BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara Mega Biodiversity yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut terus menurun dengan tajam akibat kerusakan habitat alam, terutama akibat exploitasi secara tidak terkendali yang dilakukan oleh manusia yang menyebabkan bencana alam. Banyak jenis satwa yang menjadi terancam dan berada di ambang kepunahan, sehingga peran serta lembaga konservasi exsitu seperti kebun binatang semakin penting. Selain itu Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Keanekaragaman
flora
dan
fauna
menjadi
urutan
kedua
dalam
hal
keanekaragaman hayati, dari 17 negara yang diamati. Namun demikian, melimpahnya sumber daya alam (SDA) dan tingginya potensi keanekaragaman flora dan fauna bukan merupakan jaminan meningkatnya kesejahteraan, bahkan bagi kelangsungan hidup dan kehidupan rakyat Indonesia. Jika sumber daya alam tersebut tidak dikelola dengan cara yang bijaksana, maka akan hancur ataupun akan menimbulkan bencana akibat ekosistem yang tidak seimbang lagi. Fakta menunjukkan, bahwa terjadinya penurunan kualitas maupun kuantitas sumber daya yang kita miliki diakibatkan dari adanya pengelolaan yang tanpa
mengindahkan
aspek-aspek
kelestariannya.Karena
banyaknya
keanekaragaman flora dan fauna di dunia ini, sehingga ada beberapa negara yang
1 Universitas Sumatera Utara
mempunyai kekhususan untuk memelihara fauna ataupun binatang. Ada negara yang memiliki ciri jenis binatangnya seperti Panda di negara China. Ketertarikan terhadap hewan membuat beberapa negara akhirnya mendirikan kebun binatang untuk melestarikan hewan-hewan tersebut. salah satu negara yang mendirikan kebun binatang adalah Indonesia. Kebun binatang ini sebenarnya dapat menambah pendapatan daerah, dimana membuat masyarakat tertarik ingin melihat dan mengunjungi binatang-binatang yang ada di kebun binatang tersebut. Oleh karena itu kebun binatang haruslah bersih. Kebun binatang pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang". Terletak pada tanah seluas 10 hektare di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia. Tahun 1949 setelah kemerdekaan, nama Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini, lalu dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1964. Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektare yang menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966. Setelah ragunan, beberapa kebun binatang lain pun bermunculan di Indonesia seperti taman satwa Taru Jurug, Surakarta pada tahun 1878. Kebun binatang
2 Universitas Sumatera Utara
Surabaya pada tahun 1916, dan terus berkembang hingga pada saat ini jumlah kebun binatang di Indonesia mencapai puluhan dan hampir ada pada setiap provinsi1. Kebun binatang memiliki potensi pariwisata untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Sebagai tempat rekreasi yang mampu menghilangkan kejenuhan dan kelelahan akan rutinitas kota, dengan menghadirkan suasana alam dan lingkungan, kebun binatang juga memiliki fungsi edukatif dan konservatif. Merupakan tempat terdekat untuk mengenalkan keluarga dan anak-anak pada hewan. Kebun binatang adalah ruang terbuka hijau yang umumnya berada di tengah atau pinggir kota dengan tujuan utama sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam, hewan dan tumbuhan. Kebun binatang juga bersifat edukatif karena memberikan informasi kepada masyarakat tentang kehidupan satwa liar, tetap menyenangkan karena dapat berinteraksi secara langsung dengan satwa, (Jurnal, Nur Ida tahun 2001). Namun ada beberapa kebun binatang yang kurang memberikan pelayanan yang baik kepada flora dan fauna yang mereka koleksi, sehingga membuat pengunjung kurang tertarik melihatnya, salah satu contohnya yaitu kebun binatang Medan. Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3,1 ha di jalan Brigjen Katamso, kelurahan Kampung Baru, Medan Maimun pada tanggal 17 Agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari PEMKO Medan tentang peresmian kebun binatang, maka pada akhir Maret tahun 2005 dilaksanakan
1
Jurnal, PENGEMBANGAN FASILITAS TAMAN WISATA KEBUN BINATANG KASANGKULIM (KUBANGJAYA) KECAMATAN SIAKHULU KABUPATEN KAMPAR oleh Nur Ida. 2001.
3 Universitas Sumatera Utara
pengrelokasian Kebun Binatang ke lokasi yang baru dijalan Bunga Rampai IV No.100 kelurahan Simalingkar B, kecamatan Medan Tuntungan. Kebun binatang yang baru tersebut dibangun di lahan sebesar 30 ha dan secara luas, lahan telah memenuhi standart kebun binatang2. Perpindahan kebun binatang ke Simalingkar banyak dikritik masyarakat, karena dianggap tidak memiliki fasilitas yang layak bagi hewan-hewan yang dimilikinya. Suasana yang gersang serta pemberian makanan yang kurang bagi hewan, juga menjadi masalah yang selalu dihadapi di kebun binatang Medan ini3. Pada hakekatnya Kebun Binatang Medan didirikannya sebagai wadah konservasi, edukasi, penelitian dan rekreasi. Oleh karena itu pula, Kebun Binatang ini dijadikan masyarakat kota Medan sebagai wahana objek wisata. Di tempat ini terdapat berbagai hewan yang di pamerkan seperti : gajah, harimau, buaya, rusa, burung, kuda, monyet, ayam, ular, biawak, beruang, orang utan, siamang dan banyak hewan lainnya. Berdasarkan data yang di peroleh dari kebun binatang Medan, total inventaris satwa di Kebun binatang berjumlah 161 ekor yang terdiri dari 48 species dan 3 kelas. Kebun Binatang Medan juga bermanfaat sebagai lahan pelestarian tumbuhan hidup yang berguna sebagai hutan kota Medan, dan sarana rekreasi penyediaan aneka fasilitas permainan sebagai sarana hiburan bagi para pengunjung. Objek wisata Kebun Binatang Medan ini merupakan salah satu objek wisata dikota Medan yang harganya relatif murah. Kebun binatang medan ini setiap harinya buka pada pukul 09.00 WIB dan tutup pada jam 17.00 WIB. Untuk 2
Jurnal, Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan, Promosi dan Lokasi terhadap Minat Pengunjung pada KBM 3 Wawancara kepada Pengunjung
4 Universitas Sumatera Utara
mengunjungi lokasi wisata ini, kita hanya mengeluarkan biaya tiket masuk sebesar Rp. 11.000 di hari biasa maupun di hari libur, serta biaya parkir sepeda motor sebesar Rp.2.000 per unit, dan Rp.5.000 untuk mobil. Dalam catatan sejarahnya Kebun binatang Medan pernah memperoleh beberapa penghargaan yang gemilang. Hasil yang pernah diperoleh Kebun Binatang Medan seperti, penghargaan dari sapta pesona tahun 2011 dalam hal kebersihan toilet, kemudian peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya, dan hasil yang paling membanggakan adalah saat Kebun binatang Medan berhasil mengembangbiakkan Harimau Sumatra dengan kelahiran tiga ekor satwa liar tersebut di kebun binatang Medan, yang gambarnya saat ini dijadikan logo baru Kebun binatang Medan. Saat peresmian nama ketiga Satwa baru tersebut, bapak Rahudman Harahap selaku Walikota Medan pada tahun 2012 juga hadir dan ikut serta memberikan pidato khusus. Hal ini membuat Kebun binatang ini menjadi lokasi pariwisata di Medan yang patut dibanggakan Namun kondisinya pada saat ini cukup memprihatinkan. Kebun binatang ini terlihat seperti tidak terawat baik dari segi kebersihan maupun kesejahteraan hewan-hewan yang ada di dalamnya. Sehingga hal-hal tersebut berpengaruh pada minat pengunjung yang menurun setiap tahunnya. Beberapa satwa kebun binatang Medan yang mati umumnya memang disebabkan oleh faktor usia dan sakit yang berkepanjangan. Penyebab beberapa satwa yang ditemukan sakit, umumnya dikarenakan kondisi kandang yang kotor dan asupan makanan yang kurang baik. Selain kandang dan asupan makanan yang kurang baik, masih terlihat di Kebun Binatang Medan kurangnya pengawasan dari pihak pengelola kebun binatang,
5 Universitas Sumatera Utara
seperti banyak nya sampah yang ditemukan di pekarangan kandang hewan, dimana ini dapat merusak kenyamanan pengunjung dalam mengunjungi kebun binatang. Sampah tersebut misalnya puntung rokok, plastik, sisa makanan yang ditinggalkan oleh pengunjung dan berbagai jenis sampah yang lainnya.4 Padahal pelestarian lingkungan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup setiap makhuk hidup. Lingkungan yang lestari akan memberikan dampak yang sangat positif bagi makhluk hidup di sekitarnya. Termasuk hewan dan pengunjung di Kebun Binatang Medan. Kondisi Kebun Binatang Medan sekarang ini sangat jauh dari kata lingkungan yang bersih dan lestari. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti di KBM tersebut, bagaimana bisa kebun binatang yang dulunya memperoleh beberapa penghargaan dan bisa dikatakan terbaik, sekarang semakin merosot baik dari segi kesejahteraan binatang-binatang yang terdapat di kebun binatang tersebut, pengunjung tiap tahunnya menurun dan yang paling utama diantara hal tersebut yang disoroti peneliti adalah bagaimana kebersihan kebun binatang Medan tersebut. Dimana kebun binatang tersebut merupakan milik pemerintah yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih demi kesejahteraannya.Yang mana disaat kebun binatang telah sejahtera akan membuat pengunjung yang datang merasa nyaman dan puas dengan pelayanan yang diberikan.Hal ini dapat menarik minat pengunjung dengan jumlah yang lebih besar sehingga income yang dihasilkan dari
4
Pengamatan Peneliti
6 Universitas Sumatera Utara
penjualan tiket kepada pengunjung dapat meningkatkan pembangunan ekonomi negara Indonesia, khususnya Medan dan kebun binatang itu sendiri. 1.2. Tinjauan Pustaka Kebun binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi, yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa, dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru. Kebun binatang ini juga termasuk salah satu sarana perlindungan dan pelestarian berbagai jenis hewan-hewan melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam serta dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat. Hal tersebut membuat kebun binatang banyak dimanfaatkan masyarakat dengan berbagai tujuan yang dimiliki masing-masing orang.Oleh karena itu pemerintah, petugas serta pengunjung dari kebun binatang harus tetap menjaga kebersihan kebun binatang, karena kebersihan mempunyai suatu daya tarik bagi manusia khususnya di bidang pariwisata. Selain dapat melestarikan lingkungan keberssihan juga dapat meningkatkan pembangunan ekonomi negara melalui pemanfaatan kebun binatang sebagai tempat wisata. Obyek wisata adalah suatu tempat atau keadaan yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi selama perjalanan, karena tempat tersebut memiliki daya tarik (Soekadji, 1997:22)5. Sangat disadari oleh para pembuat kebijakan bahwa pariwisata merupakan clean and safe industry, oleh karena itu dalam rangka menghadirkan bisnis
5
Skripsi, Arie Kurniawan, Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Kebersihan Obyek Wisata
7 Universitas Sumatera Utara
pariwisata di Indonesia, dituntut adanya berbagai jaminan agar lingkungan baik sosial, politik, ekonomi dan budaya senantiasa berada dalam kondisi stabil dan terjamin keamanannya, karena pada hakekatnya pariwisata merupakan industri yang sangat rentan akan gangguan keamanan. Misalnya dalam melakukan wisata akan sangat tidak menyenangkan jika kondisi tempat wisata kotor, bau dan para wisatawan kurang nyaman akibat penjual-penjual yang seakan memaksa untuk membeli barang dagangannya dan singgah di tempat jualannya. Seperti yang penulis lihat saat penulis berkunjung ke kebun binatang Medan tersebut, dimana para pedagang yang berada disana setiap saat menawarkan barang dagangannya kepada para pengunjung yang terkesan seperti memaksa pengunjung untuk membeli dagangan nya. Contoh nya seperti pedagang jajanan, sofenir, minuman dan lain sebagainya. Pendit (1994) menjelaskan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata hendaknya memenuhi syarat sapta pesona pariwisata6, diantaranya yaitu kebersihan, dimana bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempattempat yang bersih dan sehat. Bersih dari sampah, kotoran, bau dan lain sebagainya. Tetapi kenyataannya berbeda dengan salah satu tempat wisata yaitu kebun binatang Medan ini yang sangat jauh dari kata bersih.Dengan demikian sebenarnya kebun binatang Medan belum bisa dikatakan sebagai pariwisata
6
Ibid
8 Universitas Sumatera Utara
karena belum memenuhi syarat sapta pesona pariwisata yang diantaranya adalah kebersihan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kebersihan adalah keadaan bersih atau bebas dari kotoran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka). Sedangkan menurut website ensiklopedi Wikipedia, kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Di jaman modern seperti sekarang ini, setelah ditemukannya mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri dan bahan kimia berbahaya7. Lingkungan yang bersih dan nyaman merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh sebuah obyek wisata dalam mencapai tujuan bersama, supaya kesejahteraan masyarakat tercapai. Begitu juga dengan KBM, lingkungan yang bersih dan nyaman tentu akan tercapai apabila petugas kebun binatang, pengunjung serta pemerintah turut berpartisipasi dalam menjaga kebersihannya. Partisipasi dari semua pihak tersebut akan terwujud apabila dilakukan terlebih dahulu dengan tahap perencanaan, pengelolaan, dan pemanfaatan hasil dari pengelolaan kebersihan kebun binatang Medan. Hal tersebut akan tetap menjamin kelestarian akan lingkungan kebun binatang yang merupakan sumber daya alam yang wajib dilestarikan dan tetap dijaga kelanjutannya. Yang paling essensial dalam kaitannya dengan masalah kebersihan lingkungan adalah timbulnya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Hal yang timbul akibat permasalahan tersebut akan berdampak pada makhluk hidup yang ada disekitarnya, termasuk manusia dan juga binatang yang ada di kebun binatang. 7
(http://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan).
9 Universitas Sumatera Utara
Saat ini kerusakan lingkungan sudah menjadi masalah yang sangat meresahkan bagi manusia, dan sudah menjadi isu yang menggelobal pada era sekarang ini8. Oleh karena itulah masyarakat bersama pemerintah dengan gencarnya melakukan upaya didalam mengatasi permasalahan-permasalahan kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan bersih yang dapat dinikmati oleh setiap makhluk hidup, dan diharapkan dapat menjaga kelestarian fungsi lingkungan, sehingga akan tetap mengedepankan prinsip berkelanjutan, dimana fungsi lingkungan akan tetap dapat digunakan hingga generasi yang akan datang. Seperti halnya kebersihan kebun binatang Medan harus tetap dipelihara karena kebersihan yang tidak hanya berdampak terhadap manusia dan lingkungan, akan tetapi juga berdampak pada negara di dalam meningkatkan pendapatan negara yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan suatu negara juga. Masalah lingkungan sendiri pada hakikatnya dapat didefinisikan secara mendasar sebagai “perubahan dalam lingkungan hidup secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat menyebabkan akibat negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia”. Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997, lingkungan yang tercemar secara langsung atau tidak langsung, lambat laun akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Perusakan lingkungan apabila ditinjau dari peristiwa terjadinya dapat di bagi menjadi dua yaitu: 1. Kerusakan yang disebabkan oleh Alam dan perbuatan manusia
8
Sukandarrumidi, Bencana Alam dan Antropogene, Yongyakarta.Dalam Jurnal Yuriene Miradona,d8(http://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan).
10 Universitas Sumatera Utara
2. Disebabkan pencemaran, baik yang berasal dari air, udara maupun tanah. Dengan demikian hal yang seperti ini tentunya akan membawa akibat kerugian kepada masyarakat setempat, disamping itu juga akan berdampak negatif baik kepada
pemerintah
maupun
negara
Indonesia.
Untuk
menyelesaikan
permasalahan-permasalahan terhadap pihak yang telah melakukan pencemaran lingkungan hidup tersebut, perlu dilakukan tindakan dari pemerintah setempat terkait pengelolaan kebun binatang yang berkelanjutan, serta masyarakat yang berada di lingkungan sekitar yang berwisata di KBM. Misalnya, dengan disediakannya tong sampah,datang nya petugas kebersihan PEMKO setiap hari untuk mengangkut limbah sampah yang setiap harinya dihasilkan oleh KBM dan diberikannya arahan kepada pengunjung/masyarakat supaya sadar akan arti pentingnya kebersihan lingkungan. Pelestarian lingkungan merupakan upaya yang sangat penting dan harus dilakukan. Lingkungan yang lestari akan memberikan dampak yang sangat positif bagi makhluk hidup di sekitarnya. Dari pengalaman penulis ketika berkunjung ke Kebun Binatang Medan, ada beberapa hal yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Memang Area kebun binatang cukup luas dan rimbun, tetapi sangat disayangkan karena kondisinya yang kurang terawat dan kesannya kotor. Daun-daun berserakan, begitu juga sampah makanan kecil seperti bungkusbungkus jajanan dan botol-botol plastik. Bahkan ketika itu, penulis sempat melihat seorang ibu yang membuang sampah sembarangan di areal pekarangan kebun binatang, padahal terlihat dengan jelas tong sampah berada tidak jauh dari dirinya.
11 Universitas Sumatera Utara
Tak hanya itu, sungai yang mengalir di areal kebun binatang ini juga dipenuhi berbagai jenis sampah yang merusak keindahan sehingga terkesan kotor dan jorok. Selain itu banyaknya sampah dari sisa makanan seperti kulit kacang dan bungkus makanan lainnya yang berserakan disekitar tempat duduk di pinggiran sungai yang disediakan pihak pengelola Kebun Binatang. Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 18 tahun 2008 disebutkan pengertian sampah yaitu sebagai berikut : 1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. 2. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Menurut Azwar (2002)9 yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis, karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk ke dalamnya, dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk di dalamnya). Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna dan dibuang disebut sampah. Dengan demikian sampah mengandung prinsip sebagai berikut: 1. Adanya sesuatu benda atau bahan padat 2. Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan manusia 9
Lasma rohani: prilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah di desa medan senembah kabupaten Deli serdang. 2007.
12 Universitas Sumatera Utara
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi. Sampah juga memiliki istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan limbah padat, yaitu
bahan sisa, baik berupa bahan-bahan yang sudah tidak
digunakan lagi atau bahan-bahan yang sudah diambil unsur utamanya. Secara garis besar sampah di bedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Sampah anorganik atau kering, yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alami contohnya plastik, kaleng, karet dan sebagainya, 2. Sampah organik atau basah yang dapat mengalami pembusukkan secara alami contohnya daun,sisa buah,sisa makanan dan lain sebagainya, 3. Sampah berbahaya contohnya jarum suntik, betarai, botol bekas racun dan lain sebagainya. Sampah adalah masalah umat manusia, khususnya di perkotaan. Bagi masyarakat pedesaan sampah masih bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya adalah untuk pupuk dalam upaya menyuburkan lahan pertanian. Tetapi bagi perkotaan justru sebaliknya. Sampah selain dianggap sumber penyakit, juga mencemarkan lingkungan dengan ditimbulkannya bau busuk yang menyengat. Dalam kenyataannya, pengolahan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran yang tidak baik misalnya pada pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia, sehingga
13 Universitas Sumatera Utara
menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal membuang sampah merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Seperti yang di katakan bahwa sampah berhubungan erat dengan manusia dan lingkungan, karena dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Baik atau buruknya dampak tersebut tergantung kepada kita mengelola nya. Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan dampak menguntungkan, sebalik nya pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan dampak yang merugikan. Dampak sampah yang menguntungkan bagi manusia adalah sampah bisa dijadikan makanan bagi ternak, benda yang dibuang dapat di manfaatkan lagi misalnya kaleng-kaleng minuman, dan sampah juga dapat dijadikan sebagai pupuk. Sedangkan yang menjadi dampak negatif nya adalah sampah bisa menimbulkan aroma bau, sumber penyakit, dan sumber bencana (sampah yang banyak akan menimbulkan banjir). Kurangnya pengelolaan sampah di lingkungan atau ditempat wisata dan ditempat lainnya, di sebabkan kurangnya kesadaran dari semua pihak terhadap pemeliharaan kebersihan. Ini semua akibat kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan kebersihan. Selain definisi sampah, ada pula proses pengelolaan dari penampungan sementara hingga ke penampungan akhir. Penampungan sementara itu tempat sebelum diangkut ke tempat pendauran ulang, dan penampungan akhir adalah tempat mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia
14 Universitas Sumatera Utara
dan lingkungan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan, sesuai dengan tujuan dimaksud dalam Pasal 5 Undang-Undang No.18 tahun 2008. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu, yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Secara Yuridis, format kebijaksanaan umum tentang lingkungan hidup di Indonesia telah dituangkan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan Pokok Lingkungan penggantinya yaitu Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (selanjutnya disebut UUPLH), kemudian diganti lagi dengan Undang- Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mana merupakan UndangUndang payung terhadap semua bentuk peraturan-peraturan mengenai masalah di bidang lingkungan hidup. Banyak prinsip ataupun azas yang terkandung dalam UUPLH tersebut, yang mana tujuannya sebagai perlindungan terhadap lingkungan hidup beserta segenap isinya. Namun demikian, untuk penerapannya masih perlu ditindaklanjuti dengan berbagai peraturan pelaksana agar dapat beroperasi sebagaimana yang diharapkan. Pengertian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup tersebut di atas dapat dijumpai dalam Pasal 1 angka 14 dan angka 16 U.U.P.L.H No.32 Tahun 2009, Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
15 Universitas Sumatera Utara
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan. Kebun binatang adalah tempat pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 3 (tiga) kelas taksa pada areal dengan luasan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) hektar dan pengunjung tidak menggunakan kendaraan bermotor (motor atau mobil). (PeraturanMenteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.31/MenhutIi/2012 Tentang LembagaKonservasi). Taman satwa adalah tempat pemeliharaan satwa sekurang-kurangnya 2 (dua) kelas taksa pada areal dengan luasan sekurangkurangnya 2 (dua) hektar. (Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.31/Menhut-Ii/2012Tentang Lembaga Konservasi). Fungsi Taman Satwa yang telah dijalankan oleh anggota Perhimpunan Kebun Binatang Se- Indonesia (PKBSI) sebagai berikut (KAK Investasi dan Pengelolaan Kawasan Taman Jurug, 2013) : 1. Sebagai sarana untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang penting nya masalah keanekaragaman hayati fauna di dunia dan di Indonesia. 2. Sebagai sarana konservasi ex-situ jenis-jenis satwa yang langka atau terancam punah. 3. Sebagai sarana tempat penangkaran jenis-jenis satwa koleksi yang ada. 4. Sebagai sarana tempat dan obyek penelitian aspek biologi/ ekologi jenis-jenis satwa koleksi dalam rangka memperlengkap data biologinya.
16 Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai sarana untuk membantu penghijauan kota berupa taman karena banyaknya jenis pepohonan yang di tanam sebagai pelindung dan habitat satwa semi alami. 6. Sebagai paru-paru kota oleh karena banyaknya jenis tumbuhan hijau produsen oksigen di samping karbondioksida, serta pencegahan erosi, dan kekeringan. 7. Sebagai sarana tempat obyek rekreasi yang edukatif. 8. Sebagai sarana untuk membantu peningkatan kondisi sosial-ekonomi masyarakat (menyediakan/menyewakan fasilitas/tempat untuk berdagang makanan/ minuman, serta cinderamata kepada individu/ masyarakat). Kaidah untuk membangun fasilitas kandang satwa yang baik (KAK Investasi dan Pengelolaan Kawasan Taman Jurug, 2013) : 1. Luas dan penataan zona konservasi sesuai dengan jumlah dan jenis koleksi satwa, peragaan, kelengkapan kandang, radius pelayanan pengunjung. 2. Bahan kandang. 3. Dikembangkan model kandang terbuka. 4. Dekorasi/ perabotan kandang. 5. Pagar kuat dan awet. 6. Pintu kandang : double door untuk satwa berbahaya. 7. Lantai kandang seperti habitatnya. Pengelolaan Taman Satwa berkaitan dengan menciptakan kesehatan dan kesejahteraan satwa. Satwa yang sejahtera indikator nya menyangkut : kondisi satwa yang sehat, cukup pakan dalam jumlah dan mutu, tumbuh dan berkembang dalam kandang yang aman dan nyaman. (KAK Investasi dan Pengelolaan
17 Universitas Sumatera Utara
Kawasan Taman Jurug, 2013) Kesejahteraan satwa diupayakan dengan cara : Pertama, Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman sesuai hidupnya (habitatnya). Kedua, Pakan yang memadai, cukup jumlah/ mutu, bersih dan hiegenis, sehat dan cukup gizi. Ketiga, Diberi pasangan, penangkaran. Keempat, Selalu dalam pengawasan dan pengontrolan terutama menyangkut kesehatan. Kelima, Pengobatan untuk pencegahan dan penyembuhan. Dalam Kebun Binatang yang ideal, hewan harus mendapatkan makan dan minum yang cukup, memiliki tempat berlindung dari kondisi cuaca buruk, memiliki kandang yang bersih, serta terhindar dari penyebaran penyakit menular. Kebun binatang juga harus memiliki staff yang bertanggung jawab untuk perawatan hewan dari kondisi marabahaya, sehingga hewan yang dipelihara bisa menunjukkan perilaku normal. Sebagai contoh, kandang untuk mamalia harus dibuat seluas mungkin dengan lingkungan yang memadai dan pengayaan habitat mengikuti standar minimum pengelolaan dan standar kesejahteraan satwa yang diakui secara internasional (Agoramoorthy, 2004) Dalam Jurnal Yuriene Miradona,dkk . Beberapa penelitian tentang analisis pengelolaan kebun binatang di dunia menunjukkan hasil yang cukup beragam. Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan ahli zoologi ke Abdijan Zoo, Abidjan, Cote d’Ivoire Africa secara keseluruhan penilaiannya terhadap kebun binatang ini memiliki banyak masalah dalam penerapan prinsip kesejahteraan satwa. Standar kesejahteraan satwa sangat rendah sekali. Jika kebun binatang ini dinilai oleh EAZA, maka Abdijan Zoo ini akan direkomendasikan
untuk
ditutup
(Champion,
2011).Dalam
mewujudkan
18 Universitas Sumatera Utara
pelestarian, dibutuhkan peran serta semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak pengelola itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan dituangkan dalam skripsi dengan judul Kebersihan Kebun Binatang Medan sebagai Daya Tarik Wisata. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka masalah penelitian yang diajukan adalah bagaimana pengelolaan terutama kebersihan Kebun Binatang Medan? Masalah tersebut diuraikan dalam 2 (dua) pertanyaan penelitian yaitu: 1. Bagaimana petugas KBM dalam memelihara kebersihan kebun binatang tersebut dan kendala-kendala yang dihadapi? 2. Bagaimana respon pengunjung terhadap kebersihan KBM tersebut? 1.4. Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang tinjauan antropologi mengenai kebersihan kebun binatang Medan sebagai daya tarik wisata. Bagaimana petugas KBM memelihara kebersihan kebun binatang dan kendala yang dihadapi petugas serta respon pengunjung terhadap kebersihan KBM. Setiap penelitian diharapkan memberikan manfaat baik untuk masyarakat luas, peneliti maupun masyarakat setempat. Tersedianya data-data penelitian mengenai Kebersihan KBM diharapkan mampu memberikan gambaran dan masukan dalam pembangunan Negara di Indonesia pada umumnya.Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terbentuknya kesadaran yang lebih besar mengenai kehidupan berlingkungan yang bersih terutama tempat-tempat wisata karena
19 Universitas Sumatera Utara
tempat wisata bisa menjadi devisa suatu negara yang akan menyejahterakan masyarakat negara tersebut terutama Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan peneliti dalam Penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif berusaha
menemukan
data/informasi
atau
keterangan
yang
dapat
menggambarakan kebudayaan yang diteliti secara utuh/bulat sesuai dengan fokus masalah yang dikaji. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Bongdan dan Taylor (Moleong, 2006:4) mendefinisikan
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurutnya, pendekatan ini diarahakan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh), sebagaimana Koentjaraningrat mengutarakan bahwa para ahli antropologi biasanya memakai istilah holistik untuk menggambarkan metode tinjauan yang mendekati suatu kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi”. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari data-data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui sumber-sumber kepustakaan melalui buku-buku, skripsi, jurnal, surat kabar, dan media elektronik yang relevan dengan masalah penelitian.
20 Universitas Sumatera Utara
a. Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau fenomena yang akan diteliti oleh seorang yang ingin melakukan suatu penelitian. Observasi atau
pengamatan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2007:11). Hasil observasi ini digunakan untuk mendukung teknik wawancara. Saat memasuki lapangan peneliti tetap bersikap relatif pasif. Dalam hal ini peneliti tidak segera langsung mengumpulkan data secara cepat. Peneliti terlebih dahulu membangun hubungan baik dengan para informan dan mengenal keadaan kebun binatang. Peneliti tetap menampilkan diri dengan apa adanya, sehingga subyek mengenal dengan baik, mempercayai dan tidak merasa terganggu dengan keadaan peneliti. Hal-hal yang diamati peneliti yakni keadaan kebun binatang, ciri-ciri dari petugas dengan pengunjung misalnya dari segi pakaian, kandang-kandang hewan apakah bersih atau tidak serta semua lingkungan KBM, makanan yang diberikan kepada hewan dan pada saat kapan diberi makan, bagaimana petugas membersihkan kandang-kandang tersebut, bagaimana hubungan petugas dengan pengunjung, fasilitas apa saja yang disediakan di KBM, wahana bermain apa saja yang disediakan, tempat yang mana saja yang paling sering dikunjungi pengunjung, bagaimana respon pengunjung terhadap kebersihan, siapa saja yang
21 Universitas Sumatera Utara
sering berkunjung di KBM tersebut. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti turut sebagai pengunjung dan tidak lupa memperkenalkan diri terhadap petugas terlebih dahulu. Dalam hal ini, peneliti sangat berhati-hati supaya tidak menimbulkan rasa kurang nyaman oleh informan terhadap peneliti. Hal ini bertujuan untuk dapat memahami situasi lingkungan dan mengerti bagaimana mereka akan menerima keikutsertaan peneliti, selama berlangsungnya aktivitas dimana peneliti ikut serta di dalamnya. b. Wawancara Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat juga merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi. Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan dari dia, maka ada beberapa soal mengenai persiapan untuk wawancara yang harus dipecahkan lebih dahulu. Soal itu mengenai: (1) seleksi individu untuk diwawancara: (2) Pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara; (3) pengembangan suasana lancar dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancarai (Konjaraningrat, 129-130). Dalam penelitian ini metode wawancara yang digunakan adalah metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, tanpa
22 Universitas Sumatera Utara
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif (Bungin, 2007: 108). Wawancara dimulai peneliti dari pembukaan wawancara ‘tegur sapa’, seperti nama Ibu atau bapak siapa?, tinggal dimana, berapa jumlah anaknya, dan lain sebagainya. Percakapan selanjutnya mengalir seperti percakapan sehari-hari dan bersifat santai tanpa ada batasan yang dibuat oleh peneliti, alasan peneliti melakukan hal seperti itu supaya tidak ada rasa takut, kaku, bosan saat wawancara berlangsung. Wawancara ditujukan kepada para petugas kebun binatang, para pengunjung, masyarakat setempat. Peneliti memanfaatkan setiap kesempatan untuk berceritacerita dan sekaligus untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan yang difokuskan pada kebersihan kebun binatang serta respon para pengunjung terhadap kebersihan kebun binatang tersebut. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan penulisan catatan lapangan, serta rekaman melalui handphone yang dimiliki oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan peneliti supaya tidak ada informasi yang tertinggal atau terlewatkan. Informasi-informasi yang diberikan semua informan menurut penulis sangat relevan dan real sesuai dengan kondisi aktivitas yang terjadi pada kebun binatang dan hal ini sangat mendukung skripsi ini. 1.6. Studi Kepustakaan Literatur atau studi kepustakaan sangat dibutuhkan oleh penulis. Hal ini berguna untuk memahami teori-teori yang dipakai, data-data yang berhubungan dengan kebersihan, lingkungan, dan pariwisata yang tercantum di dalam tinjauan
23 Universitas Sumatera Utara
pustaka, serta data-data mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Jenisjenis kepustakaan yang penulis gunakan yaitu berupa buku, koran, jurnal, skripsi serta tulisan yang bersumber dari media cetak dan elektronik yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Semua sumber-sumber data yang mendukung skripsi ini selanjutnya dipahami penulis dan diresume kembali oleh penulis yang mana yang perlu dicantumkan dalam tulisan. Hal tersebut juga dapat membantu penulis untuk mengetahui bagaimana perbandingan kebun binatang di Medan dan daerah lainnya serta untuk menambah wawasan penulis tentang kondisi kebun binatang sebagai daya tarik wisata.
1.7.Pengalaman Penelitian Bulan January 2016 tepat setelah selesai libur semester, saya mulai merencanakan untuk melakukan penelitian dengan mulai membuat pertanyaanpertanyaan apa saja yang nantinya akan saya tanyakan sesampainya saya di lapangan, dan saya juga mulai memikirkan siapa akan saya temui sesampainya saya di lokasi. Setelah semua selesai, keesokan harinya tepat pada tanggal 9 january 2016, saya beserta 2 orang teman saya memberanikan diri untuk datang langsung ke lokasi penelitian saya yaitu kebun binatang Medan yang berada di jalan Bunga Rampai IV No.100 kelurahan Simalingkar B, kecamatan Medan Tuntungan. Saya mengajak 2 orang teman saya yang bernama Edy dan wita, saya mengajak mereka bilamana nanti saya membutuhkan bantuan mereka, baik dari segi tekhnis maupun masukan dari segi pemikiran saat berada dilapangan. Kami
24 Universitas Sumatera Utara
bertiga pun berangkat dengan menaiki sepeda motor, sesampainya disana kami merasa seperti orang asing yang bertingkah kebingungan dan tidak tahu mau berbuat apa. Kebetulan pada saat itu para petugas KBM sedang beristirahat dan hanya ada satu satpam di gerbang masuk menuju KBM. Kemudian saya pun memberanikan diri untuk menjumpai satpam tersebut, dan pada saat perjalanan mau mendekati beliau, beliau menatap saya dan langsung bertanya. Satpam
:
Mau ngapai dek?
Saya
: Maaf pak, perkenalakan nama saya Rudy Frans, mahasiswa dari usu.Kebetulan saya disini ingin melakukan penelitian di KBM ini pak. Mohon bantuan petunjuk nya pak.
Satpam
: Oh, yasudah tunggu saja sebentar dek, pegawainya sedang beristirahat, kira-kira setengah jam lagi lah.
Saya
: Oh iya pak, terimakasih ya pak
Satpam
: iya dek.
Setelah setengan jam kami menunggu, para pegawai KBM pun bermunculan menduduki kursi pada posisi tugas mereka masing-masing. Satpam tersebut pun langsung kedalam ruangan untuk menjumpai staff tata usaha yang bernama ibu Afriani, lalu kami pun langsung disuruh masuk oleh satpam tersebut untuk menemui ibu Afriani di ruangannya. Kemudian kami pun masuk dan langsung memperkenalkan diri kami serta mengatakan maksud dan tujuan kami kepada beliau. Saya
Afriani
: Permisi bu saya Rudy Frans, kami mahasiswa dari usu ingin meminta ijin melakukan penelitian di KBM ini. : Oh, bawa surat pengantar dari kampus dek?
25 Universitas Sumatera Utara
Saya
: Ada buk, saya pun langsung memberikan surat pengantar yang sebelumnya sudah saya urus di kampus.
Afriani
: Oh, yasudah dek, dua atau tiga hari kedepan kami kabari lagi ya. Surat ini saya berikan dulu kepada pimpinan kami dan jika nanti sudah ada jawaban dari beliau adik langsung kami kabari.
Saya
: iya bu mohon bantuannya ya bu, terimakasih.
Saya pun langsung meminta no hp ibu tersebut, untuk pegangan apabila nanti beliau lupa mengabari saya. Dan ternyata dugaan saya benar tiga hari kemudian pihak KBM tak kunjung juga mengabari saya. Teringat dengan janji ibu Afriani yang akan mengabari saya dua atau tiga hari ke depan, saya pun langsung menelpon ibu tersebut. Saya
: Halo bu, saya Rudy mahasiswa usu kemarin, bagaimana dengan ijin penelitian saya kemarin buk?
Afriani
: Oh iya dek, kemarin sudah saya bilang sama pimpinannya dan beliau mengijinkan. Kapan adek mau penelitian datang saja.
Saya
:
Iya, makasih ya bu.
Pada hari itu juga saya pun langsung berangkat ke KBM bersama ke dua teman saya yang sama. Sesampainya disana saya langsung menjumpai petugas penjual tiket karcis, karena sebelum masuk kedalam kita harus terlebih dahulu membeli tiket karcis. Saya
: Permisi bu, kami mahasiswa usu ingin melakukan penelitian di KBM ini.
Petugas karcis : Sudah minta ijin dek? Saya
: Sudah bu, kemarin sama bu Afriani bagian tata usaha dan beliau sudah memberikan ijin kepada kami.
Petugas karcis : Yasudah dek langsung masuk saja
26 Universitas Sumatera Utara
Saya
: Iya bu, terimakasih banyak ya bu.
Petugas karcis pun menyuruh salah seorang temannya yang juga pegawai KBM untuk mengantar kami menemui pimpinan mereka. Kami pun langsung masuk kedalam KBM dengan hati yang cukup senang karena kami tidak perlu membeli karcis lagi untuk masuk ke KBM. Sesampainya di dalam KBM kami bertemu dengan Bapak Suci yang bertugas sebagai Dr.hewan sekaligus petinggi di KBM tersebut. Segala sesuatu atau pun urusan di KBM harus melalui ijin beliau. Saya pun langsung memperkenalkan diri kepada beliau. Saya
Bapak Suci Saya
Bapak Suci Saya
Bapak Suci
: Selamat siang pak saya Rudy Frans, saya mahasiswa dari usu ingin melakukan penelitian di KBM ini. : Oh, dari Fakultas apa dek? : Fakultas ilmu social dan Ilmu politik, jurusan Antropologi Sosial pak. : Oh iya, kamu mau meneliti tentang apa? : Saya mau meneliti kebersihan di KBM ini pak, baik dari kebersihan kandang, hewan maupun pekarangannya. : oh hanya kebersihannya ya, kalau begitu silahkan masuk saja ke dalam untuk melihat-lihat. Kalau ada petugas yang bertanya bilang saja mahasiswa usu dan sudah ijin sama saya ya. Jika nanti ada data yang kurang boleh bertanya kepada saya saja.
Bapak suci memberikan respon yang cukup baik atas kedatangan kami, hal tersebut pun menambah kepercayaan diri saya untuk melakukan observasi dan wawancara kepada petugas-petugas kebersihan. Disaat melakukan penelitian tepatnya pada pukul 14:00 kami melihat pengunjung yang tidak begitu ramai. Tetapi sangat disayangkan para petugas tidak bisa kami temukan, di karenakan
27 Universitas Sumatera Utara
baju petugas tidak seragam. Mereka memakai baju biasa layaknya seorang pengunjung, sehingga pada hari itu kami hanya melakukan Observasi sambil mengelilingi kebun binatang yang sangat luas. Dan memang kondisi kebun binatang sangat memprihatinkan kebersihannya. Keesokan harinya pada pukul 11:00 saya kembali datang ke KBM untuk melakukan penelitian kembali, kali ini saya di temani hanya dengan satu teman saya yaitu Edy. Saya berharap pada saat itu bisa menemukan para petugas dan kalau bisa disaat mereka sedang melakukan pembersihan. Sesampainya dilokasi saya ingin menemui Bapak Suci, karena ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada beliau. Tetapi sayangnya pada hari itu Bapak Suci tidak datang kerena menurut keterangan pegawai yang lain beliau off pada hari itu. Tetapi hal tersebut tak mematahkan semangat saya, kami pun langsung berjalan mengelilingi KBM, seiring perjalanan kami menemui petugas yang sedang menyapu perkarangan, Beliau bernama bapak Surip Ginting. Kami pun mulai melakukan pendekatan kepada beliau agar beliau tidak canggung dengan kehadiran kami. Setelah itu kami pun langsung melakukan wawancara yang cukup panjang kepada beliau. Setelah selesa melakukan wawancara kami pun kembali melakukan perjalanan sambil mencari petugas lainnya, terutama petugas yang bertugas membersihkan kandang dan hewan. Tetapi dari sekian banyak kandang yang kami lewati tak seorang pun kami jumpai petugasnya. Saya dan teman saya Edy pun mulai bingung bagaimana caranya menemukan para petugaspetugas ini.
28 Universitas Sumatera Utara
Merasa cukup lelah mengelilingi KBM yang cukup luas teman saya Edy pun mengajak saya untuk beristirahat di warung yang ada di dalam lokasi KBM tersebut. Kami pun duduk diwarung tersebut sambil memesan minuman, sambil bercerita-cerita dengan pemilik warung. Pemilik warung
: Orang adek sedang apa disini, dari semalam orang adek saya perhatikan sudah bolak-balik lewat disini?
Saya
: iya bu, kami mahasiswa dari usu lagi melakukan penelitian tentang kebersihan KBM ini, tetapi dari semalam kami tak kunjung menemui para petugas nya bu.
Pemilik warung
: Oh orang adik terlalu siang datang kesini, karena mereka melakukan pembersihan sekaligus memberi makan ternak pada pagi hari, kira-kira mulai pukul 08:00 sampai pukul 10:00. Dan setelah itu mereka biasanya singgah disini untuk minum kopi sambil istirahat. Jam segini mereka uda banyak yang berpulangan.
Saya pun merasa terbantu oleh informasi yang diberikan oleh ibu pemilik warung tersebut. Keesokan harinya Saya pun datang lebih pagi ke KBM pada pukul 08:00, dan memang benar para petugas melakukan pekerjaannya pada pagi hari tersebut. Saya sangat gampang menemui para petugas apalagi di pagi hari para pengunjung belum ada yang datang, jadi tidak sulit lagi untuk membedakan mana petugas dan mana pengunjung. Saya pun langsung mendekati para petugas, dan saya lebih tertarik melihat petugas yang mebersihkan kandang harimau.Karena kandang ini cukup berbahaya bila tidak pegang oleh orang yang cukup ahli di bidangnya. Sebelum akan melakukan wawancara dan observasi saya terlebih dahulu berkenalan serta meminta ijin dengan petugasnya yang bernama Bapak Edy. Setelah di ijinkan saya pun memberanikan diri untuk masuk ke kandang harimau tersebut sambil
29 Universitas Sumatera Utara
memperhatikan cara pak Edy membersihkan kandang serta memandikan harimau. Auman harimau pun tak jarang terdengar, membuat jantung saya merasa degdegan. Setelah selesai melakukan wawancara dan setelah saya mengetahui cara membersihkannya saya pun mulai melakukan penelitian kepada kandang-kandang lainnya dan juga pekarangan. Setelah selesai melakukan penelitian saya pun menjumpai Bapak Suci untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepada Beliau. Karena saya merasa beliau orang yang lebih tahu tentang kendala-kendala yang di hadapi pihak KBM dalam menjalankan fungsinya. Tetapi beliau memang cukup sibuk, kebetulan pada saat itu reporter dari trans tv datang untuk membuat film pendek dan Bapak Suci diminta untuk menemani mereka. Kami pun menunggu Bapak tersebut sampai pekerjaan beliau selesai. Saya bersama teman saya menunggu beliau di sebuah warung disana. Beberapa
jam berlalu beliau pun tak kunjung datang, sampai kami tertidur di warung tersebut. Setelah kami terbangun kami sudah melihat Bapak suci duduk di kantornya, kami pun langsung menjumpai beliau. Saya melakukan wawancara kepada beliau sementara teman saya Edy mengabadikan segala kegiatan saya di KBM dengan kameranya. Bapak Suci menjawab segala pertanyaan saya dengan jelas dan terlihat bahwa beliau betul-betul mengetahui apa saja yang terjadi di KBM.
30 Universitas Sumatera Utara
Setelah mendapatkan cukup data saya pun mengucapkan banyak terimakasih sambil berjabat tangankepada para petugas di KBM, terutama kepada Bapak Suci yang sudah memberikan banyak arahan kepada saya saat saya berada dilapangan. Sampai saat ini saya masih menjalin hubungan baik dengan petugas-petugas yang ada di KBM terutama pada Bapak Suci. Dan semoga para petugas dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk meningkatkan kualitas kebun binatang Medan. 1.8. Analisis Data Penelitian ini di analisis secara kualitatif, Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, pengamatan dan wawancara mendalam, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan. Data tersebut setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga, sehingga tetap berada di dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan. Satuansatuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lain dan diintrepretasikan secara kualitatif. Peneliti juga akan menggunakan pendekatan yang sifatnya teoritis yakni pendekatan fenomenologis. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap masyarakat dalam situasisituasi tertentu. Ada berbagai cabang penelitian kualitatif, namun semua
31 Universitas Sumatera Utara
berpendapat sama tentang tujuan pengertian subjek penelitian, yakni melihatnya” dari segi pandang mereka”.
32 Universitas Sumatera Utara