BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Menurut WHO (2000) rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif. Dalam
menjalankan
fungsinya,
rumah
sakit
harus
mampu
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Sehingga, dalam upaya peningkatan mutu pelayanan maka rumah sakit wajib mengikuti akreditasi. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417 tahun 2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Sesuai dengan Undang-undang No.44 Tahun 2009, pasal 40 ayat 1, yang menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala menimal 3 (tiga) tahun sekali. Meskipun akreditasi rumah sakit telah berlangsung sejak tahun 1995 dengan berbasis pelayanan, yaitu 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam menilai mutu
1
pelayanan kesehatan, maka dianggap perlu dilakukannya perubahan yang bermakna terhadap mutu rumah sakit di Indonesia. Perubahan tersebut tentunya harus diikuti dengan pembaharuan standar akreditasi rumah sakit yang lebih berkualitas dan menuju standar Internasional. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI khususnya Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan memilih dan menetapkan sistem akreditasi yang mengacu pada Joint Commission International (JCI). Perubahan sistem dan konsep akreditasi di dunia perlu diikuti pula oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Indonesia, karena itu perlu adanya kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai standar utama. Standar akreditasi yang dikembangkan dengan mengacu standar dari Joint Commission International (JCI) terdiri dari 2 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus kepada pasien dan standar manajemen rumah sakit.
Dengan berbagai pertimbangan, standar
akreditasi tersebut dijadikan menjadi 3 kelompok yaitu standar pelayanan berfokus ke pasien, standar manajemen rumah sakit dan sasaran keselamatan pasien. Dengan sasaran keselamatan pasien menjadi kelompok tersendiri diharapkan dapat lebih memacu rumah sakit untuk menerapkan program keselamatan pasien di rumah sakit. Di sisi lain, dengan adanya komitmen negara Indonesia untuk mencapai MDGs, dimana bidang kesehatan menjadi salah satu kontributor pencapaian MDGs, maka standar dari JCI tersebut ditambah satu kelompok yaitu Sasaran program MDGs. Standarisasi
merupakan
sarana
yang
sangat
penting
bagi
menggerakkan kegiatan organisasi dalam meningkatkan produktifitas dan
2
menjamin mutu jasa sehingga dapat meningkatkan daya saing, dan melindungi konsumen, tenaga kerja, dan masyarakat baik keselamatannya maupun kesehatannya. Rekam medis merupakan data dasar dari semua komponen yang ingin dicapai dalam akreditasi KARS 2012, dimana rekam medis memegang peranan penting dalam pendokumentasian baik untuk rumah sakit maupun pasien. Dalam pendokumentasian tersebut, rekam medis menjadi poin penting dalam pencapaian standar akreditasi terkait proses manajemen komunikasi dan informasi. Dengan ditetapkannya Undang - Undang Nomor 36 tentang Kesehatan dan Undang - Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rekam medis menjadi salah satu kewajiban pencatatan sebagai Informasi pasien yang harus diselenggarakan oleh rumah sakit dengan baik dan benar dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Kurangnya informasi dan komunikasi sering menjadikan keterbatasan dari mutu pelayanan kesehatan. Orang membutuhkan informasi tentang kondisinya baik jangka pendek maupun jangka panjang, tentang bagaimana mereka dapat memodifikasi pola hidupnya sebagai suatu akibat dari suatu kondisi, tentang pengobatan yang dipilih dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya, dan juga tentang pelayanan yang tersedia. Informasi yang baik, adekuat dan berguna dapat sangat penting dalam menolong seseorang dalam kondisi tertentu. Informai yang komperenhesif
3
sebelum
melakukan
intervensi
klinis
dapat
memperbaki
outcome
pelayanan kesehatan. (Hatta, 2008) Menurut
Direktorat
Jenderal
Bina
Pelayanan
Medik
(2011),
memberikan asuhan pasien adalah suatu upaya yang kompleks dan sangat tergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada dan dengan komunitas, pasien dan keluarganya, serta dengan professional
kesehatan
lainnya.
Kegagalan
dalam
berkomunikasi
merupakan salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien. Untuk
memberikan,
mengkoordinasikan
dan
mengintegrasikan
pelayanan, rumah sakit mengandalkan informasi tentang ilmu pengasuhan, pasien secara individual, asuhan yang diberikan dan kinerja mereka sendiri. Seperti halnya sumber daya manusia, material dan finansial, maka informasi juga merupakan suatu sumber daya yang harus dikelola secara efektif oleh pimpinan rumah sakit. Setiap rumah sakit berupaya mendapatkan,
mengelola
meningkatkan/memperbaiki
dan outcome
menggunakan pasien,
informasi
demikian
pula
untuk kinerja
individual maupun kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Dalam proses akreditasi diperlukan peran dari seluruh praktisi rumah sakit. Salah satu praktisi rumah sakit yang ikut berperan dalam proses akreditasi adalah Unit Rekam Medis. Berdasarkan hasil wawancara informal dengan Petugas Instalasi Catatan Medik sebagai penanggung jawab kebijakan rekam medis pada bulan November 2013, di, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sedang melakukan persiapan dalam menghadapi Akreditasi KARS yang baru (versi 2012). Oleh karena itu, rumah sakit
4
dirasa perlu untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi sistem akreditasi KARS yang baru (versi 2012). Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit, diperlukan dokumen yang merupakan regulasi di rumah sakit. Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok dalam akreditasi rumah sakit, karena merupakan acuan dalam pelaksanaan pelayanan rumah sakit. Dengan adanya ketentuan tertulis tentang kebijakan, pedoman dan prosedur sehingga kepentingan masyarakat akan pelayanan kesehatan dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan peningkatan tuntutan masyarakat dan Pemerintah terhadap kebutuhan informasi dan komunikasi mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan, maka rumah sakit RSUP Dr. Sardjito perlu melakukan pemenuhan dokumen-dokumen pada elemen penilaian dalam standar Manajemen Komunikasi dan Informasi akreditasi KARS 2012 untuk memfasilitasi akses terhadap pelayanan maupun akses terhadap informasi tentang pelayanan asuhan pasien. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian pada standar Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan oleh RS untuk melengkapi dokumen pada standar Manajemen Komunikasi dan Informasi dalam menghadapi akreditasi KARS 2012.
5
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa saja dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan standar Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta?
C.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mengidentifikasi dokumen yang diperlukan pada standar Manajemen Komunikasi Dan Informasi (MKI) dalam Akreditasi KARS 2012 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi dengan Masyarakat/ Komunitas b. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi dengan Pasien dan Keluarga c. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan/ Praktisi di Dalam dan di Luar Rumah Sakit d. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Kepemimpinan dan Perencanaan
6
e. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Rekam Medis Pasien f. Mengetahui dokumen yang diperlukan untuk pemenuhan elemen penilaian Manajemen Komunikasi dan Informasi terkait dengan Kumpulan Data dan Informasi
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Sebagai bahan masukan untuk melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pemenuhan elemen penilaian standar Manajemen Komunikasi dan Informasi untuk menunjang penilaian akreditasi. 2) Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk menunjang penilaian akreditasi rumah sakit. b. Bagi Peneliti Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan secara langsung dengan menerapkan teori dari institusi pendidikan pada perkuliahan
DIII
Rekam
Medis.
Selain
itu
dapat
menambah
pengetahuan peneliti tentang pengelolaan Manajemen Komunikasi dan Informasi di rumah sakit yang tidak hanya mencakup bidang rekam medis.
7
2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan referensi dan bahan masukan tentang akreditasi rumah sakit dalam perkuliahan rekam medis. b. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. c. Bagi Rumah Sakit Lain Dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam mengidentifikasi dokumen yang diperlukan untuk menghadapi akreditasi.
E.
Keaslian Penelitian 1. Nurhayati (2013), dengan judul “Kesiapan Kelengkapan Dokumen Pada Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien Dalam Akreditasi Baru 2012 Di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan kelengkapan dokumen terkait rekam medis sesuai penilaian elemen standar akreditasi 2012 dalam kelompok standar berfokus kepada pasien di Rumah Sakit DKT Dr. Soetarto Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nurhayati (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, serta rancangan penelitian dengan rancangan penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji mengenai tema akreditasi yang baru versi 2012.
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nurhayati (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Nurhayati (2013) mengangkat judul tentang kesiapan kelengkapan dokumen terkait rekam medis pada kelompok standar berfokus kepada pasien, maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi dan Informasi, yang tidak hanya terkait pada rekam medis saja. 2. Kartika Wahyu Widyaningrum (2013), dengan judul “Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Dokter Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi, mengetahui penyebab ketidakterisian lembar resume dokter dan upaya yang dilakukan petugas rekam medis dan profesi terkait dalam mengatasi ketidakterisian lembar resume dokter. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
serta rancangan penelitian dengan rancangan
penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji
mengenai
tema
akreditasi
yang
baru
versi
2012.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Widyaningrum (2013) mengangkat judul tentang pengisian lembar resume dokter terkait akreditasi versi 2012 pada
9
kelompok standar Berfokus Kepada Pasien terkait Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK), maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi dan Informasi yang terdapat pada kelompok standar Manajemen Rumah Sakit terkait Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI). 3. Hastuti (2013), dengan judul “Kelengkapan Ringkasan Keluar Pasien (Resume) Terkait Persiapan Akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan ringkasan keluar (resume) berkas rekam medis rawat inap terkait persiapan akreditasi KARS 2012 di RSUD Sleman. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
serta rancangan penelitian dengan rancangan
penelitian cross sectional. Kesamaan yang lain yaitu sama-sama mengkaji mengenai tema akreditasi yang baru versi 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Widyaningrum (2013) terdapat pada standar akreditasi dan cakupan masalah yang diambil. Jika pada penelitian Widyaningrum (2013) mengangkat judul tentang kelengkapan ringkasan keluar pasien terkait akreditasi versi 2012 pada kelompok standar Berfokus Kepada Pasien terkait Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK) pada APK 3.2.1 mengenai resume pasien pulang lengkap, maka pada penelitian ini mengangkat judul identifikasi dokumen dalam pemenuhan standar Manajemen komunikasi
10
dan Informasi yang terdapat pada kelompok standar Manajemen Rumah Sakit terkait Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI).
F.
Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Identitas RSUP DR. Sardjito a. Jenis dan Tipe RSUP DR. Sardjito adalah rumah sakit umum pusat yang bertipe A Pendidikan, sedangkan jenisnya adalah rumah sakit umum. Sejak dengan beberapa perubahan pengelolaan keuangan tahun 2005, hingga sekarang RSUP DR. Sardjito berstatus Badan Layanan Umum (BLU). b. Alamat RSUP DR. Sardjito, Jl. Kesehatan No 1 Sekip Yogyakarta 55284. Telpon (0274) 587333/587832. Faks (0274)565639/515408. Website: www.sardjitohospital.co.id. c. Visi, Misi, dan Motto 1) Visi Visi dari RSUP DR. Sardjito adalah menjadi salah satu rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang bertumpu pada kemandirian. 2) Misi a) Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, berorientasi pada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan, melalui pembinaan, akuntabilitas korporasi dan profesi.
11
b) Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. c) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOK kesehatan yang berwawasan global. d) Meningkatkan kesejahteraan karyawan. e) Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian rumah sakit. 3) Motto Motto dari RSUP DR. Sardjito adalah “Mitra Terpercaya Menuju Sehat. d. Jumlah Tempat Tidur Tabel 1. Jumlah Tempat Tidur RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2011-2013 No
Ruang
2011 (bed)
2012 (bed)
2013 (bed)
1
Suite Room
8
13
16
2 3
VVIP A VVIP B
12 4
25 4
27 4
4
VIP A
0
0
0
5 6 7 8
VIP B VIP Utama Isolasi
32 45 7
32 42 6
32 43 6
3
3
3
9
Kelas 1
74
76
63
10
Kelas 2
273
255
274
11
Kelas 3
266
252
258
Total
724
708
726
Sumber : Bagian Pelaporan dan Statistik ICM RSUP DR. Sardjito Yogyakarta
12
2. Kepemilikan RSUP DR. Sardjito adalah Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan milik pemerintah tetapi sumber dana selain dari dan untuk pemerintah. 3. Jenis Pelayanan a. Pelayanan Rawat Jalan 1)
General Chek Up
2)
Home Care
3)
Maternal
4)
Perinatal
5)
Mata
6)
Akupuntur
7)
Bedah umum
8)
Penyakit anak
9)
Bedah anak
10) Bedah digestive 11) Bedah mulut 12) Bedah orthopedic 13) Bedah plastic 14) Bedah saraf 15) Bedah thorax dan Vaskuler 16) Bedah urologi 17) Anastesi 18) Edelweiss 19) Geriatric 20) Gigi dan mulut
13
21) Gizi 22) Gynekologi 23) Obstetric 24) Jantung 25) Jantung terpadu 26) Jiwa 27) Kulit dan kelamin 28) PTRM 29) Penyakit dalam 30) Klinik memori 31) Psykologi 32) Paru-paru 33) Saraf 34) THT 35) Tumbuh kembang 36) Cempaka mulya 37) UPKT Sekar Arum 38) Estetika 39) Wijaya Kusuma 40) Cenderawasih 41) Dialysis 42) Kanker terpadu (Tulip) 43) Kontap 44) Herbal 45) Elektro Medik
14
46) Kedokteran Nuklir 47) Radio Therapi 48) Permata Hati b. Penunjang Medik 1) Patologi Klinik 2) Patologi Anatomi 3) Radiologi 4) Rehabilitasi Medis c. Peayanan Rawat Inap 1) IRNA I 2) IRNA II (INSKA) 3) IRNA III (Wijaya Kusuma & Amarta) 4) IRNA IV Teratai 5) IRNA V Cenderawasih 6) IRNA VI Ayodya d. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam e. Poliklinik 24 Jam 4. Kinerja RSUP DR. Sardjito Kinerja RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada Tahun 2010-2013 dijelaskan dalam tabel seperti dibawah ini.
15
Tabel 2. Kinerja RSUP DR. Sardjito Yogyakarta Tahun 2010-2013 No.
Perfomance
2011
1. 2. 3.
Jumlah Tempat Tidur 724 BOR (Bed Occupation Rate) (%) 76,26 AVLOS (Average Length of Stay) 7,10 (hari) 4. BTO (Bed Turn Over) (kali) 39,87 5. TOI (Turn Over Interval) (hari) 2,08 0 6. NDR (Net Death Rate) ( /00) 56,76 7. GDR (Gross Death Rate) (0/00) 73,46 8. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 345,265 9. Jumlah Kunjungan Rawat Darurat 33,350 10. Jumlah Kunjungan Rawat Inap 28,796 Sumber : Instalasi Catatan Medik RSUP DR. Sardjito
16
2012
2013
730 74,34 7,22
730 79,98 7,46
38,51 39,89 2,3 1,72 52 58,32 72 73,44 318,338 279,732 32,582 33,669 28,046 28,316