BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian Kecamatan Gedangsari merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini memiliki luas area sebesar 68,14 km2 yang terbagi menjadi 7 desa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul, 2013). Kecamatan Gedangsari merupakan kecamatan pemekaran yang mana sebagian wilayah Gedangsari pada mulanya merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Nglipar dan Kecamatan Patuk sehingga potensi alam yang ada di kecamatan ini saat ini belum terkelola secara maksimal. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul 2010-2030, Kecamatan Gedangsari sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan rawan bencana longsor yang seharusnya menjadi kawasan lindung. Kawasan rawan longsor tersebut meliputi: Desa Ngalang bagian utara, Desa Hargomulyo bagian selatan, Desa Mertelu bagian timur, Desa Tegalrejo bagian tengah, Desa Watugajah, Desa Sempang bagian utara, dan Desa Serut bagian utara. Selain dari itu, tersebar di masing-masing desa berupa kawasan budi daya yang meliputi kawasan permukiman, hutan rakyat, perkebunan, dan pertanian. Dengan pengaturan seperti itu, diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif yang terjadi akibat dari pemanfaatan lahan oleh masyarakat dan masing-masing kawasan difungsikan sebagaimana mestinya. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak dijumpai
1
BAB I PENDAHULUAN
permasalahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Gedangsari, misalnya: pada lokasi-lokasi tertentu dijumpai bencana longsor pada lokasi permukiman warga. Selain itu, menurut Alam (2009), Kecamatan Gedangsari memiliki potensi positif dari segi ketersediaan bahan galian Golongan C yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kecamatan Gedangsari, namun oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, RTRW Kabupaten Gunungkidul khususnya di Kecamatan Gedangsari tidak terdapat pengaturan untuk pemanfaatan kawasan sebagai
kawasan
pertambangan
sehingga
aktivitas
penambangan
di
Kecamatan Gedangsari dilakukan tanpa memperhatikan aspek keamanan dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan kembali terkait RTRW Kabupaten Gunungkidul terutama pada lokasi penelitian yaitu Kecamatan Gedangsari dengan melakukan perencanaan pengembangan wilayah yang lebih detail dalam skala kecamatan dengan harapan dapat mengatasi permasalahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan.
I.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik geologi wilayah Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengembangan wilayah lokasi tersebut. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat Peta Geologi Pengembangan Wilayah dan memberi rekomendasi pengembangan wilayah sesuai dengan potensi positif dan negatif Kecamatan Gedangsari.
2
BAB I PENDAHULUAN
I.3. Batasan Masalah Penelitian Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Lokasi
penelitian
dibatasi
oleh
batas
administrasi
Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Parameter yang digunakan dalam perencanaan pengembangan wilayah pada penelitian ini hanya parameter geologi, yaitu geomorfologi, litologi, struktur geologi, sesumber geologi, dan bencana geologi. 3. Sesumber geologi yang dimaksud adalah keterdapatan bahan galian Golongan C dan kondisi hidrogeologi. 4. Bencana geologi yang dimaksud adalah gerakan massa.
I.4. Manfaat Penelitian Penelitian dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi, pemetaan sebaran sesumber geologi, pemetaan sebaran bahaya geologi, yang mendukung untuk mengetahui karakteristik dari wilayah penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah berupa Peta Geologi Pengembangan Wilayah yang diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pengembangan wilayah atau penataan ruang pada lokasi penelitian sesuai dengan potensi positif dan negatif yang ada pada lokasi tersebut
I.5. Peneliti Terdahulu Adapun
peneliti-peneliti
yang pernah
melakukan
penelitian
di
Kecamatan Gedangsari adalah sebagai berikut:
3
BAB I PENDAHULUAN
1. Novian, dkk., 2007. Melakukan penelitian terkait stratigrafi Formasi Semilir bagian atas di Dusun Boyo, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari dengan melakukan pengukuran stratigrafi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formasi Semilir bagian atas di Dusun Boyo mempunyai lapisan pembawa batubara dan terendapkan di lingkungan interdistributary bays delta yang menunjukkan kecenderungan ke arah dangkal atau darat. Karena litostratigrafi pada Dusun Boyo berbeda dengan litostratigrafi Formasi Semilir pada umumnya, maka litostratigrafi di Dusun Boyo diusulkan menjadi anggota tersendiri pada Formasi Semilir dengan nama Anggota Boyo atau Buyutan. 2. Alam, 2009. Melakukan penelitian tentang zonasi kerusakan lahan akibat penambangan bahan galian golongan C di Kecamatan Gedangsari dengan mentode skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan Gedangsari terdiri dari tingkat sebaran kerusakan ringan, sebaran kerusakan sedang, sebaran kerusakan berat; dan memiliki resiko gangguan ringan, resiko gangguan sedang, dan resiko gangguan berat akibat penambangan bahan galian golongan C di Kecamatan Gedangsari. 3. Prasetyadi, dkk., 2012. Melakukan penelitian tentang pola dan genesa struktur geologi Pegunungan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pegunungan Selatan didominasi oleh sesar berorientasi timurlaut-baratdaya dan utara-selatan, sebagian kecil berarah baratlaut-tenggara dan barat-timur. 4. Surono, 2012. Melakukan penelitian terkait litostratigrafi dan sedimentasi Formasi Kebo dan Formasi Butak di Pegunungan Baturagung, Jawa
4
BAB I PENDAHULUAN
Tengah bagian selatan dengan membuat enam (6) penampang stratigrafi yang lima di antaranya berdasarkan lintasan di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Formasi Kebo terdiri atas batupasir, batupasir kerikilan, dengan sisipan berupa batulanau, betulempung, tuf, dan serpih. Sedangkan Formasi Butak terdiri atas breksi polimik dengan selingan batupasir, batupasir kerikilan, batulempung, dan batulanau/serpih. Umur dari Formasi Kebo dan Formasi Butak adalah Oligosen Awal hingga Miosen Awal. Lingkungan pengendapan kedua formasi ini adalah lingkungan laut dengan gunungapi aktif di sekitarnya.
I.6. Ruang Lingkup Penelitian I.6.1. Ruang Lingkup Wilayah Lokasi penelitian meliputi Kecamatan Gedangsari yang termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Gambar 1.1). Batas wilayah dari Kecamatan Gedangsari adalah sebagai berikut:
Utara: dibatasi oleh Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
Barat: dibatasi oleh Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Selatan: dibatasi oleh Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Timur: dibatasi oleh Kecamatan Ngawen dan Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
5
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Yogyakarta dan dapat ditempuh selama kurang lebih 1 jam menggunakan kendaraan bermotor.
I.6.2. Ruang Lingkup Waktu Perancangan waktu penelitian dilakukan sebagai pedoman bagi peneliti untuk memperkirakan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
penelitian. Rancangan waktu penelitian disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1. Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian
Pelaksanaan
Perumusan Masalah
Maret 2014
Studi Pustaka
Maret 2014 – Desember 2014
Tinjauan Lapangan
April 2014 – Juni 2014
Pengolahan data
Juli 2014 – September 2014
Pembuatan Laporan
September 2014 – November 2014
Perbaikan
Desember 2014 – Januari 2015
6