1
BAB I PENDAHULUAN
1. 1
Latar belakang Dewasa ini lingkungan organisasi mengalami perkembangan yang pesat
dan perubahan yang luar biasa. Baik itu organisasi kecil maupun organisasi yang besar, mempunyai keinginan untuk dapat bersaing baik jangka pendek maupun jangka panjang (competitive advantage). Untuk mencapai semua ini maka organisasi harus mampu melakukan semua kegiatannya dengan efektif dan efisien. Perubahan lingkungan bisnis memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan perkembangan dunia bisnis. Informasi yang diperlukan harus cepat, akurat, tepat waktu, relevan, lengkap dan tersedia (Trisnawati, 1998 dalam Lilis Endang Wijayanti, 2005). Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis yang harus dimiliki organisasi untuk dapat memenangkan persaingan global. Oleh karena itu, organisasi harus berusaha untuk mengoptimalkan peran informasi untuk mencapai tujuannya. Organisasi yang dapat mengelola dan memanfaatkan informasi secara efektif dan efisien akan memperoleh keuntungan di pasar global. (Lilis Endang Wijayanti, 2005).
2
Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitip yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Sistem informasi diciptakan untuk menunjang aktivitas usaha pada semua tingkatan organisasi. Efektivitas dan efiesiensi serta pengendalian dapat terwujud melalui penggunaan informasi yang berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Oleh karena itu, sistem informasi harus dapat diterima dan digunakan oleh seluruh karyawan dalam organisasi, sehingga investasi yang besar untuk pengadaan sistem informasi akan diikuti dengan produktivitas yang besar. (Ceacilia Srimindarti, Elen Puspitasari:2012) PT. Wahana Safety Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan dan
supplier alat peralatan keselamatan kerja dan memiliki
± 45 pemasok tetap untuk pemesanan pembelian barang safety yang akan dijual kembali baik ke supplier maupun ke pelanggan langsung. Dalam melakukan pemesanan pembelian alat peralatan keselamatan kerja pada PT. Wahana Safety Indonesia terdapat suatu proses sistem informasi akuntansi pembelian tersebut sampai terjadi pencatatan. Namun, perusahaan tidak memiliki Sistem operasi dan proserdur secara tertulis (SOP) dan dalam prosedur penerimaan barang tidak adanya pemisahan fungsi antara penerimaan barang dengan bagian gudang, bagian gudang dan penerimaan barang masih tergabung. Di PT. Wahana Safety Indonesia juga tidak terdapat adanya dokumen permintaan pembelian barang oleh bagian gudang maupun staf penjualan, staf gudang melakukannya secara lisan dan tidak dilakukan sesuai prosedur yang ada yang
3
seharusnya disetujui oleh pihak yang berwenang terlebih dulu. Jadi fungsi untuk permintaan pembelian tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya. Dan tidak dilakukan stock opname secara berkala melainkan satu tahun sekali dan pada saat tahun 2011 pun tidak dilakukannya stock opname hal ini dapat menimbulkan kecurangan pada persediaan barang. (http://digilib.esaunggul.ac.id/public) Keberhasilan dalam mencapai tujuan dalam perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Pengertian kinerja seperti yang telah dijelaskan oleh Helfert, 1996:67 (yang dikutip oleh Dwi Ermayanti tahun 2009) bahwa: “Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan. Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Choe
(1996) dalam Acep komara (2006) mengungkapkan
bahwa
terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi diantaranya yaitu partisipasi, kemampuan pemakai sistem informasi,
4
dan ketentuan pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi. Fung (2002) dalam penelitiannya menyebutkan delapan faktor yang digunakan dalam pengukuran SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari departemen sistem informasi. Hasil yang diperoleh menyatakan hanya variabel ukuran organisasi yang berhubungan positif signifikan dengan kepuasan pengguna dan penggunaan sistem, sedangkan kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak dan
formalisasi
pengembangan
sistem
informasi
berhubungan
positif
signifikan hanya dengan kepuasan pengguna dan untuk variabel keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi berhubungan positif dengan penggunaan sistem. Hasil penelitian Soegiharto (2001) dalam Acep komara (2006) pada perusahaan
di
Australia
menunjukkan hubungan positif
signifikan antara
keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA dengan penggunaan sistem; serta terdapat hubungan negatif signifikan antara formalisasi pengembangan SIA dengan penggunaan sistem. Variabel ukuran organisasi berhubungan negatif signifikan dengan kepuasan pengguna
dan penggunaan sistem,
sedangkan variabel kapabilitas personel SIA dan dukungan top manajemen tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan.
5
Almilia dan Briliantien (2007) melakukan penelitian pada Bank Umum milik Pemerintah di wilayah Surabaya dan Sidoarjo memperoleh hasil bahwa pengujian yang dilakukan pada faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, faktor kemampuan teknik personal sistem
informasi,
faktor ukuran organisasi, faktor formalisasi pengembangan sistem informasi dan lokasi
dari
departemen
sistem
informasi menunjukkan
tidak
terdapat
hubungan yang signifikan terhadap pengembangan sistem dengan sistem informasi akuntansi. Sedangkan
faktor
dukungan manajemen
puncak
berhubungan signifikan dengan dukungan manajemen puncak dan kinerja SIA untuk atribut kepuasan pemakai. Namun, dukungan manajemen puncak menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kinerja SIA pada program pelatihan dan pendidikan pemakai. Partisipasi pengguna penting dalam pengembangan sistem sebagai komposisi bagi keberhasilan sebuah sistem, telah diteliti secara luas dan telah banyak dipublikasikan oleh beberapa peneliti Barki dan Hartwick (1994). Penelitian
yang
berkaitan
dengan
partisipasi
atau
keterlibatan
pemakai dihubungkan dengan berbagai ukuran keberhasilan sistem dilakukan oleh Rafael
Lapiedra (2006). Partisipasi
pengguna
digunakan
untuk
menunjukkan intervensi pengguna yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi Mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi (Sunarti Setianingsih:1998).
6
Kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi yang baru sangat dibutuhkan. Menurut Robbins (2005:45) kemampuan pemakai dapat dilihat dari bagaimana pemakai sistem menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada. Kurangnya pengetahuan tentang komputer diantara para pemakai (user) akan menghambat implementasi dari suatu sistem informasi bahkan
dapat menyebabkan kegagalan akibat kurangnya pemahaman user
terhadap sistem yang sedang diimplementasikan (belum siap) sementara sistem informasi tersebut telah ditetapkan oleh manajemen untuk digunakan (Sunarti Setianingsih:1998). Amorso (1989) mengatakan bahwa pengguna yang berkualitas adalah faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan implementasi dan penggunaan teknologi informasi yang canggih dalam organisasi, oleh karena itu kualitas pengguna sangat memegang peranan penting dalam implementasi dan pengembangan suatu sistem informasi dan pemilihan orang atau tim yang tepat yang mempunyai kompetensi dan berpengalaman dibidangnya merupakan prasyarat dalam membangun sebuah sistem informasi dalam perusahaan. (Sunarti Setianingsih:1998). Pengguna
tersebut
adalah
pegawai
yang
kompeten
dan
dapat
diandalkan merupakan sumberdaya yang berharga bagi sebuah bisnis, tujuan fungsi pengguna adalah dengan efektif mengatur sumber daya ini, fungsi personel yang dikembangkan dengan baik meliputi perekrutan, pelatihan, pendidikan yang berkelanjutan, konseling, evaluasi, relasi tenaga kerja, dan administrasi kompensasi ( James A. Hall:2007).
7
Menurut Wilkinson (2000:557) pelatihan dan pendidikan kepada karyawan
sangat dibutuhkan
agar
karyawan
lebih
terampil
dalam
menggunakan sistem yang baru, sehingga program pelatihan dan pendidikan tersebut akan memberikan keuntungan kepada para karyawan dan pengguna sistem dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil penelitian skripsi dengan judul “PENGARUH PARTISIPASI, KEMAMPUAN, PELATIHAN DAN PENDIDIKAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI”
1. 2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan sebelumnya serta
untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana Partisipasi pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
2.
Bagaimana kemampuan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
3.
Bagaimana pelatihan dan pendidikan pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
4.
Bagaimana
Kinerja
Sistem
PT Pindad (PERSERO) Bandung.
Informasi
Akuntansi
pada
8
5.
Seberapa
besar
pengaruh
Partisipasi
pemakai
Sistem
Informasi,
Kemampuan, Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui Partisipasi pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
2.
Untuk mengetahui kemampuan Pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
3.
Untuk mengetahui pelatihan dan pendidikan pemakai Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
4.
Untuk
mengetahui
Kinerja
Sistem
Informasi
Akuntansi
pada
PT Pindad (PERSERO) Bandung. 5.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Partisipasi pemakai Sistem Informasi, Kemampuan, Pelatihan dan Pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT Pindad (PERSERO) Bandung.
9
1.4
Kegunaan Penelitian Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan akan didapat oleh penulis
sebagai kegunaan teoritis dan kegunaan taktis.
1.4.1
Kegunaan Teoritis Dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh partisipasi,
kemampuan, pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
1.4.2 Kegunaan Teknis Dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan antara teori tentang kinerja sistem informasi akuntansi dengan partisipasi pemakai sistem informasi, kemampuan pemakai, pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi. 1.
Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pemahaman bagi penulis sendiri tentang kinerja sistem informasi akuntansi dan faktor yang mempengaruhinya, seperti partisipasi, kemampuan, pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi.
10
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. 2.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi pada perusahaan
untuk pengambilan keputusan mengenai pengembangan dan penilaian kinerja khususnya sistem informasi akuntansi. 3.
Bagi pihak umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan,
inspirasi serta dijadikan bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis dalam bidang sistem informasi akuntansi.