BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Otonomi Daerah merupakan pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih luas untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas dan potensi daerah sendiri. Dengan pemberian otonomi daerah, maka pengelola keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah daerah untuk melakukan beberapa perbaikan dalam pengelolaan keuangan daerah terutama dalam aspek anggaran, akuntansi
dan
pemeriksaan agar pengelolaan keuangan sejalan dengan pelaksanaan
otonomi daerah. Untuk itu diperlukan prosedur akuntansi yang baik supaya tidak terjadi penyalahgunaan dalam pengelolaan keuangan. Pengelolaan keuangan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 dijabarkan dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 yang diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menegaskan bahwa pengelolaan keuangan harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang ekonomis, efisien, efektif, transparan dalam bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan. Untuk Kabupaten Lembata telah menetapkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah. Kedua Peraturan tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). RSUD Kabupaten Lembata merupakan pelayanan kesehatan terhadap pasien baik itu pemeriksaan , pengobatan, perawatan, keperluan observasi dan penegakan diagnosa. RSUD Lewoleba memiliki sebelas (11) jenis jasa pelayanan kesehatan yang menjadi sumber pendapatan RSUD Lewoleba, salah satunya adalah instalasi apotek/ farmasi. Apotek RSUD Kabupaten Lembata merupakan tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran pembekalan farmasi obat-obatan dan alat kesehatan kepada masyarakat. Apotek RSUD Kabupaten Lembata dipimpin oleh seorang
Apoteker
Pengelolah Apotek (APA) yang telah mempunyai ijin mengelola Apotek. Dalam mengelola apotek, Apoteker dibantu oleh beberapa Asisten Apoteker (AA). Sistem akuntansi persediaan obat- obatan yang ada pada Apotek RSUD Kabupaten Lembata dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Perdoman Akuntansi Persediaan Obat- obatan yakni metode pencatatan persediaan, unit- unit yang terkait dan prosedur akuntansi persediaan. Metode yang digunakan pada Apotek RSUD Kabupaten Lembata yakni Metode Buku. Metode buku digunakan untuk mencatat persediaan obat-obatan kimia karena setiap jenis persediaan dibuat rekeningnya masing- masing dalam buku pembantu persediaan. Metode ini memudahkan unit-unit yang terkait dalam melakukan pencatatan persediaan obatobatan, yakni unit Gudang yang bertugas mencatatat secara tertib mengenai permintaan dan pengeluaran obat-obatan, sedangkan unit Keuangan bertugas memproses pembayaran atas persediaan dan unit Anggaran bertugas untuk melaksanakan pendataan antara anggaran dan nilai persediaan.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut Apotek RSUD Kabupaten Lembata belum bekerja sesuai prosedur dan sistem akuntansi persediaan obat-obatan yang mencakup permintaan dan pengeluaran obat-obatan dalam gudang. Prosedur-prosedur tersebut dapat mengontrol kelancaran persediaan obat-obatan bagi Apotek. Apotek ini memberikan pelayanan obat-obatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Aktivitas ini merupakan kegiatan utama Apotek sejak berdirinya Apotek. Agar seluruh aktivitas termasuk aktivitas persediaan obat-obtan dapat dikontrol pelaksanaannya oleh manajemen serta dapat menjamin penyelenggaraan yang konperrhensip, maka sistem akuntasi persediaan harus lengkap. Hal ini dilihat dari kelengkapan formulir, bukti transasksi, catatan akuntansi yang digunakan, unit-unit yang terkait, jaringan prosedur permintaan dan pengeluaran obatobatan. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan metode pencatatan persediaan, unit-unit yang terkait dan prosedur permintaan dan pengeluaran obat-obatan yang membentuk persediaan yang diterapkan di Apotek, diperoleh informasi bahwa kelengkapan formulir, bukti transaksi, catatan akuntansi yang digunakan, unit-unit organisasi yang terkait, jaringan prosedur permintaan dan pengeluaran obat-obatan sudah cukup memadai tetapi belum difungsikan secara maksimal, sehingga pada pertengahan tahun 2006 terdapat penumpukan obat-obatan yang sudah kadaluarsa. Berikut ini data jenis obat-obatan yang sudah melewati masa kadaluarsa pada unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata per 31 Desember 2009
Tabel 1.1
Data jenis obat-obatan yang sudah melewati masa kadaluarsa pada unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata per 31 Desember 2009 No.
Nama Obat
Kemasan
Jumlah
1
Kina Injeksi
100 amp / box
20 box
2.
Ambroksol Tablet
100 tab / box
50 box
3.
Antasida Sirup
Botol
100 btl
4.
Etambrute
100 tab / box
40 box
5.
Spasmina
100 tab / box
5 box
6.
Asam Metanamat
100 tab /box
10 box
7.
Petidin
Amp
10 amp
8.
Ampisilin
500 tab / box
20 box
9.
Ambroksol
100 tab / box
50 box
10.
Sangobion
100 tab / box
30 box
Sumber Data : Apotek RSUD Kabupaten Lembata Hal ini dinilai bahwa Apotek RSUD Kabupaten Lembata belum menerapkan sistem akuntansi persediaan secara baik dan benar, yakni belum dilengkapi dengan formulir, bukti transaksi yang memadai, yang terbukti dari lengahnya pengawasan dari unit- unit yang melaksanakan persediaan obat-obatan dan ketidaktaatan pelaksana dalam prosedur pengadaan obat-obatan. Secara teoritis, kondisi tersebut akan mengakibatkan kesulitan bagi manajemen untuk memperoleh informasi yang akurat dan komprehensip. Mencermati kondisi demikian, maka penulis tertarik
melakukan penelitian pada Apotek RSUD
Kabupaten Lembatan dengan judul : “Sistem Akuntansi Persediaan Obat- obatan pada Unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata”. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian adalah “Bagaimana Sistem Akuntansi Persediaan Obat-obatan Pada Unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntansi Persediaan Obat-obatan Pada Unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata. D. Kegunaan Penelitian 1.
Bagi Unit Apotek RSUD Kabupaten Lembata sebagai bahan informasi dan masukan dalam mengelolah sistem akuntansi persediaan obat-obatan.
Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan informasi kepada peneliti lain yang tertarik dengan masalah yang sama dengan penelitian ini agar menjadi bahan kajian lebih lanjut.