BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi yang bisa menyebabkan bertambahnya waktu pelaksanaan dan penyelesaian proyek menjadi terlambat. Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat terjadinya perbedaan kondisi lokasi, perubahan disain, pengaruh cuaca, kurang terpenuhinya kebutuhan pekerja, material atau peralatan, kesalahan perencanaan atau spesifikasi, dan pengaruh keterlibatan pemilik proyek (Owner). Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan melakukan percepatan dalam pelaksanaannya, namun harus tetap memperhatikan faktor biaya. Pertambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan seminimum mungkin dan tetap memperhatikan standar mutu. Percepatan dapat dilakukan dengan mengadakan penambahan jam kerja, alat bantu yang lebih produktif, penambahan jumlah pekerja, menggunakan material yang lebih cepat pemasangannya, dan metode konstruksi yang lebih cepat. Percepatan penyelesaian proyek harus dilakukan dengan perencanaan yang baik. Permasalahan pada Proyek Pembangunan Hotel Inna Kuta Beach Bali dipilih sebagai objek penelitian karena mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya, pada peroyek kerseluruhan terjadi keterlambatan sebesar 5,25% berdasarkan progres pekerjaan dilapangan pada minggu ke 2 bulan September 2011, pekerjaan yang seharusnya sudah mencapai 36,89% ternyata aktual di lapangan baru mencapai 31,64%. Pada tugas akhir ini hanya ditinjau pembangunan Hotel Inna Beach Bali gedung A yang pada minggu yang sama memiliki keterlambatan sebesar 17,74% dimana pekerjaan rencana sebesar 76,47% sedangkan realisasi dilapangan sebesar 58,73% sehingga diperkirakan waktu penyelesaian proyek akan mengalami keterlambatan dari jadwal semula. Keterlambatan diakibatkan oleh suplai bahan yang terlambat, dan adanya perubahan disain. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat agar proyek dapat selesai sesuai jadwal. Permasalahan pada Proyek Pembangunan Hotel Inna Kuta Beach Bali dipilih sebagai objek penelitian karena mengalami keterlambatan pada pelaksanaannya. Oleh karena itu diperlukan
1
penanganan yang tepat agar proyek dapat selesai sesuai jadwal. Dalam proposal tugas akhir ini akan dicoba menyelesaikan persoalan diatas dengan menggunakan suatu metode yang disebut Analisa Time Cost Trade Off, atau yang lebih dikenal dengan TCTO dengan alternatif penambahan waktu kerja atau jumlah tenaga kerja. Awal Juni 2011
Akhir Okt 2011 4 bulan
Awal Sep 2011
Rencana 76,4 % realisasi 58,7 %
Rencana percepatan
Gambar 1.1 Ilustrasi Kondisi Proyek pelaksanaan
1.2 RUMUSAN MASALAH Dalam penyusunan tugas akhir ini, permasalahan yang perlu diperhatikan adalah : 1. Berapa waktu dan biaya optimum proyek akibat percepatan. 2. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mempercepat proyek pada saat durasi percepatan maksimum. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Dari latar belakang di atas maka maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Menghitung Berapa waktu dan biaya optimum proyek akibat percepatan. 2. Menghitung berapa biaya yang dibutuhkan untuk mempercepat proyek pada saat durasi percepatan maksimum. 1.4 BATASAN MASALAH Lingkup pembahasan dan batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Kegiatan atau aktifitas yang digunakan sebagai obyek pembahasan adalah pekerjaan pada pembangunan Hotel Inna Beach Bali gedung A. 2. Pekerjaan yang dianalisa yaitu pekerjaan arsitektur gedung A. 3. Alternatif kompresi yang dipakai yaitu : a. Penambahan jam kerja. b. Penambahan tenaga kerja. c. Atau kombinasi antar keduanya. 4. Asumsi scenario percepatan/metode percepatan
Proses Perc Crashi
2 a. Tidak ada kesulitan mendatangkan tenaga kerja karena tenaga kerja yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek. b. Sumber daya yang tersedia lebih besar dari sumber daya (pekerja) yang dibutuhkan. Alokasi sumber daya sudah diperhitungkan, sehingga tidak terjadi konflik sumber daya. c. Penambahan sumberdaya (pekerja) sudah memperhitungkan luas lahan sehingga tidak terjadi space conflict. 5. Pekerjaan yang dianalisa yaitu pekerjaan sisa pembangunan Hotel Inna Beach Bali gedung A setelah pengambilan progress pada minggu ke 2 bulan September 58,73%. Pekerjaan itu meliputi pekerjaan pasangan dan plesteran, plafond, pelapis lantai dan dinding, pengecatan, kusen dan penggantung, sanitair, dan pekerjaan lain-lain. Pekerjaan dibatasi hanya pada pengerjaan gedung A. 6. Harga satuan yang digunakan tidak mengalami perubahan selama pelaksanaan proyek berlangsung. 7. Perhitungan analisa menggunakan program Quantitative method for windows. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan tugas akhir dengan judul Analisa Perbandingan Waktu dan Biaya Percepatan pada Proyek Hotel Inna Kuta Beach Bali ini sistematika penulisannya sebagai berikut : 1. Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang serta maksud dan tujuan dari pengambilan tugas akhir ini dengan harapan hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. 2. Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini berisi mengenai dasar teori yang dipakai dalam penyusunan dan perhitungan tugas akhir ini. Penjelasan mengenai analisa TCTO serta tori-teori yang berhubungan dengan judul akan dibahas pada bab ini. 3. Bab 3 Metodologi Pada bab ini dijelaskan mengenai urutan serta cara perhitungan mulai pengambilan data serta analisa perhitungan hingga didapat output dari hasil perhitungan termasuk skema alur perhitungan. 4. Bab 4 Analisa Data
Bab ini berisi tentang penjelasan secara rinci mengenai cara-cara perhitungan berdasarkan data yang diperoleh dari kontraktor. Data yang ada kemudian dianalisa dan dihitung berapa biaya yang diperlukan untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek. 5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil perhitungan yang telah diperoleh serta saran-saran yang perlu diperhitungkan bagi peneliti selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek 2.1.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1995), proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Adapun yang dimaksud dengan tugas adalah dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan. Lebih lanjut Soeharto (1995), menjelaskan bahwa proyek memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan. c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal d. dan akhir ditentukan dengan jelas. e. Non rutin, tidak berulang – ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2.1.2 Sasaran dan Tiga Kendala Proyek Menurut Soeharto (1995), setiap proyek memiliki tujuan khusus yang dalam pencapaiannya ditentukan oleh beberapa batasan antara lain Biaya/Anggaran (Cost), Waktu/Jadwal (Time) serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut yang disebut sebagai Triple Constrain atau tiga kendala proyek yang merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang juga diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Untuk anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
3 sedangkan untuk jadwal proyek harus diselesaikan sesuai kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan dan mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang disyaratkan. Jadi ketiga batasan tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain, dalam hal ini jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah direncanakan maka umumnya harus meningkatkan mutu yang selanjutnya berakibat pada kenaikan biaya proyek, dan sebaliknya jika ingin menekan biaya maka harus berkompromi dengan mutu atau jadwal (Soeharto,1995). 2.2 Penjadwalan Proyek Penjadwalan merupakan fase penerjemahan suatu perencanaan kedalam suatu diagramdiagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan berfungsi menentukan kapan aktifitas-aktifias tersebut dimulai, ditunda dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaiaan sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang ditentukan. Untuk merencanakan dan menggambarkan aktivitas pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dikenal beberapa metode antara lain : 1. 2. 3. 4.
Diagram balok (Gantt Bar Chart) Diagram garis (Time Production Graph) Diagram panah (Arrow Diagram) Diagram precedence (Precedence Diagram)
Pada tiap metode di atas memiliki ciri-ciri sendiri dan digunakan secara kombinasi pada kebanyakan proyek konstruksi. metode-metode tersebut harus berorientasi pada maksud penggunaannya untuk apa sesuai dengan dasar pemikiran. Pada dasarnya suatu pekerjaan konstruksi dipecah-pecah menjadi bagian-bagian pekerjaan kecil sehingga dapat dianggap sebagai satu unit pekerjaan yang dapat berdiri sendiri dan memiliki suatu perkiraan jadwal yang tertentu pula. Analisa-analisa dalam menyusun penjadwalan akan sangat membantu kelangsungan pekerjaan pembangunan proyek seperti : 1.
Time scheduling urutan pekerjaan yang efisien. 2. Pembagian merata Waktu, Tenaga dan Biaya. 3. Rescheduling bila ada 4. kelambatan-kelambatan penyelesaian.
5. Menentukan Trade-Off/Pertukaran Waktu dengan Biaya yang efisien. 6. Membuka kemungkinankemungkinan yang lain dalam menyelesaikan proyek. 7. Merencanakan proyek yang komplek. 2.2.1 Diagram Balok (Bar Chart) Bar Chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal,sedangkan kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan dari sebuah akhir kegiatan dapat terlihat dengan jelas sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang. Bar Chart banyak digunakan secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah pembuatannya dan mudah dimengerti oleh pemakainya. Adapun contoh bagan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini: Gambar 2.1 Contoh Bar Chart dari suatu proyek No
Deskripsi
1
Pekerjaan Persiapan
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pekerjaan Gal ian Tanah Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Beton Bertulan g Pekerjaan Pasangan/anPl ester Pekerjaan Pintu Jendela Pekerjaan Atap Pekerjaan Langi t-Langit Pekerjaan Lant ai Pekerjaan Finishing
1
2
3
4
Minggu 5 6 7
8
9
10
Sumber : Manajemen proyek Konstruksi, Wulfram I.E Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Daftar Item Kegiatan Daftar ini berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan. 2. Urutan Pekerjaaan Dari daftar kegiatan tersebut disusun urutan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatatan yang akan dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, tanpa mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan. 3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai dengan keseluruhan kegiatan berakhir. Waktu
4 pelaksanaan perkerjaan diperoleh dari penjumlahahnwaktu yang dibutuhkanuntuk menyelesaikan setiap item pekerjaan. Diagram balok mempunyai sejumlah manfaat dibandingkan dengan sistim penjadwalan lainnya. Bentuk grafiknya sederhana dan mudah dimengerti oleh semua tingkatan manajemen, oleh karena itu umumnya dapat diterima secara luas, demikian juga penggunaannya didalam pelaksanaan. Diagram balok juga mempunyai Beberapa keterbatasan dan kelemahan diantaranya hubungan antara masing-masing aktivitas tidak bisa dilihat secara jelas, sulit digunakan untuk pekerjaan pengawasan karena karena aktivitasaktivitas yang sangat menentukan ketepatan waktu tidak terlihat jelas, apabila pada satu atau beberapa aktivitas mengalami keterlambatan maka gambaran situasi keseluruhan proyek tersebut sulit untuk diketahui secara tepat sampai seberapa jauh hal tersebut akan mempengaruhi jadwal seluruh proyek.
Diambil contoh waktu bar chart pada persiapan. Untuk dapat menghitung progress kita perlu mengetahui biaya yang diperlukan tiap kegiatan. Kemudian prosentase setiap kegiatan dihitung dengan cara membagi harga tiap kegiatan dengan jumlah total. Misalnya untuk kegiatan pembuatan direksi keet.
Harga Kegiatan = 1000 = 0,51387 % Total biaya Konstruksi 1946 dibulatkan 0,514 % Jadi prosentase untuk pekerjaan tersebut 0,514 ditulis (0,514) dibelakang bar chart. Nilai tersebut dibagi dengan jumlah minggu, maka kita dapat mengetahui kegiatan dalam minggu. Prosentase tersebut tiap minggu dijumlahkan. Kemudian progress rencana tiap mingguan dapat diketahui yaitu jumlah komulatif dari prosentase mingguan diatas. Jika panjang kolom dari gambar bar chart dibagi 100 (0% sampai dengan 100%) maka kita akan melakukan plotting untuk setiap minggu progress untuk dapat menggambarkan kurva ‘S’.
2.2.2 Kurva S Pada pelaksanaan dan pengendalian konstruksi untuk menggambarkan dan mengungkapakan nilai-nilai kuantitas dalam hubungannya dengan waktu digunakan beberapa macam bentuk kurva. Salah satunya didalm kurva S, bentuk S dipakai menggambarkan nilainilai kumulatif. Kurva tersebut merupakan teknik penjadwalan dan pengendalian kuantatif sederhana dan tidak serumit cara lintasan kritis. Salah satu kelebihan dari kurva S tersebut adalah dapat memberikan berbagai macam ukuran kemajuan yang dapat berupa prosentasi bobot prestasi pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, penggunaan berbagai sumber daya jam orang atau tenaga kerja yang digunakan dan masih banyak lagi ukuran lainnya.
Gambar 2.2 Kurva S
2.2.3 Diagram precedence (Precedence Diagram) Dalam judul ini metode yang digunakan untuk menggambarkan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan yaitu metode precedence karena metode ini merupakan penyempurnaan dari diagram panah. Diagram panah pada prinsipnya hanya menggunakan satu jenis hubungan yaitu finish to start, namun pada metode precedence digambarkan adanya empat jenis hubungan antar aktivitas, yaitu start to start, start to finish, finish to start dan finish to finish. Diagram precedence dapat disebut sebagai node diagram atau construction block diagram, dimana ciri-cirinya adalah : a. Aktivitas-aktivitas tidak dinyatakan dalam panah, melainkan dimasukkan node, lingkaran atau kotak. b. Anak panah / garis penghubung tidak mempunyai duration, sehingga pada diagram precedence tidak diperlukan dummy lagi. c. Merupakan penyempurnaan arrow diagram (ADM) karena pada diagram ini dapat digambarkan adanya hubungan : SS, FS, FF
5 Arrow Digram
TL =
ES =
EF = Diubah Menjadi : Precedence Diagram LS =
LF =
Gambar 2.3 Skema Diagram Panah Sumber : Manajemen Konstruksi, Soeharto
Kegiatan dalam precedence diagram method diwakili oleh sebuah lambang yang mudah diidentifikasi, misal : JENIS EF ES LS KEGIATAN LF NO. KEG DURASI Gambar 2.4 Contoh Lambang Kegiatan Sumber : Manajemen proyek Konstruksi, Wulfram I.E
2.2.4 Lintasn Kritis Lintasan kritis adalah Lintasan (Jalur) yang memiliki lintasan pelaksanaan paling panjang yang menentukan lamanya penyelesaian jaringan kerja. Jalur kritis penting bagi pelaksanaan proyek karena pada jalur ini terletak kegiatan yang bila pelaksanaan terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Pada perhitungan lintasan kritis dikenal beberapa notasi sebagai berikut : d
=
TE =
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivrtas (duration) Saat paling awal terjadinya suatu event/kejadian (Earliest event occurence time)
TF =
FF =
Saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event/kejadian. (Latest allowable event occurence time). Saat mulai paling awal suatu aktivitas (Earliest activity start time) Saat berakhir paling awal suatu aktivitas (Earliest activity finish time). Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas (Latest allowable activity start time) Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas ( Latest allowable activity start tone) Total activity, slack atau float atau Total Float ialah sejumlah waktu sampai kapan suatu aktivitas boleh diperlambat. Free float suatu aktivitas atau waktu aktivitas bebas.
Syarat umum yang harus diperhatikan dalam menentukan kegiatan –kegiatan yang ada dalam lintasan kritis : 1. Pada kegiatan pertama, waktu mulai paling awal dari suatu aktivitas (ES) adalah sama dengan waktu mulai paling lambat dari suatu aktivitas (LS) 2. Pada kegiatan terakhir, waktu selesai paling lambat dari suatu aktivitas (LF) adalah sama dengan waktu selesai paling awal dari suatu aktivitas (EF) Total fload (TF) atau waktu sampai kapan aktivitas itu boleh terlambat adalah nol
2.3 Biaya Pelaksanaan Pada dasarnya anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bangunan. Membuat anggaran biaya berarti menaksir atau memperkirakan harga dari suatu barang, bangunan atau benda yang akan dibuat dengan teliti dan secara cermat. Seperti yang telah di ketahui ada 2 macam (Cost) biaya proyek yaitu :
6 2.3.1 Biaya Langsung ( Direct Cost ) Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Sehingga biaya langsung secara umum memperliahatkan biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja, bahan, peralatan, dan biaya sub kontraktor, atau biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi dilapangan. Adapun contoh biaya langsung : 1. Penyiapan lahan (site preparation) 2. Pengadaan peralatan utama 3. Biaya merakit dan memasang peralatan utama. 4. Pipa. 5. Alat-alat listrik dan instrument. 6. Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi (control room), gudang dan bangunan sipil lainnya. 7. Fasilitas pendukung seperti utility dan offsite. 8. Pembebasan tanah. 2.3.2 Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost ) Biaya tidak langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang bersifat tidak permanen tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek. Adapun biaya tak langsung terdiri dari : 1. Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen Gaji dan tunjangan bagi tenaga bidang engineering, inspector, penyedia konstruksi lapangan dan lain-lain. 2. Kendaraan dan peralatan konstruksi Termasuk biaya pemeliharaan, pembelian bahan baker, minyak pelumas dan suku cadang. 3. Pembangunan fasilitas sementara Termasuk perumahan darurat tenaga kerja, penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk konstruksi dan lain-lain 4. Pengeluaran umum bermacam-macam keperluan tetapi tidak dapat dimasukkan ke dalam butir yang lain, seperti small tools, pemakaian sekali lewat (consumable) misalnya kawat las. 5. Kontingensi laba atau Fee Kontingensi dimaksudkan untuk menutupi hal-hal yang belum pasti
6. Pajak, pungutan atau sumbangan, biaya izin, dan asuransi Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atau hasil operasi perusahaan 7. Biaya Overhead Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 jenis biaya, yaitu sebagai berikut : a. Biaya overhead lapangan, yaitu biaya untuk menjalankan suatu usaha-usaha di lapangan. Biaya ini meliputi antara lain : • Fasilitas sementara proyek seperti gudang, kantor penerangan, pagar komunikasi, transportasi dan lain sebagainya. • Peralatan kecil-kecil yang umumnya habis/terbuang setelah proyek selesai. • Kontrol kualitas (Quality control) seperti tes silinder beton, tes mutu baja, sondir dan sebagainya. • Rapat-rapat lapangan (site meeting). b. Biaya overhead kantor, yaitu biaya untuk menjalankan usaha. Biaya overhead kantor terdiri dari : • Biaya sewa kantor • Honor pegawai • Ijin-ijin usaha • Prakualifikasi • Referensi bank • Anggota asosiasi-asosiasi 2.4 Analisa Time Cost Trade Off (TCTO) Dalam penyusunan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu cara mempercepat durasi proyek adalah dengan analisa time cost trade off. Dengan mereduksi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Time cost trade off (Ervianto, 2004) adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai pada lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitasaktivitas yang telah jenuh seluruhnya. Dengan dipercepatnya durasi suatu
7 proyek maka pasti akan terjadi perubahan biaya dan waktu. Terdapat dua nilai waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam suatu jaringan kerja saat terjadi percepatan yaitu: a. Normal Duration Normal Duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya biaya tambahan lain dalam sebuah proyek. b. Crash Duration Crash duration adalah waktu yang akan dibutuhkan suatu proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration. c. Normal Cost Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan penjadwalan bersamaan dengan penentuan waktu d. Crash Cost Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di crashing akan menjadi lebih besar dari biaya normal. Adapun hubungan antara biaya proyek, baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung dengan waktu yang diperlukan dapat dilihat pada gambar 2.5
Dengan menggunakan variable waktu dan biaya pada saat normal maupun dipercepat, maka didapatkan pertambahan biaya untuk mempercepat suatu aktifitas per satuan waktu yang disebut cost slope. Menggambarkan titik-titik dari suatu kegiatan yang dihubungkan oleh segmen-segmen garis yang dapat berfungsi untuk menganalisis kegiatan apa masih layak untuk diadakan crashing. Cara yang digunakan adalah meninjau slope (kemiringan) dari masingmasing segment garis yang dapat memberikan identifikasi mengenai pengaruh biaya terhadap pengurangan waktu penyelesaian suatu proyek. Cost
slope = perbandingan antara pertambahan biaya dengan percepatan waktu penyelesaian proyek Perumusan cost slope sebagai berikut:
crash cost – normal cost Cost Slope = normal duration – crash duration Dalam proses penyelesaian proyek dengan melakukan penekanan (kompresi) diusahakan agar penambahan biaya yang terjadi seminimum mungkin. Kompresi dilakukan pada jalur lintasan kritis dimulai dengan aktifitas yang memiliki cost slope terendah.
2.5 Sofware QM (Quality Method)
Gambar 2.5 Grafik hubungan antara waktu dan biaya Sumber : Manajemen Konstruksi, Soeharto
Program QM for Windows merupakan paket program komputer untuk menyelesaikan persoalan – persoalan metode kuantitatif, manajemen sains, atau riset operasi. Program ini maksudkan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang dapat dimodelkan dalam bentuk linier. Prinsip kerja utama dari program ini adalah memasukan data sebagai rumusan permasalahan yang terdiri dari fungsi maksimal atau fungsi minimal dan fungsi kendala.Program QM dapat dioperasikan dengan sistem Windows. Prosedur yang disajikan dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan system Windows.
8
BAB III METODOLOGI Materi Proyek Akhir ini akan membahas mengenai percepatan pada pelaksanaan pekerjaan proyek Hotel Inna Kuta Beach Bali. Metodologi yang digunakan dalam pembahasan permasalahan pada Proyek Akhir ini adalah : 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data 3. Langkah Penelitian 3.1 Studi Literatur Studi lietratur diperlukan untuk mengetahui tentang teori-teori yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini, baik untuk menentukan lintasan kritis, perhitungan Cost Slop, analisa TCTO maupun pembuatan grafik hubungan biaya dan waktu. 3.2 Pengumpulan Data Data diperoleh dari suatu institusi yang bertanggung jawab mengerjakan proyek tersebut. Dalam penyusuna tugas akhir ini data didapat dari PT. Pembangunan Perumahan (PP) Data-data tersebut meliputi : 1. Jadwal pelaksananan proyek pembangunan Hotel Inna Kuta Beach Bali. Jadwal pelaksanaan proyek diperlukan untuk mengetahui lamanya/durasi yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek tersebut. 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek untuk menentukan biaya normal yang dibuat acuan untuk menghitung biaya percepatan. 3. Analisa harga satuan proyek digunakan sebagai gambaran tentang perhitungan biaya yang dikeluarkan proyek sebagai biaya normal. 4. Data laporan harian, mingguan untuk mengetahui progress tenaga kerja dan bahan material yang telah digunakan. 5. Gambar Proyek, data ini diperlukan untuk pelengkap informasi proyek yang sedang dilaksanakan. 3.3 Langkah Penelitian Tahapan yang akan dilakukan dalam analisa perhitungan ini yaitu : 1. Mengetahui latar belakang proyek 2. Pengumpulan data-data yang
diperlukan dalam proses analisa 3. Mengidentifikasi dan memecah setiap pekerjaan struktur menjadi sub pekerjaan struktur yang lebih kecil yang disebut work break down. 4. Menentukan lintasan kritis dengan program bantu Microsoft project. 5. Menghitung waktu penyelesaian proyek 6. Menentukan biaya normal dan dur asi masi ng-masi ng kegiatan 7. Menentukan alternatif percepatan pada kegiatan dengan melakukan wawancara, agar alternatif yang dipilih sesuai dengan kondisi dilapangan. 8. Menentukan biaya percepatan dan durasi percepatan. 9. Data-data dari perhitungan normal durasi, normal cost, crash cost, dan crash duration, dimasukkan dalam program computer QM for Windows yang digunakan untuk menghitung percepatan waktu proyek. 10. Hasil output QM for windows (crash cost) yang sesuai dengan perhitungan cost slop selanjutnya digunakan dalam perhitungan analisa biaya dan waktu untuk mengetahui jumlah biaya total yang didapat dari perhitungan antara durasi percepatan, biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya percepatan. 11. Membuat grafik hubungan waktu dan biaya denagn memplotkan hasil perhitungan biaya langsung, biaya tak langsung, biaya total dari perhitungan analisa dan waktu proyek.
9 4.2. Analisa Data Didalam analisa data digunakan program bantu excel, untuk mencari durasi normal dan hubungan antar aktivitas digunakan program bantu Microsoft project. Untuk output dari program bantu QM (Quantitative Method) diperlukan data Normal Duration, Normal Cost, Crash Cost, Crash Duration, Crash Cost. 4.2.1 Perhitungan Biaya dan Durasi Pada Kondisi Normal Dalam suatu proyek waktu dan biaya adalah factor terpenting terhadap kelancaran pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu perencanaan penjadwalan dan biaya pelaksanaan proyek harus diperhatikan agar dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut diperoleh waktu dan biaya yang efektif dan efisien. 4.2.1.1 Durasi Normal Dalam penyusunan network diagram perlu diketahui hubungan antar aktifitas dan durasi tiap aktifitas. Adapun Hubungan antar aktifitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Aktifitas pekerjaan sisa NO
PEKERJAAN
Volume
Satuan
KODE
I Pek. Pasangan dan plesteran
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Gambaran umum proyek secara teknis adalah sebagai berikut: Nama Proyek : Hotel Inna Beach Kuta Bali gedung A Lokasi: Jl. Pantai Kuta no.1 Kuta Bali Pemilik Proyek : PT. Hotel Indonesia Natour Kontraktor : PT. Nusa Raya Cipta (NRC) Luas Bangunan : 3844,58 m2 Tinggi Bangunan : 21,76 m
1 2 3 II 1 2 3 4 5 6 7 8 III 1 2 3 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Plesteran dinding Lt.4 Acian dinding Lt.4 Dinding Homogenous 40 x40 Pek. Plafond Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.2 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.3 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.4 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.4 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.4 Plafond Kalsiboard 9 mm atap Pek. Pelapis lantai dan dinding Pas. Keramik Homogenous Tile 60x60 Lt.4 Pas. Plint Keramik 10x40 Lt.4 Pas. Plint Kayu Lt.4 Pek. Pengecatan Cat Dinding Ekterior lt 1 Cat dinding Interior lt 1 Cat plafon lt 1 Cat Dinding Ekterior lt 2 Cat dinding Interior lt 2 Cat plafon lt 2 Cat Dinding Ekterior lt 3 Cat dinding Interior lt 3 Cat plafon lt 3 Cat Dinding Ekterior lt 4 Cat interior lt 4 Cat plafon lt 4 Cat Dinding Ekterior lt Atap Cat interior lt Atap
436.05 1,017.45 51.52
m 2 m 2 m
2
A B C
160.91 482.74 35.63 29.66 482.74 35.63 29.66 334.30
m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m
2
D E F G H I J K
330.20 23.29 308.00
m 1 m 1 m
2
L M N
531.10 772.49 842.87 540.34 2,146.84 548.04 347.99 2,075.54 548.04 806.89 1,809.41 548.04 74.46 74.46
m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m 2 m
2
O P Q R S T U V W X Y Z AA AB
m
2
10 Tabel 4.1 Aktifitas pekerjaan sisa (lanjutan) NO 15 V 1 2 3 4 5 6 7 VI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 VII 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PEKERJAAN Cat plafon lt Atap Pek. Kusen dan penggantung P1 90x220 P2 90x220 P3 90x220 P5 70x220 P6 60x100 PB1 120x215 J1 270x200 Pek. Sanitair Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO Top Table Uk.55x85 cm Lavatory bowl type LW 651 J ex. TOTO Lavatory faucet / kran type TX 101 LB ex. TOTO Closet type CW 862 J ex. TOTO Jet washer type TX 403 SMCR ex. TOTO Tissue holder type TX 720 ACR ex. TOTO Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO pek. Lain-lain Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga luar lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 2 Kisi-kisi Kayu lt 2 Kisi-kisi baja hallow lt 2 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 3 Pas. Ukiran Bali lt 3 kisi-kisi hollow lt3 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 4
Volume
Satuan
Tabel 4.2 Biaya Langsung KODE
334.30
m
2
AC
8.40 2.00 2.00 21.78 7.00 2.00 14.00
unit unit unit unit unit unit unit
AD AE AF AG AH AI AJ
0.86 7.00 7.00 7.00 7.00 1.00 1.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 28.00 14.00 14.00 14.00 14.00 1.00 1.00
bh
AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AU AV AW AX AY AZ BA BB BC BD
118.85 26.95 166.75 41.25 49.00 62.25 7.02 49.00 65.55
m
1
m
1
m
1
m
2
m
2
m
1
m
2
m
2
m
1
bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh
BE BF BG BH BI BJ BK BL BM
4.2.1.2 Biaya Normal Biaya normal yaitu segala macam pengeluarkan jika pekerjaan berjalan dengan sesuai rencana, adapun biaya normal dalam proyek pembangunan Hotel ini Beach Kuta Bali terdiri dari 2 bagian yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung
4.2.1.2.1Biaya Langsung Yang termasuk dalam biaya langsung yang diperhitungkan adalah biaya upah, bahan dan peralatan. Sedangkan yang diperhitunggkan hanya terbataas pada biaya upah, dan bahan. Perhitungan biaya langsung hanya terbatas pada pekerjaan arsitek hotel A.
PEKERJAAN I. Pek. Pasangan dan plesteran Plesteran dinding Lt.4 Acian dinding Lt.4 Dinding Homogenous 40 x40 II. Pek. Plafond Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.2 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.3 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.4 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.4 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.4 Plafond Kalsiboard 9 mm atap III. Pek. Pelapis lantai dan dinding Pas. Keramik Homogenous Tile 60x60 Lt.4 Pas. Plint Keramik 10x40 Lt.4 Pas. Plint Kayu Lt.4 IV. Pek. Pengecatan Cat Dinding Ekterior lt 1 Cat dinding Interior lt 1 Cat plafon lt 1 Cat Dinding Ekterior lt 2 Cat dinding Interior lt 2 Cat plafon lt 2 Cat Dinding Ekterior lt 3 Cat dinding Interior lt 3 Cat plafon lt 3 Cat Dinding Ekterior lt 4 Cat interior lt 4 Cat plafon lt 4 Cat Dinding Ekterior lt Atap Cat interior lt Atap Cat plafon lt Atap V. Pek. Kusen dan penggantung P1 90x220 P2 90x220 P3 90x220 P5 70x220 P6 60x100 PB1 120x215 J1 270x200
SAT.
VOLUME
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
m2 m2 m2
2,616.30 2,616.30 309.12
Rp Rp Rp
50,300.00 22,930.00 242,640.00
Rp 131,599,890.00 Rp 59,991,759.00 Rp 75,004,876.80
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
482.74 482.74 35.63 29.66 482.74 35.63 29.66 334.30
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
151,300.00 151,300.00 168,500.00 35,780.00 151,300.00 168,500.00 35,780.00 206,400.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
m2 m1 m1
471.72 23.29 308.00
Rp Rp Rp
235,060.00 82,830.00 51,600.00
Rp 110,882,503.20 Rp 1,929,110.70 Rp 15,892,800.00
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
531.10 772.49 842.87 540.34 2,146.84 548.04 347.99 2,075.54 548.04 806.89 1,809.41 548.04 74.46 74.46 334.30
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
28,374.00 19,776.00 19,776.00 28,374.00 19,776.00 19,776.00 28,374.00 19,776.00 19,776.00 28,374.00 19,776.00 19,776.00 28,374.00 19,776.00 28,374.00
unit unit unit unit unit unit unit
Rp
14.00 2.00 2.00 28.00 7.00 2.00 14.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
73,038,562.00 73,038,562.00 6,003,655.00 1,061,234.80 73,038,562.00 6,003,655.00 1,061,234.80 68,999,520.00
15,069,431.40 15,276,762.24 16,668,597.12 15,331,607.16 42,455,907.84 10,838,039.04 9,873,868.26 41,045,879.04 10,838,039.04 22,894,696.86 35,782,892.16 10,838,039.04 2,112,728.04 1,472,520.96 9,485,428.20
Rp 6,610,290.00 Rp 4,996,870.00 Rp 4,545,570.00 Rp 4,655,900.00 Rp 1,859,500.00 Rp 14,287,000.00 Rp 7,107,000.00
Rp 92,544,060.00 Rp 9,993,740.00 Rp 9,091,140.00 Rp 130,365,200.00 Rp 13,016,500.00 Rp 28,574,000.00 Rp 99,498,000.00
HARGA SATUAN
JUMLAH HARGA
Tabel 4.2 Biaya Langsung (lanjutan) PEKERJAAN Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO Top Table Uk.55x85 cm Lavatory bowl type LW 651 J ex. TOTO Lavatory faucet / kran type TX 101 LB ex. TOTO Closet type CW 862 J ex. TOTO Jet washer type TX 403 SMCR ex. TOTO Tissue holder type TX 720 ACR ex. TOTO Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO VII. pek. Lain-lain Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga luar lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 2 Kisi-kisi Kayu lt 2 Kisi-kisi baja hallow lt 2 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 3 Pas. Ukiran Bali lt 3 kisi-kisi hollow lt3 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 4
SAT.
VOLUME
bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh
6.00 14.00 14.00 14.00 14.00 1.00 1.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 28.00 14.00 14.00 14.00 14.00 1.00 1.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
308,800.00 506,530.00 1,139,430.00 591,030.00 350,200.00 2,048,130.00 375,550.00 844,997.37 526,290.00 1,347,300.00 3,045,230.00 373,860.00 268,240.00 308,800.00 506,530.00 1,139,430.00 591,030.00 350,200.00 2,048,130.00 375,550.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,852,800.00 7,091,420.00 15,952,020.00 8,274,420.00 4,902,800.00 2,048,130.00 375,550.00 11,829,963.21 7,368,060.00 18,862,200.00 42,633,220.00 5,234,040.00 3,755,360.00 8,646,400.00 7,091,420.00 15,952,020.00 8,274,420.00 4,902,800.00 2,048,130.00 375,550.00
1
118.85 26.95 166.75 41.25 49.00 62.25 7.02 49.00 65.55
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,375,700.00 1,375,700.00 1,375,700.00 2,193,840.00 1,719,600.00 1,375,700.00 4,299,000.00 1,719,600.00 1,375,700.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
163,501,945.00 37,075,115.00 229,397,975.00 90,495,900.00 84,260,400.00 85,637,325.00 30,178,980.00 84,260,400.00 90,177,135.00
m 1 m 1 m 2 m 2 m 1 m 2 m 2 m 1 m
11 4.2.1.2.2Perhitungan Biaya Tak Langsung Yang termasuk dalam biaya tak langsung yang diperhitunggkan seperti biaaya overhead kantor, overhead lapangan, serta biaya contingency. Untuk perhitungannya sebagai berikut : Biaya Overhead Kantor Tabel 4.3 Overhead Kantor NO Overhead Kantor 1 Project Manager 2 Site Engginer Manager 3 Site operation Manager 4 Site Administrasi Manager 5 Perec. Teknik & Kendaraan 6 Quantity Supervisor 7 Akutansi Keuangan 8 Drafman 9 Peralatan dan Kendraraan 10 Gudang 11 Security 12 Logistik 13 Office Boy Total
Biaya
Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
85,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 65,000.00 60,000.00 55,000.00 55,000.00 40,000.00
satuan org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari org/hari
Total Biaya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
85,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 70,000.00 65,000.00 60,000.00 110,000.00 55,000.00 120,000.00 985,000
Biaya Overhead Kantor = 119 x Rp 985,000.00 = Rp. 117.215.000 Biaya Overhead Lapangan 1. Fasilitas sementara proyekRp. 5.000.000,00 2. Tranportasi + BBM Rp. 3.500.000,00 3. Penerangan Rp. 9.000.000,00 4. Kontrol Kwalitas Rp. 7.500.000,00 5. Rapat Lapangan Rp. 5.000.000,00 6. As Drawing Rp. 2.500.000,00 7. IMB Rp. 4.896.000,00 8. Asuransi tenaga Kerja Rp. 7.062.752,00 Biaya Overhead LapanganRp. 44.458.725,00 Total Biaya Biaya Tak Langsung = Rp. 117.215.000 + Rp. 44.458.725 = Rp. 161.673.725 Total Biaya Biaya Tak Langsung per hari = Rp. 161.673.725 / 119 hari = Rp. 1.358.602,96 / hari Total Biaya Biaya Tak Langsung pekerjaan Sisa = Rp. 1.358.602,96 x 42 = Rp. 57,061,324.24 4.2.1.2.3Perhitungan Biaya Pada Kondisi Normal Biaya proyek pada kondisi normal di dapat dari : = Biaya langsung + Biaya tak langsung = Biaya langsung + Biaya tak langsung = Rp 894.985.175 + 57,061,324.24 = Rp 952.046.499,2
4.2.2 Alternatif Crashing Untuk menghitung crash cost dan crash duration maka perlu ditentukan terlebih dahulu Alternative percepatan untuk masing-masing proyek. Alternativ percepatan untuk masingmasing aktivitas berbeda tergantung jenis pekerjaan dan kemampuan aktivitas untuk dipercepat tanpa mengabaikan scop dilapangan. Asumsi scenario percepatan : 1. tidak ada kesulitan dalam mendatangkan tenaga kerja karena tenaga kerja yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek. 2. Sumberdaya yang tersedia lebih besar dari sumber daya (pekerja) yang dibutuhkan. Alokasi sumber daya sudah diperhitungkan, sehingga tidak terjadi konflik sumberdaya. Pada tiap-tiap aktivitas yang tidak sejenis dikerjakan oleh group pekerja. Missal group pekerja pada pekerjaan kusen dikerjakan oleh group pekerja yang berbeda dengan pekerjaan pengecatan. 3. Penambahan sumberdaya (pekerja) sudah memperhitungkan luas lahan sehingga tidak terjadi space conflict. Alternative pervepatan tersebut dibuat scenario crashing. Sekenario crashing bisa dilihat pada table 4.4 Tabel 4.4 Skenario Crashing PEKERJAAN Pek. Pasangan dan plesteran Plesteran dinding Lt.4 Acian dinding Lt.4 Dinding Homogenous 40 x40 Pek. Plafond Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.2 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.3 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.4 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.4 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.4 Plafond Kalsiboard 9 mm atap
DURASI 3 7 1 4 12 1 2 12 2 2 9
PENAMBAHAN PENAMBAHAN JAM KERJA TENAGA KERJA
−
−
KETERANGAN
√ √ −
penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing
√ √ − √ √ √ √ √
penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja
12 Tabel 4.4 Skenario Crashing (lanjutan) PEKERJAAN Pas. Keramik Homogenous Tile 60x60 Lt.4 Pas. Plint Keramik 10x40 Lt.4 Pas. Plint Kayu Lt.4 Cat Dinding Ekterior lt 1 Cat dinding Interior lt 1 Cat plafon lt 1 Cat Dinding Ekterior lt 2 Cat dinding Interior lt 2 Cat plafon lt 2 Cat Dinding Ekterior lt 3 Cat dinding Interior lt 3 Cat plafon lt 3 Cat Dinding Ekterior lt 4 Cat interior lt 4 Cat plafon lt 4 Cat Dinding Ekterior lt Atap Cat interior lt Atap Cat plafon lt Atap P1 90x220 P2 90x220 P3 90x220 P5 70x220 P6 60x100 PB1 120x215 J1 270x200 Pek. Sanitair Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO Top Table Uk.55x85 cm Lavatory bowl type LW 651 J ex. TOTO Lavatory faucet / kran type TX 101 LB ex. TOTO Closet type CW 862 J ex. TOTO Jet washer type TX 403 SMCR ex. TOTO Tissue holder type TX 720 ACR ex. TOTO Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO pek. Lain-lain Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga luar lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 2 Kisi-kisi Kayu lt 2 Kisi-kisi baja hallow lt 2 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 3 Pas. Ukiran Bali lt 3 kisi-kisi hollow lt3 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 4
DURASI 7 2 5 3 4 5 3 12 3 3 12 3 5 10 3 1 1 2 3 1 1 7 2 1 5 1 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 1 1 10 3 15 4 5 6 1 5 6
PENAMBAHAN JAM KERJA
− −
− −
−
−
− −
− −
PENAMBAHAN TENAGA KERJA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ − − √ √ − − √ √ − √
penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja
− √ √ √ √ − − √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ − −
tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing tdk di crashing penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing tdk di crashing
√ √ √ √
penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahn 50% tenaga kerja penambahan 3 jam kerja penambahn 50% tenaga kerja tdk di crashing penambahan jam kerja penambahn 50% tenaga kerja
√
− √
√ − √
KETERANGAN
4.2.3 Perhitungan Biaya dan Durasi Pada Kondisi Normal Dari produktifitas harian setelah percepatan maka dapat dihitung berapa crash cost dan crash duration untuk masing-masing aktifitas. Pada tugas akhir ini alternative percepatan yang digunakan yaitu penambahan 3 jam kerja dan penambahan 50% tenaga kerja. 4.2.3.1Biaya crashing dengan menambah jam kerja Langkah ini diambil untuk beberapa aktivitas yang memungkinkan untuk ditambah jam kerjanya dengan tujuan mendapatkan produktifitas harian lebih besar sehingga mengakibatkan waktu penyelesaian semakin singkat. Penambahan jam kerja mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja sebesar 25%, 1 hari 7 jam kerja, lembur selama 4 jam sesuai dengan Keputusa Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja. Pada proyek ini dilakukan penambahn jam kerja pada pekerjaan kisi-kisi hollow lt.3. Dengan cara menambah jumlah jam kerja atau lembur juga menyebabkan
pertambahan biaya. Upah pada saat lembur 200%. 4.2.3.2 Biaya crashing dengan menambah Tenaga kerja Langkah ini diambil untuk beberapa aktivitas yang memungkinkan untuk dilakukan penambahan tenaga kerja dimana terdapat lingkup proyek yang masih terdapat cukup ruang memungkinkan untuk menambah grup pekerja.pada proyek ini dilakukan penambahan tenaga kerja pada pekerjaan Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.3. Dan dengan ditambahnya jumalah tenaga kerja menyebabkan kenaikan produktifitas dan penambahan upah kerja yang dikeluarkan per hari. 4.5 table nilai perhitungan NC,ND,CC,CD NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
PEKERJAAN
DURASI
Plesteran dinding Lt.4 Acian dinding Lt.4 Dinding Homogenous 40 x40 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.2 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.3 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.3 Plafond Gypsumboard 9 mm Lt.4 Plafond Gypsumboard 9 mm Water Resistant Lt.4 Ekspos Beton di Aci Halus Lt.4 Plafond Kalsiboard 9 mm atap Pas. Keramik Homogenous Tile 60x60 Lt.4 Pas. Plint Keramik 10x40 Lt.4 Pas. Plint Kayu Lt.4 Cat Dinding Ekterior lt 1 Cat dinding Interior lt 1 Cat plafon lt 1 Cat Dinding Ekterior lt 2 Cat dinding Interior lt 2 Cat plafon lt 2 Cat Dinding Ekterior lt 3 Cat dinding Interior lt 3 Cat plafon lt 3 Cat Dinding Ekterior lt 4 Cat interior lt 4 Cat plafon lt 4 Cat Dinding Ekterior lt Atap Cat interior lt Atap Cat plafon lt Atap P1 90x220 P2 90x220 P3 90x220 P5 70x220 P6 60x100 PB1 120x215 J1 270x200 Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO Top Table Uk.55x85 cm Lavatory bowl type LW 651 J ex. TOTO Lavatory faucet / kran type TX 101 LB ex. TOTO Closet type CW 862 J ex. TOTO Jet washer type TX 403 SMCR ex. TOTO Tissue holder type TX 720 ACR ex. TOTO Floor drain type TX 1 BN ex. TOTO Kran shower type TX 441 SE ex. TOTO Mixer type TX 442 SES ex. TOTO Head shower type TX 435 SZ ex. TOTO Soap Holder type TX 2 C Janitor tyipe SKW322 ex. TOTO Kran janitor type T 30 ARQ13N ex. TOTO Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga luar lt 1 Pas. Railling dan Handrail Tangga dan Balkon lt 2 Kisi-kisi Kayu lt 2 Kisi-kisi baja hallow lt 2 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 3 Pas. Ukiran Bali lt 3 kisi-kisi hollow lt3 Pas. Railling dan Handrail Tangga lt 4
3 7 1 4 12 1 2 12 2 2 9 7 4 7 3 4 5 3 12 3 3 12 3 5 10 3 1 1 2 3 1 1 7 2 1 5 1 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 1 1 10 3 15 4 5 6 1 5 6
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
CRASH NORMAL COST DURATION 6,867,787.50 2 Rp 10,683,225.00 5 Rp 811,440.00 1 Rp 3,186,084.00 3 Rp 9,558,252.00 8 Rp 705,474.00 1 Rp 311,430.00 1 Rp 9,558,252.00 8 Rp 705,474.00 1 Rp 311,430.00 1 Rp 6,619,140.00 6 Rp 12,134,997.00 5 Rp 855,907.50 3 Rp 11,319,000.00 5 Rp 7,169,850.00 2 Rp 10,428,615.00 3 Rp 11,378,745.00 3 Rp 7,294,590.00 2 Rp 28,982,340.00 8 Rp 7,398,540.00 2 Rp 4,697,865.00 2 Rp 28,019,790.00 8 Rp 7,398,540.00 2 Rp 10,893,015.00 3 Rp 24,427,035.00 7 Rp 7,398,540.00 2 Rp 1,005,210.00 1 Rp 1,005,210.00 1 Rp 4,513,050.00 1 Rp 8,316,000.00 2 Rp 1,980,000.00 1 Rp 1,980,000.00 1 Rp 21,560,000.00 5 Rp 6,930,000.00 1 Rp 1,980,000.00 1 Rp 13,860,000.00 3 Rp 57,857.14 1 Rp 472,500.00 1 Rp 472,500.00 1 Rp 472,500.00 1 Rp 472,500.00 1 Rp 67,500.00 1 Rp 67,500.00 1 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 1,890,000.00 5 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 945,000.00 3 Rp 67,500.00 1 Rp 67,500.00 1 Rp 8,361,097.50 7 Rp 1,895,932.50 2 Rp 11,730,862.50 10 Rp 552,750.00 3 Rp 656,600.00 4 Rp 4,379,287.50 4 Rp 666,900.00 1 Rp 656,600.00 4 Rp 4,611,442.50 4 Rp
CRASH COST 10,301,681.25 16,024,837.50 811,440.00 4,779,126.00 14,337,378.00 705,474.00 467,145.00 14,337,378.00 1,058,211.00 467,145.00 9,928,710.00 18,202,495.50 1,283,861.25 16,978,500.00 10,754,775.00 15,642,922.50 17,068,117.50 10,941,885.00 43,473,510.00 11,097,810.00 7,046,797.50 42,029,685.00 11,097,810.00 16,339,522.50 36,640,552.50 11,097,810.00 1,005,210.00 1,005,210.00 6,769,575.00 12,474,000.00 1,980,000.00 1,980,000.00 32,340,000.00 10,395,000.00 1,980,000.00 20,790,000.00 57,857.14 708,750.00 708,750.00 708,750.00 708,750.00 67,500.00 67,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 2,835,000.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 1,417,500.00 67,500.00 67,500.00 12,541,646.25 2,843,898.75 17,596,293.75 829,125.00 938,000.00 6,568,931.25 666,900.00 938,000.00 6,917,163.75
Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
COST SLOP 3,433,893.75 2,670,806.25 ─ 1,593,042.00 1,194,781.50 ─ 155,715.00 1,194,781.50 352,737.00 155,715.00 1,103,190.00 3,033,749.25 427,953.75 2,829,750.00 3,584,925.00 5,214,307.50 2,844,686.25 3,647,295.00 3,622,792.50 3,699,270.00 2,348,932.50 3,502,473.75 3,699,270.00 2,723,253.75 4,071,172.50 3,699,270.00 ─ ─ 2,256,525.00 4,158,000.00 ─ ─ 5,390,000.00 3,465,000.00 ─ 3,465,000.00 ─ 236,250.00 236,250.00 236,250.00 236,250.00 ─ ─ 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 472,500.00 ─ ─ 1,393,516.25 947,966.25 1,173,086.25 276,375.00 281,400.00 1,094,821.88 ─ 281,400.00 1,152,860.63
13 4.2.4 Perhitungan Biaya Akibat Kompresi Analisa dilakukan dengan menggunakan program komputer Quantitative method (QM) for windows version 2.1. Input data-data antara lain durasi normal, durasi crash, biaya normal, biaya crash dan urutan-urutan pekerjaan beserta predecessor di dalam tabel yang sudah ada. Dimana program ini menghasilkan output cost slope dan juga menghasilkan output lain yaitu jadwal kompresi (crashing schedule) menunjukkan kegiatan apa saja yang di kompres dalam 1 kali iterasi dapat dilihat pada lampiran, dan juga pertambahan biaya langsung yang terjadi akibat kompresi. Analisa pertambahan biaya langsung dan pengurangan biaya tak langsung dapat dilihat pada lampiran. Pada tabel 4.5 berikut ini adalah hasil dari perhitungan biaya-biaya akibat kompresi, antara lain biaya langsung dan biaya tak langsung maupun biaya total yang kemudian akan di plot pada grafik hubungan biaya dan waktu.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisa biaya dan waktu pada proyek pembangunan Hotel Inna Beach Kuta Bali gedung A adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan biaya dan durasi optimum dari hasil analisa TCTO diperoleh durasi 103 hari atau selesai 2 hari lebih awal dari jadwal rencana dengan biaya total sebesar Rp 949.887.068,32. 2. Berdasarkan durasi percepatan maksimum proyek dari hasil analisa TCTO diperoleh durasi 93 hari dengan total biaya menjadi Rp 986.146.384,74.
Tabel 4.6 Biaya total akibat crashing (lanjutan) Waktu 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30
prod cost Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
276,375.00 281,400.00 3,783,873.00 4,655,333.00 4,655,334.00 4,675,558.00 4,758,016.00 4,795,880.00 4,795,878.00 4,795,878.00 6,452,544.00 6,477,052.00
aktivitas
Durasi Pertambahan yang dipercepat Biaya Langsung
BH BI BL,V BM,V BM,V BG,V BG,O BG,S BG,S BG,S N,S R,N
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
276,375.00 281,400.00 3,783,873.00 4,655,333.00 4,655,334.00 4,675,558.00 4,758,016.00 4,795,880.00 4,795,878.00 4,795,878.00 6,452,544.00 6,477,052.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya langsung 894,985,175 895,261,550 895,542,950 899,326,823 903,982,156 908,637,490 913,313,048 918,071,064 922,866,944 927,662,822 932,458,700 938,911,244 945,388,296
Biaya Tak Langsung Rp 57,061,324.24 Rp 55,702,721.28 Rp 54,344,118.32 Rp 52,985,515.36 Rp 51,626,912.40 Rp 50,268,309.45 Rp 48,909,706.49 Rp 47,551,103.53 Rp 46,192,500.57 Rp 44,833,897.61 Rp 43,475,294.66 Rp 42,116,691.70 Rp 40,758,088.74
Total Biaya Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
952,046,499.24 950,964,271.28 949,887,068.32 952,312,338.36 955,609,068.40 958,905,799.45 962,222,754.49 965,622,167.53 969,059,444.57 972,496,719.61 975,933,994.66 981,027,935.70 986,146,384.74
5.2 Saran Berdasarkan hasil analisa pembahasan metode percepatan tersebut dapat juga dilakukan pada pengerjaan proyek Hotel Inna Beach Kuta Bali yang lain yang meliputi gedung A, gedung B, Lobby, Cottage maupun proyek yang lain.
Grafik Hubungan Antara Waktu dan Biaya
Rp1,200,000,000 Rp1,000,000,000
Biaya
Rp800,000,000 Rp600,000,000 Biaya Langsung Rp400,000,000 Rp200,000,000 Rp42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 DURASI
Gambar 4.1 Grafik hubungan antar waktu dan biaya dari hasil kompresi