BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Permasalahan Informasi merupakan kebutuhan primer organisasi. Setiap kegiatan organisasi membutuhkan serta menghasilkan informasi. Karena tanpa adanya informasi organisasi tidak akan bisa berjalan untuk mencapai tujuanya. Seiring dengan perkembangan waktu, setiap organisasi membutuhkan informasi secara cepat, tepat dan terpercaya untuk menunjang jalannya roda kegiatan berorganisasi. Apabila informasi terhambat maka akan berdampak buruk untuk semua komponen yang ada dalam organisasi Ada beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam memperoleh informasi yang benar. Salah satu sumber informasi yang terpercaya kebenarannya adalah arsip. Arsip merupakan kebutuhan vital bagi organisasi yang di dalamnya memuat informasi atau fakta. Arsip disebut sebagai dokumen perusahaan pada sebuah perusahaan. Dokumen perusahaan menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, yaitu: Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.1 Arsip selain sebagai sumber informasi juga dapat sebagai tulang punggung organisasi, alat bukti, sebagai memori organisasi, sebagai alat pengambilan 1
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, pasal 1 ayat 2.
2
keputusan bagi pimpinan organisasi, sebagai aset organisasi, sarana investigasi, sebagai darah kehidupan organisai dan sebagai bukti sejarah.2 Jika arsip-arsip tersebut hilang maka fungsi organisasi dapat terhenti. Seperti telah diketahui di atas bahwa arsip adalah salah satu informasi yang terekam. Informasi-informasi tersebut dapat direkam melalui berbagai bentuk, media dan disimpan berdasarkan fungsi kegunaan arsip. Seperti yang dikatakan oleh Susan Z. Diamond dalam bukunya Record Management yaitu: A record is any form of recorded information. The information maybe recorded on papaer, microfilm, audiotapes, videotapes, or any computer readable medium such as a computer tape or disk, a compact disk, or an optical disk. In other words, except for unrecorded conversations, practically any information created or communicated within an organization forms a record.3 Arsip adalah setiap bentuk informasi yang dicatat. Informasi yang dapat dicatat di atas kertas, mikrofilm, kaset audio, kaset video, atau semua media yang dapat dibaca komputer seperti tape komputer atau disk, compact disk (CD), atau disk optik. Dengan kata lain, kecuali untuk percakapan yang tidak tercatat, hampir semua informasi yang dibuat atau dikomunikasikan dalam suatu organisasi menghasilkan arsip.
Arsip disimpan berdasarkan fungsi kegunaan arsip dibedakan menjadi dua yaitu arsip dinamis (records) dan statis (archives). Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan administrasi suatu organisasi. Sedangkan arsip statis adalah arsip yang sudah tidak lagi digunakan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi pencipta secara langsung 2
Suhardo Surotani, Perlindungan Arsip Vital (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 10. 3
hlm. 1.
Susan Z. Diamond, Records Management (New York: Amacom, 1991),
3
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan organisasi, namun memiliki nilai kesejarahan. Arsip dinamis dibagi menjadi dua yaitu arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif adalah arsip-arsip yang masih sering dipergunakan untuk kelangsungan pekerjaan/kegiatan di lingkungan organisasi. Sedangkan arsip dinamis inaktif adalah arsip dinamis yang jarang digunakan namun harus tetap dipertahankan untuk keperluan rujukan atau memenuhi persyaratan retensi sesuai dengan ketentuan undang-undang.4 Selama organisasi masih aktif melaksanakan fungsi dan tugasnya arsip akan terus tercipta. Volume arsip terus bertambah dan akan menumpuk jika tidak dikelola. Akibatnya arsip dapat mengalami kerusakan maupun kehilangan, sedangkan arsip dapat dijadikan bukti dan sebagai pusat ingatan bagi suatu organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono dalam bukunya Manajemen Kearsipan Modern, yaitu: Arsip mempunyai peranan sebagai “Pusat Ingatan”, sebagai sumber informasi dan sebagai “alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan” perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya.5 Dengan demikian perlu dilakukan suatu pengelolaan arsip yang benar dan sesuai prosedur. Tujuannya agar arsip-arsip dapat berfungsi sesuai peranannya.
4
Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 287. 5
Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional ke Basis Komputer (Yogyakarta: Gava Media, 2005), hlm. 8.
4
Banyak organisasi yang belum bisa mengelola arsipnya dengan benar, terutama arsip inaktifnya sehingga arsip-arsipnya masih banyak yang tercampur, tercecer bahkan hilang dan akhirnya menghambat proses kegiatan organisasi, selain itu juga dapat mengganggu kinerja pegawai. Hal ini disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang khusus di bidang kearsipan atau kurang memadainya sarana dan prasarana yang ada. Penambahan volume arsip inaktif yang sangat besar perlu diantisipasi dengan sistem pengaturan dan penataan yang baik sehingga arsip inaktif tersebut tetap dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat untuk mendukung pelaksanaan manajemen suatu organisasi.6 Tempat menyimpan arsip inaktif yaitu record centre. Di record centre ini arsip inaktif diolah. Mengolah arsip inaktif di record centre adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengontrol dan menjaga keutuhan informasi dan fisik dari arsip inaktif. Kegiatan pengolahan tersebut dimulai dari arsip dipindahkan, diberkaskan, disimpan, sampai proses penemuan kembali. PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang perhubungan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kebandar-udaraan (airport service), yaitu memberikan pelayanan di bidang jasa penerbangan dan bidang non penerbangan. Pelayanan di bidang jasa penerbangan yaitu jasa penempatan dan penyimpanan pesawat dalam bandar udara serta jasa layanan penumpang dalam bandar udara. Sedangkan pelayanan di bidang non penerbangan yaitu layanan
6
Pedoman Penataan Arsip Inaktif. (Jakarta: Kantor Arsip Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2005), hlm. 3.
5
makanan dan minuman, perbelanjaan, persewaan tempat iklan, penyewaan ruang, pengelolaan terminal kargo, dan parkir kendaraan. Dilihat dari tugas dan fungsi perusahaan tersebut tentu menghasilkan banyak arsip. Arsip menurut Undangundang No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan, yaitu: Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.7
Arsip atau dokumen perusahaan yang dimiliki oleh PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta salah satunya yaitu arsip kepegawaian. Arsip kepegawaian merupakan kumpulan data dan dokumen kepegawaian dari seorang pegawai pada suatu organisasi. Arsip kepegawaian ini berada pada Human Capital Section di bawah Shared Service Departement Head PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Arsip-arsip kepegawaian tersebut antara lain SK Pensiun, personal file, daftar hadir, slip gaji pegawai dan daftar nominatif pegawai. Arsip-arsip kepegawaian yang ada di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta memiliki volume yang tinggi dan sebagian sudah mengalami penurunan frekuensi penggunaan, sehingga dilakukan pemindahan arsip kepegawaian ke record centre. Di record
7
2.
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, pasal 1 ayat
6
centre dilakukan pengolahan yaitu meliputi pemindahan, pemberkasan, olah data, penyimpanan, sampai proses penemuan kembali arsip. Sebelumnya di PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pernah dijadikan tempat Praktik Kerja Lapangan pada tahun 1997 oleh mahasiswa Prodi Kearsipan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dengan judul Tugas Akhir “Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif dalam Rangka Kelancaran Pengelolaan Bandara di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, kemudian pada tahun 2014 oleh mahasiswa dan mahasiswi Prodi Kearsipan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada dengan judul “Pengolahan Arsip Inaktif Keuangan di Ruang Arsip PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, “Penyusutan Arsip PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta,, dan “Otomasi Kearsipan di Legal Office di PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”.8
8
“Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif dalam Rangka Kelancaran Pengelolaan Bandara di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, Tugas Akhir pada Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 1997., “Pengolahan Arsip Inaktif Keuangan di Ruang Arsip PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, Tugas Akhir pada Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 2014., “Penyusutan Arsip PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, Tugas Akhir pada Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 2014.,“Otomasi Kearsipan di Legal Office di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, Tugas Akhir pada Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 2014.
7
Nicolas Aruan melakukan kegiatan pengolahan arsip inaktif keuangan yaitu dimulai dari mengolah arsip masuk, atau arsip yang telah dipindahkan unit pencipta yaitu Finance & IT Departement, lebih tepatnya adalah CSR Section, ke unit pengolah yang berada di ruang arsip.9 Sedangkan penulis akan mengolah arsip bagian kepegawaian milik Human Capital Section yang berada di bawah Shared Service Departement Head. Arsip yang diolah yaitu yang sudah inaktif. Dengan demikian masing-masing memiliki fokus yang berbeda. Penulis fokus mengolah arsip kepegawaian yang sudah inaktif antara lain meliputi arsip medical check up, slip gaji pegawai, SK pensiun pegawai, daftar riwayat hidup, dsb. Sedangkan Nicolas Aruan mengolah arsip-arsip yang berkaitan dengan tugas dan fungsi CSR Section, antara lain berkas penyaluran kemitra binaan, voucher kemitraan out, voucher kemitraan in, surat keterangan lunas, kumpulan berita acara, berkas pengeluaran kemitrabinaan, bukti pengeluaran kas/bank.10 Arsip kepegawaian bagi seorang pegawai sangat lah penting tidak terkecuali yang frekuensi penggunaannya sudah menurun. Arsip-arsip tersebut harus tetap disimpan jika suatu saat dibutuhkan kembali. Penanganan arsip yang baik dan sesuai prosedur sangat diperlukan untuk pengolahan arsip, agar dapat memberikan hasil yang optimal bagi suatu perusahaan.
9
Nicolas Aruan, “ Pengolahan Arsip Inaktif Keuangan di Ruang Arsip PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta”, Tugas Akhir pada Prodi Kearsipan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, 2014, hlm.30 10
Ibid., hlm. 30.
8
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta? 2. Apa saja sarana penataan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta? 3. Faktor apa saja yang menghambat proses pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta?
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengamati, mengawasi, mempelajari, mempraktikkan dan ikut serta tentang halhal yang dilakukan untuk menambah, memperdalam dan menyempurnakan ilmu. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memiliki tujuan : 1. Mengetahui cara pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa
9
Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. 2. Mengetahui sarana dalam proses penataan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. 3. Mengetahui dan mampu mendapatkan solusi dari faktor-faktor yang menghambat proses pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode untuk penyampaian data yang dilakukan. Metode ini diharapkan dapat saling melengkapi sehingga data-data yang di dapat merupakan data yang benar dan akurat sesuai tema. Selain itu agar penulis dapat dengan mudah dalam melakukan penelitian. Metode yang digunakan di antaranya melalui: 1. Wawancara Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan terhadap objek yang diteliti. Dalam metode ini, dilakukan wawancara dengan Inding Adhi
10
Tama yaitu arsiparis yang bertugas pada objek yang diteliti di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. 2. Observasi dan Partisipasi Metode observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Partispasi merupakan sebuah metode dimana penulis ikut andil bagian dalam memberdayagunakan pikiran, tenaga dan waktu secara langsung di instansi guna mengetahui keadaan sebenarnya terkait pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. 3. Studi Pustaka Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber data, literatur, dan bukubuku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Dalam studi pustaka ini penulis mengambil beberapa buku yang digunakan untuk acuan dan sebagai referensi untuk merumuskan konsep, landasan teori, melengkapi data dan sebagai perbandingan, juga untuk menambah ilmu kearsipan dalam melakukan penelitian yang sesuai tema penulisan tugas akhir.
11
D. Tinjauan Pustaka Untuk menunjang praktik kerja lapangan ini, terutama untuk pemahaman tentang arsip inaktif, perlu adanya dukungan dari bahan pustaka yang relevan dengan topik yang dipilih sebagai acuan teori dalam penulisan, di antaranya buku yang dipilih adalah Perlindungan Arsip Vital, karangan Suhardo Surotani, Records Management karangan Susan Z. Diamond, Manajemen Arsip Dinamis, karangan Sulistyo Basuki, Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional ke Basis Komputer karangan Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono dan Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta dan Perguruan Tinggi karangan Basir Barthos. Buku pertama adalah buku Perlindungan Arsip Vital, karangan Suhardo Surotani yang diterbitkan oleh Kanisius pada tahun 2011. Pokok utama buku ini yaitu menjelaskan tentang arsip vital, namun Suhardo Surotani juga menjelaskan tentang pentingnya pengelolaan arsip dinamis bagi suatu organisasi termasuk arsip dinamis inaktif. Bagi Suhardo Surotani untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis inaktif suatu organisasi wajib membuat tempat penyimpanan arsip atau record centre yang memenuhi standar ruang simpan. Karena tidak menutup kemungkinan arsip dinamis inaktif menjadi arsip vital organisasi yang harus diolah dan disimpan di record centre. Buku kedua adalah Records Management,Second Edition karangan Susan Z. Diamond, diterbitkan di New York tahun 1991 oleh Amacom. Buku ini secara garis besar menjelaskan tentang peran manajemen arsip, memberikan konsep manajemen dengan istilah menjual sampai memulai dan mengembangkan
12
program
manajemen,
melaksanakan
inventarisasi
arsip
sampai
mengimplementasikannya, penyimpanan, pengelolaan file, pendokumentasian sampai bagaimana manajemen arsip di masa yang akan datang. Dalam buku ini Susan
dengan jelas memberikan gambaran
tentang record center untuk
mengelola arsip inaktif. Susan menjelaskan tentang pilihan-pilihan record centre sampai prosedur pelaksanaan record centre. Pilihan-pilihan record centre tersebut meliputi the on site record centre, the off site company operated facility, and the commercial record centre yang kemudian dibuat designnya kemudian digunakan untuk mengatur penataan arsip. Yaitu meliputi penentuan lokasi simpan, penataan dalam box dan rak arsip, kemudian menyusun daftar arsip. Untuk prosedur pelaksanaan record centrenya yaitu dibahas tentang kegiatan pengelolaan arsip inaktifnya. Kegiatan itu antara lain pemindahan arsip yaitu dari unit pengolah ke record centre, penemuan kembali arsip dan pemusnahan arsip. Buku ketiga adalah Manajemen Arsip Dinamis karangan Sulistyo Basuki diterbitkan di Jakarta tahun 2003 oleh PT.Gramedia Pustaka Utama. Buku ini membahas konsep dasar dari informasi terekam dan tentang manajemen arsip dinamis secara detail, termasuk didalamnya dijelaskan oleh Sulistyo Basuki tentang penyimpanan arsip dinamis inaktif sampai pemusnahannya. Arsip dinamis inaktif disimpan di sebuah tempat dikenal dengan record centre. Record centre dibangun dengan memilih fasilitas tempat penyimpanan arsip yaitu didirikan pada ruangan milik organisasi itu sendiri atau menggunakan jasa penyimpanan swasta. Dengan memiliki tempat menyimpan arsip inaktif yang didukung dengan sarana prasarananya, suatu organisasi dapat mengolah arsip inaktifnya yang memiliki
13
nilai jangka panjang ataupun nilai operasionalnya telah berakhir, yang kemudian akan dimusnahkan. Buku keempat adalah Manajemen Kearsipan Modern (dari konvensional ke basis komputer) karangan Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono di Yogyakarta tahun 2005 oleh Gava Media Yogyakarta. Keseluruhan buku ini membahas tentang sistem kearsipan dari konvensional sampai modern dengan menggunakan teknologi modern untuk membantu pengelolaan kearsipan. Dalam buku ini juga menguraikan tentang arsip inaktif terkait dengan sistem-sistem penyimpanan, perlengkapan, dan penyusutan arsip yang dapat dijadikan acuan pengolahan arsip inaktif yang benar sesuai kaidah kearsipan. Buku kelima adalah Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta dan Perguruan Tinggi karangan Basir Barthos tahun 1989 di Jakarta oleh Bumi Aksara. Secara keseluruhan buku ini membahas tentang peranan arsip, ketentuan pokok terkait kearsipan, penanganan, pemeliharaan, hingga penyusutan arsip. Di dalam buku ini Basir Barthos juga membahas tentang penanganan arsip inaktif yaitu dari dasar-dasar hukum yang mengatur, proses pengolahannya, sampai tahap penyusutan arsip.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dibuat untuk memudahkan permahaman secara menyeluruh dari laporan tugas akhir yang dibuat oleh penulis. Laporan ini terdiri dari empat bab, dimana masing-masing bab akan dibahas dengan konten yang
14
berbeda-beda dari tiap-tiap bab namun semua merupakan satu kesatuan dari laporan Tugas Akhir yang penulis buat. Adapun sistematika tersebut yaitu: Bab I berisi pendahuluan yang memuat latar belakang yang digunakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan PKL dan kegiatan lainnya yang terkait dengan pembuatan tugas akhir. Perumusan permasalahan yaitu menjadi sesuatu yang dibahas dan kemungkinan muncul untuk dihadapi dalam pelaksanaan PKL terkait pembuatan tugas akhir. Tujuan PKL menjadi maksud dari pelaksanaan PKL sehingga dapat memberikan manfaat dan ilmu terhadap apa yang dipraktikan, tentunya sesuai tema yang diambil dalam penulisan tugas akhir ini. Kemudian hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu metode pengumpulan data dan tinjauan pustaka yaitu cara yang di gunakan untuk memperoleh data dan informasi sesuai tema yang diambil dari berbagai macam sumber terkait pembuatan laporan akhir. Bab II menjelaskan tentang gambaran umum dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Mulai dari dasar pembentukan perusahaan, kedudukan, tugas pokok, fungsi, bidang usaha, penjabaran dari visi dan misi, dan juga dibahas struktur organisasi dan tugas masing-masing jabatan yang ada di PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. Dengan demikian akan diketahui jelas tujuan perusahaan dan pengorganisasian terkait pelaksanaan tugas-tugas dalam mengelola perusahaan. Selain gambran umum perusahan pada bab ini juga dijelaskan tentang pengorganisasian arsip di PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
15
Bab III merupakan inti dari pelaksanaan PKL. Dalam bab ini akan dibahas pengolahan arsip inaktif administrasi kepegawaian milik Human Capital Section, Shared Service Departement Head di PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar
Udara
Internasional
Adisutjipto
Yogyakarta.
Awalnya
penulis
menjelaskan tentang gambaran umum arsip kepegawaian milik Human Capital Section PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang ada di ruang arsip, kemudian menjelaskan proses pemindahan arsipnya, proses pengolahan yaitu dari pemilahan sampai proses penemuan kembali arsip kemudian apa saja sarana prsarana yang digunakan. Bab IV merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan pada bagian rumusan masalah. Sedangkan saran merupakan gagasan dan masukanmasukan yang dapat diberikan kepada PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta khususnya pada pengelolaan kearsipan ke depannya.