Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
HOVA SEBAGAI TUMBUHAN OBAT
Sri Rahayu Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor JI. Ir. H. Juanda 13 Bogor Email:
[email protected]
Gambar Bunga Hoya
Hoya (Asclepiadaceae) has been exploited as ornamental plant, while many species of this genus have been used as medicinal plants. The knowledge on medicinal purpose was recorded from several tribes in Southeast Asia where hoya occurs. This paper reviewed the usage of Hoya as medicinal plants based on literature survey and interview with same local people in Indonesia.
Yunani (Sigerist, 1987). Asclep i us kemudian
PENDAHUlUAN
digunakan sebagai nama marga (Asclepias) suatu Kelompok tumbuhan Hoya (Asclep i adaceae) merupakan tumbuhan yang umum dikenal sebagai tanaman hias, karena bunganya yang unik dan indah. Namun demikian, jauh sebelum dimanfaatkan sebagai tanaman hias, Hoya telah dikenal banyak suku di pedalaman Indonesia sebagai tumbuhan bahan obat tradisional. Sebagai tumbuhan dari Suku Asclepiadaceae sudah selayaknya Hoya memiliki
manfaat sebagai bahan obat.
jenis tumbuhan yang memilki manfaat sebagai obat yaitu Asclepias currasavica (bunga moroseneng), dari suku Asclepiadaceae.
Pengetahuan mengenai
manfaat Hoya sebagai tumbuhan pengh asil bahan obat perlu diungkapkan dan disebarkan agar pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia atau makhl uk hidup lainnya.
Karena nama suku
Asclepiadaceae berasal dari nama Dewa Yunani yaitu Asclepius. Asclepius adalah Dewa Pengobatan bangsa
Daerah persebaran Hoya meliputi India hingga Papua Nugini (Wanntorp 2006) . Keragaman jenis Hoya
15
Warta Kebun Raya 11 (1) , Mei 2011
terbesar terdapat di daerah Asi a Tenggara (Malesia)
muneul di antara dua tangkai daun (interpetiolar).
terutama di Kepulauan Indonesia (Goyder, 1990;
Dalam satu payung btSa terdapat beberapa kuntum
Kleijn & Don Kelaar, 2001). Dari sekitar 150 hingga
hingga lebih dari 40 kuntum. Tangkai bunga (pedicel)
200 jenis Hoya yang diperkirakan terdapat di dunia
ada yang seragam panjangnya sehingga membentuk
(Burton, 1992), Indonesia diperkirakan memiliki
payung yang eembung, serta ada pula yang tidak
sekitar 50 sampai 60 jenis (Rahayu, 1999).
seragam sehingga membentuk payung yang datar
Keragaman jenis ini tentunya diikuti pula dengan
atau eekung. Perhiasan terdiri dari lima bagian
keragaman pemanfaatan pendud uk setempat. Hal ini
sehingga membentuk bintang.
merupakan potensi yang besar bagi pengembangan
keeil, jauh lebih kecil dari ukuran mahkota. Mahkota
bahan obat dari bahan asli di Indonesia. Namun
mekar ada yang melengkung ke luar, datar atau
demikian, informasi mengenai manfaat obat dari
melengkung ke dalam, ada yang berlepasan penuh,
berbagai jenis Hoya, sebagian masih tersimpan pada
sebagian, maupun hampir seluruhnya berlekatan.
kelompok suku tertentu.
Kondisi ini menyebabkan aneka bentuk mahkota
Pada tulisan ini akan dikemukakan aspek-aspek pemanfaatan Hoya sebagai tumbuhan obat.
Data
yang dikemukakan merupakan hasil dari penelusuran pustaka maupun hasil wawaneara dengan penduduk
Kelopak berukuran
mekar yaitu ada yang mangkuk, eawan, membintang, membundar (revolute), atau seperti kepala tombak (membalik).
Warna mahkota bermaeam-maeam,
dari mulai putih, kuning merah, merah muda, oranye, ungu, hijau, eoklat. Warna ada yang polos ada pula
pengguna jenis sebagai bahan obat tertentu.
yang semburat (makulata). Bunga Hoya memiliki mahkota tambahan atau korona. Korona terletak di
CIRI UMUM TUMBUHAN HOVA
dalam lingkaran mahkota, membintang, memadat Tumbuhan Hoya memiliki ciri umum sebagai epifit,
dan mengkilap dengan lapisan lilin yang tebal. Putik
yaitu tumbuhan yang menumpang pada pohon
dan serbuk sari menyatu dalam badan yang disebut
lainnya. Pohon yang ditumpangi oleh epifit disebut
gynostegium yang terletak di tengah bunga. Benang
sebagai forofit (Bezing, 2008). Pada umumnya Hoya
sari memadat membentuk polinia berjumlah lima
tumbuh sebagai tumbuhan merambat, namun
pasang pada setiap ku ntum. Setiap pasang polinia
beberapa jenis tidak merambat.
Hampir seluruh
terletak pad a sudut gynostegium. Bakal buah dua,
bagian tumbuhan akan mengeluarkan getah putih
terdapat di bawah kepa la putik. Buah berupa buah
atau bening jika terluka. Daunnya tersusun bersilang
bumbung (follicle), bij i berambut yang mudah
berhadapan. Helai daun ada yang tipis (chartaceous)
diterbangkan angin (Rintz 1980).
atau tebal (succulent) .
(coriaceous)
maupun
berdaging
Bentuk dan ukuran daun sangat
beragam, dari
mu tai
bentuk pinsil, lanset,
memanjang, jorong, bulat telur, bulat telur terbalik, menjantung, membundar, atau belah ketupat. Panjang daun 1 em hingga 30 em, sedangkan lebar 0,5 em hingga 15 em. Beberapa daun memiliki eorak peruratan yang menonjol maupun tersamar.
Pola
peruratan daun ada yang menjari, ada pula yang menjala.
TEMPAT TUMBUH
Pada umumnya pinggiran helai daunnya
lurus (entire) atau bergelombang (undulate) (Hoffman etal. 2002; Rahayu, 2006).
Berbagai jenis Hoya yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisiona l pada umumnya dipanen langsung dari habitatnya di hutan. Hoya tumbuh di daerah yang eukup lembab, seperti di daerah pinggiran sungai, danau atau pinggir pantai. Hoya dapat tumbuh mulai dari daerah pantai hingga pegunungan di bawah 2.000 m dari permukaan laut. Beberapa jenis Hoya dapat beradaptasi di daerah pegunungan di atas 1.000 m dpl, namun banyak jenis yang lebih menyukai d':.erah dataran rendah dengan
Perbungaan terdapat dalam payung (umbel) yang
kondisi yang hangat dan lembab (Rintz, 1980).
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
Zanasi tempat tumbuh pada foro fit nya pun beragam
pencernaan, batuk, asma, dan penyakit paru-paru,
tergantung jenisnya. Beberapa jenis menyukai bagian
TBC, rematik atau pe rn'yakit pertu/angan/sendi,
batang utama forofit, sedangkan jenis-jenis yang
pen'{aklt kelamin, e nche pa listis, e le phantiasis , h\t'\gga
Jainnya Jebih menyukai tempat di atas tajuk. Hal ini
tonik pada ibu yang baru saja melahirkan (Zachos,
terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya,
1998) . Pemanfaatan Hoya untuk obat di Indonesia
menyangkut air, cahaya dan unsur hara serta
juga beragam tergantung jenisnya, dari mulai untuk
menghindarkan dari pemakan daun.
obat sakit perut, obat batuk, obat sakit gigi, penyakit
Sebagai tanaman hias, Hoya dapat ditanam dalam pot gantung atau pohon buah yang terdapat di halaman. Sebagai tanaman pot, pada umumnya dipilih media organik yang bersifat porous (berpori-pori longgar). Peletakan tanaman menyesuaikan dengan jenisnya, jika termasuk yang tahan panas maka tidak perlu naungan, namun jika jenis yang di tanam termasuk jenis yang membutuhkan naungan, maka dapat di letakkan di teras rumah atau di bawah paranet.
kelamin, sakit kulit, hingga obat anti racun (Heyne, 1979; wawancara langsung dengan penduduk; Tabel Lampiran 1).
Berdasarkan jenisnya, terdapat jenis-
jenis yang digunakan untuk berbagai penyakit, namun demikian terdapat juga jenis yang hanya dimanfaatkan untuk satu macam penyakit saja. Sebagai contoh, Hoya australis R.Br ex Trail. (sin. H. bandaensis Schlechter), dimanfaatkan berbagai suku di Kep. Fiji, Samoa, dan Papua untuk mengobati luka bakar, tonik setelah melahirkan , penenang, pendarahan, bengkak, orchitis, phithisis (TBC),
PEMANFAATAN SEBAGAI
piroderma/penyakit ku lit, bisul, sakit perut, luka iris.
TUMBUHAN OBAT
Sedangkan H. lasiantha Korthal hanya digunakan
Hoya spp. (Asclepiadaceae) adalah tumbuhan asli
untuk obat sakit gigi oleh suku Dayak di Kalimantan
daerah Asia Tenggara dan sekitarnya yang kemudian
Timur. Demikian pula, berdasarkan penyakitnya
berkembang di Eropa dan Amerika Serikat sebagai
terdapat satu macam penyakit yang bisa diobati
tanaman hias eksotis. Namun demikian, sejarah
dengan beberapa jenis Hoya, atau hanya satu jenis
pemanfaatan tumbuhan Hoya oleh manusia di awali
Hoya . Sebagai contoh, sakit perut dapat diobati
sebagai bahan obat-obatan alami. Pada umumnya,
dengan lebih dari 5 jenis Hoya . Demikian pula
Hoya dimanfaatkan oleh penduduk asli sebagai bahan
penyakit kulit (piroderma).
abat, sedangkan pemanfaatan sebagai tanaman hias
Pemanfaatan Hoya sebagai obat secara modern telah
dikembangkan oleh
penduduk Eropa yang
dikembangkan antara lain di Jerman, yaitu yang
mengimpor tumbuhan ini pada masa kolonialisme
memanfaatkan tinktur daun segar H. camosa dalam
(abad 18), kemudian menular ke Amerika Serikat
alkohol80 %, yang dapat digunakan untuk mengganti
(abad 19). Pemanfaatan berbagai jenis Hoya sebagai
penggunaan insulin hingga 50 % pada penderita
bahan obat meliputi daerah penyebaran alami Hoya,
diabetes melitus (Burton , 1997) . Tinctur yang
dari India, Indocina, Cina, Malesia, Polinesia dan
dikeluarkan oleh Perusahaan Farmasi Staufen di
Australia
Gottingen tersebut dijual
Tropis
(Aborigin).
Keragaman
bebas,
umumnya
pemanfaatannya sebagai obat berdasarkan jenis dan
digunakan untuk pengobatan abses dan bisul yang
geografi telah dirangkum oleh Zachos (1998)
diaplikasikan secara eksternal. Secara tradisional, H.
berdasarkan studi pustaka. Pemanfaatan Hoya
carnosa digunakan oleh penduduk Cina sebagai
sebagai obat bervariasi dari penggunaannya sebagai
bahan obat encephalitis dan orchitis (pembengkakan
abat luka gores maupun luka bakar, pembengkakan,
pada testis) (Sulit, 1934), sedangkan di Vietnam
bisul, memar, beberapa jenis penyakit kulit yang
digunakan sebagai obat pyroderma (pembengkakan
disebabkan mikroorganisme (kudis, dll), gigitan
kulit yang disebabkan mikroo rganisme, seperti bisul,
serangga dan ikan beracun, sakit perut dan
dll) dengan cara menempelkan daun yang dihaluskan
17
Warta Kebun Raya 11 (1) , Mei 2011
(Petelot, 1953}.
jaringan yang terluka (Burkill, 2002). Study tahun
Selain sebagai bahan obat, Hoya juga memiliki potensi yang tinggi sebagai bahan insektisida alami . Penduduk suku
Dayak di
Kalimantan telah
memanfaatkan daun Hoya latifolia G. Don. sebagai insect repellent (pengusir ulat) pada penanaman padi gogo di ladang (Rahayu, 2006a).
Penelitian
eksploratif (Cahyadi 2005; Kusumawati 2005; Mukharam 2005; Rustandi 2005) menunjukkan beberapa jenis Hoya juga memiliki potensi sebagai bahan insektisida
hayati yang efektif bagi
pemberantasan pradewasa nyamuk vektor demam berdarah Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus.
KANOUNGAN KIMIA
pada suatu penyakit tertentu, sangat terkait dengan bahan kandungan 'obat', yang merupakan bahan kimia tertentu sebagai produk hasil metabolisme tumbuhan yang bersangkutan. Bagi tumbuhan yang bergetah, kandungan bahan obat tersebut biasanya terdapat dalam getah. Tumbuhan Hoya memiliki getah putih seperti susu atau getah bening atau kuning jernih
(Rintz,
1980) dan
mengandung alkaloid atau bahan kimia tertentu. Kandungan kimia tersebut dapat berbeda dari jenis yang satu
Universiftas Queensland
Australia
menemukan bahwa H. australis memiliki kandungan 'kardiak glukosida' yang sangat kuat. Sementara H. carnosa mengandung gugus sterol glucosida hoyin, yang mirip dengan condurangin, yaitu suatu zat glukosida berwarna kuning, pahit dan beracun yang diperoleh dari kulit kering tumbuhan Marsdenia cundurango (Asclepiadaceae) (Webb, 1948). Analisis kandungan alkaloid dalam rangka eksplorasi senyawa antitumor juga pernah dilakukan pada beberapa jenis Hoya, tetapi memiliki hasil negatif.
PROSPEK 01 MASA OATANG Pemanfaatan tumbuhan Hoya sebagai obat secara
Pemanfaatan suatu tumbuhan sebagai bahan obat
berwarna
1946 di
ke jenis yang lainnya, sehingga
pemanfaatannya sebagai bahan obat juga berbeda
praktis telah diaplikasikan pada ekstrak daun Hoya carnosa di Jerman. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan Burton (1997), terdapat apotek yang menjual tinktur yang berasal
d~ ri
Hoya carnosa
sebagai obat bisul, namun dapat diaplikasikan untuk pengganti suntik insulin pada penderita diabetes hingga 50 %. Aspek pra ktis dalam pemanfaatan Hoya juga dapat diupayakan untuk jenis obat lainnya, menyesuaikan dengan fungsi dan cara pengunaan masing-masing. Sebagai contoh, pemanfaatan sebagai obat sakit rematik dari dua jenis Hoya yang berbeda. Dalam pengobatan gejala rematik dan artritis secara tradision al, dikenal 2 cara pengobatan, yaitu dengan cara ma ndi air panas menggunakan
sesuai jenisnya.
bahan rebusan tumbuhan (H. diversifolia), atau Penelitian terhadap kandungan kimia tumbuhan
dengan cara menumbuk daun (H . multiflora)
Hoya telah beberapa kali dilakukan, meskipun belum
kemudian menempelkan pada bagian persendian
terlalu banyak.
Penelitian-penelitian bahan kimia
yang sakit. Pengobata n dengan cara menempelkan
dari berbagai jenis Hoya antara lain dilakukan di
dinilai lebih praktis dan hemat waktu. Sebagai bahan
Universitas Farmasi di Tokyo, Jepang untuk senyawa
obat artritis, dapat di kembangkan secara modern
utama (Nakamura, 1995); di Universitas Utrech,
dalam bentuk salep. Sedangkan cara pengunaan
Belanda untuk kandungan kimia lateks dan daun
bahan Hoya diversifolia dengan merebusnya dapat
meliputi senyawa-senyawa fenolik dan terpenoid
diaplikasikan sebagai garam mandi atau bahan spa
(Baas, 1982; Baas & Figdor 1978a,b; Baas & Nieman
untuk mandi berendam .
1979; Baas et al 1981) dan kandungan alkaloid di Universitas Melbourne, Australia (Collins, 1990). Penggunaan sebagai obat luka diyakini karena getahnya memiliki kekuatan untuk menyatukan
Demikian pula, untuk aplikasi obat luar lainnya, seperti untuk obat sakit kulit, kaki gajah atau obat luka dapat dikembangkan da lam bentuk salep atau krim. Sedangkan untuk obat sakit perut dapat dibuat
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
ekstraknya dalam bentu k kapsul atau tablet. Namun
of Hoya australis cuticular wax in relation to
demikian, upaya pengembanga nnya memerlukan
leaf age. Z. PflanzefJphysiol.87:243-253
penelitian lebih lanjut dan uji klinis serta kandungan bahan kimia yang lebih mendetail.
Bass WJ, Figdor CG. 1978b. Isolation of a new seconor-triterpenol from Hoya australis leaf wax. Z. Naturforsch. 33c: 337 -339
KONSERVASI
Baas WJ, Nieman GJ. 1979. Investigation on Hoya Melalui pemanfaatan yang lebih luas sebagai bahan obat, diperlukan perhatian dan upaya konservasi jenis-jenis Hoya dalam kerangka perlindungan dan pemanfaatan secara lestari. Apalagi jika
species. I. Latex lipids of Hoya au stralis R.Br. ex Traill. And the effect of the age ofthe plant part and environmental factors thereupon. Planta med.35:348-353
dikembangkan sebagai bahan baku industri, maka akan diperlukan bahan baku yang lebih banyak. Oleh karena itu, harus dipersiapkan tanaman dalam budidaya sehingga tidak merusak populasi di alam. Konservasi jenis-jenis Hoya bisa dimulai sejak dini dan tidak harus menunggu dimanfaatkannya jenis-jenis tersebut sebagai bahan baku industri obat. Sebagai tumbuhan epifit, jenis-jenis Hoya yang tumbuh di alam
perlu
mendapat
perhatian,
karena
kehidupannya bergantung kepada keberadaan pohon
Baaas WJ, Warnaa F, Nieman GJ. 1981. Investigation on Hoya species VI. Latex composition and leaf phenolics and their taxonomic significance. Acta Bot. Neerl. 30: 257-263 Bezing DH . 2008. Vascular Epiphytes.
Cambridge
Univ. Press, Cambridge BurkililH. 2002. A Dictionary of Economic Product of Malay Peninsula. Vol. 2. Ministry-of Ag riculture Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.
di alam. Maka dengan semakin menyempitnya lahan hutan melalu i deforestasi, pepohonan sebagai forofit (inang) Hoya semakin berkurang. Oleh karena itu penyelamatan jenis-jenis Hoya dari kerusakan habitat perlu di upayakan melalui konservasi ex situ di Kebun Raya.
Burton CM . 1992. How ma ny Hoyas are there . The Hoyan 13(3):40. Burton CM. 2007. Hoyas in medicine . The Hoyan 18 (3):15-17
Konservasi jenis-j enis Hoya secara ex situ di
Kebun . Raya memberikan keuntungan tersendiri, karena keragaman jenis dapat diselamatkan dan dapat diteliti lebih
lanjut untuk keperluan
pemanfaatan secara lestari.
Cahyadi UA. 2005 . Pengaruh Pemaparan Ekstrak Daun Pitis
Kecil
(Hoya
lacunosa) te r hadap
Perkembangan Pra dewasa Nyamuk Culex quinquefasciatus . [Skripsi] . Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
DAFTAR PUSTAKA
Collins, DJ.
1990.
Plant for Medicines. CSIRO East
Melbourne, Australia : Ambasta S.P. 1990. The Usefull Plants of India. Publ.
& Inform. Dir. Council of Scientific and Industrial Research. New Delhi, India Baas WJ.
1982.
Investigations on leaf waxes III
Goyder D.
1990.
Hoya multiflora Blume. Kew
Magazine 7: 3-6. Heyne K. 1979. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III
pentasyclic triterpens, seco-triterpenes and
(Terjemahan dalam bahasa
non volatile aliphatics offour Hoya species and
Jakarta : Koperasi Dep. Kehutanan RI.
Ficus benjamina in relation to leaf age. Acta Bot. Neerl. 31 {5/6} : 449-476 Bass WJ, Figdor CG. 1978a . Triterpene composition
Indones i a).
Hoffman C, van Donkelaar R, Albers F. 2002. Hoya R.Br. In Albes F & Meve U (Eds.) : Illustrated Han d boo k
0
f
.S u c cuI e n t
P I ant s :
19
Warta Kebun Raya 11 (1), Mei 2011
Asclepiadaceae. Berli n: Springer-Verlag. pp:
Hutan Lindung Bukit Batikap, Pegunungan
146-158.
Muler, Kalim ~ ntan Tengah. Biodiversitas 7{2}: 139-142
Kleijn D. and R van Donkelaar. 2001. Notes on The Taxonomy and ecology of the genus Hoya
Rahayu S. 2006b . Hoya multiflora Blume. Di dalam
(Asclepiadaceae) in Central Sulawesi. Blumea
Sutarno H, Darnaedi 0 & Rugayah (Eds.):
46:457 -483
Tanaman Hias dalam Ruangan di Indonesia. P2B-LlPI, Bogo r
Kusumawati W. 2005. Pengaruh Ekstrak Daun Setebal {Hoya latifolia} terhadapPerkembangan
Rintz RE. 1980. The Biology and cultivation of Hoyas.
Stadium Pradewasa Nyamuk Aedes aegypti L. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan,
Asclepiadaceae 19:9-17 . Rustandi MR. 2005. Pengaruh Ekstrak Daun Pitis
Institut Pertanian Bogor
{Hoya parasitical terhadapPerkembangan Pradewasa Nyamuk Aedes aegypti L. [Skripsi).
Mukharam RP. 2005. Pengaruh Ekstrak Daun Pitis {Hoya
parasitical terhadap Stadium
Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pradewasa Nyamuk Culex quinquefasciatus . [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan,
Pertanian Bogor Sigerist, HE. 1987. A History of Medicine Volume 2:
Institut Pertanian Bogor
Early Greek, Hindu, and Persian Medicine .
Nakamura T. 1995. Analysis of Chemical components of Hoya carnosa (Asclepiadaceae) leaves.
Oxford : Oxford University Press chapter 3. Sulit MD. 1934. Additional data
Bulletin of Showa College and Pharmaceutical
1953.
n medicinal plants
in the Maqiling National Park and Vicinity. The
Sciences. 29:93-98 Pete lot, A.
~
Maquiling Echo 13 (1): 5-23
Les Plantes Medicinals du
Warnaar F.
Cambodge, du Las, et du Vietnam. Vol. 2. Archives des Recherches Agronomiques et
Wanntorp L, Koycan A, Renner S. 2006. Wax plants disentangled : A phylogeny of Hoya
Pastorales au Viet-nam. No. 18. Saigon
(Marsdenieae, Apocynaceae) inferred from Quisumbing E.
1951.
Medicinal Plants of the
nuclear and chloroplast DNA sequences.
Philippines. Dept. of Agriculture and Nat. Res.
Molecular Phylogenetics and Evolution 39:
Manila. Rahayu, S.
1999.
722-733 Eksplorasi dan pembudidayaan
Hoya {Asc/epiadaceae}
dalam
rangka
konservasi plasma nutfah . Prosiding Seminar
Webb,
u.
1948.
Guide to the Medicinal and
poisonous plant s of Queensland. JJ Gourley, Govt. Printer, Melbourne, Australia
Nasional Kons-ervasi Flora Nusantara (Bogor, Juli
1997).
UPT BP
Kebun
Raya-LlPI,
Bogor:294-303
Zachos, E.
Practical uses of various Hoya
species. The Hoyan 19 (4)/20 (1) : part II: 6-10/ 3-8
Rahayu S. 2006a . Keanekaragaman Jenis Hoya di
1998.
Warta Kebun Raya 11 (1) , Mei 2011
lAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Manfaat Jenis: jenis HO,va se b a~a i ba han obat tradision al Jenis Hoya
No
Penyebaran
;t
~ Manfaat Obat
~'
Negara (Suku)
Sumber Data
yang menggunakan
~. ~
1
H. australis R.Br ex Traill (Syn = H. Bandaensis Schlechter)
Maluku, Papua, Fiji, Samoa, Papua Nugini, Australia Tropis
luka bakar, tonik setelah melahirkan, penenang, pendarahan, bengkak, orchitis, phthisis (TBC), piroderma/penyakit kulit, bisul, sakit perut, luka iris
Papua Nugini, Fij i, Samoa
Zachos, 1998
2
H. carnosa R. Br.
Cina dan Jepang
Encephalitis, orchitis piroderma
China Vietnam
Zachos, 1998
3
H. coriacea Blume
Thailand, Malaesia, Indonesia
Obat asma, batuk, sakit paru-paru
Malaysia
Burkill, 2002;
4
H. coronaria Blume
Thailand, Malaesia, Indonesia
Obat sakit perut dan pencernaan
Indonesia (Jawa )
Heyne, 1979
5
H. diversifolia BlumE
Thailand, Malaesia, Indonesia
Rematik artritis
Malaysia
Burkill, 2002
6
H. finlaysonii Wight
Thailand, Malaesia, Indonesia
Obat racun
Simalungun, Sumata Utara
Herbarium sheet, BO
7
H. imbricata Decne
Philippina, Indonesia
Luka iris piroderma
Philipina Philippina
Quisumbing, 1951 Quisumbing, 1951
8
H. lacunosa Blume
Thailand, Malaesia, Indonesia
Jawa Timur China
Wawancara, JT Hadiah, 2002 Zachos, 1998
9
H. lasiantha Korth.
Thailand, Malaesia, Indonesia
Sakit perut Piroderma, bengkak, sengatan serangga/ikan Getahnya sebagai obat sakit gigi (Dayak)
Dayak, Kaltim
Wawancara (DM Puspitaningtyas, 1996)
10
H. lati/olia G. Don
Thailand, Malaesia, Indonesia
Anti ulat
Dayak, Kalteng
Wawancara, Sri Rahayu, 2003
11
H. multiflora Blume .
India, Malesia
rematik Sakit perut
Malaysia India
Burkill, 2002 Ambasta, 1986
12
H. nummularioides Costantin
Indocina, Indonesia
Sakit perut
Dayak, Kalteng
Wawancara Sri Rahayu, 2003
13
H.purpureofusca Hook.
JAwa
Anti racun
Tengger, Jawa Timur
Wawancara Sri Rahayu, 2004
14
H. rumphii Blume
Jawa
Indonesia Indonesia
Heyne, 1979 Heyne, 1979
15
H.verticillata Vahl
Thailand, Malaesia, Indonesia
Sengatan serangga/ikan gonorrhea Elepha ntiasis/kaki gajah Luka iris
India India
Ambasta, 1986 Ambasta, 1986
21