BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pencapaian kemajuan kebudayaan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari
peninggalan budaya dan sejarah bangsa sehingga mampu menjadi simbol identitas keberadaban. Pengalihan kewenangan pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan pasca diberlakunya otonomi daerah telah mengakibatkan beragamnya kualitas pemeliharaan kekayaan bangsa seperti situs, candi, museum dan taman budaya. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kekayaan budaya menjadi suatu keniscayaan sehingga simbol identitas keberadaban dapat dialihgenerasikan dikesampingkan secara berkesinambungan. Terkait dengan hal tersebut, pemberdayaan seluruh komponen yang terlibat dalam pengelolaan kekayaan budaya menjadi suatu hal yang tidak dapat dikesampingkan dan mutlak untuk dilakukan.
Indonesia memilik sejumlah bangunan bersejarah dari peninggalan kerajaan yang pernah berjaya di Indonesia. Peninggalan sejarah itu di masing-masing daerah berbeda. Misalnya di daerah Jawa banyak terdapat candi-candi sebagai salah satu bentuk peninggalan sejarah pada waktu kerajaan-kerajaan daerah berkuasa. Sedang Belanda pun waktu itu banyak membangun-bangunan bersejarah yang hampir bersamaan di beberapa kota penting di Sumatera dan Jawa. Salah satunya adalah bangunan kantor pos yang sampai sekarang ini masih utuh di Indonesia. Bangunan 1
2
peninggalan zaman Belanda baik yang dibangun oleh Belanda sendiri atau yang dibangun oleh kerajaan-kerajaan pada saat itu sampai sekarang menjadi bangunan tua yang dikategorikan bangunan bersejarah.
Begitu juga di Kota Tanjungbalai, pada zaman Belanda banyak bangunan yang di bangun oleh Belanda pada saat itu misalnya rumah-rumah toko di kawasan jalan Asahan dan Veteran, Stasiun Kereta Api yang sampai saat ini masih berdiri kokoh, namun kelihatannya kurang terawat. Begitu juga Masjid lama di pusat kota yang sampai saat ini masih berdiri megah dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat kota Tanjungbalai.
Kota Tanjungbalai sudah berkembang sejak zaman kolonial Belanda dan memiliki peran yang cukup besar sebagai penunjang kegiatan ekonomi, sosial dan budaya di wilayah pantai Timur. Perkembangan Kota Tanjungbalai yang pesat telah memacu perkembangan ekonomi kota. Seiring dengan muncul dan berkembangnya kegiatan ekonomi terutama disektor perdagangan dan jasa, kota ini pun memerlukan ruang dan wadah yang memadai serta yang dapat menjamin berlangsungnya kegiatan tersebut dengan baik. Dampak langsung yang dapat dilihat adalah tumbuhnya ruang ekonomi baru di kota Tanjungbalai. Namun pertumbuhan tersebut nampaknya kurang memperhatikan aspek-aspek penataan lingkungan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota Tanjungbalai. Hal ini menimbulkan permasalahan baru berkaitan dengan penurunan kualitas ruang-ruang kota yang tidak menguntungkan bagi penataan ruang kota secara keseluruhan.
3
Bangunan tua ini diperkirakan mempunyai nilai sejarah bagi Kota Tanjungbalai maupun Sumatera Utara pada khususnya atau
Indonesia pada umumnya karena
pembangunannya masih pada waktu zaman kolonial Belanda dengan bentuk dan tingginya yang seragam, maupun segi arsitekturnya yang mempunyai ciri khas. Bila dilihat dari nilai sejarahnya bangunan tua ini sudah dapat dikategorikan sebagai bangunan bersejarah yang keberadaannya harus dilindungi dan dapat dijadikan sebagai salah satu Landmark Kota Tanjungbalai.
Di tengah gencarnya pembangunan dan pengembangan kawasan pusat kota Tanjungbalai yang dulunya sangat dibanggakan oleh warganya sebagai perdagangan, saat ini kondisinya sudah mulai rusak dan kehilangan identitasnya. Maka seiring dengan berjalannya waktu, Kota Tanjungbalai mulai mengalami kemunduran dalam hal pelestarian bangunan tua dan bersejarah. Hal ini diakibatkan adanya faktor-faktor internal dalam kota antara lain kurang terpeliharanya aset-aset budaya lokal dan bangunan tua yang bersejarah.
Menyadari potensi yang besar pada kawasan pusat Kota Tanjungbalai terdapat bangunan bersejarah, pemerintah Kota Tanjungbalai memacu untuk memanfaatkan pusat kota
tersebut sebagai salah satu kawasan pengembangan pariwisata kota.
Terkait dengan program ini, maka kawasan Pusat Kota Tanjungbalai harus siap dengan perbaikan dan revitalisasi kawasan tersebut kalau tidak mau kawasan tersebut kehilangan sejarah masa lalunya. Kota yang ingin maju, harus dapat menggambarkan
4
keberadaannya sebagai akumulasi produk-produk keputusan dalam berbagai kurun waktu sebagai bagian dari sejarah Kota Tanjungbalai. Melihat latar belakang dan untuk membantu Pemerintah Kota Tanjungbalai mempunyai Dokumentasi tentang bangunan bersejarah, maka perlu diadakan suatu “Studi Identifikasi dan Dokumentasi Bangunan Bersejarah di Tanjungbalai”.
1.2
Perumusan Masalah Perumusan masalah studi identifikasi dan dokumentasi bangunan bersejarah di
tanjungbalai adalah belum adanya identifikasi dan dokumentasi tentang bangunan bersejarah di Kota Tanjungbalai.
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian studi identifikasi dan dokumentasi bangunan bersejarah di
tanjungbalai adalah membuat studi Identifikasi dan Dokumentasi tentang bangunan bersejarah di Kota Tanjungbalai.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan bagi pemerintah daerah Kota
Tanjungbalai untuk mempunyai studi pengidentifikasian dan dokumentasi bangunan bersejarah serta dasar untuk membuat Peraturan Daerah untuk melindungi bangunan tua/bersejarah yang ada di kotanya.
5
1.5
Kerangka Berfikir Kerangka Berfikir dalam penulisan tesis ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 Latar belakang Hilangnya Nilai Sejarah Bangunan Tua di Kota Tanjungbalai
Permasalahan penelitian Belum adanya identifikasi dan dokumentasi tentang bangunan bersejarah di Kota Tanjungbalai. Tujuan penelitian Membuat studi Identifikasi dan Dokumentasi tentang bangunan bersejarah di Kota Tanjungbalai. Pengumpulan data Data bangunan Pengambilan foto dilapangan
Kajian teori Jurnal Artikel,Majalah Buku Kualitatif
Identifikasi dan Dokumentasi Analisa
Simpulan
Stasiun Kereta Api Masjid Raya Sultan Ahmadsyah Gereja Katholik ST. Mikael Perguruan Sisingamangaraja Rumah Sakit dr. Tengku Mansyur Sekolah Menengah Pertama (SMPN1) Tanjungbalai Kantor Pos Pasar Kawat Bangunan Pertokoan di Pusat Kota Tanjungbalai
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir Penulisan Laporan