BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan apresiasi sastra. Mata pelajaran bahasa Jawa yakni program pengajaran bahasa yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif bahasa Jawa (Kepgub Jatim, 2005 : 3). Pada
Lampiran
Keputusan
188/KPTS/013/2005 tercantum
Gubernur
Jawa
Timur
No.
188/
beberapa fungsi dari pengajaran bahasa Jawa
antara lain: (1) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Jawa untuk
melestarikan
dan
mengembangkan
budaya
Jawa
dalam
rangka
kelangsungan pembangunan bangsa, (2) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan
berbahasa
Jawa
untuk mewujudkan
dan
mengembangkan
pengetahuan tentang sastra Jawa, (3) Sarana pembinaan pemakaian dan penyebarluasan bahasa Jawa yang baik untuk berbagai keperluan yang menyangkut berbagai masalah, (4) Sarana pengembangan penalaran, dan (5) Sarana pengembangan budi pekerti luhur. Mata pelajaran bahasa Jawa meliputi ruang lingkup penguasaan kebahasaan,
kemampuan
memahami,
mengapresiasi
sastra,
kemampuan
menggunakan bahasa Jawa, yang dijabarkan dalam aspek-aspek kebahasaan (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan apresiasi sastra (KepGub Jatim, 2005 : 4). 1
2
Pada
Lampiran
Keputusan
Gubernur
Jawa
Timur
No.
188/
188/KPTS/013/2005 tercantum Standar Kompetensi (SK) bahasa Jawa Kelas IV SD/ MI aspek menulis, yakni siswa mampu menulis menggunakan huruf Latin dan Jawa sesuai aturan serta dapat menggunakan dalam berbagai keperluan. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai siswa adalah menulis dengan huruf Jawa, dengan materi pokok tulisan huruf Jawa. Materi ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang tulisan huruf Jawa menggunakan sandhangan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa dan guru kelas yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan pada pembelajaran bahasa Jawa khususnya untuk materi aksara Jawa ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) Pembelajaran aksara Jawa dianggap sulit karena aksara Jawa tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan aksara Jawa pada masa kini hanya terbatas sebagai simbol yang tertera pada nama jalan ataupun gedung pemerintahan, (2) Pembelajaran aksara Jawa terimplikasikan dalam muatan lokal yang dikenal dengan mata pelajaran bahasa Jawa dengan alokasi waktu 1 sampai 2 jam per minggu, dengan catatan jika hal tersebut memungkinkan untuk diadakan. Sehingga dengan alokasi waktu yang sangat terbatas tersebut kurang memungkinkan untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis aksara Jawa, (3) Pengajaran membaca dan menulis aksara Jawa cenderung dengan sistem monoton yang mengharuskan siswa menghafal bentuk huruf dan tata cara penulisannya, hal ini membuat siswa semakin kurang berminat mempelajari aksara Jawa, (4) Kurangnya media pembelajaran yang atraktif dan interaktif yang mampu menarik minat siswa dalam mempelajari aksara Jawa, dan
3
(5) Siswa belum pernah diberi pemahaman mendalam tentang manfaat mempelajari aksara Jawa. Temuan di lapangan atau hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari aksara Jawa. Hal ini terbukti pada ketidaktuntasan siswa dalam aspek menulis aksara Jawa. Ketidaktuntasan ini dapat dibuktikan dari sejumlah anak dari jumlah siswa 19 secara keseluruhan sebanyak 11 siswa mendapatkan nilai dibawah 50, nilai yang masih sangat kurang jika dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yakni 71. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Guru kelas III maupun kelas IV, dapat diketahui bahwa kendala yang timbul tersebut dikarenakan minimnya fasilitas dalam proses pembelajaran bahasa Jawa di SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan, sehingga mengakibatkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Selanjutnya, keterbatasan media pembelajaran bahasa Jawa cenderung menyebabkan guru menggunakan sumber belajar seadanya seperti papan tulis, buku Pepak Basa, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Beberapa sumber belajar tersebut belum mampu menunjang pembelajaran siswa apalagi untuk materi menulis aksara Jawa (sandhangan) yang tergolong banyak dan rumit. Pepak Basa hanya memuat materi aksara Jawa yakni aksara legena, pasangan legena, dan jenis sandhangan aksara secara umum tanpa adanya penjelasan secara lebih terinci yang mampu memahamkan siswa pada materi sandhangan. Sedangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) hanya memuat soal-soal latihan tanpa disertai materi yang memadai untuk dipelajari oleh siswa.
4
Dari fakta-fakta permasalahan yang dijabarkan di atas disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari aksara Jawa karena dalam pembelajaran bahasa Jawa pada aspek menulis aksara Jawa kurang stimulus berupa sistem pembelajaran disertai media yang interaktif yang mampu menggugah minat siswa terhadap aksara Jawa. Oleh karena banyaknya jenis media pembelajaran, maka diperlukan banyak pertimbangan dari guru tentang pemilihan media yang tentunya harus disesuaikan dengan materi serta keadaan lingkungan siswa. Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis materi aksara Jawa, dapat menarik minat siswa untuk mempelajari aksara Jawa serta memberikan pemahaman yang mendalam mengenai hal yang mereka pelajari. Karakter siswa kelas IV yang sudah memasuki kelas tinggi diharapkan telah memiliki konsep awal tentang aksara Jawa sehingga mendukung penggunaan media. Media yang dijadikan alternatif untuk mengatasi permasalahan rendahnya minat siswa terhadap aksara Jawa yakni dengan menggunakan media Papan Susun Sandhangan (SuSan). Peneliti bermaksud menciptakan media ini dengan beberapa pertimbangan. Melalui media Papan Susun Sandhangan (SuSan) siswa dapat memahami bentuk aksara Jawa dan cara penggunaan sandhangannya tanpa terbebani dengan tuntutan menghafal. Penggunaan media ini dapat diintegrasikan ke dalam metode pembelajaran apapun karena memang dirancang untuk memfasilitasi keseluruhan minat belajar siswa dari jenis gaya belajar yang berbeda (Djamarah dan Zain, 2010 : 134). Penelitian tentang aksara Jawa sebenarnya telah banyak dilakukan pada penelitian sebelumnya. Penelitian terakhir yang diketahui oleh peneliti yakni oleh
5
Yuhana Puspita Rini (2012) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Daerah Materi Menulis Aksara Jawa melalui Media KALBU (Kartu Aksara Lebih Bervariasi Unik) pada Siswa Kelas 4 SDN Olak-Alen 01 Kabupan Blitar”. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan menggunakan media KALBU dapat meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa secara signifikan. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah dari media yang digunakan. Jika pada penelitian terdahulu media yang digunakan adalah Media KALBU (Kartu Aksara Lebih Bervariasi Unik), maka penelitian ini menggunakan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) dengan cakupan materi yang lebih luas daripada media sebelumnya. Media yang digunakan pada penelitian terdahulu mencakup materi aksara nglegena, pasangan, dan sandhangan swara, maka pada penelitian ini media mencakup materi aksara nglegena, pasangan, dan semua jenis sandhangan. Oleh karena itu, melalui penggunaan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) ini akan mampu meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan.
B. Fokus Masalah Permasalahan dalam kelas ini adalah rendahnya nilai siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa materi menulis aksara Jawa pada siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan. Pembelajaran dianggap membosankan karena kurangnya variasi sistem mengajar yang disertai dengan media yang inovatif dan interaktif. Alternatif pemecahan permasalahan tersebut yakni dengan media Papan Susun Sandhangan (SuSan). Pentingnya media ini diharapkan mampu
6
meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian tindakan kelas ini rumusan permasalahannya sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penerapan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) untuk meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan? 2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa melalui penggunaan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) pada siswa Kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan penerapan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) guna meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan. 2. Mengetahui peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa melalui penggunaan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) pada siswa Kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan.
7
E. Manfaat Hasil Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yakni. 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah keilmuan pada pembelajaran muatan lokal khususnya pada kemampuan menulis aksara Jawa. Selain itu, diharapkan dapat memberikan masukan yang positif mengenai media pembelajaran menulis aksara Jawa utamanya bagi tingkat SD/MI. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi: a. Siswa Memberikan kemudahan kepada siswa dalam memahami tata cara menulis aksara Jawa beserta sandhangannya, sehingga mampu untuk meningkatkan kemampuannya serta menciptakan suasana belajar yang berbeda yang lebih menarik dan menyenangkan. b. Guru: 1) Sebagai acuan untuk guru dalam memilih metode disertai media yang tepat dalam mengajarkan aspek menulis aksara Jawa bersandhangan. 2) Menambah wawasan dan pengetahuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan media Papan Susun Sandhangan (SuSan). 3) Upaya nyata untuk perbaikan dan peningkatan professional guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
8
c. Pengamat: Untuk meningkatkan wawasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) serta mengetahui kondisi nyata pembelajaran bahasa Jawa aspek menulis aksara Jawa bersandhangan di SD Kelas IV. d. Sekolah: Penggunaan
media
Papan
Susun
Sandhangan
(SuSan)
untuk
meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa bersandhangan dapat digunakan untuk perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) muatan lokal bahasa Jawa khususnya dalam aspek menulis aksara Jawa di Kelas IV Sekolah Dasar.
F. Batasan Istilah Beberapa istilah yang harus ditegaskan dalam penelitian ini, agar mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup penelitian, antara lain. 1. Penggunaan Media Penggunaan adalah proses, perbuatan, atau cara menggunakan sesuatu (Tim Prima Pena: 271). Sedangkan pengertian dari media yakni perantara. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti… perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2009: 3). Jika dikaitkan dengan pembelajaran, maka media berarti “alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran” (Djamarah dan Zain, 2010: 121).
9
Dengan demikian dapat ditarik pengertian penggunaan media yaitu cara menggunakan suatu alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Selanjutnya yang dimaksud dengan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) merupakan media yang terdiri dari dua bagian yakni papan dan kartu aksara yang terbuat dari bahan kardus yang dirancang khusus untuk memfasilitasi proses belajar siswa pada materi tulisan aksara Jawa (sandhangan). Cara penggunaan media ini dengan cara merangkai kata atau kalimat yang telah diberikan oleh guru ke dalam Papan SuSan yang telah disediakan menurut petunjuk yang diberikan. 2. Kemampuan Menulis Kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu (Tim Prima Pena : 433). Sedangkan menulis merupakan suatu kegiatan mencoretkan huruf atau angka dengan pena dana lain sebagainya di atas kertas atau yang lain (Tim Prima Pena : 652). Selain itu, Suparno dan Yunus (2010) mengemukakan yang dimaksud dengan menulis yakni suatu kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi dengan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa kelas IV maka yang dimaksudkan dengan kemampuan menulis adalah kesanggupan siswa dalam menulis menggunakan huruf Latin dan Jawa sesuai dengan aturan serta menggunakannya dalam berbagai keperluan. Indikator pencapaian peningkatan kemampuan menulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ketepatan, kerapian, dan keluwesan dalam penulisan aksara Jawa (sandhangan).
10
3. Aksara Jawa Aksara Jawa merupakan sebuah tulisan yang berupa simbol yang biasa digunakan oleh orang Jawa pada jaman dahulu dalam penulisan naskah, baik itu surat undangan, surat pemberitahuan, media informasi sampai dengan buku bacaan (Nugraini, 2012 : 3).