Competitive Advantage Through Through Intrafirm Synergies (Review Jurnal)
Disusun Oleh: Dr. PURNAMIE TITISARI, S.E., M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya buku ajar Synergies
yang berjudul Competitive Advantage Through Intrafirm
(Review Jurnal)
ini dapat terselesaikan. Buku ajar ini dibuat untuk
memperlancar proses belajar mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Kami menyadari bahwa ada beberapa kekurangan dalam buku ajar yang telah kami susun. Karena itu, kami selaku penulis mengucapkan permintaan maaf. Kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
buku ajar ini. Besar harapan kami semoga buku ajar ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Jember, 1 Juli 2013
Penulis
Competitive Advantage through Intrafirm Synergies By: Mikael Iversen RESPECT Department of Industrial Economics and Strategy Copenhagen Business School Nansensgade 19, 6 DK-1366 Copenhagen K Denmark E-mail:
[email protected] draft november 1998 Prepared for the DRUID Winter Conference
Alur pikir (jurnal) dalam review jurnal yang berjudul Competitive Avantage Through Intrafirm Synergies sebagai tugas matakuliah Business Research Lanjutan ini akan dibahas tentang (1) alur pikir dari jurnal (latar belakang), (2) research gap, (3) research quation, (4) costruct atau variabel yang digunakan dalam penelitian ini, (5) jawaban sementara (hipotesis), (6) kerangka teori (grant theory), (7) metodologi penelitian, (8) analisis data dan hasil temuan, (9) kesimpulan (concluding remark), 10. keterbatasan penelitian, (11) theoritical recommendations dan practical recomenditions bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan aplikasinya pada keperluan praktis serta bagi penelitian berikutnya.
1
Adapun bahasannya adalah sebagai berikut: 1. Alur Pikir dari Artikel Jurnal (Latar Belakang) Penelitian ini dimulai karena ada alasan yang mendasari, yaitu keinginan peneliti untuk menggali konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity)
dalam sebuah usaha untuk menemukan
kembali konsep sinergi sebagai sumber keunggulan kompetitif. Terdapat beberapa pendapat ahli tentang pemikiran konsep sinergi sebagai sumber keunggulan kompetitif yang mendorong penulisan penelitian ini, yaitu: a) Sinergi yang telah dibangun dalam interaksi-interaksi antara sumberdaya dan kemampuan telah memberikan suatu keunggulan bersaing (Porter, 1985, 1996). b) Sinergi yang dilakukan akan meningkatkan kinerja bila berada dalam kondisi yang kondusif (Mahajan dan Wind,1988). c) Sinergi akan dihasilkan dengan lebih baik ketika aktivitas dihubungkan pada lebih dari satu dimensi (Farjoun,1998). d) Sinergi juga menghasilkan keunggulan kinerja dalam tahap awal dari sebuah siklus hidup dari suatu hal (venture) yang baru.
Sejumlah penelitian sejenis sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang menjadi dasar dari alur pikir penulisan jurnal ini, yaitu: 1.
Farjoun (1998) menyatakan bahwa pencapaian sinergi yang lebih mungkin ketika kegiatan terkait di lebih dari satu dimensi, misalnya baik dalam sumber daya fisik dan keterampilan usaha yang terkait.
2
2.
Williamson dan Verdin (1992) menyatakan sinergi juga menghasilkan keuntungan kinerja pada tahap awal usaha baru daur-hidup.
3.
Davis dan Thomas (1993) menyatakan sinergi juga menghasilkan keuntungan kinerja pada tahap awal usaha baru daur-hidup atau pada tahap tertentu dalam siklus hidup suatu industri.
4.
Geneen Harold menyatakan tentang penyelidikan lebih lanjut sumber sinergi dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi untuk sinergi untuk mengarah pada perbaikan kinerja.
6.
Studi empiris oleh David J. Teece (1982), satu penjelasan tentang mengapa perusahaan mengejar kelompok sinergi tidak menampilkan kinerja keunggulan dibandingkan dengan kelompok perusahaan mengejar strategi lain mungkin bahwa keuntungan yang sama dari berbagi, mentransfer dan mengkombinasikan sumber daya dan kemampuan yang tersedia untuk jenis perusahaan lainnya melalui pertukaran pasar dan kolaborasi antar-perusahaan. Poin ini dibuat oleh David J. Teece (1982) mengenai produksi bersama dan ekonomi lingkup, dan Marcus Alexander, yang telah mengembangkan sebuah "teori penyumbatan", yang berpendapat bahwa perusahaan diversifikasi tidak dapat mendapatkan keuntungan dari sinergi kecuali jika ada sesuatu yang menghalangi perusahaan independen dari memperoleh manfaat yang sama melalui kerjasama (Goold dan Campbell 1998: xiv).
7.
Igor Ansoff (1965) dan Michael E. Porter (1985, 1987), kontributor penting untuk bidang strategi perusahaan berpendapat bahwa sinergi memberi
3
keunggulan kompetitif pada perusahaan terdiversifikasi melalui sharing dan transfer sumber daya dan kemampuan. 8.
Porter (1996) berpendapat bahwa sinergi didirikan dalam interaksi antara sumber daya dan kemampuan juga dilihat sebagai sumber keunggulan kompetitif.
Namun, keunggulan kompetitif melalui sinergi tidak dapat
diharapkan untuk datang mudah. 9.
Markides dan Williamson (1996), Robins dan Wiersema
(1995), Hall dan
St.John, (1994) mencoba untuk membandingkan kinerja kelompok perusahaan dengan strategi terkait dengan kelompok-kelompok yang tidak berhubungan atau perusahaan dengan strategi bisnis tunggal, sementara jenis strategi yang berbeda dapat mengakibatkan keuntungan kinerja untuk berbagai jenis perusahaan, dan perusahaan-perusahaan dalam kelompok mungkin mengalami tingkat keberhasilan yang berbeda dengan strategi pilihan mereka. 10.
Montgomery dan Wernerfelt (1988), Pengembalian rata-rata penjualan atau aset mungkin bahkan jatuh ketika perusahaan memaksimalkan laba karena penurunan keuntungan marjinal.
2. Research Gap Research gap penelitian ini diambil dari penelitian Mahajan dan Win (1988) yang menemukan bahwa sinergi tidak meningkatkan performa di bawah kondisi yang tepat, misalnya ketika dicocokkan dengan sebuah industri di mana jenis sinergi adalah penting.
4
3. Research Quation Penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan complementarity
dalam sebuah usaha untuk menemukan kembali
konsep-konsep sinergi .
4. Construct atau Variabel yang Digunakan Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas, meliputi konsep-konsep sinergi, dalam lingkup ekonomis dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity) b. Variabel terikatnya adalah sumber keunggulan kompetitif.
5. Jawaban Sementara (Hipotesis/Proposisi) Makalah ini membahas konsep-konsep
sinergi, dalam cakupan ekonomi
dan kegiatan yang saling melengkapi (complementarity) dalam sebuah usaha untuk menemukan kembali konsep sinergi
sebagai sumber keunggulan kompetitif.
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitan maka penelitian ini memiliki 3 proposisi. Proposisi penelitian ini yaitu: Proposisi 1: Sinergi adalah hasil dari salah satu dari: a) Concurrent berbagi aset ekonomi didasarkan pada lingkup, operasi dan penjualan sinergi, dan amortisasi aset, atau b) aset Sequential berbagi seperti yang dijelaskan dalam konsep investasi dan manajerial sinergi, peningkatan aset, aset penciptaan, aset fisi, andasset mentransfer, atau c) concurrent aset yang melekat dalam produk saling melengkapi saling melengkapi,
5
cocok, dan saling melengkapi kegiatan, atau d) Sequential saling melengkapi aset yang melekat dalam waktu kompresi disekonomis, pilihan nyata, efisiensi massa aset, aset saham investments.
Proposisi 2: Synergy tidak dapat diperoleh dalam transaksi pasar atau melalui kolaborasi interfirm jika didasarkan pada: a)
Concurrent berbagi aset yang menghasilkan situs kekhususan karena pengguna dari aset bersama harus terletak dekat dengan aset. Sinergi mungkin juga tidak mungkin dapat dicapai dalam kolaborasi jika interfirm spesifik membutuhkan investasi dalam pelatihan dan peralatan untuk memodifikasi output dari aset bersama atau beradaptasi dengan perubahan dalam output yang dipaksakan oleh pengguna lain, atau tidak pasti sering dan perubahan dalam volume atau spesifikasi output.
b) Sequential berbagi aset jika aset tidak dapat dipindahkan dan dengan demikian mengharuskan pengguna baru pindah ke lokasi aspecial. Sinergi dari aset berurutan berbagi juga menghalangi dalam kolaborasi jika interfirm spesifik membutuhkan investasi dalam pelatihan dan peralatan untuk memodifikasi output assetsor bersama beradaptasi dengan perubahan dalam output yang dipaksakan oleh pengguna lain, atau aset tunduk pada masalah pengukuran berkaitan dengan pengalihan aset tidak lagi digunakan.
6
c) Concurrent saling melengkapi aset yang menderita dari waktu temporal kekhususan dari kegiatan ke kegiatan lain; didedikasikan investasi dalam menyesuaikan proses lain; kekhususan aset manusia disebabkan oleh persyaratan pemantauan, atau tidak pasti sering dan perubahan dalam volume atau spesifikasi output, dan masalah pengukuran akibat kompleksitas dan kesalingtergantungan kegiatan. d) Sequential melengkapi aset yang dapat membawa kekhususan dari beradaptasi dengan kegiatan masa lalu; temporal kekhususan dalam waktu kompresi disekonomis, dan masalah pengukuran dalam membangun kegiatan masa lalu.
Proposisi 3: Berbagai jenis sinergi dapat menyebabkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan karena: a) Concurrent sharing aset berharga jika penerapan aset cocok untuk pengguna terkait persyaratan, dan penerapan aset sulit untuk meniru tanpa mengadopsi berbagai macam kegiatan serupa. Keuntungan ini bisa sulit untuk menggantikan karena biaya atau keunggulan diferensiasi. b) Sequential sharing aset berharga ketika digunakan baru berkaitan dengan penggunaan sebelumnya, sulit untuk menggantikan dan meniru tanpa serupa pengalaman yang lalu, dan sulit untuk mengganti ketika pertama kali-penggerak keuntungan yang hadir.
7
c) Concurrent saling melengkapi adalah aset berharga karena sepi dihilangkan dan usaha dioptimalkan. Hal ini sulit untuk meniru tanpa menyalin semua aset, dan substitusi memerlukan bahwa adalah mungkin untuk mencapai saling melengkapi antara aset lain. d) Sequential saling melengkapi aset menghemat biaya karena harus mengumpulkan pengalaman masa lalu yang sama. Lebih cepat atau lebih efisien akumulasi aset membuat sulit bagi peniru untuk mengejar ketinggalan. Berurutan saling melengkapi aset sulit untuk pengganti ketika pertama kali-penggerak keuntungan yang hadir.
6. Kerangka Teori (Grant Theory) Penjelasan Tentang Sinergi Empat tipe strategi yang dikenalkan oleh Igor Ansoff (1965) dan Michael E. Porter (1985-1987) adalah sebagai berikut: 1. Sinergi penjualan, terjadi ketika produk-produk yang berbeda menggunakan saluran distribusi, administrasi penjualan, atau gudang yang umum. 2. Sinergi operasi, termasuk kegunaan yang lebih tinggi dari fasilitas dan personel, memperluas overhead, keunggulan dari belajar curve secara umum, dan jumlah pembelian yang besar. 3. Sinergi investasi adalah hasil dari kerjasama dengan menggunakan rencana, persediaan bahan mentah, transfer dari penelitian dan pengembangan dari satu produk ke produk lainnya, mesin dan peralatan secara umum.
8
4. Sinergi manajerial adalah mungkin ketika sebuah bisnis baru membutuhkan suatu strategi, organisasional atau masalah-masalah operasi yang sama untuk masalah-masalah yang dimiliki manajemen di masa yang lalu.
Tiga Cara Untuk Mendapatkan Sinergi Dari Persaingan Inti Terdapat tiga cara untuk mendapatkan sinergi dari persaingan inti, yaitu: 1. Asset improvement (perbaikan aset), penting untuk menggunakan sebuah kompetensi inti yang diakumulasikan dalam perpindahan bangunan atau strategi aset yang berkelanjutan dalam satu unit bisnis untuk membantu meningkatkan sebuah strategi aset berkelanjutan dalam unit bisnis yang lain. 2. Asset creation (kreasi aset), penting untuk menciptakan nilai guna sebuah kompetensi inti yang dikembangkan secara menyeluruh dari bangunan strategi aset dalam kelangsungan bisnis untuk menciptakan sebuah aset baru dalam sebuah bisnis baru. 3. Asset fission (pembagian asset), penting untuk proses dari diversifikasi yang dihubungkan untuk memperluas sebuah kelangsungan usaha dari kompetensi inti , karena membangun strategi aset dalam bisnis baru, berarti akan mempelajari skill yang baru yang berarti itu akan membiarkan perusahaan untuk mengembangkan kelangsungan aset-aset dalam kelangsungan bisnis.
9
Synergy And Complementarity Terdapat tiga jenis komplementaritas, yaitu: 1. Pesanan pertama, yang didefinisikan sebagai sebuah konsistensi sederhana antara tiap aktivitas individu dan strategi secara keseluruhan. 2. Penentuan pesanan kedua, yang dihasilkan ketika pembentukan aktivitasaktivitas, untuk lebih konsisten dengan strategi secara keseluruhan. 3. Penentuan pesanan ketiga, yang dideskripsikan sebagai keyakinan usaha yang diperoleh penentuan pesanan kedua telah dihasilkan.
7. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, sehingga diadakan studi literatur dan penelusuran beberapa jurnal yang terkait.
8. Analisis Data dan Hasil Temuan Temuan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Aset yang dibagi berdasarkan pada lingkup ekonomi, operasi, sinergi penjualan, dan amortisasi aset. b. Pembagian aset seperti yang telah dideskripsikan dalam konsep-konsep dari sinergi investasi dan manajerial, pengembangan aset, kreasi aset, pembagian aset, dan transfer aset. c. Komplementaritas aset yang berlangsung dalam penetapan dan komplementaritas produk, serta aktivitas komplementaritas.
10
d. Komplementaritas aset yang berlangsung dalam waktu yang tidak ekonomis, pilihan nyata, efisiensi aset dalam jumlah yang besar, interkoneksi dalam persediaan aset, investasi yang saling melengkapi.
Menurut Dierickx dan Cool (1989) sinergi tidak dapat diraih dalam transaksitransaksi
pasar
atau
melalui
kolaborasi
antar-perusahaan
jika
didasarkan pada : a. Pelengkapan aset bersamaan yang menderita karena kekhususan sementara dari penjadwalan aktivitas-aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas lain; investasiinvestasi yang didedikasikan pada penyesuaian terhadap proses-proses lainnya; kekhususan aset karyawan yang ditimbulkan oleh persyaratan-persyaratan monitoring, perubahan-perubahan yang sering dan tidak pasti dalam volume atau spesifikasi-spesifikasi dari output, dan masalah-masalah pengukuran yang disebabkan oleh kompleksitas dan interdependensi dari aktivitas-aktivitas. b. Pelengkapan aset yang berurutan yang dapat membawa kekhususan dari penyesuaian terhadap aktivitas-aktivitas lampau; kekhususan sementara pada waktu tekanan yang tidak ekonomis, dan masalah-masalah pengukuran dalam membangun aktivitas-aktivitas masa lalu.
11
Kemungkinan para pesaing meniru pembagian aset atau pelengkapanpelengkapan aset dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya mekanismemekanisme isolasi yang dijabarkan oleh Dierickx dan Cool (1989), yaitu: a. Disekonomi Pemampatan Waktu, yang muncul ketika suatu tingkat pengeluaran tertentu selama periode waktu tertentu memproduksi kenaikan yang lebih besar dalam persediaan aset daripada tingkat yang sama selama periode waktu yang lebih pendek. Penghancuran program-program R&D yang dilakukan untuk menyusul keinginan para pesaing, dalam kekosongan kesempatan untuk meniru, membutuhkan sumber daya yang lebih, daripada program-program yang tersebar pada periode waktu yang lebih lama. b. Efisiensi-efisiensi Aset, yang muncul ketika penambahan pada persediaan aset yang sudah ada difasilitasi oleh tingkat kepemilikan yang tinggi dari aset tersebut. Jadi, mempunyai tempat yang lebih banyak atau akses terhadap saluran-saluran distribusi yang baru akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang sudah mapan, daripada bagi pendatang baru, karena mereka dapat mendemonstrasikan kesuksesan produk mereka. c. Pengikisan Persediaan Aset, yang terjadi pada kekosongan pengeluaran yang cukup dalam pemeliharaan persediaan aset. Dengan investasi-investasi jangka panjang, aset-aset yang didedikasikan, suatu perusahaan dapat menunjukkan determinasinya untuk tetap dalam bisnis itu dan menghalangi masuknya pesaingpesaing potensial.
12
Kemungkinan para pesaing meniru pembagian aset atau pelengkapanpelengkapan aset dapat dikurangi secara signifikan dengan adanya mekanismemekanisme isolasi yang dijabarkan oleh Dierickx dan Cool (1989), yaitu: a. Interkoneksi Persediaan Aset, yang muncul ketika penambahan pada suatu persediaan aset, bergantung tidak hanya pada tingkat persediaan tersebut, tapi juga pada tingkat persediaan yang lain. Suatu jaringan pelayanan dapat memudahkan pengembangan produk baru dengan memberikan akses pada keinginan dan pengalaman konsumen. Demikian juga, suatu jaringan pelayanan mungkin dapat menjadi suatu kondisi untuk membangun reputasi untuk kualitas tinggi. b. Ambiguitas
sebab
akibat,
yang
muncul
ketika
tidak
mungkin
untuk
mengidentifikasi atau mengontrol variabel-variabel yang mengarah pada akumulasi aset. Sukses dari Sony walkman dapat dihubungkan dengan berbagai macam faktor, seperti pandangan Akio Morita, pengembangan di dalam yang terjadi bersamaan pada earphone dan tape-recorder portabel, jaringan dealer Sony dapat menyediakan respon yang cepat terhadap reaksi dan preferensi konsumen. Sejumlah besar kemungkinan, dan jalinan yang memungkinkan, yang disebabkan oleh kesuksesan membuat pesaing sulit untuk mengetahui persediaan aset yang mana yang harus ditiru untuk mengikis keunggulan kompetitif Sony dalam inovasi produk. c. Disekonomi Pemampatan Waktu, yang muncul ketika suatu tingkat pengeluaran tertentu selama periode waktu tertentu memproduksi kenaikan yang lebih besar dalam persediaan aset daripada tingkat yang sama selama periode waktu yang
13
lebih pendek. Penghancuran program-program R&D yang dilakukan untuk menyusul keinginan para pesaing, dalam kekosongan kesempatan untuk meniru, membutuhkan sumber daya yang lebih, daripada program-program yang tersebar pada periode waktu yang lebih lama. d. Efisiensi-efisiensi Aset, yang muncul ketika penambahan pada persediaan aset yang sudah ada difasilitasi oleh tingkat kepemilikan yang tinggi dari aset tersebut. Jadi, mempunyai tempat yang lebih banyak atau akses terhadap saluran-saluran distribusi yang baru akan menjadi lebih mudah bagi perusahaan yang sudah mapan, daripada bagi pendatang baru, karena mereka dapat mendemonstrasikan kesuksesan produk mereka. e. Pengikisan Persediaan Aset, yang terjadi pada kekosongan pengeluaran yang cukup dalam pemeliharaan persediaan aset. Dengan investasi-investasi jangka panjang, aset-aset yang didedikasikan, suatu perusahaan dapat menunjukkan determinasinya untuk tetap dalam bisnis itu dan menghalangi masuknya pesaingpesaing potensial.
Tipe-tipe sinergi yang berbeda dapat mengarah pada keunggulan kompetitif berkelanjutan karena beberapa hal, adalah: a. Pembagian aset secara bersamaan adalah berharga jika penerapan aset tersebut sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berhubungan dengan pengguna, dan penerapan dari aset tersebut sulit untuk ditiru tanpa mengadopsi rentang aktivitas yang serupa. Manfaat ini akan sulit untuk digantikan karena biaya atau manfaatmanfaat diferensiasi.
14
b. Pembagian aset yang berurutan adalah berharga ketika kegunaan baru dihubungkan dengan kegunaan lama, sulit untuk ditiru dan digantikan tanpa pengalaman masa lalu yang sama, dan sulit untuk digantikan ketika terdapat manfaat-manfaat pemindah-pertama. c. Pelengkapan aset secara bersamaan adalah berharga karena kemunduran dihilangkan dan upaya-upaya dioptimalkan. Ini sulit untuk ditiru tanpa menggandakan semua aset, dan persyaratan substitusi yang mungkin diraih dengan pelengkapan di antara aset-aset lainnya. d. Pelengkapan aset secara berurutan dapat mengurangi biaya dari keharusan untuk mengakumulasi pengalaman masa lalu yang sama. Semakin cepat atau lebih efisien penumpukan aset membuat para peniru sulit untuk mengejar. Pelengkapan aset secara berurutan sulit untuk digantikan ketika terdapat manfaat-manfaat pemindah-pertama.
9. Kesimpulan (Concluding Remark) Kesimpulan penelitian dalan jurnal ini adalah sebagai berikut: a. Untuk
mendapatkan
keunggulan
bersaing
yang
menghasilkan
dan
mengeksploitasi sinergi secara menyeluruh antara aset-aset yang berbeda dan aktivitas perusahaan. Hal ini karena pembagian aset secara bersamaan, pembagian secara berurutan, aset-aset yang saling melengkapi secara bersamaan, pembagian aset secara berurutan, aset-aset yang saling melengkapi secara bersamaan, dan melengkapi aset-aset secara berurutan dapat lebih efisien dalam menggunakan
15
sumber daya-sumber daya bila dibandingkan dengan menggunakan sumber dayasumber daya yang sama tanpa adanya sinergi. b. Keunggulan dalam efisiensi hanya dapat berlanjut jika pengimitasian dari aktivitas sinergi telah dihalangi oleh mekanisme isolasi seperti tekanan dalam kondisi yang tidak ekonomis. Atau atau interkoneksi persediaan aset dan akibat yang ambigu. c. Porter telah membahas kelangsungan dalam hubungannya dengan pembagian dan pelengkapan, dan berpendapat bahwa pembagian aset hanya dapat dijalankan untuk kemajuan-kemajuan jangka pendek dari kinerja karena pembagian mudah untuk ditiru, menghasilkan kesesuaian antara aktivitas-aktivitas yang saling melengkapi akan mengarah pada kelangsungan keunggulan bersaing, karena lawan akan mendapatkan sedikit keuntungan dari peniruan kecuali mereka berhasil memadukan sistem secara keseluruhan (Porter; 1996:74). d. Sinergi sulit untuk disubstitusikan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak menikmati keunggulan dari skala/lingkup atau pelengkapan antara aset-aset dan nilai dari output yang memiliki biaya lebih tinggi atau lebih rendah. e. Pelengkapan antara aset-aset akan lebih sulit untuk perusahaan untuk mensubstitusikan tanpa menyelesaikan pelengkapan antara aset-aset mereka, jika keunggulan yang signifikan dari interaksi antara aset-aset dan bukan dari proses atau aset khusus. f. Menjadi jarang karena budaya khusus perusahaan mereka, nilai biaya yang menyeluruh atau keunggulan kinerja dan sulit untuk ditiru serta disubstitusi,
16
sinergi akan membawa keunggulan kompetitif untuk perusahaan yang mengeksploitasinya.
10. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam jurnal ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini tidak menjelaskan bagaimana perusahaan mengatasi kegagalan pasar yang terlibat dalam menciptakan sinergi. b. Tidak ada pembahasan mendalam mengenai apakah biaya transaksi dan sumber daya berbasis perspektif berfungsi sebagai input pelengkap atau kompetitif dalam mencapai tujuan penelitian.
11.
Theoritical recommendations dan practical recomenditions bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan aplikasinya pada keperluan praktis serta bagi penelitian berikutnya adalah: Jurnal ini
sebaiknya mempertimbangkan pengaturan inovasi atau organisasi lain
yang lebih mampu menciptakan dan mengeksploitasi sinergi daripada perusahaanperusahaan dan pasar. Pernyataan ini dapat sebagai subyek penting yang jelas dan dapat digunakan untuk penyelidikan lebih lanjut.
17