BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapi. Menurut Robbins (2001:166) menyatakan motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. Ada beberapa motivasi yang dapat mempengaruhi tingkat keputusan karyawan dalam perusahaan. Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang karyawan yaitu faktor lingkungan (hygiene factor). Faktor ini merupakan karakteristik eksternal yang penting untuk menghindari ketidakpuasan kerja terdiri dari upah dan gaji, pengawasan, kondisi kerja, hubungan antara individu, dan kebijaksanaan perusahaan yang ke dua adalah faktor motivator (motivator factor) yang terdiri dari prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan. Sedangkan variabel kinerja menurut Malthis dan Jackson, terdiri atas kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, tingkat absensi, sikap kooperatif. 1
2
Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berada didalamnya, apabila sumberdaya manusia yang dimiliki memiliki motivasi tinggi, kreatif, dan mampu mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin baik (Wibowo, 2011:413). Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja adalah dengan memberikan motivasi pada sumber daya manusia yang ada. Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu-satunya faktor yang membentuk kinerja (Robert Kreitner dan Anggelo Kinicki,2001: 205) Obyek penelitian ini dilakukan di Kantor Kecamatan Dau yang terletak di Kabupaten Malang dengan membawahi 10 desa dan jumlah penduduknya yaitu 62.930 Jiwa. Kecamatan Dau sendiri melayani semua yang dibutuhkan oleh masyarakat diantaranya, pengurusan ktp, kartu keluarga, kartu kuning, Skck, surat pindah tempat, surat keterangan ahli waris, surat izin mendirikan bangunan, dan surat izin keramaian. Dari sisi prestasi Kecamatan Dau mendapatkan banyak prestasi baik tingkat lokal maupun nasional. Salah satunya yaitu pada tahun 2011 Kecamatan Dau dapat juara berupa pelayanan prima kepada masyarakatnya, dan juara kelompok tani tingkat nasional. Kecamatan Dau selalu berupaya untuk memeotivasi para pegawai melalui faktor hygiene yaitu seperti gaji, dimana sistem penggajian di Kecamatan Dau sesuai dengan golongannya. Indikator selanjutnya yaitu pengawasan, pada Kecamatan Dau setiap jum’at dilakukan rapat kerja khusus untuk setiap kepala bagian mengenai kinerja setiap pegawai selama 1 minggu. Kondisi kerja dan hubungan antar individu tidak terjadi permasalahan yang serius karena disana terjalin komunikasi dan kerjasama (team work). Dari segi kebijakan, Kecamatan
3
Dau sendiri dilakukan kebijakan yang ketat buat pegawainya yang melanggar aturan. Salah satunya yaitu bagi para pegawai yang absen pada setiap jam kerja. Selanjutnya, dari faktor motivator dengan indikatornya kinerja para pegawai mengenai pekerjaan yang memberikan prestasi, Kecamatan Dau sendiri mendapatkan banyak prestasi baik tingkat kecamatan maupun nasional. Salah satunya yaitu pada tahun 2011 Kecamatan Dau dapat juara berupa pelayanan prima kepada masyarakatnya, dan juara kelompok tani tingkat nasional. Pengakuan, berupa pujian dan penghargaan atas hasil yang dicapai, yaitu setiap pegawai diberikan reward dan pujian dari pimpinan atas hasil kerja dari pegawainya langsung, dan setiap 10 tahun pegawai yang kinerjanya baik mendapatkan satyalencana dari pemerinta pusat. Selanjutnya tanggung jawab dan pekerjaan itu sendiri, yaitu setiap hari dan setiap hari senin pegawai diberikan tugas berupa piket dan rapat kerja ke kantor daerah. Selanjutnya pengembangan, mengenai jenjang karir, kesempatan promosi dan rotasi dan juga berupa pelatihan atau training. Kecamatan Dau diberlakukan sistem reguler dimana setiap 5 tahun sekali pegawai akan mengalami rotasi kerja dan bagi pegawai yang memiliki kinerja baik akan mendapatkan reward berupa kenaikan pangkat dan setiap 6 bulan sekali pegawai akan diikutkan pelatihan ke luar kota. Dari hasil wawancara beberapa pegawai dalam mengukur kinerja seorang pegawai Indikatornya bisa dilihat dari kuantitas mengenai jumlah layanan yang dihasilkan, kualitas mengenai mutu yang dihasilkan dari layanan tersebut, dan ketepatan waktu mengenai waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
4
pekerjaannya, dimana tugas yang dibebankan kepada pegawai baik dari pimpinan maupun masyarakat selalu selesai tepat waktu dan hasilnya maksimal atau sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan yaitu 1 hari. Jika terjadi keterlambatan penyelesaian tugas ini terjadi karena bahan-bahan yang dibutuhkan datang terlambat dan persyaratan yang dibutuhkan belum terpenuhi. Indikator kinerja selanjutnya yaitu tingkat absensi pegawai mengenai jumlah rata-rata pegawai masuk dalam menjalankan aktifitas yang sesuai dengan standart yang ditentukan. Adapun untuk membuktikan kondisi tersebut maka akan disajikan data mengenai tingkat absensi pegawai dari bulan Agustus 2011 sampai bulan Juli 2012. Tabel 1. Data Absensi dan Jumlah Jasa yang diselesaikan Pegawai Kecamatan Dau Kota Malang Tahun 2011-2012 Bulan Absen Sakit Izin Luar Kantor Jumlah Pekerjaan yang diselesaikan Agustus 30 4 3 3 201 September 9 3 1 4 113 Oktober 14 2 2 3 225 November 7 1 1 5 332 Desember 12 3 5 2 311 Januari 13 1 2 2 312 Februari 11 2 2 1 289 Maret 12 3 3 3 320 April 10 2 5 2 310 Mei 11 3 4 1 276 Juni 13 2 3 2 332 Juli 40 1 4 3 112 Sumber : Absensi Kecamatan Dau Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa komposisi tingkat absensi kerja karyawan menunjukkan hasil yang tinggi, dimana hasil tersebut menunjukkan
5
bahwa dalam bekerja di perusahaan para pegawai kurang memiliki motivasi untuk bekerja diperusahaan. Para pegawai merasakan adanya tekanan kerja pada saat awal bulan dan akhir bulan, sehingga aktivitas yang dilakukan pada hari-hari biasa pekerjaan berjalan normal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Indikator selanjutnya yaitu sikap kooperatif mengenai kerjasama antar rekan kerja, dimana yang terjadi yaitu selama ini apabila ada tugas dari pimpinan berupa piket pagi maupun malam atau tugas luar kantor, setiap pegawai melakukan kerjasama yang baik karena komunikasi yang terjalin sangat harmonis. Berdasarkan uraian di atas yang didukung fenomena dan data, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kecamatan Dau ”.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta kinerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Dau ? 2. Apakah ada pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan Dau ? 3. Diantara motivasi yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator, faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Kecamatan dau ?
6
C. BATASAN PENELITIAN Pembatasan masalah ini dimaksudkan supaya lebih terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Maka penulis memfokuskan penelitian ini membahas tentang Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Dau, dengan jumlah Pegawai sebanyak 32 orang. Teori motivasi yang digunakan adalah teori Frederick herzberg sebagai variabel bebas yaitu, faktor hygiene dengan indikator gaji dan upah, pengawasan, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, kebijakan perusahaan dan faktor motivator dengan indikator prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan. Sedangkan variabel kinerja diukur berdasarkan teori dari Mathis dan Jakson bahwa kinerja dilihat dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu, tingkat absensi dan sikap kooperatif.
D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis membuat tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: 1. Untuk mengetahui motivasi kerja yang terdiri dari faktor hygiene dan faktor motivator serta tingkat kinerja para pegawai pada Kantor Kecamatan Dau. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara faktor hygiene dan faktor motivator terhadap kinerja Pegawai Kecamatan Dau. 3. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Dau.
7
E. KEGUNAAN PENELITIAN Kegunaan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Kecamatan Dau. Bagi instansi dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan dalam rangka untuk memotivasi para pegawai baik berupa faktor hygiene dan juga faktor motivator dalam bekerja di Instansi 2. Bagi Peneliti Selajutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selajutnya yang akan menggunakan topik penelitian yang sama.