BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pemulihan ekonomi global yang semakin menguat di akhir tahun 2009 memberikan optimisme perkembangan ekonomi di tahun 2010 meskipun sempat diwarnai oleh krisis Yunani dan Eropa yang terjadi di awal tahun 2010 sampai saat sekarang ini, namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi perekonomian nasional khususnya perbankan nasional. Meski demikian Industri perbankan merupakan industri yang syarat dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman dana lainya. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak,yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai perbankan. Perbankan sebagai sebuah lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat pada akhirnya akan memiliki peranan yang strategis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, yakni dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Kondisi perbankan saat ini mendorong pihak-pihak yang terlibat di dalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank.
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam variabel atau indikator. Variabel yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuah perusahaan publik meningkat, nilai kesehatannya akan semakin tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator rasio keuangan perbankan yang dimaksud diantaranya dapat di tinjau dari aspek permodalan, likuiditas, rasio kredit, dan rentabilitas. Indikator dari aspek permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan sebagainya. Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit. Setiap bank umum di Indonesia wajib untuk memenuhi standar minimum CAR yang ditetapkan oleh bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Indikator dari aspek likuiditas tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank tersebut apakah mampu membayar hutang-hutangnya dan membayar kembali kepada deposannya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan. Bank yang memiliki total aset besar, mempunyai kesempatan untuk menyalurkan kreditnya kepada pihak peminjam dalam jumlah yang lebih besar, sehingga memperoleh keuntungan yang tinggi (Alper, et al., 2011). Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio LDR yaitu 78% hingga 92%. Menurut Riyadi (2006:161), bank dalam menjalankan operasinya tentu tidak lepas dari berbagai macam risiko. Salah satu risiko bank yaitu risiko kredit. Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu rasio keuangan yang mencerminkan risiko kredit. NPL didefinisikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan atau sering disebut kredit macet pada bank. Besarnya NPL yang diperbolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%. Semakin tinggi tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tidak professional dalam pengelolaan kreditnya sehingga bank mengalami kredit macet yang akhirnya akan berdampak pada kerugian bank. Bank yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha. Rasio BOPO menurut Riyadi (2006:159) digunakan untuk mengukur efisiensi operasional bank, dengan membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari meliputi: biaya gaji, biaya pemasaran, biaya bunga. Sedangkan pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diterima oleh pihak bank yang diperoleh melalui penyaluran
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
kredit dalam bentuk suku bunga. Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio BOPO tidak melebihi 90%, apabila melebihi 90%, maka bank tersebut dikategorikan tidak efisien. Hal ini berdampak buruk pada iklim investasi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan dunia usaha, perbankan serta pasar modal. Perubahan lingkungan ekonomi yang terjadi seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan kondisi perekonomian di masayarakat. Tingkat kesehatan dan kinerja keuangan bank dapat diartikan sebagi kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Bagi bank, tujuan penilaian tingkat kesehatan bank adalah memperoleh gambaran mengenai tingkat kesehatan bank sehingga dapat digunakan sebagai input bagi bank dalam menyusun strategi dan rencana bisnis ke depan serta memperbaiki kelemahan-kelemahan yang berpotensi mengganggu kinerja bank. Bagi regulator, penilaian tingkat kesehatan bank menjadi input dalam menyusun strategi dan rencana pengawasan bank yang efektif sehingga bersamasama dengan bank dapat menciptakan individual bank dan sistem perbankan yang sehat dan berkesinambungan. Dengan demikian, diperlukan berbagai terobosan baru di bidang perbankan untuk menggerakkan roda perekonomian nasional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Bank BUMN yang berada di Indonesia yang menjadi objek penelitian ini adalah Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), pertumbuhannya dilihat dari modal yang dimiliki, kredit yang dialokasikan, dan efisiensi biaya serta keuntungan yang diperoleh. Bank Mandiri Tbk merupakan bank dengan jumlah asset, dana pihak ketiga dan kredit terbesar dibandingkan bank persero lainnya dan Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan fokus pada pelayanan masyarakat kecil, kualitas kredit diantaranya adalah dengan memberikan kredit pada pada pengusaha kecil. Berdasarkan uraian di atas, diatas maka judul penelitian ini adalah: “ Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Bank BUMN Periode Tahun 2012-2016 ”.
B. Research GAP Berdasarkan latar belakang masalah di atas,terdapat sesuatu kesenjangan (gap) atau research gap yaitu perbedaan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut menunjukkan adanya research gap mengenai pengaruh rasio CAR, LDR, NPL, dan BOPO terhadap profitabilitas sebuah bank. Hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain:
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
Penelitian yang dilakukan A.A. Yogi Prasanjaya dan I Wayan Ramantha (2013) menganalisis pengaruh Rasio CAR, BOPO, LDR, dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank yang terdaftar di BEI. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa BOPO dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan CAR dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.Secara simultan variable CAR, BOPO, LDR dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian berbeda yang dilakukan oleh Edhi Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu (2013) yaitu menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, dan NPF terhadap profitabilitas bank syariah. Dari hasil yang didapat menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sementara CAR, NPF, Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap ROA. Dalam penelitian ini variabel CAR, NPF, BOPO, Bunga dan Inflasi secara bersama-sama dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Penelitian berbeda yang dilakukan oleh Yonira Bagiani Alifah (2014) menganalisis pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap profitabilitas bank yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa CAR dan LDR berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Hasil pengujian secara stimultan atau uji F menunjukkan bahwa CAR, NPL, BOPO dan LDR secara stimultan berpengaruh terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Julita (2014) menganalisis pengaruh NPL dan CAR terhadap profitabilitas pada perbankan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji T yang menguji secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
parsial pada penelitian ini maka diperoleh hasil ada pengaruh NPL secara parsial terhadap ROA, dan hal tersebut mengindikasikanbahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. Hasil beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan negatif antara CAR, LDR, NPL, dan BOPO terhadap ROA. Bank Indonesia sebagai bank sentral negara memberikan peraturan kepada perbankan untuk dapat menjaga rasio-rasio tersebut dengan acuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 dikarenakan adanya peratutan tersebut bank BUMN ataupun perbankan lainnya belum bisa menjaga
kestabilan
rasio-rasio
dan
masih
menemui
kesulitan
untuk
menyeimbangkan rasio-rasio tersebut. Berdasarkan research gap penelitian sebelumnya, penelitian ini berupaya untuk mereplikasi dan mengembangkan penelitian dengan mengukur CAR, LDR, NPL, BOPO yang mempengaruhi bagus atau tidaknya kinerja sebuah bank.
C. Batasan Masalah Penelitian Kinerja perbankan di Indonesia mengalami penurunan hal ini disebabkan banyaknya masalah yang di akibatkan oleh bank diantaranya kredit macet, likuiditas bank yang semakin rendah dan peraturan mengenai tingkat kesehatan bank yang sulit diterapkan. Berbagai macam masalah di atas yang dihadapi bank di Indonesia, maka agar penelitian ini terarah, fokus dan tidak meluas kebeberapa faktor yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
mempengaruhi profitabilitas ROA, maka dengan itu penelitian ini membatasi variable yang diduga dapat mempengaruhi profitabilitas ROA yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi) pada bank-bank BUMN. Prediksi terhadap profitabilitas ROA dapat dilakukan dengan melihat rasio keuangan bank. 1. Rasio- rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), dan BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi) terhadap rasio permodalan perbankan profitabilitas ROA kuhususnya pada Bank Umum Milik Negara (BUMN). 2. Bank- bank yang akan diteliti adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BTN, dan Bank BRI yang ada di Indonesia. 3. Adapun periode penelitian, penulis batasidari tahun 2012-2016.
D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian isu yang peneliti tuliskan diatas, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah Capital Adequaacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN ? 2. Apakah Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN ? 3. Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
4. Apakah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank BUMN ?
E. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan peneliti adalah : a. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap profitabilitas pada Bank BUMN. b. Untuk menganalisis pengaruh LDR terhadap profitabilitas pada Bank BUMN. c. Untuk menganalisis pengaruh NPL terhadap profitabilitas pada Bank BUMN. d. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap profitabilitas pada Bank BUMN. 2. Kontribusi Penelitian a. Bagi manajemen dan Investor Dengan adanya penelitian mengenai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi rasio profitabilitas (ROA) pada bank BUMN, maka akan diketahui faktorfaktor apa saja yang bisa mempengaruhi ROA secara signifikan pada bank BUMN untuk selanjutnya diambil keputusan maupun kebijakan guna mencapai harapan atau tujuan yang diinginkan. b. Bagi Masyarakat Umum dan Nasabah Penelitian ini akan membantu masyarakat untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi permodalan suatu bank khususnya bank BUMN
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
sehingga akan lebih meyakinkan masyarakat untuk menggunakan jasa dari bank tersebut. c. Bagi Civitas Akademika Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai hasil riset penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas (ROA) pada industry perbankan, dan hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian sehingga mempersingkat rentang waktu, meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mencermati faktor-faktor yang dominan mempengaruhi profitabilitas Return On Assets (ROA).
http://digilib.mercubuana.ac.id/z