM ketika krisis ekonomi global tahun 2008. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebanyakan entitas bisnis besar yang mengalami kondisi sulit karena lemahnya nilai tukar rupiah saat kondisi ekonomi krisis. Selama periode krisis tahun 2007 sampai 2009, UMKM justru memberikan kontribusi sekitar 59% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut Ketua Dewan Direktur CIDES (Center for Information and Development Studies) Rohmad Hadiwijoyo, terdapat tiga faktor yang membuat UMKM dapat bertahan dalam kondisi ekonomi krisis (Kompas, 28 Maret 2012). Pertama, umumnya UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat sehingga pendapatan masyarakat yang menurun ketika krisis tidak akan berpengaruh banyak terhadap permintaan barang dan jasa yang dihasilkan. Faktor kedua disebabkan karena pelaku usaha UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal dan tidak 1
mengandalkan barang impor, baik untuk sumber daya manusia, modal, bahan baku, serta peralatan sehingga menyebabkan UMKM hanya sedikit terpengaruh tidak stabilnya nilai tukar rupiah saat kondisi krisis. Faktor ketiga penyebab UMKM masih dapat bertahan saat krisis yakni umumnya modal bisnis UMKM tidak berasal dari pinjaman perbankan sehingga ketika sektor perbankan terpuruk saat krisis atau suku bunga perbankan tinggi, usaha UMKM tidak terlalu terpengaruh. Selain berperan penting dalam membangun ketahanan ekonomi negara, UMKM juga berperan penting dalam menyumbang sebagian besar Produk Domestik Bruto (PDB) negara dan mampu membuka lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Menurut data yang dikeluarkan Kementrian Koperasi dan UKM dari tahun 2011 sampai 2012, UMKM menyumbang sekitar 59,08% terhadap PDB dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 97,16% dari total 110.808.154 jumlah angkatan kerja di Indonesia. Hal ini memperlihatkan besarnya kontribusi dan potensi UMKM terhadap negara. Besarnya potensi UMKM dalam menyerap tenaga kerja perlu mendapat perhatian saat pemerintah berencana berhenti melakukan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri mulai tahun 2017 (Republika, 5 November 2014). Dengan pengembangan dan pemberdayaan yang serius dari pemerintah di sektor UMKM, maka akan menjadi salah satu alternatif dalam membuka lapangan kerja yang besar di dalam negeri.
2
Dalam memasuki berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015, UMKM di Indonesia secara keseluruhan akan memperoleh peluang untuk berkembang dengan terbukanya potensi pangsa pasar yang lebih luas di kawasan negara ASEAN, tetapi juga akan menghadapi tantangan yang berat karena tidak adanya proteksi arus barang dan jasa dari negara lain. Dalam menghadapi tantangan berlakunya MEA masih banyak permasalahan yang ada pada UMKM, antara lain sulitnya akses modal, rendahnya penggunaan teknologi, dan lemahnya pemasaran (Hasan, 2013). Permasalahan sulitnya akses permodalan UMKM antara lain disebabkan karena rendahnya kualitas laporan keuangan UMKM (Rudiantoro, 2012) dan manajemen tidak dapat menyediakan informasi akuntansi berupa laporan keuangan. Hal ini didukung beberapa penelitian antara lain yang dilakukan oleh (Suhairi, 2004), (Jati, Bala, & Nisnoni, 2004), (Baas & Schrooten, 2006) yang menunjukkan bahwa akuntansi pada UMKM masih rendah dan memiliki banyak kelemahan. Penelitian yang dilakukan oleh (Srikandi & Setyawan, 2010) di Yogyakarta menemukan bahwa usaha mikro dan kecil sebagian besar tidak menerapkan laporan keuangan sama sekali. Kondisi ini dapat terjadi karena banyak pemilik usaha UMKM yang tidak memahami pentingnya menyusun laporan keuangan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat standar akuntansi khusus yang disesuaikan dengan karakteristik UMKM yakni Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntansi Publik 3
(SAK ETAP) dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2011. SAK ETAP dibuat untuk lebih memudahkan UMKM dalam pembuatan laporan keuangan daripada harus menggunakan dasar PSAK yang terlebih dahulu wajib digunakan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan untuk perusahaan yang telah go public. Menurut Musnandar (2011), prinsip-prinsip yang terdapat dalam SAK ETAP penting diperhatikan agar pengelolaan bisnis UMKM lebih professional dan diharapkan akan berkembang lebih besar di masa mendatang. Penerapan dasar SAK ETAP oleh UMKM dalam pembuatan laporan keuangan tentunya akan membuat pihak perbankan memiliki pandangan yang positif terhadap usaha yang dijalankan dan nantinya diharapkan akan memudahkan perbankan dalam menilai kelayakan bisnis UMKM untuk memperoleh bantuan kredit permodalan pengembangan usaha. Disamping itu, UMKM tentunya akan memiliki data keuangan lebih akurat sebagai dasar pembuatan keputusan untuk pemilik dalam upaya lebih meningkatkan produktivitas, efektifitas dan efisiensi usaha. Pada prakteknya di lapangan, dengan diterbitkannya SAK ETAP ternyata belum mendorong minat UMKM untuk mulai menyusun laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP. Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Holmes & Nicholls, 1988) menemukan beberapa faktor antara lain ukuran bisnis, lama manajemen memimpin operasional usaha, sektor industri dan pendidikan manajer usaha mempengaruhi pembuatan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil. Sedangkan penelitian 4
yang dilakukan oleh (Rudiantoro, 2012) mengemukakan bahwa pemilik atau manajemen yang mempunyai persepsi manfaat yang tinggi terhadap laporan keuangan akan membuat tingginya penyiapan dan penggunaan laporan keuangan dalam perusahaan. Sementara penelitian (Sari & Setyawan, 2012) mengemukakan bahwa kurangnya sumber daya dan rumitnya pembuatan laporan keuangan juga menjadi salah satu penyebab UMKM tidak membuat laporan keuangan sesuai standar yang ada. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian di atas, peneliti tertarik melakukan replikasi penelitian tentang penyusunan dan pembuatan laporan keuangan pada UMKM dengan judul: ANALISIS
PENGARUH
KARAKTERISTIK
UMKM
TERHADAP
IMPLEMENTASI SAK ETAP.
1.2.
Rumusan Permasalahan Dari uraian latar belakang di atas diketahui bahwa permasalahan penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi oleh UMKM disebabkan beberapa faktor antara lain karakteristik pemilik atau manajemen maupun dari karakteristik UMKM itu sendiri. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian (Holmes & Nicholls, 1988) dan (Astuti, 2007) untuk menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan dan pembuatan laporan keuangan sekaligus untuk mengetahui tingkat implementasi SAK ETAP pada UMKM kecil dan
5
menengah khususnya di DIY. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh bentuk usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah ? 2. Apakah terdapat pengaruh umur usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah ? 3. Apakah terdapat pengaruh ukuran usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah ? 4. Apakah terdapat pengaruh latar belakang pendidikan pemilik atau manajemen terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah ? 5. Apakah terdapat pengaruh persepsi manfaat akuntansi terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah ?
6
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh bentuk usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah. 2. Untuk menguji pengaruh umur usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah. 3. Untuk menguji ukuran usaha terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah. 4. Untuk menguji pengaruh latar belakang pendidikan pemilik atau manajemen terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah. 5. Untuk menguji pengaruh persepsi manfaat akuntansi terhadap penyusunan dan pembuatan laporan keuangan akuntansi pada UMKM kecil dan menengah.
7
1.4.
Kontribusi Penelitian Kontribusi riset dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagi akademisi Memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan SAK ETAP pada UMKM. 2. Bagi pembuat standar Memberikan tambahan informasi tentang permasalahan penerapan SAK ETAP di lapangan serta menjadi tambahan rekomendasi untuk lebih meningkatkan efektivitas implementasi SAK ETAP pada UMKM. 3. Bagi UMKM Memberikan tambahan informasi tentang manfaat pembuatan laporan keuangan dan sebagai tambahan motivasi untuk mulai membuat laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada periode selanjutnya. 4. Bagi penelitian selanjutnya Memberikan tambahan sumber referensi dan informasi untuk kemungkinan penelitian selanjutnya tentang implementasi SAK ETAP.
8
1.5.
Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan Bab I berisi latar belakang penelitian dan diikuti oleh perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori Bab II membahas teori yang menjadi landasan dan acuan dalam penelitian, kemudian pembuatan kerangka pemikiran teoritis dan referensi penelitian terdahulu serta perumusan hipotesis. Perumusan hipotesis merupakan dugaan sementara yang disimpulkan dari landasan teori dan penelitian terdahulu, serta merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti. Bab III: Metode Penelitian Bab III menguraikan jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis data dan metoda pengumpulan data, teknik pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian, definisi operasional variabel, uji serta teknik pengujian hipotesis. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV menggambarkan subjek penelitian, uraian hasil penelitian, interpretasi data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V: Kesimpulan Bab V menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi bagi pihak yang terkait dengan implikasi hasil penelitian ini, serta peluang perbaikan untuk penelitian selanjutnya. 9