BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki keanekaragaman jenis biota yang tinggi, termasuk keanekaragaman jenis alganya (Atmadja, 1992). Rumput laut atau alga yang juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar dari tanaman laut. Sejak zaman dahulu, rumput laut telah digunakan sebagai makanan dan obat-obatan (Winarno, 1990). Sebagai sumber gizi, rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable gum),
protein, sedikit lemak, polisakarida sulfat. Selain itu,
rumput laut juga mengandung vitamin-vitamin, seperti vitamin A, B1, B2, B6, B12 dan C, betakaroten, serta mineral, seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi dan iodium. Beberapa jenis rumput laut juga mengandung protein yang cukup tinggi (Anggadiredja, dkk., 2011). Ganggang merupakan salah satu sumber makanan yang mengandung senyawa antioksidan. Jenis ganggang di Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis dan
yang sering digunakan adalah ganggang merah karena
komposisinya sangat kompleks, yaitu: agar-agar, karagenan, furcelaran, klorofil, karoten, fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritrin, protein, lemak, klor, kalium, natrium, magnesium, belerang, silikon, fosfor, kalsium, besi, iodium dan brom (Indriani, 1991). Terdapat beberapa senyawa antioksidan bersifat umum dan unik dalam alga, yaitu vitamin E, karotenoid, polifenol, pikobiliprotein dan vitamin C (Pia, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Ganggang merah mengandung beberapa macam senyawa fenolik, misalnya asam kafeat, asam ferulat dan asam vanilat (Sreenivasan et al, 2007). Senyawa fenolik dapat bertindak sebagai antioksidan dengan cara membentuk kelat dengan ion logam, mencegah pembentukan radikal bebas dan meningkatkan antioksidan endogen (Jeyanthi et al, 2013). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Cynthia dkk, rumput laut jenis Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus bersifat aktif mempunyai aktivitas anti inflamasi, aktivitas antioksidan, aktivitas allelofatik serta mampu mengontrol gangguan pada gastrointestinal. Ekstrak Metanol dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap peredaman radikal DPPH dengan nilai IC50 sebesar 480 µg/ml (Cynthia et al, 2011) Antioksidan adalah zat yang dapat menetralisir radikal bebas dengan memberikan elektronnya kepada molekul radikal radikal bebas sehingga tidak lagi menjadi radikal bebas. Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif. Selain terdapat di luar tubuh, radikal bebas juga secara normal dibentuk di dalam tubuh. Radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernafasan (Praptiwi, dkk., 2006). Radikal bebas dalam jumlah kecil masih dapat ditoleransi, namun berbahaya dalam jumlah yang berlebih. Radikal bebas akan merusak DNA, protein dan lipid, perubahan ini dapat mempercepat proses penuaan bahkan menyebabkan berbagai penyakit (Kosasih, dkk., 2004; Silalahi, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Di dalam tubuh kita terdapat sistem enzim (misalnya enzim superoksida dismutase) yang dapat berperan sebagai antioksidan. Enzim ini dapat berperan aktif dalam menanggulangi masalah radikal bebas. Jika di dalam tubuh jumlah radikal bebas lebih banyak dari enzim yang terdapat dalam tubuh, saat itulah tubuh memerlukan tambahan antioksidan dari luar tubuh (Kumalaningsih, 2006; Kosasih, dkk., 2004). Kebanyakan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah berasal dari bahan tumbuhan yang dapat berupa senyawa fenolik atau polifenolik seperti rempah-rempah, dedaunan, teh, buah-buahan, sayur-sayuran dan rumput laut. Antioksidan sintetik yang dibuat dari bahan-bahan kimia yaitu butylated hydroxyl toluene (BHT), butylated hydroxyanisole (BHA), TBHQ, PG dan NDGA yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah kerusakan lemak (Kumalaningsih, 2006). Beberapa metode pengukuran aktivitas antioksidan digunakan untuk memonitor dan membandingkan aktivitas antioksidan bahan makanan. Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji aktivitas antioksidan dari bahan makanan adalah penggunaan radikal 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). DPPH merupakan suatu metode yang cepat, sederhana, dan murah untuk mengukur kapasitas antioksidan melibatkan makanan. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil karena terdapat elektron yang tidak berpasangan, elektron yang tidak berpasangan tersebut memberikan serapan maksimum pada 517 nm dan berwarna ungu. Warnanya akan berubah dari ungu menjadi kuning lemah ketika elektron tersebut berpasangan dengan atom hidrogen yang berasal dari antioksidan tertentu (Ionita, 2005; Bondet, et. al., 1997).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui karakterisasi dari simplisia, kandungan golongan senyawa kimia dan kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus.
1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: a. Apakah karakteristik simplisia rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dapat diketahui? b. Apakah kandungan golongan senyawa kimia dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus? c.
Apakah ekstrak etanol dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus memiliki aktivitas antioksidan dan berapa kekuatan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus?
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penilitian ini adalah: a. Karakteristik simplisia rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dapat ditentukan dengan melakukan karakterisasi
Universitas Sumatera Utara
b. Kandungan golongan senyawa kimia dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dapat ditentukan dengan melakukan skrining fitokimia. c.
Ekstrak etanol dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus memiliki aktivitas antioksidan
1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk
menentukan karakteristik simplisia rumput
laut
Gracilaria
verrucosa (Hudson) Papenfus. b. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. c. Untuk mengetahui kekuatan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus.
1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Dapat digunakan sebagai acuan tentang karakteristik simplisia rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. b. Dapat memberikan informasi mengenai golongan senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. c.
Dapat memberikan informasi mengenai aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus.
Universitas Sumatera Utara