1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan flora yang sangat beragam, salah satunya
kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat menggunakan tanaman obat tersebut sebagai salah satu alternatif pengobatan, baik untuk pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) maupun peningkatan kesehatan (promotif) (Katno dan Pramono, 2002). Tumbuhan obat yang ada di Indonesia banyak yang belum diketahui aktivitas biologisnya, salah satunya yaitu aktivitas antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang berguna dalam membantu mengatasi kerusakan oksidatif akibat radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif, sehingga turut berperan mencegah berbagai macam penyakit (Wulansari dan Choirul, 2011). Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu molekul atau bagian molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada bagian atom terluarnya dan mampu berada pada keadaan bebas (Arief, 2013). Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat molekul elektron yang ada disekitarnya. Banyak atau sedikit radikal bebas memainkan peranan pada kesehatan di era modern dan penyakit yang disebabkan radikal bebas menjadi bagian dari kehidupan normal (Sen et al. 2010). Radikal bebas berlebih dapat menyebabkan stress oksidatif. Valko et al. (2007) menyatakan bahwa stress
2
oksidatif disebabkan oleh produksi Reactive oxygen species (ROS) yang berlebih dan dapat menjadi perantara penting kerusakan struktur sel, termasuk lipid dan membran, protein dan DNA. Akibatnya stress oksidatif dapat memicu berbagai penyakit dan mempercepat penuaan. Radikal bebas menyebabkan sejumlah besar gangguan kesehatan termasuk kanker, penyakit jantung, penuaan, serta masalah lambung (Sen et al., 2010). Oleh sebab itu, antioksidan diperlukan sebagai agen pelindung yang mengurangi kerusakan oksidatif pada tubuh manusia. Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber antioksidan alami karena kandungan senyawa metabolit sekundernya. Senyawa metabolit sekunder yang ada pada tumbuhan terdistribusi dengan kadar yang berbeda pada setiap organ. Senyawa yang sama ataupun kelompok senyawa yang sama dimungkinkan untuk disintesis atau ditimbun pada organ yang berbeda. Kadar senyawa metabolit sekunder yang berbeda akan mempengaruhi aktivitas antioksidannya. Hasil penelitian Del Bano et al. (2003) menunjukkan bahwa golongan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan pada tumbuhan Rosmarinus officinalis yaitu golongan polifenol (rosmarinic acid) tersebar pada daun, bunga, dan batang. Konsentrasi tinggi pada daun berada pada tahap perkembangan awal (young stage). Falleh et al. (2011) melaporkan bahwa aktivitas antioksidan pada tumbuhan Mesembryanthemum edule L. yang tertinggi terdapat pada batang, diikuti oleh daun dan akar. Kandungan polifenol tertinggi ditemukan pada batang dan daun. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan kadar senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antioksidan pada setiap organ akan mempengaruhi aktivitas antioksidannya
3
Salah satu tumbuhan yang diduga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber antioksidan alami yaitu daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.). Daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.) mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, β-sitosterol (Windono, 2012). Flavonoid dan fenolik pada tumbuhan merupakan kelompok metabolit sekunder yang memiliki sifat antioksidan (Dai and Mumper, 2010). Fenolik dan flavonoid berfungsi sebagai agen pereduksi dan penangkap radikal bebas (Saxena et al., 2012). Pemanfaatan daun dewa oleh masyarakat banyak digunakan sebagai sumber obat tradisional maupun untuk makanan. Di Malaysia, tanaman ini digunakan untuk pengobatan tradisional dan untuk dikonsumsi mentah sebagai salad. Di Indonesia, daun dewa banyak dimanfaatkan sebagai antikanker, berdasarkan uji sitotoksisitas fraksi etil asetat ekstrak etanol daun dewa menunjukkan adanya penghambatan terhadap sel mieloma dan sel Vero (Handayani, 2001). Fraksi eter dan fraksi heksan ekstrak metanol daun dewa bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach (Windono, 2012). Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi antioksidan Genus Gynura, antara lain pada Gynura procumbens (daun sambung nyawa) (Rosidah et al., 2008; Akowuah et al., 2009), Gynura divaricata (Wan et al., 2011). Tumbuhan yang memiliki genus yang sama dikemungkinan mempunyai kandungan metabolit sekunder yang sama. Oleh sebab itu, kandungan metabolit sekunder pada G. pseudochina (L.) DC. diharapkan mirip dengan Genus Gynura yang lain. Pada penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antioksidan batang dan daun G. pseudochina (L.) DC. menggunakan pelarut kloroform dan metanol,
4
identifikasi golongan senyawa yang berperan sebagai antioksidan, serta dilakukan pengukuran kandungan fenol total, flavonoid total ekstrak kloroform dan metanol pada organ batang dan daun G. pseudochina (L.) DC.
B.
Permasalahan Permasalahan penelitian ini adalah
1.
Bagaimanakah aktivitas antioksidan ekstrak kloroform dan metanol batang dan daun tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.)?
2.
Bagaimanakah aktivitas antioksidan hasil fraksinasi dari ekstrak tanaman daun dewa dengan aktivitas antioksidan paling potensial?
3.
Bagaimanakah hubungan antara kandungan fenol total, flavonoid total dengan aktivitas antioksidan ekstrak tanaman daun dewa?
4.
Golongan senyawa metabolit sekunder apakah yang terkandung dalam fraksi dengan aktivitas antioksidan paling potensial?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui:
1.
Aktivitas antioksidan ekstrak kloroform dan metanol batang dan daun tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.)
2.
Aktivitas antioksidan hasil fraksinasi dari ekstrak tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.) dengan aktivitas antioksidan paling potensial
3.
Ada tidaknya hubungan antara kandungan fenol total, flavonoid total dengan aktivitas antioksidan ekstrak tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.)
5
4.
Golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi dengan aktivitas antioksidan paling potensial
D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1.
Bagi pengembangan IPTEK dapat memberi informasi mengenai senyawa antioksidan yang terdapat pada tanaman daun dewa (Gynura pseudochina (L.) DC.)
2.
Sebagai dasar ilmiah bagi peneliti selanjutnya untuk mengisolasi senyawa antioksidan daun dewa.
3.
Daun dewa dapat bermanfaat untuk usaha pengembangan sumber daya alam di Indonesia terutama sebagai antioksidan.