BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penyelengaraan e-Government di Indonesia telah dimulai saat sebelum
adanya inpres No. 03 Tahun 2003, sejalan dengan perkembangan teknologi informasi. Pemerintah menyadari akan manfaat e-Goverment yang mendukung penyelenggaraan
tata
pemerintahan
yang
baik
atau
good
goverment.
Penyelengaraan ini membuka cakrawala baru dalam keterbukaan, daya tanggap dan tanggung jawab dikalangan Pemerintahan. Peran e-Government sebagai organisasi vital yang bergerak di manajemen pelayanan publik dan proses bisnis sangat dibutuhkan pemanfaatan dan implementasi Knowledge Management (KM) sebagai alat bantu pengambil keputusan dan implementator program secara cepat mengingat definisi e-Government adalah penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Salah satu fungsionalitas Knowledge Management (KM) diwujudkan dalam Penerapan PP 39/2006, tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, sebagai upaya untuk menjawab dan memenuhi tantangan dan kebutuhan melaksanakan siklus manajemen pembangunan secara utuh melalui Aplikasi Evaluasi dan Monitoring (e-Monev). Aplikasi E-Monev merupakan perangkat lunak yang didesain untuk mempermudah dan mengintegrasikan data 1
2
anggaran yang tersedia pada tiap tahun anggaran terhadap pelaporan perkembangan realisasi keuangan dan keadaan realisasi fisik pekerjaan tiap anggaran yang dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Banyuasin. Aplikasi e-Monev Kabupaten Banyuasin dikelola oleh Bagian Administrasi Pembangunan
dibawah struktur Sekretariat Daerah dan dijalankan melalui
pemberian hak akses untuk menginput data pelaporan OPD berupa akses sebagai Operator Aplikasi pada masing masing OPD dan untuk pelaporan Kepala Daerah dan Kepala OPD diberikan hak akses sebagai peneliti hasil capaian kerja. Jumlah operator yang menjalankan aplikasi sebanyak 24 Operator OPD pada Dinas Daerah dan OPD Lembaga Teknis Daerah yang terdapat di Kabupaten Banyuasin Dalam pelaksanaan penggunaan aplikasi, terdapat masalah yang diantaranya adalah keterlambatan dalam pengisian data kemajuan laporan perbulan pada aplikasi, oleh karena itu peneliti berkinginan untuk mengetahui apakah penyebab keterlambatan disebabkan aplikasi yang kurang sesuai keinginan ataupun faktor lainnya. Untuk meneliti keterlabatan demi meningkatkan kinerja Pemerintahaan melalui pemanfaatan aplikasi E-Monev, dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi kinerja Aplikasi, yakni melalui multi disiplin yang fokus pada desain, evaluasi dan implementasi dari interaksi sistem komputer yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian yang difokuskan pada penggunaan evaluasi heuristik berdasarkan aspek desain user interface terhadap usabilitas aplikasi melalui metode observasi, wawancara dan kuisioner kepada pengguna serta studi pustaka yang memungkinkan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan cepat dan efisien.
3
Pengujian aplikasi dengan evaluasi heuristik pada penelitian ini menggunakan sepuluh prinsip Nielsen yaitu Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation. Berdasarkan uraian diatas penulis akan mengkaji dan melakukan pengujian aplikasi E-Monev dengan metode evaluasi heuristik sebagai bahan penelitian Skripsi yang berjudul “EVALUASI HEURISTIK DESAIN INTERFACE APLIKASI E-MONEV (Studi Kasus : KABUPATEN BANYUASIN)”.
1.2.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah 1.
Apakah desain interface
aplikasi e-monev Kabupaten Banyuasin telah
memenuhi kriteria usability sebuah aplikasi berdasarkan prinsip evaluasi Heuristik Nielsen?. 2.
Bagaimana tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan Aplikasi e-monev berdasarkan kriteria evaluasi heuristik ?
3.
Variabel Evaluasi Heuristik manakah yang dominan pengaruhnya terhadap kemudahan dalam menggunakan aplikasi ?
1.3.
Batasan Masalah Penelitian ini berfokus pada Evaluasi Heuristik Desain Interface dalam
ruang
lingkup
aplikasi
E-Monev
Kabupaten
Banyuasin
link
akses
4
http://emonev.banyuasinkab.go.id/v2/index, dengan responden kuesioner meliputi Operator aplikasi, PPK dan KPA pada OPD Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banyuasin.
Kriteria dalam melakukan Evaluasi Heuristik
Desain Interface meliputi Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation.
1.4.
Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Aplikasi dari desain tatap muka (interface) yang kemudian nantinya akan memberikan masukan dalam proses pengembangan Aplikasi E-Monev Kabupaten Banyuasin. 1.4.2. Manfaat Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi Kabupaten Banyuasin maupun bagi penulis, manfaat tersebut antara lain : 1.
Untuk Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Banyuasin, dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengembangan Aplikasi E-Monev sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan pelaporan capaian kerja OPD Kabupaten Banyuasin.
2.
Menambah pengetahuan tentang cara dalam melakukan evaluasi untuk meningkatkan usabilitas aplikasi berdasarkan evaluasi heuristik.
5
3.
Bagi Penulis, penelitian ini merupakan eksplorasi teori-teori yang selama ini penulis dapatkan saat menempuh studi di Universitas Bina Darma.
1.5.
Metodologi Penelitian
1.5.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deksripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dihadapi (Nazir, 2003:53). 1.5.2. Metode Pengumpulan Data 1.5.2.1.
Metode Kuisioner
Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data–data tersebut harus benar– benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner atau seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2001). Kuesioner, (Sutopo, 2006: 82) merupakan instrumen atau alat pengumpulan data yang juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
6
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). 1.5.2.2.
Metode Studi Pustaka
Studi pustaka, (Sugiyono, 2005:83). Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau hasil karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi pustaka mempelajari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian seperti buku ataupun internet yang berkaitan dengan penelitian.
1.6.
Sistematika Penulisan Sistematika ini berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dan tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, secara sistematis susunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kerangka pemikiran, sumber data, definisi variabel, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis memaparkan hasil dan pembahasan dari evaluasi aplikasi e-monev Kabupaten Banyuasin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran – saran bagi pihak yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Umum
2.1.1. Aplikasi E-Monev Kabupaten Banyuasin Penerapan PP 39/2006, tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, merupakan upaya untuk menjawab dan memenuhi
tantangan
dan
kebutuhan
melaksanakan
siklus
manajemen
pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi (Monev) yang handal dapat membantu menghimpun informasi capaian kinerja secara lengkap dan cepat. Informasi capaian kinerja yang lengkap dapat menjadi masukan bagi proses pengendalian pelaksanaan program/kegiatan pembangunan, serta bagi umpan balik terhadap tahap perencanaan selanjutnya. Pembangunan Aplikasi Monev Berbasiskan website (e-Monev) merupakan upaya untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan kualitas dengan melakukan penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme pelaporan Monev Kinerja Pembangunan. Aplikasi e-Monev Kabupaten Banyuasin mempunyai domain name http://emonev.banyuasinkab.go.id/v2/index. Bagi Kabupaten Banyuasin Aplikasi eMonev ini merupakan sarana komunikasi internal dan ekternal sebagai pelaporan capaian kerja yang terdapat pada OPD Kabupaten Banyuasin.
8
9
2.1.2. Navigasi Utama Merupakan gambar menu utama tampilan aplikasi e-monev kabupaten banyuasin dengan link akses emonev.banyuasinkab.go.id/v2/
Sumber : data primer yang diolah, 2017 Gambar 2.1. Navigasi Utama Aplikasi Emonev. 2.1.3. Navigasi Operator Aplikasi Merupakan menu yang disediakan untuk operator aplikasi emonev link akses emonev.banyuasinkab.go.id/v2/
Sumber : data primer yang diolah, 2017 Gambar 2.2. Navigasi Utama Operator Aplikasi Emonev.
10
2.1.4. Tujuan Pembangunan Aplikasi e-Monev Kabupaten Banyuasin Tujuan pembangunan Aplikasi e-Monev kabupaten banyuasin memiliki tujuan berdasarkan dua dasar pembangunan, diantaranya Pembangunan Pelaporan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Nasional berdasarkan PP 39 tahun 2006, serta tujuan perencanaan jangka panjang yang berkelanjutan bagi Bagi Kabupaten Banyuasin, rincian tujuan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut ini: 1. Tujuan
pembangunan
Pelaporan
e-Monev
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Nasional berdasarkan PP 39/2006 adalah: a. Untuk
dapat
melakukan
pemantauan
pelaksanaan
rencana
pencapaian
kinerja
pembangunan secara triwulanan. b. Untuk
dapat
melakukan
pengukuran
Program/Kegiatan pelaksanaan rencana pembangunan secara tahunan. c. Untuk dapat melakukan pemantuan terhadap pecapaian target Prioritas Nasional. d. Untuk menfasilitasi K/L untuk dapat saling berinteraksi dalam menyampaikan permasalahan pelaksanaan program/kegiatan. e. Mendukung pelaksanaan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan nasional. 2. Tujuan jangka panjang/berkelanjutan, e-Monev diharapkan dapat: a. Memberikan input bagi pengambilan keputusan Perencanaan dan Anggaran Berbasis Kinerja. b. Memberikan input bagi tindak lanjut penyelesaian masalah yang dihadapi K/L dalam pencapaian kinerja yang telah ditetapkan.
11
c. Memberikan input bagi Pedoman Penyusunan program/kegiatan dan indikator yang baik. d. Memberikan input bagi perbaikan penyusunan dokumen perencanaan tahunan, dan menengah (khususnya RPJM 2015-2019). e. Menjadi bagian dari kerangka monev nasional yang terpadu, yang akan diintegrasikan dengan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN).
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009). Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
12
Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. 2.2.2. Usability Usability
berasal dari kata usable yang secara umum berari dapat
digunakan dengan baik. Sesuatu dapat dikatakan berguna dengan baik apabila kegagalan dalam penggunaannya dapat dihilangkan atau diminalkan serta memberikan manfaat dan kepuasan bagi pengguna. Ketika sebuah produk atau jasa benar benar dapat dipergunakan dengan baik, pengguna dapat melakukan apa yang dia inginkan dengan cara yang diharapkan serta mampu untuk melakukannya tanpa halangan, keraguan, atau pertanyaan. Usability adalah analisa kuantitatif yang menentukan seberapa mudah user menggunakan antarmuka suatu aplikasi (Nielsen, 2012). Suatu aplikasi disebut usable jika fungsi-fungsinya dapat dijalankan secara efektif, efisien, dan memuaskan (Nielsen, 1993). Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan pengguna mencapai tujuan dalam menggunakan suatu perangkat lunak. Efisiensi berkenaan dengan kelancaran pengguna untuk mencapai tujuan tersebut. Kepuasan berkaitan dengan sikap penerimaan pengguna terhadap perangkat lunak. Pengujian usability dilakukan untuk mengevaluasi apakah sebuah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau belum.
13
2.2.3. Evaluasi Heuristik Evaluasi heuristik (Nielsen, 1994) adalah suatu cara pemeriksaan usability untuk perangkat lunak komputer yang membantu mengenali masalah-masalah usability pada rancangan antarmuka. Evaluasi heuristik memeriksa antarmuka dan memutuskan apakah rancangan tersebut sesuai dengan heuristik yang ada. Tujuan utama evaluasi heuristik adalah untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan rancangan antarmuka. Metode ini dikembangkan oleh Jakob Nielsen berdasarkan pengalaman mengajar dan konsultasi selama beberapa tahun pada bidang usability. Pada dasarnya, evaluasi heuristik tidak mudah dilakukan karena sangat sulit bagi seorang individu untuk dapat menemukan semua masalah usability pada suatu rancangan antarmuka. Kesimpulan yang didapatkan dari pengalaman memperlihatkan bahwa orang yang berbeda-beda akan menemukan masalah usability yang berbeda- beda pula. Jadi, keefektifan evaluasi heuristik dapat ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak penguji. Pada tahun 1990, Jakob Nielsen mengembangkan evaluasi heuristik yang terdiri dari 10 panduan : Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation. Jakob Nielsen menjelaskan evaluasi heuristik yang terdiri dari 10 panduan dengan penjelasan tiap indikator sebagai berikut: 1.
Visibilitas dari status sistem (Visibility of System Status) (X1)
14
Sistem selalu harus menginformasikan pengguna tentang apa yang sedang terjadi, melalui pesan yang baik dan waktu yang sesuai. 2.
Kesesuaian antara sistem dan dunia nyata (Match Between System and the Real World ) (X2) Sistem
harus
berbicara
sesuai
dengan
bahasa
penggunanya,
menggunakan kata, kalimat, dan konsep yang biasa yang digunakan oleh pengguna. 3.
Kendali dan kebebasan pengguna (User Control and Freedom) (X3) Pengguna harus dapat secara bebas memilih dan melakukan pekerjaan (sesuai kebutuhan). Pengguna harus dapat mengambil keputusan nya sendiri (dengan informasi yang jelas) berkaitan dengan pekerjaan yang sedang/akan dilakukan. Sistem harus memiliki kemampuan untuk undo dan redo.
4.
Standar dan Konsistensi (Consistency and Standards) (X4) Pengguna tidak perlu mempertanyakan lagi mengenai perbedaan pemahaman pada sebuah kata dan kalimat, situasi dan aksi. Semua harus sudah mengikuti standar yang ada.
5.
Pencegah Kesalahan (Error Prevention) (X5) Merancang sistem yang mencegah terjadinya kesalahan lebih baik dari pada merancang pesan kesalahan yang baik.
6.
Bantuan pengguna untuk mengenali, men-diagnosa, dan mengatasi masalah (Recognition rather than Recall) (X6) Meminimalkan ingatan pengguna dengan membuat objek, aksi, dan fungsi- fungsi mempunyai visualisasi sendiri-sendiri. Pengguna tidak perlu
15
mempertanyakan lagi mengenai perbedaan pemahaman pada sebuah kata dan kalimat, situasi dan aksi. Semua harus sudah mengikuti standar yang ada. 7.
Fleksibilitas dan efesiensi (Flexibility and Efficiency of Use) (X7) Bagaimana membuat sebuah sistem yang mengakomodasi pengguna yang sudah ahli dan pengguna yang masih pemula. Berikan alternatif untuk pengguna yang “berbeda” dari pengguna yang biasa (secara fisik, budaya, bahasa, dll)
8.
Estetika dan desain yang minimalis (Aesthetic and Minimalist Design) (X8) Sistem hanya menghasilkan informasi yang relevan, informasi yang tidak relevan mengurangi visibilitas dan usability dari sistem.
9.
Pertolongan pengguna mengenal, berdialog dan memperbaiki kesalahan (Help Users Recognize, Diagnose and Recover from Errors) (X9) Pembuatan okjek, aksi dan pilihan harus jelas terlihat. Penggua tidak harus mengingat – ingat informasi dari satu halaman ke halaman lain. Instruksi dan informasi pada sistem harus mudah diakses dan jelas terlihat pada saat dibutuhkan.
10.
Fitur Bantuan dan Dokumentasi (Help and Documentation ) (X10) Sistem harus memiliki dokumentasi yang relevan dan fitur help yang baik, sehingga pengguna dapat mempelajari segala sesuatu yang terkait dengan sistem.
16
Usability (Y) adalah variabel yang digunakan untuk menganalisa kuantitatif untuk menentukan seberapa mudah user menggunakan antarmuka suatu aplikasi (Nielsen, 2012). Evaluasi heuristik pada sebuah perangkat lunak dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada perangkat lunak tersebut. Masalah-masalah tersebut kemudian dinilai, sesuai dengan tingkat kesulitan masalah tersebut (severity ratings). Severity ratings dapat menentukan banyaknya sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki masalah yang ada, dan dapat memberikan perkiraan kasar prinsip usability apa yang harus ditambahkan.
2.3.
Penelitian Sebelumnya
2.3.1. Evaluasi Heuristik Aplikasi Open Sourve Groupware Sebagai Solusi Praktis e-Government Tulisan ini bertujuan memaparkan evaluasi heuristik terhadap empat aplikasi open source Groupware berdasarkan sepuluh prinsip heuristik Nielsen. Groupware sebagai
computer-Supported Cooperative Work (CSCW) sangat
dibutuhkan untuk mendukung e-Government mengingat tuntutan era globalisasi menuju transformasi knowledge-based organization. Hasil perbandingan akan digunakan sebagai acuan dalam tahap lanjutan yaitu pembuatan paket aplikasi Groupware siap instal yang terintegrasi pada server berbasis Linux. Hasil dari penelitian ini adalah kesimpulan mengenai aplikasi groupware yang paling sesuai dengan kebutuhan pengguna berdasarkan perbandingan usability heuristic Nielsen (Iftitahu Ni’mah, dkk, 2011).
17
2.3.2. Evaluasi Website JobsDBTM Mobile Dengan Metode Usability Heuristic Saat ini mobile website bukan sekedar gaya hidup yang berjalan begitu saja. Mobile website memberikan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah pengakses internet. Diperkirakan pada masa depan mobile website akan menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang diseluruh dunia. Sekarang, banyak ditus web yang menawarkan versi mobile dari situs mereka untuk mendapatkan akses langsung dari perangkat mobile. Hal ini membawa kesempatan kepada website lowongan pekerjaan untuk memperluas layanan mereka kepada audiens yang lebih luas. Jobs DB TM, salah satu situs lowongan pekerjaan terkemuka, telah mengambil kesempatan ini. Keberhasilan dari sebuah situs web dapat dilihat dari berapa banyak pengguna mengakses situs ini. Situs web yang paling banyak dikunjungi
biasanya
mengimplementasikan
aspek kenyamanan, sehingga
pengguna dapat dengan mudah mengoperasikannya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan website. Salah satu metode metode yang sering digunakan adalah evaluasi heuristik. Paper ini akan membahas tentang kelebihan dan kelemahan dari mobile website JobsDMTM dengan menggunakan evaluasi heuristik (Esty Purnamasari, dkk, 2012).
2.4.
Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut Uma Sekaran, dalam Sugiyono, (2011:60) mengemukakan bahwa
kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis
18
hubungan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi : (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation.
Visibility of System Status (X1) Match Between System and the Real World (X2) User Control and Freedom (X3) Consistency and Standards (X4) Error Prevention (X5)
Usability (Y)
Recognition rather than Recall (X6) Flexibility and Efficiency of Use (X7) Aesthetic and Minimalist Design (X8) Help Users Recognize, Diagnose and Recover from Errors (X9) Help and Documentation (X10)
Gambar: 2.3 Kerangka Berfikir
19
Suatu aplikasi disebut usable jika fungsi-fungsinya dapat dijalankan secara efektif, efisien, dan memuaskan (Nielsen, 1993). Efektivitas berhubungan dengan keberhasilan pengguna mencapai tujuan dalam menggunakan suatu perangkat lunak. Efisiensi berkenaan dengan kelancaran pengguna untuk mencapai tujuan tersebut. Kepuasan berkaitan dengan sikap penerimaan pengguna terhadap perangkat lunak.
2.5.
Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus
dilakukan pengujian. Hipotesis ini dimaksudkan untuk memberi arah bagi analisis penelitian (Marzuki, 2005). Disi kesimpulan sementaranya adalah : H1:
Semakin baik kualitas Visibilitas dari status sistem aplikasi (Visibility of System Status) (X1), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
H2:
Semakin baik Kesesuaian antara sistem dan dunia nyata (Match Between System and the Real World ) (X2), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi(Y)
H3:
Semakin baik Kendali dan kebebasan pengguna (User Control and Freedom) dalam menggunakan aplikasi (X3), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
H4:
Semakin baik Standar dan Konsistensi (Consistency and Standards) penulisan pada aplikasi (X4), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
20
H5:
Semakin baik dalam Pencegah Kesalahan (Error Prevention) dalam menggunakan aplikasi (X5), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
H6:
Semakin baik bantuan aplikasi terhadap pengguna untuk mengenali, mendiagnosa, dan mengatasi masalah (Recognition rather than Recall) (X6), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
H7:
Semakin baik Fleksibilitas dan efesiensi (Flexibility and Efficiency of Use) penggunaan aplikasi (X7), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi(Y)
H8:
Semakin baik Estetika dan desain yang minimalis (Aesthetic and Minimalist Design) pada aplikasi (X8), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi(Y)
H9:
Semakin baik bantuan pengguna mengenal, berdialog dan memperbaiki kesalahan (Help Users Recognize, Diagnose and Recover from Errors) (X9), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
H10:
Semakin baik fitur bantuan dan dokumentasi (Help and Documentation ) (X10), maka semakin baik pula tingkat Usabilitas Aplikasi (Y)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deksripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang dihadapi (Nazir, 2003:53).
3.2.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi : (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yangmenjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel independen.
21
22
3.2.1.1.
Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian
penelitian (Ferdinan, 2006). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain, dimana nilainya akan berubah jika variabel yang mempengaruhinya berubah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Usabilitas aplikasi (Y). 3.2.1.2. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif terhadap variabel dependen (Ferdinan, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Visibilitas dari status sistem (Visibilityof\SystemStatus) (X1) 2. Kesesuaian
antara
sistem
dan
dunia
nyata
(Match
BetweenSystemandtheRealWorld ) (X2) 3. Kendali dan kebebasan pengguna (User ControlandFreedom) (X3) 4. Standar dan Konsistensi (ConsistencyandStandards) (X4) 5. Pencegah Kesalahan (ErrorPrevention) (X5) 6. Bantuan pengguna untuk mengenali, men-diagnosa, dan mengatasi masalah (Recognitionrather thanRecall) (X6) 7. Fleksibilitas dan efesiensi (FlexibilityandEfficiencyofUse) (X7) 8. Estetika dan desain yang minimalis (AestheticandMinimalistDesign) (X8) 9. Pertolongan pengguna mengenal, berdialog dan memperbaiki kesalahan (HelpUsers Recognize,Diagnoseand Recover from Errors) (X9) 10. Fitur Bantuan dan Dokumentasi (HelpandDocumentation ) (X10)
23
3.2.2. Definisi Operasional Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2004). Pengertian dari variabel-variabel yang diteliti dan akan dilakukan analisis lebih lanjut yaitu Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation dapat dijelaskan pada variabel berikut ini: Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Visibility (X1)
Dimensi Kejelasan Informasi
User Control and Freedom (X3)
Consistency and Standard (X4)
Recognition Rather Than
Ukuran
Konsistensi
Apakah Informasi yang ditampilkan mudah dipahami dan jelas Kepuasan Terhadap Kecepatan Waktu Akses Konsistensi Tampilan
Terminologi Menu dan Form Yang Komunikatif
Kepuasan Terhadap Terminologi Menu dan Form
Penggunaan Gambar yang Komunikatif Pemilihan Warna
Apakah Penggunaan Gambar Komunikatif? Apakah Pemilihan Warna Aplikasi Ini Menarik Apakah Penggunaan Tata Bahasa Mudah Dipahami Apakah Navigasi Aplikasi Mudah Digunakan Apakah Operasi dapat dilakukan Pembatalan Apakah Tulisan Berubah ubah
Kesesuaian Waktu
Macth Between system and The Real World (X2)
Indikator
Penggunaan Tata Bahasa Kemudahan Navigasi Pembatalan Sebuah Operasi Konsistensi Standar Penulisan Konsistensi Data dan proses Adanya keterangan Pada Button
Apakah data yang memiliki konsistensi Apakah Button keterangan
diproses memiliki
Skala
Tingkat Kesesuaian
Interval
Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan
Interval
Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan
Interval
Interval Interval
Interval Interval Interval Interval Interval Interval Interval
24
Recall (X5)
Prevention Error System (X6)
Flexibility and Efficiency of Use (X7) Design (X8)
Kejelasan Penggunaan Bahasa Simbol dan Gambar Adanya Pesan Kesalahan Notifikasi Input Informasi Pencegahan Penggunaan Dalam Membuat Kesalahan Sistem Sesuai untuk Screen Reading
Apakah Penggunaan Bahasa Simbol dan Gambar Jelas
Tingkat Kepuasan
Interval
Apakah Terdapat pesan jika melakukan kesalahan Apakah aplikasi memberikan notifikasi input? Apakah aplikasi memberikan pencegahan dalam melakukan kesalahan Apakah Aplikasi Mudah Dibaca
Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan
Interval
Tingkat Kepuasan
Interval
Interaktif Design
Apakah Design Aplikasi Interaktif Apakah Warna Font dan Backgroung Jelas Apakah Ukuran Font Jelas
Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan
Interval
Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan
Interval
Tingkat Ketergunaan
Interval
Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan Tingkat Ketergunaan
Interval
Pemilihan warna Font &background Ukuran Font
Recovery System (X9)
and
Help and Documentation (X10)
Pengelompokan Informasi Notifikasi Ketika Kesalahan Repairing System
ada
Bantuan Saat adanya Pesan Kesalahan Dokumentasi
Usabilitas (Y)
Panduan Online Visibility (X1)
Secara
Match Between System and The Real World (X2) User Control and Freedom (X3) Consistency and Standard (X4) Recognition Rather Than Recall (X5) Prevention Error System (X6) Flexibility and Efficiency of Use (X7) Design (X8)
Apakah Informasi yang dikelompokkan Sesuai Apakah Aplikasi Memberikan Notifikasi ketika ada kesalahan Apakah repairing system memenuhi keinginan anda Apakah ada bantuan saat melakukan kesalahan Apakah dokumentasi aplikasi mudah digunakan Apakah panduan aplikasi memuaskan Ketergunaan Terhadap Visibility Kesesuaian tampilan
Terhadap
fungsi
Ketergunaan terhadap fungsi kontrol dan Kebebasan penggunaan Ketergunaan terhadap tampilan yang konsisten dan terstandar Ketergunaan terhadap tata bahasa dan fungsi Ketergunaan fungsi notifikasi error Ketergunaan fungsi kemudahan dan efisien penggunaan Ketergunaan fungsi tampilan dan penggunaan font Ketergunaan fungsi recovery
Recovery and System (X9) Help and Documentation Ketergunaan fungsi (X10) dan dokumentasi
panduan
Interval Interval
Interval Interval Interval Interval Interval Interval
Interval Interval Interval
Interval Interval Interval Interval Interval Interval
25
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Arikunto (2010), mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pengguna yang telah memiliki akses untuk menggunakan aplikasi e-monev sebagai populasi penelitian dengan jumlah pengguna sebanyak 72 pengguna yang terdiri dari 24 Operator, 24 PPK dan 24 KPA OPD pada Dinas Daerah dan OPD Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Banyuasin. Berikukut daftar nama OPD Kabupaten Banyuasin : Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pemukiman dan Pertanahan, Dinas PU Dan Tata Ruang, Badan Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Ketahanan Pangan, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kesbangpol, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perikanan, Dinas Pemerintahan Desa, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Badan Perpustakaan Daerah, Dinas Koperasi dan Industri, Badan Penyuluh KB, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Badan Penanaman Modal dan perizinan, dan Satuan Polisi Pamong Praja. 3.3.2. Sampel Menurut Pendapat Champion dan AA.K. Baila menyatakan bahwa sampel cukup valid untuk di analisis secara statistik sedikitnya diperlukan 30 sampai 100
26
responden (Manase malo : 268). Pertanyaan yang seringkali diajukan dalam 26 metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh, menurut Sugiyono (2001; 6) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil kurang dari 100 orang. Berdasarkan pendapat ini maka dalam penelitian ini sempel yang digunakan merupakan seluruh populasi sebanyak 72 orang yang terdiri dari Operator, PPK dan KPA yang memiliki akses masuk ke aplikasi emonev Kabupaten Banyuasin.
3.4.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah 1.
Data Primer Data Primer adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data Primer dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang disioleh responden meliputi identitas dan tanggapan responden.
2.
Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip
27
yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi kepustakaan, jurnal, literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melalui sistem on-line (Internet).
3.5.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan
dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan merujuk langkah - langkah sebagai berikut: 1. Melakukan studi pustaka tentang Evaluasi Aplikasi berdasarkan Aspek Heuristik Aplikasi. 2. Menyebarkan Kuesioner Evaluasi aplikasi kepada pengguna aplikasi. 3. Menghitung hasil penilaian kuesioner 4. Meyimpulkan hasil penelitian dan memberikan saran terhadap penelitian selanjutnya. 3.5.1. Metode Kuisioner Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data–data tersebut harus benar– benar dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner atau seperangkat pertanyaan atau
28
pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2001). Kuesioner, (Sutopo, 2006: 82) merupakan instrumen atau alat pengumpulan data yang juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). 3.5.2. Metode Studi Pustaka Studi pustaka, (Sugiyono, 2005:83). Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung foto-foto atau hasil karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi pustaka mempelajari dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian seperti buku ataupun internet yang berkaitan dengan penelitian.
3.6.
Skala Pengukuran Prosedur pemberian angka atau symbol lain kepada sejumlah ciri dari
suatu obyek disebut dengan skala pengukuran. Skala pengukuran terhadap suatu obyek terdiri dari empat macam, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Keempat skala pengukuran ini jika digunakan didalam kuesioner dapat dilakukan dengan salah satu instrumen pendekatan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang.
Dalam penerapan evaluasi usability
digunakan skala 5 pilihan respon. Tingkat pengukuran data dalam skala likert adalahordinal sehingga apabila akan dianalisis dengan statistik harus dinaikkan terlebih dahulu menjadi skala interval(Suliyanto, 2011). Tabel 3.2 Skor Skala Likert Konteks
Nilai
Very Good (VG)
5 Point
29
3.7.
Good (G)
4 Point
Neutral (N)
3 Point
Bad (B)
2 Point
Worse (W)
1Point
Metode Analisis Data
3.7.1. Analisis Kuantitatif Didalam pengumpulan data evaluasi dilakukan pengujian terhadap instrumen (alat ukur) yang akan digunakan. Kegiatan pengujian instrumen meliputi uji validitas
dan uji reliabilitas dilakukan dengan SPSS 24. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Dengan demikian syarat instrumen memiliki validitas dan reliabilitas apabila sudah dibuktikan melalui sebuah uji coba dengan cara menyebarkan instrumen tersebut kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Setelah diisi oleh responden dan terkumpul kembali selanjutnya menentukan validitas dan reliabilitas suatu instrumen. 3.7.1.1.
Uji Validitas Validberartiinsrumenyangdigunakan
diukur(Ferdinand,2006).Validitasyangdigunakan
dapatmengukurapayanghendak dalampenelitianini(content
validity)menggambarkankesesuaiansebuahpengukurdatadenganapayangakan diukur(Ferdinand,2006).Biasanyadigunakandenganmenghitungkorelasi setiapskorbutirinstrumendenganskortotal (Sugiyono,2004).
antara
30
Dalam melakukan pengujian
validitas, digunakan alat ukur berupa
program komputer yaitu SPSS for Windows
24, dan jika suatu alat ukur
mempunyai korelasiyangsignifikanantaraskor itemterhadapskor totalnyamaka dikatakanalat skortersebutadalahvalid(Ghozali,2001). Uji validitas kuisioner menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total (Abdurahman,dkk, 2011). Rumus dari korelasi product moment, sebagai berikut :
𝑟𝑥𝑦 =
N (∑ XY) − (∑ X. ∑ Y) √N⌊∑ X2 − (∑ X)2 ⌋⌊N ∑ Y2 − (∑ Y)2 ⌋
Dimana : N
= Jumlah responden
X
= Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden
Y
= Skor total semua pertanyaan dari tiap responden
3.7.1.2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 22 dengan
31
menggunakan model
Alpha.
Sedangkan dalam
pengambilan keputusan
reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas dilakukan agar pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang
terjadi
dilapangan.
Pengujian
realibilitas
kuesionermenggunakanKoefisienAlphaCronbach menurut Chiew dan Salim (2003),Koefisien αdidefinisikan sebagai: 𝑘
∑𝑠2
𝛼 = (𝑘−1) ⌊1 − ( 𝑠2𝑖 )⌋ Dimana : k
= Banyak butir pertanyaan evaluasi
𝑠𝑖2
=variansdariitemtes
𝑠2
=varians darinilai total
Nilai masing-masing kelas dan tingkat reliabilitasnya seperti terlihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3Tingkat Reliabilitas Range
Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20
Kurang reliabel
0.201 – 0.40
Agak reliabel
0.401 – 0.60
Cukup reliabel
0.601 – 0.80
Reliabel
0.801 – 1.00
Sangat reliabel
3.7.2. Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas ( Ghozali, 2001). Model
32
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah melihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF), dan nilai tolerance. Apabila nilai tolerance mendekati 1, serta nilai VIF disekitar angka 1 serta tidak lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi (Santoso,2000). 3.7.2.2.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,2001). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal dalam suatu model regresi yang dapat dilihat pada grafik normal P-P plot. Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,2001):
33
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2001). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardized (Ghozali,2001). Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah (Ghozali,2001): 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang,
melebur
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.7.3. Uji Goodness of Fit Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai
34
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima ( Ghozali, 2001). 3.7.3.1.
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien determinasi majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji signifikansi meliputi pengujian signifikansi persamaan regresi secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial spesifik. Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F . Statistik uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan k dan (nk-1) (Malhotra, 2006). Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau lebih koefisien regresi majemuk populasi mempunyai nilai tak sama dengan 0. Uji F parsial meliputi penguraian jumlah total kuadrat regresi SSreg menjadi komponen yang terkait dengan masing-masing variabel independen. Dalam pendekatan yang standar, hal ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap variabel independen telah ditambahkan ke dalam persamaan regresi setelah seluruh variabel independen lainnya telah disertakan. Kenaikan dari jumlah kuadrat yang dijelaskan, yang disebabkan oleh penambahan sebuah variabel independen Xi , merupakan komponen variasi yang disebabkan variabel tersebut dan disimbolkan dengan SSxi . Signifikansi koefisien regresi parsial untuk variabel, diuji dengan menggunakan sebuah statistik F inkremental (Malhotra, 2006) .
35
3.7.3.2.
Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2001). Langkah-langkah Uji Hipotesis untuk Koefisien Regresi adalah: 1. Perumusan Hipotesis Nihil (H0) dan Hipotesis Alternatif (H1) H0 : β1 =0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1, X2,X3) terhadap variabel terikat (Y). H1 : β0 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1,X2,X3) terhadap variabel terikat (Y). 2. Penentuan
Consistency and Standard
signifikansi dan taraf derajat kebebasan Taraf signifikansi = 5% (0,05) Derajat kebebasan = (n-1-k)
t
tabel
berdasarkan
taraf
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Variabel Penelitian
4.1.1. Analisis Indeks Jawaban Analisis indeks jawaban per variabel ini bertujuan mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini. Terutama mengenai variabelvariabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis indeks yang menggambarkan responden atas item-item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skor maksimal 5 dan minimal 1, dengan jumlah responden sebanyak 72 responden, maka perhitungan indeks jawaban responden dengan rumus berikut : Y = Skor Tertinggi x Jumlah Responden Y= 5 x 72 = 360 Nilai Indeks % = {(%F1 x 1) + (%F2 x 2) + (%F3 x 3) + (%F4 x 4) + (%F5 x 5)} / y x 100 Dimana : F1 =
frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan kuesioner.
F2 =
frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan kuesioner.
F3 =
frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan kuesioner.
37
F4 =
frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan kuesioner.
F5 =
frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan kuesioner. Angka jawaban responden tidak dimulai dari nol tetapi mulai dari angka 1
untuk minimal dan maksimal adalah 5. Rentang jawaban pengisian dimensi pertanyaan setiap variabel yang diteliti ditentukan dengan menggunakan kriteria tiga kotak (three box method) (Ferdinan, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan guna kemudahan dalam interpretasi maka rentang jawaban tertinggi dikonversi ke satuan 100. Atas kondisi ini, rentang jawaban akan dimulai dari 10 sampai dengan 100, dimana rentang yang terjadi sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks. Penggunaan 3 kotak (Three-box Method) terbagi sebagai berikut: 10,00 - 23,00 =
Rendah
23,01 - 46,00 =
Sedang
46,01 - 100 =
Tinggi
Peneliti menentukan indeks persepsi responden terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 4.1.1.1. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Visibility (X1) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Visibilitas tampilan aplikasi emonev variabel visibility pada penelitian ini diukur melalui 3 buah item pertanyaan.
38
Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel visibilitas aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.1. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Visibility (X1) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1.
Kejelasan Informasi Yang Ditampilkan Aplikasi
0
6
12
48
6
270
75%
2.
Kesesuaian Waktu Akses Aplikasi
0
0
27
21
24
285
79%
3.
Konsistensi Tampilan Aplikasi
0
0
15
33
24
297
83%
284
79%
jumlah
Sumber: data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Visibility yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 79%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Visibility dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.2. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Match Between system and The Real World (X2) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Match Between system and The Real World (X2) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Match Between system and The Real World pada penelitian ini diukur melalui 4 buah item pertanyaan. Hasil
39
jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Match Between system and The Real World aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.2. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Match Between system and The Real World (X2) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Terminologi Menu dan Form Yang Komunikatif
0
0
9
51
12
291
81%
2
Penggunaan Gambar yang Komunikatif
0
0
24
30
18
282
78%
3
Pemilihan Warna Aplikasi
0
0
22
33
17
283
79%
4
Penggunaan Tata Bahasa Dalam Aplikasi
0
0
27
36
9
270
75%
281,5
78%
Jumlah
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Match Between system and The Real World (X2) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 78%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Match Between system and The Real World dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.3. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel User Control and Freedom (X3) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel User Control and Freedom (X3) tampilan aplikasi e-monev. Variabel User Control and Freedom pada penelitian ini
40
diukur melalui 2 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel User Control and Freedom aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.3. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X3) Skor No.
1 2
Indikator Penilaian
Jumlah
Indeks
20
289
80%
8
260
72%
274,5
76%
W
B
N
G
VG
Kemudahan Navigasi
0
0
19
33
Pembatalan Sebuah Operasi
0
3
30
31
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel User Control and Freedom yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 76%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel User Control and Freedom dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.4. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Consistency and Standard (X4) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Consistency and Standard (X4) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Consistency and Standard pada penelitian ini diukur melalui 2 buah item pertanyaan Konsistensi standar penulisan pada aplikasi dan konsistensi data dan proses menginput data laporan . Hasil jawaban dan analisis
41
indeks skor jawaban terhadap variabel Consistency and Standard aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.4. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X4) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Konsistensi Standar Penulisan Pada Aplikasi
0
3
21
27
21
282
78%
2
Konsistensi Data dan proses menginput data laporan
0
0
18
42
12
282
78%
282
78%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Consistency and Standard yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 74%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Consistency and Standard dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.5. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Recognition Rather Than Recall (X5) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Recognition Rather Than Recall (X5) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Recognition Rather Than Recall pada penelitian ini diukur melalui 3 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Recognition Rather Than Recall aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
42
Tabel. 4.5. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X5) Skor No.
Indikator Penilaian
Jumlah W
B
N
G
VG
1
Adanya keterangan Pada setiap Button pada aplikasi
0
0
24
27
21
285
2
Kejelasan Penggunaan Bahasa Simbol dan Gambar pada aplikasi
0
0
24
33
15
279
3
Adanya Pesan Kesalahan jika terjadi error
0
3
27
21
21
276 280
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Recognition Rather Than Recall (X5) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 78%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka ratarata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Recognition Rather Than Recall (X5) dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.6. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Prevention Error System (X6) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Prevention Error System (X6) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Prevention Error System (X6) pada penelitian ini diukur melalui 2 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Prevention Error System aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
Indeks
79% 78% 77% 78%
43
Tabel. 4.6. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X6) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Notifikasi jika ada pesan masuk
0
6
21
36
9
264
73%
2
Pencegahan Penggunaan Dalam Membuat Kesalahan
0
3
27
27
15
270
75%
267
74%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Prevention Error System yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 74%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Prevention Error System dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.7. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) pada penelitian ini diukur melalui 1 buah item pertanyaan mengenai screen reading aplikasi. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
44
Tabel. 4.7. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X7) Skor No.
1
Indikator Penilaian
Sistem Sesuai untuk Screen Reading
W
B
N
G
VG
0
0
21
39
12
Jumlah
Indeks
279
78%
279
78%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 78%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka ratarata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Flexibility and Efficiency of Use (X7) dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.8. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Design (X8) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabel Design (X8) tampilan aplikasi emonev. Variabel Design (X8)pada penelitian ini diukur melalui 4 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Design (X8) aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.8. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X8) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Interaktif Design
0
0
15
42
15
288
80%
2
Pemilihan warna Font &background pada aplikasi
0
0
15
42
15
288
80%
45
3
Ukuran Font Pada Pengisian Laporan
0
0
18
39
15
285
79%
4
Pengelompokan Informasi Berdasarkan Tipe Laporan
0
0
9
45
18
297
83%
289,5
80%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Design (X8) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 80%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Design (X8) dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.9. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Recovery and System (X9) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabe Recovery and System (X9) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Recovery and System (X9) pada penelitian ini diukur melalui 2 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Recovery and System (X9) aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.9. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X9) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Notifikasi Ketika ada Kesalahan
0
3
22
33
12
264
73%
2
Repairing System
0
6
24
30
12
264
73%
46
264
73%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Recovery and System (X9) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 52,8. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Recovery and System (X9) dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.10. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Help and Documentation (X10) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabe Help and Documentation (X10) tampilan aplikasi e-monev. Variabel Help and Documentation (X10) pada penelitian ini diukur melalui 3 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Help and Documentation (X10) aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.10. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (X10) No.
Skor
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Bantuan Saat adanya Pesan Kesalahan
0
3
18
39
12
276
77%
2
Dokumentasi File Hasil
0
0
15
42
15
288
80%
3
Panduan Secara Online
0
0
30
27
15
273
76%
279
78%
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
47
Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Help and Documentation (X10) yaitu dengan ratarata indeks skor sebesar 78%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Help and Documentation (X10) dipersepsikan secara positif oleh responden. 4.1.1.11. Analisis Indeks Jawaban Responden Terhadap Variabel Usability (Y) Visibilitas dari sebuah aplikasi bisa dipersepsikan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Penelitian ini mengukur variabe Usability (Y) tampilan aplikasi emonev. Variabel Usability (Y) pada penelitian ini diukur melalui 3 buah item pertanyaan. Hasil jawaban dan analisis indeks skor jawaban terhadap variabel Usability (Y) aplikasi dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel. 4.11. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel (Y) Skor No.
Indikator Penilaian W
B
N
G
VG
Jumlah
Indeks
1
Ketergunaan Terhadap Visibility
0
0
21
39
12
279
78%
2
Kesesuaian Terhadap fungsi tampilan
0
0
15
36
21
294
82%
3
Ketergunaan terhadap fungsi kontrol dan Kebebasan penggunaan
0
0
21
36
15
282
78%
4
Ketergunaan terhadap tampilan yang konsisten dan terstandar
0
0
18
45
9
279
78%
5
Ketergunaan terhadap tata bahasa dan fungsi
0
0
12
45
15
291
81%
6
Ketergunaan fungsi notifikasi error
0
0
30
30
12
270
75%
7
Ketergunaan fungsi kemudahan dan efisien penggunaan
0
0
15
36
21
294
82%
8
Ketergunaan fungsi tampilan dan penggunaan font
0
0
15
36
21
294
82%
48
9
Ketergunaan fungsi recovery
0
3
24
27
18
276
77%
10
Ketergunaan fungsi panduan dan dokumentasi
0
3
31
23
15
266
74%
282,5
78%
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Good (skor 4) terhadap pertanyaan-pertanyaan Variabel Usability (Y) yaitu dengan rata-rata indeks skor sebesar 78%. Berdasarkan kategori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada tingkatan skor Tinggi. Kondisi ini memberikan kesan bahwa kualitas usabilitas aplikasi dari variabel Usability (Y) dipersepsikan secara positif oleh responden.
4.2.
Analisis Data dan Pembahasan
4.2.1. Uji Validitas Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 36 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat Recognition Rather Than Recall = 95 persen ( = 5 persen), derajat kebebasan (df) = n –2 = 72 – 2 = 70, didapat r tabel = 0,232. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item –Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut :
49
Tabel. 4.12. Hasil Pengujian Validitas No 1
2
3
4
5
6
Variabel Visibility (X1)
Match Between system and The Real World (X2)
User Control and Freedom (X3)
Consistency and Standard (X4)
Recognition Rather Than Recall (X5)
Prevention Error System (X6)
Indikator
r Hitung
r Tabel
Keterangan
Kejelasan Informasi
0,332
0,232
Valid
Kesesuaian Waktu
0,617
0,232
Valid
Konsistensi
0,673
0,232
Valid
Terminologi Menu dan Form Yang Komunikatif
0,720
0,232
Valid
Penggunaan Gambar yang Komunikatif
0,454
0,232
Valid
Pemilihan Warna
0,606
0,232
Valid
Penggunaan Tata Bahasa
0,559
0,232
Valid
Kemudahan Navigasi
0,493
0,232
Valid
Pembatalan Sebuah Operasi
0,524
0,232
Valid
Konsistensi Standar Penulisan
0,543
0,232
Valid
Konsistensi Data dan proses
0,586
0,232
Valid
Adanya keterangan Pada Button
0,632
0,232
Valid
Kejelasan Penggunaan Bahasa Simbol dan Gambar
0,527
0,232
Valid
Adanya Pesan Kesalahan
0,808
0,232
Valid
Notifikasi Input Informasi
0,863
0,232
Valid
Pencegahan Penggunaan Dalam Membuat Kesalahan
0,853
0,232
Valid
7
Flexibility and Efficiency of Use (X7)
Sistem Sesuai untuk Screen Reading
0,674
0,232
Valid
8
Design (X8)
Interaktif Design
0,698
0,232
Valid
Pemilihan warna Font &background
0,682
0,232
Valid
Ukuran Font
0,639
0,232
Valid
Pengelompokan Informasi
0,552
0,232
Valid
50
9
10
11
Recovery and System (X9)
Help and Documentation (X10)
Usabilitas (Y)
Notifikasi Ketika ada Kesalahan
0,776
0,232
Valid
Repairing System
0,737
0,232
Valid
Bantuan Saat adanya Pesan Kesalahan
0,712
0,232
Valid
Dokumentasi
0,561
0,232
Valid
Panduan Secara Online
0,597
0,232
Valid
Visibility (X1)
0,758
0,232
Valid
Match Between System and The Real World (X2)
0,698
0,232
Valid
User Control and Freedom (X3)
0,606
0,232
Valid
Consistency and Standard (X4)
0,525
0,232
Valid
Recognition Rather Than Recall (X5)
0,672
0,232
Valid
Prevention Error System (X6)
0,743
0,232
Valid
Flexibility and Efficiency of Use (X7)
0,655
0,232
Valid
Design (X8)
0,672
0,232
Valid
Recovery and System (X9)
0,734
0,232
Valid
Help and Documentation (X10)
0,734
0,232
Valid
Sumber : Data primeryang diolah, 2017 Tabel 4.12. diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel = 0,232 (nilai r tabel untuk n = 72), sehingga semua indikator tersebut adalah valid. 4.2.2.
Uji Reabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
alat pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
51
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2001), suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table 4.11 dibawah ini. Tabel. 4.13. Hasil Pengujian Reliabel No 1
2
3
4
5
Cronbach Alpha
Keterangan
Kejelasan Informasi
0,965
Reliabel
Kesesuaian Waktu
0,964
Reliabel
Konsistensi
0,963
Reliabel
Terminologi Menu dan Form Yang Komunikatif
0,963
Reliabel
Penggunaan Gambar yang Komunikatif
0,964
Reliabel
Pemilihan Warna
0,964
Reliabel
Penggunaan Tata Bahasa
0,964
Reliabel
Kemudahan Navigasi
0,964
Reliabel
Pembatalan Sebuah Operasi
0,964
Reliabel
Konsistensi Standar Penulisan
0,964
Reliabel
Konsistensi Data dan proses
0,964
Reliabel
Adanya keterangan Pada Button
0,963
Reliabel
Kejelasan Penggunaan Bahasa Simbol dan Gambar
0,964
Reliabel
Adanya Pesan Kesalahan
0,962
Reliabel
Variabel Visibility (X1)
Match Between system and The Real World (X2)
User Control and Freedom (X3)
Consistency and Standard (X4)
Recognition Rather Than Recall (X5)
Indikator
52
6
Prevention Error System (X6)
Notifikasi Input Informasi
0,962
Reliabel
Pencegahan Penggunaan Dalam Membuat Kesalahan
0,962
Reliabel
7
Flexibility and Efficiency of Use (X7)
Sistem Sesuai untuk Screen Reading
0,963
Reliabel
8
Design (X8)
Interaktif Design
0,963
Reliabel
Pemilihan warna Font &background
0,963
Reliabel
Ukuran Font
0,963
Reliabel
Pengelompokan Informasi
0,964
Reliabel
Notifikasi Ketika ada Kesalahan
0,963
Reliabel
Repairing System
0,963
Reliabel
Bantuan Saat adanya Pesan Kesalahan
0,963
Reliabel
Dokumentasi
0,964
Reliabel
Panduan Secara Online
0,964
Reliabel
Visibility (X1)
0,963
Reliabel
Match Between System and The Real World (X2)
0,963
Reliabel
User Control and Freedom (X3)
0,964
Reliabel
Consistency and Standard (X4)
0,964
Reliabel
Recognition Rather Than Recall (X5)
0,963
Reliabel
Prevention Error System (X6)
0,963
Reliabel
Flexibility and Efficiency of Use (X7)
0,963
Reliabel
Design (X8)
0,963
Reliabel
Recovery and System (X9)
0,963
Reliabel
Help and Documentation (X10)
0,963
Reliabel
9
10
11
Recovery and System (X9)
Help and Documentation (X10)
Usabilitas (Y)
Sumber : Data yang diolah, 2017
53
Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60l, sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah Reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 4.2.3.
Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel (Ghozali, 2001). Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta menganalisis matrix korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini. Tabel 4.14 Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
x1
,138
7,251
x2
,297
3,368
x3
,185
5,400
x4
,262
3,811
x5
,204
4,892
x6
,146
6,842
x7
,350
2,858
x8
,226
4,431
(Constant)
54
x9
,233
4,292
x10
,154
6,512
a. Dependent Variable: y
Sumber : Data yang diolah, 2017 Tabel 4.15Matrix Korelasi Variabel Independen Coefficient Correlationsa Model 1
Correlations
Covariances
x10
x7
x3
x2
x9
x8
x4
x5
x6
x1
x10
1,000
-,215
,490
,018
,209
,340
-,210
-,490
-,472
-,619
x7
-,215
1,000
-,156
-,301
-,314
-,327
,146
-,135
,273
,276
x3
,490
-,156
1,000
-,183
,006
,011
-,474
-,191
-,130
-,492
x2
,018
-,301
-,183
1,000
,265
-,174
-,080
-,010
-,353
,018
x9
,209
-,314
,006
,265
1,000
,042
,013
-,053
-,584
-,374
x8
,340
-,327
,011
-,174
,042
1,00 0
,048
-,306
-,366
-,227
x4
-,210
,146
-,474
-,080
,013
,048
1,000
,222
-,070
-,214
x5
-,490
-,135
-,191
-,010
-,053
-,306
,222
1,00 0
-,018
,019
x6
-,472
,273
-,130
-,353
-,584
-,366
-,070
-,018
1,000
,453
x1
-,619
,276
-,492
,018
-,374
-,227
-,214
,019
,453
1,00 0
x10
,131
-,048
,093
,001
,024
,030
-,027
-,048
-,068
-,087
x7
-,048
,377
-,050
-,041
-,061
-,048
,032
-,022
,067
,066
x3
,093
-,050
,274
-,021
,001
,001
-,089
-,027
-,027
-,100
x2
,001
-,041
-,021
,049
,019
-,009
-,006
-,001
-,031
,002
x9
,024
-,061
,001
,019
,101
,003
,001
-,004
-,074
-,046
x8
,030
-,048
,001
-,009
,003
,058
,004
-,020
-,035
-,021
x4
-,027
,032
-,089
-,006
,001
,004
,129
,021
-,010
-,030
x5
-,048
-,022
-,027
-,001
-,004
-,020
,021
,072
-,002
,002
x6
-,068
,067
-,027
-,031
-,074
-,035
-,010
-,002
,160
,070
x1
-,087
,066
-,100
,002
-,046
-,021
-,030
,002
,070
,151
Sumber : Data yang diolah, 2017 Tabel 4.15 terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10%, yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%. Sedangkan dari
55
matrix korelasi variabel independen, terlihat dari tabel 4.13, bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah Visibility (X1) dengan Recognition Rather Than Recall (X10) dengan nilai korelasi 61,9%. Nilai korelasi tersebut masih dapat ditolerir karena dibawah 95%. Sehingga dari hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. 4.2.3.2.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data distribusi yang normal. Cara untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data meyenbar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.1. Uji Normalitas Sumber : Data yang diolah, 2017
56
Gambar. 4.2. Uji Normalitas Histogram Sumber : Data yang diolah, 2017 Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 4.2.3.3.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2001). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-standardiized (Ghozali,2001), dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
57
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedatisitas. Uji heteroskedastisitas menghasilkan grafik pola penyebaran titik (scatterplot) seperti tampak pada Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian, asumsi-asumsi normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dipenuhi dari model ini. 4.2.3.4.
Analisis Regresi Linear Berganda
58
Analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 24.0. Ringkasan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS tersebut adalah sebagai berikut Tabel 4.16 Ringkasan hasil regresi Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
8,738
2,639
Visibility (X1)
1,634
,388
Match Between system
-,122
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
3,311
,002
,386
4,209
,000
,138
7,251
,221
-,035
-,555
,581
,297
3,368
-,350
,523
-,053
-,669
,506
,185
5,400
-,338
,359
-,063
-,940
,351
,262
3,811
-,790
,268
-,222
-2,947
,005
,204
4,892
2,444
,400
,545
6,109
,000
,146
6,842
3,133
,614
,294
5,104
,000
,350
2,858
Design (X8)
-,253
,240
-,076
-1,055
,296
,226
4,431
Recovery and System
-,167
,318
-,037
-,526
,601
,233
4,292
1,553
,362
,373
4,291
,000
,154
6,512
and The Real World (X2) User Control and Freedom (X3) Consistency and Standard (X4) Recognition Rather Than Recall (X5) Prevention Error System (X6) Flexibility and Efficiency of Use (X7)
(X9) Help and Documentation
(X10) a. Dependent Variable: USABILITY
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
59
Dari hasil tersebut apabila ditulis dalam bentuk standardized dari persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = 0,388X1 + 0,221X2 + 0,523 X3 +0,359 X4 + 0,268 X5 + 400X6 + 0,614X7 + 0,240 X8 + 0,318X9 + 0,362X10 Keterangan : Y
= Usability
X1
= Variabel Visibility
X2
= Variabel Match Between Sistem and The Real World
X3
= Variabel User Control and Freedom
X4
= Variabel Consistency and Standard
X5
= Variabel Recognition Rather Than Recall
X6
= Variabel Prevention Error System
X7
= Variabel Flexybility and Efficiency
X8
= Variabel Design
X9
= Variabel Recovery and System
X10
= Variabel Help and Documentation
4.2.4.
Uji Good of Fit Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima ( Ghozali, 2001).
60
4.2.4.1.
Uji Parsial (Uji T) Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation) secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Usability). Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16. Dari hasil regresi linear berganda dan uji t pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa 4 koefisien regresi tersebut bertanda positif dan signifikan, dan 6 koefisien bertanda negatif. Dari model regresi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut yakni sebagai berikut: 1.
Variabel Visibility (X1) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X1 mempunyai t hitung 4,209. Jadi t hitung > t tabel, 4,209 > 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Visibility memiliki pengaruh signifika terhadap Usability aplikasi
2.
Variabel Match Between system and The Real World (X2) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,581. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,581 > 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Variabel X1 mempunyai t hitung 0,555. Jadi t hitung < t tabel, 0,555 < 1,994.
61
Dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan hubungan yang berlainan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Match Between system and The Real World tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi 3.
Variabel User Control and Freedom (X3) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,506. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,506 > 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Variabel X3 mempunyai t hitung 0,669. Jadi t hitung < t tabel, 0,669 < 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X3 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan hubungan yang berlainan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan User Control and Freedom tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi.
4.
Variabel Consistency and Standard
(X4) terhadap Usability (Y) dengan
tingkat signifikansi 0,351. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,351> 0,05, maka Ha ditola dan H0 diterima. Variabel X4 mempunyai t hitung 0,940. Jadi t hitung < t tabel, 0,940 < 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X4 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan hubungan yang berlainan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Consistency and Standard tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi. 5.
Variabel Recognition Rather Than Recall (X5) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,005. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,005 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel X4 memiliki kontribusi terhadap terhadap Usability aplikasi.
62
6.
Variabel Prevention Error System (X6) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X6 mempunyai t hitung 6,109. Jadi t hitung > t tabel, 6,109 > 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X6 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Prevention Error System memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi
7.
Variabel Flexybility and Efficiency (X7) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X7 mempunyai t hitung 6,109. Jadi t hitung > t tabel, 5,104 > 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X7 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Flexybility and Efficiency memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi.
8.
Variabel Design (X8) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,296. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,296> 0,05, maka Ha ditola dan H0 diterima. Variabel X8 mempunyai t hitung 1,055. Jadi t hitung < t tabel, 1,055 < 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X8 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan hubungan yang berlainan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Design tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi.
9.
Variabel help users recognize, diagnose, and recover from errors (X9) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,601. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,601> 0,05, maka Ha ditola dan
63
H0 diterima. Variabel X9 mempunyai t hitung 0,526. Jadi t hitung < t tabel, 0,526 < 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X8 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan hubungan yang berlainan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan help users recognize, diagnose, and recover from errors tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi. 10. Variabel Help and documentation (X10) terhadap Usability (Y) dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai Signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05, atau nilai 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Variabel X10 mempunyai t hitung 4,291. Jadi t hitung > t tabel, 4,291 > 1,994. Dapat disimpulkan bahwa variabel X10 memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Help and documentation memiliki pengaruh signifikan terhadap Usability aplikasi. 4.2.4.2. Uji F Hasil Perhitungan parameter model regresi secara bersama sama diperoleh pada tabel 4.17 berikut ini : Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) ANOVAa Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
3356,104
10
335,610
79,902
,000b
Residual
256,216
61
4,200
Total
3612,319
71
a. Dependent Variable: y b. Predictors: (Constant), x10, x7, x3, x2, x9, x8, x4, x5, x6, x1
Sumber : Data yang diolah, 2017
64
Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Dikaitkan dengan hipotesis yang diajukan, yaitu: 1. H0 : b1, b2, b3 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation terhadap Usabilitas Aplikasi. 2. Ha : b1, b2, b3 > 0 berarti ada pengaruh yang signifikan dari Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation terhadap Usablititas Aplikasi. 3. Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 79,902 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usabilitas aplikasi e-monev Kabupaten Banyuasin.
65
4.3.
Pembahasan Hasil Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dari tiap –
tiap konstruk atau variabel lebih besar dari 0,60 yang berarti kuesioner yang merupakan indikator – indikator dari variabel tersebut adalah realibel atau handal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian yang dengan nilai Cronbach Alpha tiap variabel adalah angka 0, 962 hingga 0,965. Uji validitas menunjukkan bahwa nilai r hitung dari masing masing variabel lebih besar dari r tabel sebesar 0,232. Hasil dari uji t menunjukkan bahwa hanya ada 5 (lima) variabel yang mempunyai signifikansi kurang dari 0,05. Dari variabel – variabel independen pada penelitian ini, pengaruh yang dominan terhadap usability atau kemudahan dalam menggunakan aplikasi yakni variabel visibility of system atau visbilitas dari status sismtem, Variabel Recognition rather than recall (bantuan pengguna untuk mengenali, mendiagnosa dan mengatasi masalah dalam menggunakan aplikasi), variabel error prevention (pencegahan kesalahan), variabel flexibility and efficiency of use (fleksibilitas dan efesiensi penggunaan) dan variabel terakhir adalah variabel help and documentation (fitur bantuan dan dokumentasi hasil pengolahan data). Data dari seluruh responden dari sampel penelitian yang telah ditentukan, maka didapatkan hasil persentase pada masing masing variabel metode evaluasi heuristik. Untuk persentase jawaban responden terhadap variabel dapat dilihat pada tabel 4.18.
66
Tabel 4.18. Persentase Usability Aplikasi e-Monev Kabupaten Banyuasin.
PERSENTASE USABILITY APLIKASI E-MONEV Visibility (X1)
80%
Match Between system and The Real World (X2)
78%
80% 79% 78%
78%78%
78%
78%
User Control and Freedom (X3) 76% Consistency and Standard (X4) Recognition Rather Than Recall (X5
76%
74%
74% 73%
Prevention Error System (X6) 72% Flexybility and Efficiency (X7) Design (X8) help users recognize, diagnose, and recover from errors (X9)
70%
68%
Help and documentation (X10)
TINGKAT USABILITY
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017. Berdasarkan tabel persentase pada tabel 4.18, tingkat usability aplikasi emonev menggunakan metode evaluasi heuristik, masuk dalam kategori tinggi pada variabel Visibility of system status (X1) dengan persentase 79%, match with the real wolrd (X2) dengan persentase 78%, user control and freedom dengan persentase 76%, consistency and standard dengan persentase 78%, error prevention dengan persentase 74%, recognition than recall dengan persentase 78%, flexibility and efficiency of use dengan persentase 78%, aesthetic and minimalist design dengan persentase 80%, help users recognize, diagnose, and recover from errors dengan persentase 73%, dan Help and documentation dengan persentase 78%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dengan mengacu pada tujuan yang terterah bab I dari hasil pengolahan data
yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Hasil dari uji t menunjukkan bahwa hanya ada 5 (lima) variabel yang mempunyai signifikansi kurang dari 0,05. Dari variabel – variabel independen pada penelitian ini, pengaruh yang dominan terhadap usability atau kemudahan dalam menggunakan aplikasi yakni variabel visibility of system atau visbilitas dari status sismtem, Variabel Recognition rather than recall (bantuan pengguna untuk mengenali, mendiagnosa dan mengatasi masalah dalam menggunakan aplikasi), variabel error prevention (pencegahan kesalahan), variabel flexibility and efficiency of use (fleksibilitas dan efesiensi penggunaan) dan variabel terakhir adalah variabel help and documentation (fitur bantuan dan dokumentasi hasil pengolahan data).
2.
Dari nilai Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 79,902 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara bersama-
67
68
sama Visibility of system status, match with the real wolrd, user control and freedom, consistency and standard, error prevention, recognition than recall, flexibility and efficiency of use, aesthetic and minimalist design, help users recognize, diagnose, and recover from errors, dan Help and documentation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usabilitas aplikasi e-monev Kabupaten Banyuasin. 3.
Tingkat usability aplikasi emonev menggunakan metode evaluasi heuristik, masuk dalam kategori tinggi berdasarkan nilai indeks yakni yakni pada variabel Visibility of system status (X1) dengan persentase 79%, match with the real wolrd (X2) dengan persentase 78%, user control and freedom dengan persentase 76%, consistency and standard dengan persentase 78%, error prevention dengan persentase 74%, recognition than recall dengan persentase 78%, flexibility and efficiency of use dengan persentase 78%, aesthetic and minimalist design dengan persentase 80%, help users recognize, diagnose, and recover from errors dengan persentase 73%, dan Help and documentation dengan persentase 78%.
5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ingin memberikan saran sebagai berikut : 1.
Pada pengembangan aplikasi selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat diterapkan, karena berdasarkan hasil uji untuk dapat meningkatkan
69
usabilitas atau fungsi aplikasi yang lebih baik, pengembang dapat berpatokan terhadap variabel yang telah diuji fungsi bahwa sangat berpengaruh pada aplikasi, yakni visibility of system atau visbilitas dari status sistem, Variabel Recognition rather than recall (bantuan pengguna untuk mengenali, mendiagnosa dan mengatasi masalah dalam menggunakan aplikasi), variabel
error prevention (pencegahan
kesalahan), variabel flexibility and efficiency of use (fleksibilitas dan efesiensi penggunaan) dan variabel terakhir adalah variabel help and documentation (fitur bantuan dan dokumentasi hasil pengolahan data). 2.
Dapat dikembangkan lagi oleh penelitian berikutnya tentang evaluasi usabilitas terhadap Aplikasi e-monev menggunakan metode evaluasi heuristik guna meningkatkan usabilitas aplikasi e-monev pada pengembangan selanjutnya.
3. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk mencari ruang lingkup populasi yang berbeda dan lebih luas dari populasi dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan juga lebih banyak dari sampel penelitian ini, dengan demikian penelitian lanjutan tersebut dapat semakin memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai hasil evaluasi usabilitas aplikasi menggunakan metode evaluasi heuristik.