1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin
meningkatnya pengetahuan masyarakat memberikan suatu dampak yaitu semakin meningkatnya usia harapan hidup (Situs Resmi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2005). Usia harapan hidup yang meningkat juga ikut memberikan andil yaitu meningkatkan jumlah lansia yang ada di Indonesia. Kemajuan dalam bidang kesehatan yang memberikan dampak untuk meningkatkan usia harapan hidup adalah majunya pelayanan dalam bidang kesehatan, menurunnya angka kematian ibu dan bayi, adanya perbaikan gizi dan adanya pengawasan terhadap penyakit menular (Nugroho, 2006). Berdasar data dari CIA World Book (2011; dalam medianers, 2011) usia harapan hidup orang Indonesia mengalami peningkatan yaitu sekitar 70,76 tahun. Apabila digolongkan menurut jenis kelamin adalah usia pria meningkat menjadi 68,26 tahun dan usia wanita menjadi 73,38 tahun. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2011 berkisar dua puluh empat juta jiwa atau hampir 10% jumlah penduduk Indonesia. Diperkirakan pertambahan jumlah lansia setiap tahunnya adalah 450.000 orang dan pada tahun 2050, jumlah lansia di Indonesia akan meningkat menjadi 60 juta orang (Health kompas, 2012). Dan lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita penyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya. Salah satu penyakit fisik yang dapat mengganggu fungsi mandiri dari lansia adalah stroke (Prayitno, 2002). Data dari Yayasan Stroke Indonesia, memperkirakan bahwa setiap
2
tahun terjadi kasus 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya menderita cacat ringan ataupun berat dan stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah penyakit jantung dan kanker. (Yayasan Stroke Indonesia, 2009; dalam Freshlifegreen, 2011). Stroke merupakan gangguan suplai darah diotak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Hal tersebut mengganggu suplai oksigen dan nutrisi sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak ( World Health Organitation, 2012). Stroke dapat menyerang pada semua golongan umur, termasuk pada usia anak-anak namun sebagian besar stroke terjadi pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun, karena semakin tua umur seseorang maka semakin tinggi pula resiko untuk terjadi stroke (Sutrisno, 2007). Tetapi prosentase yang tinggi (sekitar 70%) untuk kejadian stroke adalah pada umur lebih dari 65 tahun/lansia. Pada seseorang yang mengalami serangan stroke akan mengalami gejala seperti mendadak merasa kebas pada wajah, lengan dan kaki ( khas pada satu bagian tertentu) merasa kabur atau kehilangan penglihatan (biasanya terjadi pada salah satu mata), sakit kepala berat, keadaan tidak tenang atau tiba-tiba terjatuh (Pinzon dan Asanti, 2010). Pada lansia terjadi banyak perubahan secara fisiologis yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, salah satu masalah yang sering terjadi adalah jatuh. Sebanyak 30% lansia dengan umur lebih dari 65 tahun dan 50% lansia dengan umur 80 tahun sering mengalami jatuh. Dari angka kejadian jatuh tersebut terdapat 12% lansia mengalami trauma dan 30% meninggal dunia (Arnold et al, 2008; dalam Wicaksono, 2011). Selain trauma, jatuh juga menimbulkan dampak yang cukup serius yaitu terjadinya
3
fraktur pada hip, rasa khawatir dan takut untuk kembali masuk rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk mendeteksi seberapa besar resiko jatuh pada kelompok lansia yang pernah mengalami serangan stroke. Karena orang yang pernah mengalami serangan stroke memiliki kelemahan pada satu sisi bagain tubuh. Hal ini sangat penting karena untuk mencegah terjadinya jatuh serta untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh jatuh (Alzayer, Beninato, Portney, 2009) Metode yang akan digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi seberapa besar resiko jatuh pada lansia pasca stroke adalah dengan menggunakan tes timed up and go. Timed up and go merupakan tes sederhana yang sering digunakan untuk mengukur fungsi mobilitas pada lansia. Tes ini biasa digunakan oleh dokter, perawat, dan dokter dan terapis dalam program pencegahan jatuh. Berdasarkan gambaran masalah diatas, peneliti ingin meneliti tentang uji tingkat resiko jatuh pada lansia pasca stroke dengan menggunakan tes timed up and go yang akan dilaksanakan di rumah sakit al-huda kabupaten banyuwangi. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah seberapa
besar tingkat resiko jatuh pada lansia pasca stroke yang dapat diukur dengan menggunakan tes timed up and go di rumah sakit al-huda banyuwangi.
4
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat resiko
jatuh pada lansia pasca stroke yang dapat diukur dengan menggunakan tes timed up and go. 1.3.2
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kemungkinan kejadian jatuh pada lansia yang pernah mengalami serangan stroke (pasca stroke) b. Memberikan edukasi kepada keluarga dengan lansia yang pernah mengalami serangan stroke (pasca stroke) untuk meminimalkan terjadinya jatuh serta mencegah terjadinya cedera lanjutan yang diakibatkan oleh jatuh. 1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan baru bagi penulis
yang berguna sebagai bekal ketika terjun pada dunia kerja yang sesungguhnya dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien lansia. Khususnya pada lansia yang mempunyai penyakit fisik yang dapat mengganggu fungsi keseimbangan seperti stroke sehingga terdapat kemungkinan untuk terjadinya jatuh. 1.4.2
Bagi Institusi Pelayanan Penulis berharap agar hasil penelitian ini berguna untuk meningkatkan
mutu pelayanan kepada lansia khusunya lansia yang pernah mengalami serangan stroke.
5
1.4.3
Bagi Profesi Keperawatan Mengingat lansia adalah seseorang yang memerlukan perhatian yang lebih
maka hendaknya perawat bisa memberikan atau menciptakan keamanan lingkungan baik dirumah ataupun ditempat pelayanan kesehatan untuk mencegah jatuh dan melakukan pemantauan tanda-tanda vital pada lansia. 1.5
Keaslian Penelitian Terdapat penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Aristo Farabi pada tahun 2007 (Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang) dengan judul “Hubungan Tes “Timed Up And Go” dengan Frekuensi Jatuh Pasien Lanjut Usia.