BAB I PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang Infeksi hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. WHO telah memperkirakan bahwa terdapat lebih dari dua miliar orang terinfeksi virus hepatitis B (VHB) dan 378 juta
orang
menjadi
carrier
kronis
di
seluruh
dunia.
Diperkirakan 620.000 kematian karena VHB dan 4,5 juta infeksi baru VHB terjadi setiap tahun di seluruh dunia. Menurut WHO, VHB dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi dengan tingkat endemisitas yang bervariasi. Sebagian besar populasi dunia hidup di negara - negara dengan prevalensi HBsAg tinggi (≥ 8%) atau intermediet (2 – 7%). Pada daerah tertentu seperti Amerika bagian utara, Eropa bagian utara dan barat, Amerika Selatan, Australia dan Selandia Baru, memiliki prevalensi HBsAg yang relatif rendah (< 2%). Indonesia
adalah
salah
satu
endemisitas tinggi (WHO, 2014).
12
negara
dengan
tingkat
13
Data
Riskesdas
yang
dilaporkan
pada
tahun
2013
menunjukkan bahwa secara umum prevalensi hepatitis pada seluruh provinsi di Indonesia adalah 1,2%, dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007. Lima provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (4,3%), Papua (2.9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%), dan Maluku (2,3%). Bila dibandingkan dengan Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur masih merupakan provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi.
Sedangkan
rata
–
rata
proporsi
penderita
hepatitis B di seluruh provinsi di Indonesia adalah 21,8% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). DNA VHB membawa blueprint genetik VHB. Konsentrasi DNA VHB yang ada di dalam darah menunjukkan kemampuan virus tersebut untuk bereplikasi di dalam hati. Konsentrasi DNA VHB yang tinggi menunjukkan proses replikasi yang tinggi, sedangkan proses
konsentrasi
replikasi
penelitian menunjukkan
yang
yang
DNA
yang
rendah
dilakukan
bahwa
VHB
oleh
peningkatan
rendah
(Kukka, Chen
menunjukkan
2010). et
konsentrasi
al.
Sebuah (2007)
DNA
VHB
berhubungan dengan HBeAg yang positif (p < 0,001), sirosis hati (p < 0,001), jenis kelamin laki - laki (p < 0,001),
14
usia muda (p < 0,001), peningkatan konsentrasi ALT dalam serum (p < 0,001), dan kebiasaan merokok (p = 0,002). Beberapa
penelitian
telah
dilakukan
untuk
membandingkan rerata konsentrasi DNA VHB antara mutasi PC dan BCP pada pasien hepatitis B kronis. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Juniastuti et al. (2010) di Indonesia menunjukkan bahwa mutasi PC berhubungan dengan konsentrasi DNA VHB yang rendah (< 105 copies / ml), sedangkan mutasi BCP berhubungan dengan konsentrasi DNA VHB yang tinggi (≥ 105 copies / ml). Namun di dalam penelitian tersebut tidak diketahui
signifikansi
perbedaan
konsentrasi
DNA
VHB
antara mutasi PC dan BCP. Penelitian
lain
yang
dilakukan
di
Australia
juga
menunjukkan bahwa pasien hepatitis B kronis dengan mutasi ganda BCP memiliki konsentrasi DNA VHB yang lebih tinggi, sedangkan pasien dengan mutasi PC memiliki konsentrasi DNA VHB yang lebih rendah (p < 0,001) (Poustchi et al., 2008). Namun
penelitian
tersebut
meneliti
pasien
hepatitis
B
kronis dengan karakteristik genotip yang berbeda dengan karakteristik genotip pasien hepatitis B kronis yang ada di Indonesia, di mana pada penelitian oleh Poustchi et al. (2007) tersebut genotip yang dominan adalah genotip D,
15
sedangkan berdasarkan penelitian oleh Utama et al., (2009) telah diketahui bahwa di Indonesia didominasi oleh genotip B. Meskipun banyak penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis berhubungan dengan resiko terjadinya sirosis dan kanker hati, dan bahwa konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis dengan mutasi BCP lebih tinggi daripada mutasi
PC,
namun
penelitian
yang
bertujuan
untuk
membandingkan rerata konsentrasi DNA VHB antara mutasi PC dan BCP pada pasien hepatitis B kronis dan mengetahui signifikansinya
belum
banyak
dilakukan
di
Indonesia.
Sehingga penelitian mengenai hal tersebut perlu dilakukan.
I.B. Perumusan Masalah 1. Berapakah konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis dengan mutasi PC dan BCP? 2. Adakah perbedaan konsentrasi DNA VHB yang signifikan antara mutasi PC dan BCP pada pasien hepatitis B kronis?
16
I.C. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis dengan mutasi PC dan BCP. Tujuan khusus: 1. Mengetahui rerata konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis dengan mutasi PC dan BCP. 2. Mengetahui
perbedaan
rerata
konsentrasi
DNA
VHB
antara mutasi PC dan BCP pada pasien hepatitis B kronis.
I.D. Keaslian Penelitian Penelitian dengan subjek, metode, waktu, dan tempat yang sama dengan penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian
payung
ini
memiliki
induk
penelitian
yang
membahas tentang mutasi VHB secara umum dan hubungannya dengan progresi penyakit hati tahap lanjut. Pengambilan data
dilakukan
bersama
–
sama,
namun
penelitian
yang
dilakukan bersamaan dengan penelitian ini meneliti kasus mutasi VHB dengan variabel yang berbeda. Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan konsentrasi DNA VHB antara mutasi PC dan BCP antara lain:
17
Tabel 1. Keaslian Penelitian Judul Penelitian
Publikasi
Tujuan Penelitian
Kesimpulan Penelitian
Analyses of Precore and Core Promoter Mutations of Hepatitis B Virus in Patients with Chronic Hepatitis B in Surabaya, Indonesia.
Microbiology Indonesia oleh Juniastuti, Eduardus Bimo Aksono, Takako Utsumi, Yoshihiko Yano, Soetjipto, Yoshitake Hayashi, Hak Hotta, Fedik Abdul Rantam, Hernomo Ontoseno Kusumobroto, Maria Inge Lusida (2010).
Untuk menganalisis variabilitas mutasi precore dan core promoter pada virus hepatitis B dengan menggunakan amplifikasi PCR dan sequencing berdasarkan luaran (konsentrasi DNA dan HBeAg / anti – Hbe).
Pada sebagian besar sampel dengan anti – Hbe positif, mutasi precore berhubungan dengan konsentrasi DNA VHB yang rendah (< 105 copies / ml), tetapi mutasi BCP berhubungan dengan konsentrasi DNA VHB yang tinggi (≥ 105 copies / ml).
Clinical significance of precore and core promoter mutations in genotype D hepatitis B – related chronic liver disease.
Journal of Viral Hepatitis oleh H. Poustchi, A. Mohamadkhani, S. Bowden, G. Montazeri, A. Ayres, P. Revill, G. C. Farrell, S. Locarnini, J. George, R. Malekzadeh (2008).
Untuk meneliti hubungan antara karakteristik virus hepatitis B (genotip, mutasi precore dan BCP) dan manifestasi klinis penyakit hepatitis B kronis pada pasien yang terinfeksi VHB dengan genotip D).
Mutasi ganda A1762T – G1764A memiliki prevalensi yang tinggi pada penyakit hati tahap lanjut dan berhubungan dengan konsentrasi ALT dan DNA virus yang tinggi.
18
Untuk penelitian yang meneliti perbedaan konsentrasi DNA
virus
hepatitis
B
antara
mutasi
PC
dan
BCP
pada
populasi yang diteliti dalam penelitian ini belum pernah dilakukan.
I.E. Manfaat Penelitian 1. Penelitian kepada
para
ini
dapat
digunakan
praktisi
kesehatan
untuk dan
menjelaskan
peneliti
lain
tentang perbedaan rerata konsentrasi DNA VHB antara mutasi PC dan BCP pada pasien hepatitis B kronis. 2. Penelitian penelitian
ini lain
dapat
digunakan
yang
dilakukan
sebagai
referensi
untuk
meneliti
konsentrasi DNA VHB pada pasien hepatitis B kronis dengan mutasi PC dan BC.