1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang banyak ditemukan di Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan pangan dan sebagai sumber zat pewarna alami (Apriliyanti, 2010). Ubi jalar ungu memiliki warna ungu yang cukup pekat yang disebabkan oleh adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai pada daging ubinya (Santoso dan Estiasih, 2012). Selain sebagai pewarna, kandungan antosianin pada ubi jalar ungu juga memiliki keuntungan bagi kesehatan seperti antimutagenik, antidiabetes (Terahara et al., 2004), memiliki aktivitas antikarsinogenik (Katsube et al., 2003), serta sebagai antioksidan (Jawi dkk., 2011). Antosianin secara umum terdiri dari struktur dasar aglikon (antosianidin), dan gugusan glikon (gula), namun terkadang juga memiliki gugusan asil (MacDougall et. al., 2002). Sianidin dan peonidin merupakan antosianidin utama pada ubi jalar ungu (Jiao et al., 2012). Kedua antosianidin tersebut merupakan senyawa yang berkontribusi besar terhadap aktivitas antioksidan. Berdasarkan struktur molekulnya, terdapat jenis antosianin yang lebih stabil daripada lainnya yaitu antosianin dalam bentuk terasetilasi. Menurut penelitian Giusti dan Wrolstad (2003), kandungan antosianin pada ubi jalar ungu merupakan jenis antosianin terasetilasi yaitu sianidin dan peonidin yang terasetilasi dengan satu atau dua asam
1
2
sinamat yang larut dalam pelarut polar seperti air, etanol, metanol serta stabil pada kondisi asam (Leimena, 2008). Penelitian mengenai kandungan antosianin dalam ubi ungu, sebagian besar peneliti menggunakan ekstrak kasar antosianin dari ubi jalar ungu, karena purifikasi ataupun isolasi antosianin murni memerlukan waktu yang lama serta mahal (He and Giusti, 2011). Namun penggunaan ekstrak kasar memiliki beberapa kerugian diantaranya dalam ekstrak kasar masih mengandung beberapa komponen seperti gula, protein, dan fenol yang dapat mempercepat degradasi dari pigmen. Selain hal tersebut, dalam ekstrak kasar masih mengandung pengotor seperti fenolat lain yang merupakan komponen aktif biologi dan dapat menjadi faktor penggangu dalam studi biologi mengenai antosianin. Akibat dari hal tersebut, penelitian mengenai manfaat antosianin dalam kesehatan menjadi kurang jelas (He and Giusti, 2011). Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan purifikasi antosianin dari ekstrak kasar ubi jalar ungu karena dengan meningkatkan kemurnian ekstrak antosianin dapat meningkatkan stabilitas dari pigmen dan meminimalkan interferensi dari komponen aktif biologi yang memungkinkan peneliti dapat lebih baik mengevaluasi kemampuan antosianin untuk manfaat kesehatan manusia (Simmons, 2012). Penelitian ini dilakukan purifikasi ekstrak etanol dari ubi jalar ungu. Purifikasi ini bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen pengotor lainnya yang dapat mengganggu hasil penelitian, sedangkan penggunaan etanol sebagai pelarut karena sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat memberikan hasil perolehan kembali antosianin dengan kualitas yang bagus (Khoddami et al.,
3
2013).
Kemudian
untuk
metode
purifikasi
antosianin,
sudah
banyak
dikembangkan dari berbagai bentuk kromatografi seperti kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom, kromatografi countercurrent, hingga elektroforesis kapiler dan solid phase extraction (ekstraksi fase padat) (Takeoka and Dao, 2008). Namun diantara semua metode tersebut, SPE (solid phase extraction) merupakan metode yang paling banyak dan populer digunakan untuk purifikasi antosianin karena metode ini efisien, cepat, murah, dan menghasilkan perolehan kembali yang tinggi (He and Giusti, 2011). Selain itu, metode SPE merupakan metode yang dapat digunakan untuk purifikasi antosianin pada skala besar (single run) (Simmons, 2012). Banyak penelitian menggunakan SPE sebagai metode untuk purifikasi antosianin. Metode yang telah ada adalah metode SPE dengan menggunakan fase diam C18 fase normal ataupun dengan menggunakan fase terbalik (Xu, 2011). Sedangkan pada penelitian ini, dikembangkan suatu metode SPE dengan modifikasi pada fase diam yaitu dengan menggunakan silika gel 60 F254 serta dengan menggunakan teknik ekstraksi multi step yaitu teknik dengan dua tahapan ekstraksi menggunakan eluen yang berbeda dikerjakan dalam satu kolom secara berurutan. Selain itu, metode SPE yang dikembangkan juga menggunakan variasi laju elusi yaitu dengan menggunakan fast elusi dan laju alir terkontrol. Sehingga diharapkan dengan dikembangkannya metode ini, diperoleh kandungan antosianin yang lebih murni dari ekstrak ubi jalar ungu dan kemudian dapat diidentifikasi lebih lanjut dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT).
4
Identifikasi antosianin pada penelitian ini menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan Silika Gel 60 F254 sebagai fase diam. Sedangkan untuk fase gerak yang digunakan adalah berdasarkan hasil optimasi fase gerak yang telah dilakukan oleh Sughosa (2014) yaitu campuran n-butanol : asam asetat glasial : air (4:1:2 v/v). Selain itu KLT juga dapat digunakan sebagai kontrol kualitas dari kandungan antosianin. KLT memiliki kelebihan yaitu praktis, sederhana, efektif karena dapat mengidentifikasi beberapa sampel secara bersamaan, dan cepat (Khoddami et al., 2013). Berdasarkan hal tersebut maka pada penelitian ini dikembangkan suatu metode purifikasi antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dengan menggunakan Solid Phase Extraction (Ekstraksi Fase Padat) termodifikasi dan diidentifikasi dengan menggunakan KLT-spektrofotodensitometri, sehingga dapat diketahui kandungan antosianin dari ubi jalar ungu.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah hasil purifikasi antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu dengan menggunakan Solid Phase Extraction termodifikasi dilihat dari nilai rendemen kandungan total antosianin ?
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil purifikasi antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu dengan menggunakan Solid Phase Extraction termodifikasi dilihat dari nilai rendemen kandungan total antosianin.
1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk metode purifikasi antosianin dari ekstrak ubi jalar ungu yang nantinya dapat diaplikasikan untuk metode purifikasi skala besar, karena mengingat salah satu manfaat dari antosianin adalah sebagai antioksidan yang sangat bermaanfaat bagi kesehatan.