BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana melakukan praktek berinvestasi. Investasi terdiri dari investasi pada aset nyata dan investasi aset financial. Investasi pada aset nyata misalnya investasi bangunan, tanah, mesin dan sebagainya.
Sedangkan Investasi aset
financial adalah jenis investasi yang penanaman modalnya berupa instrumeninstrumen keuangan di pasar modal maupun pasar uang. Instrumen-intrumen itu seperti saham, obligasi, reksadana deposito dan sebagainya. Investor dapat memilih bentuk investasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Salah satu bentuk investasi yang menarik perhatian investor saat ini adalah investasi pada aset financial menurut syariah Islam. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk melakukan investasi keuangan yang sesuai dengan syariah Islam. Salah satunya ialah investasi dengan pemilikan efek syariah dalam bentuk pembelian saham yang dapat dilakukan di pasar modal syariah. Perkembangan investasi Syariah di pasar modal Indonesia dimulai sejak PT Danareksa Investment Management meluncurkan reksadana Syariah pertama di Indonesia pada tanggal 3 Juli 1997. Kemudian pada tanggal 3 Juli 2000 Bursa Efek Indonesia (saat itu Bursa Efek Jakarta) meluncurkan Jakarta Islamic Index
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
(JII). Dalam rangka memberikan kepastian hukum, Bapepam – LK menerbitkan paket regulasi pasar modal syariah pada tahun 2006 dan Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2007. Pada tahun 2008, pemerintah pertama kali menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Selanjutnya, untuk memfasilitasi investor yang ingin bertransaksi efek syariah, telah diluncurkan sistem online trading syariah pada tahun 2011. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling liquid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Walaupun masih baru dalam industri pasar modal Indonesia, selama kurun 10 tahun terakhir kondisi pasar modal syariah telah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat pada laporan perkembangan saham syariah pada Otorits Jasa Keuangan. Tabel 1.1 PERBANDINGAN INDEKS SAHAM SYARIAH DENGAN INDEKS SELURUH SAHAM Index
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan
JII
532,9
537,03
594,78
585,11
691,04
29,68%
LQ45
61,38
673,51
735,04
711,14
898,58
35,85%
IHSG
3,703,51
3,821,99
4,316,69
4,274,18
5,226,95
41,14%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Dibandingkan tahun sebelumnya, pada penutupan bursa 2014, Jakarta Islamic Index (JII) mengalami peningkatan sebesar 18,10% ke level 691,04. Nilai kapitalisasi pasar saham JII juga meningkat 16,29% dibandingkan akhir tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
2013 menjadi sebesar Rp1.944,5 triliun atau sekitar 37,19% dari total kapitalisasi pasar saham. Pertumbuhan Jakarta Islamic Index mengalami peningkatan setiap tahun, tetapi pertumbuhannya masih relatif kecil dibanding saham lainnya. Dalam rangka memudahkan pelaku pasar modal syariah memilih saham syariah, OJK menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) yang memuat saham yang memenuhi kriteria sebagai saham syariah. DES pertama kali diterbitkan pada tahun 2007 sebagai implementasi dari Peraturan No. II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Selanjutnya DES dimutakhirkan secara periodik 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada akhir Mei dan akhir November. Selain itu, juga diterbitkan DES insidentil atas saham emiten yang telah mendapatkan efektif atas pernyataan pendaftarannya dan memenuhi kriteria sebagai saham syariah. Pada tahun 2014, total saham syariah pada DES periode I terdiri dari 326 saham yang terdiri dari 322 saham yang dimuat dalam DES periodik dan penambahan jumlah saham syariah baru (DES insidentil) sebanyak 4 (empat) saham. Selanjutnya, pada penerbitan DES Periode II jumlah saham syariah sebanyak 329 saham. Jumlah ini meningkat menjadi 336 saham syariah setelah adanya penambahan 7 (tujuh) dapat saham yang pernyataan pendaftarannya efektif dan memenuhi kriteria saham syariah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
350
304
300 250
210
228
234
321
310
336
322
344
344
253
200 150 100 50 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
GRAFIK 1.2 JUMLAH SAHAM SYARIAH DALAM DAFTAR EFEK SYARIAH (DES)
Dalam melakukan investasi seorang investor harus cermat dalam menanggapi keadaan pasar modal. Seorang investor harus berhati-hati dalam keadaan pasti maupun keadaan tidak pasti. Karena segala risiko akan mereka hadapi. Resiko yaang akan mereka hadapi misalnya keuntungan yang jauh lebih kecil dari yang diharapkan maupun timbulnya kerugian. Resiko juga terjadi karena berbagai faktor misalnya inflasi, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, stabilitas politik dan keamanan, hukum, sosial, budaya, pendidikan serta ketidakpastian lingkungan. Ketidakstabilan faktor-faktor tersebut akan menyebabkan investasi menjadi lebih berisiko, dan hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja pasar modal. Indikator ekonomi makro seperti tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga senantiasa berubah-ubah di setiap periodenya sehingga terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Ketika kondisi perekonomian sedang buruk dan tingkat inflasi pada tinggi, maka pasar modal akan sulit untuk berkembang. Akibatnya investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya, tetapi para investor akan mengalihkan dana yang sudah diinvestasikannya dalam bentuk yang lebih aman. Hal ini akan menimbulkan menurunnya kinerja perusahaan dan berdampak terhadap harga pasar saham.
Biasanya
Investor akan
mengalihkan dananya dengan
menginvestasikan ke sektor lain seperti properti atau emas. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs sangat penting, terutama bagi perusahaan yang menggunakan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan. Keadaan nilai tukar yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pada saat nilai rupiah turun terhadap Dollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal. Perusahaan yang sebagian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk impor akan berpengruh terhadap peningkatan biaya produksi sehingga keuntungan perusahaan menurun. Keadaan ini lama-lama akan membuat indeks harga saham melemah. Tingkat suku bunga juga merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi harga saham. Secara umum, kaitannya adalah bahwa suku bunga merupakan salah satu alternatif bagi investor uintuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Investor akan cenderung menginvestasikan ke dalam bentuk yang lebih kecil resikonya. Misalnya Deposito, jika suku bunga yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham. Selain itu, adanya kenaikan Suku Bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena Suku Bunga yang tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi profit perusahaan. Oleh karena perhatian indikator makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham serta mengingat perkembangan investasi saham syariah dalam industri pasar modal syariah di Indonesia yang sekarang ini sedang berkembang cukup pesat, maka peneliti termotivasi memfokuskan penelitian untuk mengetahui apakah
variabel-variabel
indiktor
ekonomi
makro
tersebut
juga
dapat
mempengaruhi pergerakan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:“Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Suku Bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
B. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah adanya hubungan antara beberapa variabel yaitu tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Masalah tersebut perlu dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada variabel-variabel di atas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Oleh karena itu, rumusan masalah yang dapat diambil antara lain: 1. Apakah pengaruh inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII)? 2. Apakah pengaruh nila tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII)? 3. Apakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII)? 4. Apakah pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menjawab
variabel-variabel
yang
berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Adapun Tujuan dari penelitian ini antara lain? a. Menganalisis pengaruh pengaruh inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII) b. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII)?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
c. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap Jakarta Islamic Index (JII)? d. Menganalisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat bunga SBI terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
2. Kontribusi Penelitian Kontribusi yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: a. Kontribusi Akademik Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
pengetahuan,
menambah referensi informasi, dan memberikan pembuktian tentang hubungan inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga terhadap Jakarta Islamic Index,serta bermanfaat untuk penelitian yang akan datang. b. Kontribusi Praktik 1) Bagi Investor Memberikan informasi kepada investor tentang keadaan saham parusahaan terutama karena pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan tingkat suku bunga sehingga investor dapat menerapkan strategi dan pengambilan keputusan perdagangan di pasar modal. 2) Bagi Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan kondisi pasar karena pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah, dan tingkat suku bunga sehingga perusahaan dapat mengetahui perkembangan saham dalam perusahaannya dan merencanakan strategi dan pengambilan keputusan baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
3) Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam fungsi pengambil kebijakan yang ditempuh agar dapat menciptakan suasana yang menarik bagi para investor untuk berinvestasi. 4) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan peneliti tentang faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi pasar modal di Indonesia terutama inflasi, nilai tukar rupiah, dan tingkat terhadap Jakarta Islamis Indeks 5) Bagi Pembaca Peneliti barharap, penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca dan memberikan informasi yang bermanfaat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/