1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hukum kelangkaan atau Scarcity (Mankiw, 2002) menyebutkan bahwa semua barang bersifat terbatas karena sumber...
Latar Belakang Hukum kelangkaan atau Scarcity (Mankiw, 2002) menyebutkan bahwa
semua barang bersifat terbatas karena sumber daya yang diperlukan tidak cukup untuk menghasilkan semua barang yang ingin dikonsumsi manusia. Hal ini mengandung makna bahwa dimasa yang akan datang mengingat keterbatasan sumber daya yang ada sedangkan di sisi lain semakin meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan sumber daya tersebut maka seseorang memerlukan pengorbanan yang lebih tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhannya.Kondisi dimana kelangkaan pada suatu barang diikuti dengan permintaan yang tinggi pada barang tersebut akan menyebabkan demand pull inflation dan pada akhirnya haraga barang tersebut akan naik. Kenaikan harga juga bisa disebabkan oleh kebutuhan seseorang akan suatu tingkat gaya hidup atau lifestyle tertentu. Dengan semakin tinggi peradaban manusia telah muncul hal-hal baru yang menawarkan peningkatan status dan gaya hidup seseorang. Mulai dari produk bermerk, gadget atau perangkat elektronik dengan teknologi terbaru, pelayanan kesehatan dengan tingkat kenyamanan yang berkelas, perjalanan wisata ke luar negeri hingga klub perkumpulan ekslusif dengan biaya keanggotaan yang tinggi. Semua hal tersebut hanya bisa diperoleh dengan uang yang tidak sedikit.
1
2
Permasalahannya adalah tidak semua orang memiliki pendapatan maupun kekayaan yang cukup untuk membiayai semua hal tersebut.
Dari permasalahan tersebut menuntut perlu adanya skala prioritas manakah kebutuhan yang harus dipenuhi segera dan mana yang dapat ditunda karena tidak semua kebutuhan harus dipenuhi dengan segera. Ada kebutuhan yang dapat ditunda, namun ada pula kebutuhan yang sifatnya mendesak dan harus dipenuhi segera. Selain itu dalam pemenuhan kebutuhan juga perlu diperhatikan besar kecilnya biayanya.Untuk kebutuhan dengan biaya yang besar umumnya dapat ditunda sehingga dapat direncanakan anggarannya. Dalam menetapkan prioritas pemenuhan suatu kebutuhan diperlukan pengetahuan dalam manajemen keuangan mengingat untuk mendapatkan kebutuhan tersebut diperlukan uang. Ilmu yang mempelajari manajemen keuangan individu disebut ilmu Perencanaan Keuangan atau Financial Planing. Ilmu tersebut meliputi beberapa aspek sepeti perencanaan investasi, perencanaan pensiun, perencanaan asuransi dan lain sebagainya. Pada dasarnya ilmu tersebut dapat dipelajari semua orang, namun tidak semua orang memiliki waktu dan informasi yang cukup sehingga perlu berkonsultasi dengan seorang financial planner profesional yang dapat memberikan rekomendasi dalam melakukan perencanaan keuangan.
Financial Planning merupakan ilmu yang sebenarnya dapat dipelajari dan diterapkan oleh semua orang, tidak terbatas pada besar kecilnya pendapatan maupun aset yang dimilikinya. Kunci sukses suatu perencanaan keuangan adalah 2
3
keyakinan dalam menetapkan tujuan keuangan serta pemahaman yang baik atas jenis-jenis produk investasi yang tersedia dan selalu mengikuti perkembangannya karena sifatnya yang dinamis. Saat ini tidak hanya bank komersial saja yang menawarkan jasa perencanaan keuangan profesional, lembaga keuangan non bank seperti perusahaan asuransi, perusahaan sekuritas, perusahan penanaman modal, konsultan keuangan, konsultan pajak serta financial planner juga menawarkan jasa serupa.
Tesis ini akan membahas permasalahan keuangan yang dialami Bapak Adriansyah seorang klien yang memiliki pekerjaan wiraswasta dibidang jasa logistik. Sebagai pengusaha dengan skala menengah klien telah merintis usahanya selama 24 tahun dimulai sejak lulus SMA dimana klien bekerja pada perusahaan logistik dan kemudian mulai mengembangkan usahanya sendiri. Pemahaman klien dalam manajemen keuangan perusahaan cukup terbatas mengingat yang bersangkutan mempelajarinya dari pengalaman dan tidak pernah memperoleh pengetahuan formal. Permasalahan utama yang dihadapi klien adalah masih mencampurkan antara aset dan kewajiban pribadi dalam sistem keuangan perusahaan sehingga menyebabkan klien tidak dapat menempatkan harta pribadinya pada investasi yang memberikan pendapatan atau imbal hasil yang tinggi sesuai harapannya.
3
4
1.2.
Perumusan Masalah Permasalahan klien adalah masih mencampurkan antara aset dan
kewajiban pribadi dalam sistem keuangan perusahaan sehingga penggunaan dana oleh perusahaan akan mempengaruhi likuiditas pribadi klien. Selain itu mengingat dana perusahaan digunakan untuk kegiatan transaksi usaha maka aset pribadi klien yang tercampur didalam aset perusahaan akan ikut ditempatkan pada giro perusahaan yang memberikan return yang sangat rendah. Akibatnya aset pribadi tersebut hanya memberikan pendapatan atau imbal hasil yang rendah. Kondisi tersebut berlawanan dengan keinginan klien yang mengharapkan aset pribadinya memberikan pendapatan atau imbal hasil yang tinggi.
1.3.
Tujuan Penelitian Atas permasalahan klien tersebut, maka akan dilakukan analisis pada
portofolio-nya dan menyusun rekomendasi alternatif pengalokasian aset dengan memperhatikan tingkat toleransi risiko yang dimiliki klien. Secara spesifik tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Memisahkan kekayaan pribadi klien dari kekayaan perusahaan. 2. Mengevaluasi Risk Tolerance dari klien. 3. Menganalisis portofolio investasi klien. 4. Rekomendasi untuk melakukan Realokasi Asset
4
5
1.4. 1.
Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian membantu klien dalam menginventarisir kekayaan pribadinya dan memberikan rekomendasi dalam mengalokasikan aset sehingga memberikan pendapatan atau imbal hasil yang tinggi sesuai harapannya namun masih sesuai dengan tingkat toleransi risikonya.
2.
Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya mengingat ilmu pada bidang perencanaan keuangan sangat dinamis dan terus berkembang.
1.5.
Keaslian Penelitian Dalam penelitian ini, keaslian penulisannya merupakan hal mutlak yang
harus dipenuhi oleh penulis sebagai bentuk tanggung jawab etika akademis serta tanggung jawab kepada almamater Universitas Gadjah Mada (UGM). Oleh karena itulah, penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersumber pada data primer dan sekunder, dimana penelitian yang dilakukan ini bukan merupakan hasil karya orang lain, kecuali penulis menyebutkannya dalam referensi secara langsung dalam suatu kalimat maupun di dalam daftar pustaka di bagian akhir penelitian ini.