BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama islam. Sebagai umat islam dianjurkan untuk melakukan wakaf. UU RI No 41 tahun 2004 menyatakan bahwa : “Wakaf adalah perbuatan hukum wakaf untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah”. Hal tersebut juga dinyatakan oleh beberapa kaum ulama bahwa wakaf yaitu menahan harta dibawah tangan pemiliknya (wakif) yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya dapat digunakan untuk kepentingan peribadatan atau kepentingan lain sesuai ajaran islam. Wakaf tersebut dapat berupa tanah, bangunan, dan uang. Tetapi wakaf uang masih menjadi perdebatan oleh beberapa ulama bahwa wakaf uang belum jelas hukumnya karena pada umumnya wakaf berupa aset tetap atau benda tidak bergerak seperti tanah dan bangunan, sedangkan uang merupakan aset lancar. Sehingga pada tahun 2002 Majelis Ulama Indonesia atau disingkat MUI mengeluarkan fatwa bahwa wakaf uang tunai hukumnya jawaz atau diperbolehkkan. Hal tersebut memutuskan opini – opini tentang hukum dari wakaf uang tunai itu sendiri. Cara melakukan wakaf uang menurut mazhab Hanafi yaitu dengan menjadikannya modal usaha yang menguntungkan
dan
tidak
keluar
dari
1
jalur
syariat
Islam,
kemudian
keuntungannya diberdayakan untuk kepentingan umat. Kegiatan tersebut berfungsi untuk menggerakkan UMKM dengan kesulitan modal. Sehingga Indonesia sebagai negara berkembang sangat mungkin untuk melaksanakan wakaf uang tunai. Dalam pelaksanaan wakaf uang tunai tersebut diserahkan kepada lembaga Nadzir sebagai pengelola dana wakaf. Badan Wakaf Uang Tunai MUI DIY merupakan lembaga pengelola dana wakaf (Nadzir) untuk wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga ini merupakan
lembaga
atau
perusahaan
nirlaba
atau
non-profit.
Dalam
pengelolaannya BWU/T MUI DIY bekerjasama dengan lembaga perbankan syariah yang ditunjuk oleh MUI yaitu BPD DIY Syariah. Proses bisnis dari BWU/T MUI DIY ini adalah mengelola dana wakif yang kemudian dihimpun dalam bentuk deposito mudharabah dan tabungan mudharabah di Bank BPD DIY Syariah, bagi hasil dari bunga deposito dan tabungan tersebut dimanfaatkan untuk penyaluran wakaf. Penyaluran dana wakaf tersebut berupa pinjaman produktif tanpa agunan dan biaya regular (PROTAB Reguler), pinjaman produktif tanpa agunan dan biaya sebrakan (PROTAB Sebrakan), hibah berkembang, dan pendampingan usaha mitra. Menurut data BWU/T MUI DIY jumlah dana yang dihimpun dari tahun 2008 sampai dengan 31 Desember 2015 ditunjukan oleh grafik berikut :
2
600000000
529.511.033 430.175.191 407.056.808 377,098,128 332,272,128
500000000 400000000 300000000
258,173,436 215,223,383
200000000 100000000 1.990.854 0 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber : BWU/T MUI DIY
Gambar 1.1 Grafik jumlah dana yang dihimpun Dari grafik tersebut dapat dilihat jumlah dana yang dihimpun hingga 31 Desember 2015 tercatat sebesar Rp529.511.033,-. Dapat disimpulkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga jumlah dana yang dihimpun cukup besar. Dari banyaknya jumlah dana yang dihimpun tersebut BWU/T MUI DIY harus membuat pencatatan akuntansi. Pencatatan akuntansi tersebut digunakan untuk membuat laporan keuangan per periode. Dengan adanya laporan keuangan dapat memberikan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para anggota organisasi, wakif dan calon wakif, dan kepentingan pihak eksternal lainnya. Laporan keuangan untuk perusahan atau lembaga nirlaba berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi atau disingkat PSAK nomor 45. PSAK 45 (Revisi 2011), dijelaskan bahwa laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.
3
Badan Wakaf Uang Tunai MUI DIY dalam pencatatan keuangannya sudah menggunakan Microsoft excel sangat sederhana dan kurang otomatis. Hal tersebut mengharuskan pemakainya untuk melakukan input disetiap sheet. Maka dari itu perlu dibentuk suatu sistem pencatatan akuntansi yang baru menggunakan Microsoft Excel 2010 yang lebih otomatis dan penyesuaian akun – akun sesuai dengan kebutuhan lembaga, inilah yang menjadi alasan penelitian ini dilakukan. Penulis mengambil judul “Desain Sistem Pencatatan Akuntansi Dengan Menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY”.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang berkaitan dengan penulisan ini adalah : 1. Apa saja kegiatan usaha yang terjadi di Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY ? 2. Bagaimana desain sistem pencatatan akuntansi secara otomatis untuk diterapkan pada Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY ?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegiatan usaha yang terjadi di Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY.
4
2. Untuk membuat desain sistem pencatatan akuntansi secara otomatis untuk diterapkan pada Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY.
1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY Sistem akuntansi ini dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan yang
berguna
menghasilkan
informasi
keuangan
sebagai
dasar
pengambilan keputusan. 2. Bagi penulis Memperoleh tambahan dan pengalaman dari masalah – masalah yang penulis tangani. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada bangku perkuliahan ke dunia nyata. 3. Bagi pembaca Sebagai referensi bagi peneliti lain yag mengadakan penelitian serupa. Dan sebagai bacaan bagi pembaca. 4. Bagi Universitas Sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan bagi mahasiswa yang akan menyusun tugas akhir.
5
1.5 Sistematika Penulisan Penyusunan penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari lima bab, dimana pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pemikiran dan permasalahan isi dari Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis akan menguraikan secara garis besar tentang bab – bab yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Di dalam bab ini dikemukakan mengenai pokok bahasan atau latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini.
BAB II
GAMBARAN UMUM PENULISAN Bab ini akan menjelaskan kondisi umum, landasan teori yang menjelaskan konsep dasar dari sistem yang dibahas dalam ruang lingkup penyusunan laporan ini dan menjelaskan metodologi penulisan yang digunakan dalam membuat laporan Tugas Akhir ini.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas gambaran umum perusahaan berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan kegiatan yang dilakukan perusahaan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini membahas tentang analisa sistem pencatatan akuntansi yang sedang berjalan pada Badan Wakaf Uang Tunai
6
MUI DIY. Pembahasan desain sistem usulan secara umum, rancangan yang diusulkan menggunakan Microsoft Excel 2010 berupa perancangan kode akun, perancangan jurnal, perancangan buku besar, perancangan neraca lajur, hingga perancangan laporan keuangan. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini bersi tentang kesimpulan yang diambil penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini beserta saran – saran yang diberikan untuk pencatatan akuntansi pada Badan Wakaf Uang Tunai Majelis Ulama Indonesia Provinsi DIY.
7