BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, filariasis, dan chikungunya (Wydiamala dan Mardihusodo, 2003). Penyakit tersebut masih menjadi masalah
kesehatan
di
Indonesia
(Sukowati,
1989).
Menurut Gandahusada et al. (2006), jenis-jenis nyamuk yang menimbulkan penyakit antara lain nyamuk
Aedes
aegypti dan Aedes albopictus menyebabkan penyakit DBD, nyamuk Anopheles menyebabkan penyakit malaria, nyamuk Culex sp, Anopheles sp, Aedes sp dan Mansonia sp dapat menyebabkan penyakit filariasis (penyakit kaki gajah), nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus, Culex sp dan Mansonia sp menyebabkan penyakit chikungunya. Berdasarkan penelitian nyamuk yang habitatnya di sekitar
tempat
tinggal
manusia
adalah
nyamuk
Aedes
aegypti, Aedes albopictus dan Culex quinguefasciatus dimana kondisi tempat tinggal dan sanitasi yang kurang memadai
(Sutomo,
2003).
Menurut
Stojanovic
dan
Scot
1
2
(1965) tingkat kepadatan nyamuk dipengaruhi oleh adanya tempat perkembangbiakan nyamuk yang potensial, tempat peristirahatan nyamuk dan adanya tempat nyamuk mencari makanan.
Tempat
yang
disukai
sebagai
tempat
perindukannya adalah tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan
sehari-hari,
sehari-hari,
serta
TPA
bukan
tempat
untuk
penampungan
keperluan
air
alamiah
(Soegijanto, 2006). Selain itu jarak terbang nyamuk Aedes aegypti pada lingkungan perkotaan hanya 25 sampai 100 m dan tidak melebihi jarak 500 m, tidak jauh dari tempat bertelur dan sumber makanannya, yaitu keberadaan manusia. Nyamuk tertarik cahaya terang (siang hari), pakaian berwarna gelap,
adanya
manusia
serta
hewan.
Daya
tarik
yang
menyebabkan nyamuk mendekat ke manusia adalah CO2 yang keluar dari tubuh manusia, asam amino, suhu lingkungan hangat
dan
kelembaban
(Gubler
et
al,
1979).
Nyamuk
Aedes aegypti biasanya lebih menyukai tempat di dalam rumah
penduduk,
sering
hinggap
pada
pakaian
yang
digantung untuk beristirahat dan bersembunyi, sambil menantikan waktu inang datang untuk dihisap darahnya, Sedangkan
Aedes
albopictus
lebih
menyukai
tempat
di
luar rumah yaitu hidup di pohon atau kebun atau kawasan
3
pinggir hutan, sehingga nyamuk Aedes albopictus sering disebut nyamuk kebun (Supartha, 2008). Menurut Depkes (2009) penularan beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Parasit dan vektor penyakit sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, kelembaban, curah hujan, permukaan air dan
angin.
Penyakit
(vector
borne
karena
penularan
meningkat
yang
disease)
dengan
tersebar
seperti
penyakit perubahan
DBD
melalui perlu
seperti iklim.
ini Di
vektor
diwaspadai akan
banyak
makin negara
tropis penyakit ini merupakan penyebab kematian utama (Kementrian Lingkungan Hidup, 2004). Faktor kesehatan lingkungan berupa kondisi fisik rumah
juga
mempunyai
kontribusi
yang
munculnya kasus DBD di suatu wilayah.
besar
terhadap
Kondisi rumah
yang terlalu padat dan jarak yang terlalu dekat, tempat penampungan air terbuka, pintu dan jendela yang jarang dibuka,
pakaian
faktor
pendukung
yang
digantung
semuanya
berkembangbiaknya
merupakan
vektor
penyakit.
(Kusnoputranto, 2002). Sehubungan
hal
tersebut
di
atas,
maka
perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan dan kebiasaan rumah tangga dalam menggunakan insektisida terhadap kepadatan populasi nyamuk.
4
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan, apakah terdapat pengaruh lingkungan (curah hujan, suhu udara, kadar CO 2 , pencahayaan dan kelembaban udara)
terhadap populasi nyamuk (Diptera :
Culicidae) di wilayah Endemis dengue tinggi dan rendah di Daerah Istimewa Yogyakarta?
I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan
(curah
pencahayaan
dan
nyamuk
hujan,
suhu
kelembaban
(Diptera
:
udara,
udara)
Culicidae)
terhadap di
CO 2 ,
kadar
populasi
wilayah
kota
tentang
peran
Yogyakarta.
I.4 Manfaat Penelitian 1. Memberikan
tambahan
pengetahuan
lingkungan terhadap kepadatan populasi nyamuk. 2. Apabila terhadap
terbukti populasi
terdapat nyamuk
pengaruh maka
dapat
lingkungan dijadikan
sebagai edukasi kepada masyarkat mengenai peran lingkungan untuk mencegah penyakit demam berdarah.
5
I.5 Keaslian Penelitian Penelitian terhadap
mengenai
kepadatan
adanya
populasi
analisa
nyamuk
lingkungan
vektor
penyakit
demam berdarah dengue sebelumnya belum pernah dilakukan dengan
subjek,
metode,
waktu
dan
tempat
yang
sama,
sehingga dapat menjamin keaslian dari penelitian yang dilakukan.
Penelitian
terdahulu
yang
mirip
dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1. Yamistada (2009), dengan penelitian yang berjudul “Studi
Faktor
Lingkungan
dan
Perilaku
Anggota
Keluarga pada Kejadian Demam Berdarah Dengue Anak Usia Sekolah di Kota Jambi Tahun 2008” 2. Hariyono (2008), dengan penelitian yang berjudul “Peran
Faktor
Lingkungan
dan
Perilaku
Terhadap
Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Kediri”