BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib dipelajari oleh setiap warga negara Indonesia, dengan mempelajari bahasa kita akan mencintai bangsa karena bahasa merupakan pemersatu bangsa. Dari jenjang pendidikan prasekolah sampai perguruan tinggi, pembelajaran bahasa menjadi sesuatu yang inti dan wajib dipelajari. Dalam standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kurikulum 2006 disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa. Hakikat pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Salah satu bidang pengajaran bahasa yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah pembelajaran sastra. Sistem pengajaran sastra yang lama bersifat konvensional karena lebih menekankan pada teori hafalan judul, nama pengarang, nama tokoh dan nama angkatan, oleh karena itu sistem pengajaran sastra masih memerlukan perhatian khusus mengingat pembelajaran sastra khususnya puisi masih menunjukkan hasil kurang maksimal.
1
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya, maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memilih karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan yang salah satunya dengan memberikan tugas membuat karya sastra misalnya menulis puisi. Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah dasar sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasi puisi dengan baik. Mengapresiasi sebuah puisi tidak ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan juga mempertajam kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran. Untuk keberhasilan pengajaran sastra peran guru sangat penting. Hal ini disebabkan karena proses belajar mengajar guru adalah moto penggerak utama, sedangkan sarana lain, kurikulum KTSP dan buku panduan, merupakan sarana penunjang . Di pihak lain, perkembangan dalam pengajaran sastra Indonesia itu sangat memudahkan dan menguntungkan guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini 2
disebabkan oleh adanya beberapa hal berikut: pertama konsep pembelajaran sastra yang baru adalah menekankan pengajaran apresiasi sastra bukan kepada pengajaran tentang sastra. Kedua, pengajaran sastra yang demikian lebih menekankan pada proses pemerolehan sastra pada diri siswa. Di samping itu, pengajaran sastra tersebut mudah merangsang kegairahan dan kesenangan belajar siswa sehingga memudahkan terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif (Muhsin, 2007:25) Khusus dalam bidang pengajaran puisi, berbagai usaha telah dilakukan para ahli dan peminat puisi untuk meningkatkan pengajaran apresiasi puisi agar memperoleh hasil yang memadai. Artinya, baik guru maupun siswa bermanfaat bagi kehidupan. Pengajaran apresiasi puisi tidak hanya diarahkan pada hal yang bersifat mekanis (misalnya hafalan teori-teori yang tidak banyak berguna bagi siswa), tetapi yang lebih dipentingkan adalah perolehan pengalaman baru berupa penghayatan dalam kehidupan. Namun di pihak lain para ahli masih banyak yang mengemukakan bahwa pengajaran puisi sampai saat ini belum berhasil memancing minat anak secara baik, bahkan sebaiknya, menjadikan anak membenci puisi. Membenci yang dimaksud adalah tidak bisa membuat puisi, karena tidak bisa anak menjadi malas dan tidak suka pada puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran sastra dalam hal menulis puisi. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil observasi yang dicatat dalam pedoman hasil observasi pembelajaran dalam pembelajaran menulis puisi di SDN Sisir 05 Batu guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket 3
dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas, sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Bertolak dari kondisi-kondisi di atas, perlu kiranya diadakan penelitian tentang pengajaran puisi di sekolah termasuk di sekolah dasar (SD). Dengan adanya kegiatan ini diharapkan agar diperoleh suatu informasi yang dapat menjawab berbagai macam lontaran ketidakpuasan terhadap pengajaran sastra dan pemecahannya. Lagu merupakan bentuk apresiasi dari syair, dimana syair merupakan salahsatu jenis puisi. Lagu sebagai jenis puisi lama dan modern yang dipadukan antara syair dalam bait dengan melodi/ musik yang dibawakan sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut lagu. Lagu itu sendiri terdiri dari banyak jenre atau jenis. Dilihat dari segi penikmatnya, lagu terbagi atas lagu anak-anak dan lagu orang dewasa. Lagu anak-anak dikenal sebagai jenis lagu yang mudah dicerna dan diterima bahasanya oleh anak. Lagu anak diciptakan khusus untuk dinikmati anakanak dan ide penciptakaan berasal atau terefleksi dari kehidupan sehari-hari anakanak. Pemilihan lagu anak sebagai media dimaksudkan sebagai fasilitator atau alat yang dapat menarik perhatian anak dalam proses pembelajaran. Lagu anak di sini sangat berperan kehadirannya, selain lagu anak sangat erat dengan puisi itu sendiri. Pemilihan lagu sebagai media memiliki keunggulan diantaranya anak akan termotivasi karena anak akan diajak untuk menyanyi terlebih dahulu. Selain 4
itu dalam lagu sudah terdapat cerita yang nantinya dapat membantu siswa mengembangkan ide dan gagasan mereka ke dalam puisi. Dan syair lagu anak adalah cerita yang dekat dengan kehidupan siswa sehingga tidak terlalu sulit bagi siswa untuk mencernanya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan inilah penelitian pengajaran puisi dilakukan di kelas IV SDN Sisir 05 Batu.dengan inovasi baru peneliti mencoba mengembangkan media pembelajaran puisi yang lebih menyenangkan dan menarik minat siswa sesuai dengan asas pembelajaran Pakem (Aktif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan), yakni dengan Media Lagu. Diharapkan dengan perangsang lagu anak-anak hasil belajar berupa produk apresiasi puisi dapat meningkat. Oleh karena itu pada penelitian kali ini peneliti mengambil judul “Media Lagu Anak Untuk Meningkatkan Motivasi, Keaktivan, Dan Hasil Belajar Apresiasi Puisi Siswa Kelas IV SDN Sisir 05 Batu” dengan rancangan penilitan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Active Research).
1.2 Rumusan Masalah Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1)
Bagaimanakah penerapan media lagu untuk meningkatkan motivasi siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi?
(2)
Bagaimanakah penerapan media lagu untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi?
(3)
Bagaimanakah penerapan media lagu untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi? 5
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan tujuan penelitian adalah: (1)
Mendeskripsikan penerapan media lagu dapat meningkatkan motivasi siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi
(2)
Mendeskripsikan penerapan media lagu dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi
(3)
Mendeskripsikan penerapan media lagu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dalam pembelajaran Apresiasi Puisi
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa kegunaan antara lain sebagai berikut. 1) Kegunaan teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah kajian-kajian teoritis tentang menulis dan apresiasi puisi serta pengajarannya 2) Kegunaan praktis Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1) bagi guru penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran mengapresiasi puisi 2) bagi siswa penelitian dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan keaktifan dalam pembelajaran puisi, selain dapat meningkatkan prestasi mereka sendiri; 6
3) bagi peneliti Bahasa Indonesia hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan guna penelitian menulis berikutnya.
1.5 Asumsi Penerapan pembelajaran Apresiasi Puisi dengan media lagu anak-anak SDN Sisir 05 Batu memunculkan beberapa asumsi, antara lain: 1) menulis puisi sebagai salah satu kompetensi dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia telah diajarkan di SDN Sisir 05 Batu; 2) kemampuan mengapresiasi puisi siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu dapat ditingkatkan dengan media lagu; 3) siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu memiliki motivasi untuk mengapresiasi puisi; 4) hasil belajar Siswa kelas IV SDN Sisir 05 Batu memiliki potensi ditingkatkan
1.6 Definisi Operasional Untuk memperjelas permasalahan dan tidak menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, perlunya adanya batasan masalah.
1. Puisi Puisi merupakan bentuk karya sastra hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk bait dan memiliki karakteristik berbeda dengan karya lain. Puisi memiliki bagian terpenting yakni diksi(pilihan
7
kata), rima (persajakan), serta imajinasi dan gaya bahasa sebagai unsure pembentuk puisi. 2. Apresiasi Kegiatan mengubah bentuk lain puisi menjadi prosa, atau puisi ulang atau lagu. Apresiasai dapat diartikan mengembangkan puisi 3. Motivasi Belajar Motivasi atau dengan kata lain semangat belajar merupakan suatu keadaan dimana sesorang memiliki semangat atau rasa ingin tahu terhadap sesuatu, dalam hal ini semangat belajar, untuk mencoba mencari tahu, menjadi bisa dalam usaha mendapat pengetahuan baru. Motivasi juga merupakan dorongan, alasan atau kemauan dari dalam diri yang menyebabkan untuk berbuat dan bertindak 4. Hasil belajar Hasil belajar merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran, dapat berupa nilai atau perubahan sikap yang tercermin dalam diri siswa sebagai Subjek ajar. 5. Media lagu Media lagu merupakan sarana pembangkit semangat siswa unttuk menciptakan karya puisi bahkan untuk mengapresiasinya.
6. Persiapan Mengajar Apresiasi Puisi Persiapan mengajar apresiasi puisi ialah persiapan tertulis yang dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Persiapan mengajar tersebut berupa program satuan pelajaran dan rencana 8
pengajaran. Di dalam program-program satuan pelajaran memuat tujuan pembelajaran, materi, kegiatan belajar mengajar, media dan sumber belajar serta evaluasi. 7. Pelaksanaan Pengajaran Apresiasi Puisi Pelaksanaan pengajaran apresiasi puisi ialah kegiatan pengajaran apresiasi puisi di dalam kelas yang dilakukan guru berdasarkan persiapan mengajar yang dibuat. Pelaksanaan pengajaran apresiasi puisi mencakup kegiatan : (a) pembukaan, (b) proses pembelajaran dan interaksi di kelas, serta (c) penutup. 8. Penilaian Pengajaran Apresiasi Puisi Penilaian pengerjaan puisi kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memperoleh informasi sebagai dasar pembuatan keputusan penilaian setelah melalui pertimbangan tertentu. Penilaian pengajaran apresiasi puisi melalui tes-tes tulis maupun perbuatan.
9