BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sirosis
hati
merupakan
salah
satu
permasalahan
penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius dan membutuhkan penanganan sedini
mungkin
untuk
memperbaiki
prognosis
dan
menurunkan mortalitas. Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. Pasien sirosis
hati
di
RSUP
Dr.
Sardjito
Yogyakarta
dalam
kurun waktu 1 tahun yaitu tahun 2004, mencapai 4,1% pasien
yang
dirawat
di
Bagian
Penyakit
Dalam
(Nurdjanah, 2006). Sirosis hati (SH) merupakan faktor risiko paling penting
dalam
perkembangan
karsinoma
hepatoseluler
(KHS). Virus Hepatitis B dan C merupakan infeksi virus kronik yang terbukti sebagai etiologi dari SH maupun KHS. Sekitar 20% penderita Hepatitis C kronik berlanjut menjadi SH, sedangkan pada hepatitis B kronik 20 -25% akan berlanjut menjadi SH (Parkin, 2006). Angiogenesis berbagai
proses
berperan
sangat
fisiologis
penting
serta
dalam
patologis.
Angiogenesis patologis merupakan bagian yang integral 1
2
dari perkembangan tumor dan banyak penyakit inflamasi kronis termasuk penyakit hati primary biliary cirrhosis dan primary sclerosing cholangitis. Hal tersebut telah mendorong
berbagai
usaha
untuk
memanipulasi
proses
angiogenesis dalam bentuk terapi(Lay et al., 2005). Salah stimulator
satu dan
pengatur spesifik
proses pada
angiogenesis
sel
target
berupa
endothelial
adalah Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF). VEGF akan
sangat
berperan
dalam
proses
angiogenesis
yang
mempengaruhi perkembangan sirosis hati. Fibrosis hati pada
kondisi
sirosis
akan
memperburuk
hipoksia
sel,
yang diketahui merupakan kondisi penginduksi aktivitas VEGF (Forsythe et al., 1996). Polimorfisme
gena
VEGF
ditemukan
dalam
bentuk
beberapa Single Nucleotide Polymorphism (SNP) dan juga Insertion/Deletion
(I/D),
beberapa
penelitian
telah
dilangsungkan dan didapatkan hasil bahwa sebagian besar bentuk polimorfisme tersebut berada di area promoter dan regio 5' UTR gena VEGF manusia (Brogan et al., 1999). Promoter bertanggung
merupakan jawab
dalam
bagian inisiasi
dari
DNA
transkripsi
yang gen
tertentu, gangguan atau kerusakan proses transkripsi
3
mengakibatkan (protein).
terganggunya Perubahan
mempengaruhi
ekspresi
regulasi
perkembangan
ekspresi gena
proses
penyakit
hati
polipeptida VEGF
akan
angiogenesis
pada
kronis,
salah
satunya
sirosis hati (Wu et al., 2013). Penelitian
mengenai
frekuensi
polimorfisme
gena
VEGF pada pasien dengan karsinoma hepatoseluler telah dilakukan oleh Kong et al di tahun 2007 dan dari hasil penelitian didapatkan perbedaan proporsi polimorfisme gena
VEGF.
I/D
-2549
terletak
pada
area
promoter,
dimana terdapat delesi 18 basepairs yang diperkirakan dapat mempengaruhi ekspresi gena VEGF sehingga regulasi angiogenesis mengalami perubahan (Kong et al., 2007). Namun
demikian
belum
terdapat
penelitian
mengenai
polimorfisme gena VEGF pada pasien penderita sirosis hati,
yang
diantaranya
pada
polimorfisme
Insersi/
Delesi gena VEGF -2549. Diantara
beberapa
skor
prognostik
baru
sirosis
hati, saat ini mulai digunakan skor Model for End Stage Liver
Disease
(MELD).
Skor
MELD
disusun
berdasarkan
kelompok variabel yang bermakna dan independen terhadap luaran melalui analisis multivariate (Durand & Valla, 2005).
Skor
tersebut
mampu
menentukan
tingkat
mortalitas pasien penderita sirosis hati, oleh karena
4
itu
penelitian
untuk
mengkaji
perbedaan
proporsi
polimorfisme gena VEGF berdasarkan skor prognostik MELD dapat membantu melihat keterkaitan diantara keduanya dan pemahaman mengenai hal tersebut diharapkan dapat digunakan untuk membantu menurunkan derajat kesakitan dan kematian akibat sirosis hati.
I.2. Perumusan Masalah Apakah I/D
gena
terdapat VEGF
-2549
perbedaan pada
proporsi
penderita
polimorfisme Sirosis
Hati
berdasarkan skor MELD?
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi
polimorfisme
I/D
gena
VEGF
-2549
pada
penderita Sirosis Hati berdasarkan skor MELD.
I.4. Manfaat Penelitian 1.
Bagi pasien Adanya perbedaan proporsi polimorfisme I/D gena
VEGF -2549 berdasarkan tingkat keparahan penyakit (skor MELD) akan memberikan gambaran penyakit dan prediksi
5
pemburukan
penyakit.
Diharapkan
dengan
hal
tersebut
pasien sirosis hati dapat memutuskan lebih awal dalam tindakan pengobatan dan prevensi terhadap komplikasi atau pemburukan penyakit. 2.
Bagi peneliti Diharapkan
perbedaan
dapat
proporsi
menambah
polimorfisme
wawasan
I/D
gena
mengenai VEGF
-2549
pada penderita Sirosis Hati berdasarkan skor MELD. Di samping
hal
itu,
peneliti
dapat
merencanakan
tatalaksana penderita sirosis hati secara komprehensif untuk menurunkan progresifitas penyakit sirosis hati serta tingkat mortalitas. 3. Bagi institusi Adanya perbedaan proporsi polimorfisme I/D gena VEGF
-2549
kriteria
pada
skor
penderita MELD
Sirosis
diharapkan
Hati dapat
berdasarkan memprediksi
keparahan sirosis, ketahanan hidup, serta mortalitas. Dengan demikian perlu diupayakan pemeriksaan biologi molekuler di tingkat DNA pada penderita sirosis hati dan penyakit hati kronik sebagai pemeriksan yang rutin.
6
I.5. Keaslian Penelitian Sepengetahuan
penulis
sudah
terdapat
penelitian
mengenai frekuensi polimorfisme gena VEGF pada pasien dengan
karsinoma
hepatoseluler.
Penelitian
tersebut
dilakukan oleh Kong et al di tahun 2007 dan dari hasil penelitian
telah
didapatkan
perbedaan
proporsi
polimorfisme I/D gena VEGF -2549, namun demikian belum terdapat penelitian mengenai polimorfisme I/D gena VEGF -2549 pada pasien penderita sirosis hati berdasarkan skor MELD.