BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Burung pemangsa merupakan burung yang mendapatkan makanan dengan cara berburu dan memangsa hewan lain (umumnya hewan bertulang belakang dan burung lain), yakni dengan cara terbang dan menggunakan kemampuan indra yang mereka miliki. Mereka memiliki anggota tubuh yang berbeda dengan burung pada umumnya, cakar dan paruh yang mereka miliki relatif lebih besar yang berguna untuk membunuh dan membantu untuk memudahkan mereka untuk memakan mangsanya.
Gambar 1. 1 Jenis Burung Pemangsa di Indonesia (Sumber: manmonster.centerblog.net, orientalbirdimages.org, chnauniquetour.com, birdforum.net)
Dalam bahasa Inggris, burung pemangsa terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Eagle, Hawk, Falcon, dan Buzzard. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1 tentang jenis pemangsa yang ada di Indonesia. Sementara itu dalam kosa kata Bahasa Indonesia hanya terdapat dua kosa kata untuk mendefinisikan beberapa jenis burung pemangsa yaitu, Elang dan Alap-alap. Indonesia memiliki kurang lebih 25% (90 jenis) spesies burung pemangsa dari seluruh spesies yang ada di dunia.
1
2
Pada Gambar 1.2, menjelaskan bahwa letak Indonesia yang strategis jika dilihat dari jalur migrasi beberapa jenis burung yang ada di dunia. Serta wilayah Indonesia yang masih terdapat cukup banyak hutan tropis dengan sumber makanan yang mencukupi. Hal tersebut yang menjadikan salah satu faktor dari keanekaragaman burung pemangsa yang ada di Indonesia.
Gambar 1. 2 Peta Migrasi Burung Pemangsa (sumber: mountainslamet.com)
Selain karena faktor migrasi, wilayah Indonesia juga memiliki cukup banyak jenis burung pemangsa yang sangat berbeda dan tidak ditemui dari jenis burung pemangsa yang terdapat diwilayah lain. Hawk Eagle termasuk dalam spesies burung pemangsa yang ada di Indonesia. Hawk Eagle yang memiliki nama latin Spizaetus, di Indonesia terdapat kurang lebih tujuh spesies dari Hawk Eagle itu sendri.
Gambar 1. 3 Hutan Hujan Tropis Indonesia
2
3
(sumber: satwa.net)
Hal tersebut dipengaruhi oleh suhu Indonesia yang tropis dengan wilayah hutan yang sangat luas, yang merupakan kondisi yang cocok untuk habitat dan tempat berkembangbiak dari Hawk Eagle. Dengan adanya wilayah hutan hujan tropis di Indonesia seperti dalam Gambar 1.3, menjadikan wilayah Indonesia menjadi wilayah yang menjadi habitat dari cukup banyaknya spesies dari Hawk Eagle dibanding wilayah dari Negara lain.
Gambar 1. 4 Changeable Hawk Eagle Dark Morph
Namun kehidupan tentang Hawk Eagle (Gambar 1.4) dan spesies burung pemangsa lain di Indonesia tidak banyak diketahui bahkan oleh kalangan orang Indonesia sendiri. Di negara lain, telah banyak film dokumenter sains yang memberikan informasi tentang burung pemangsa yang ada di wilayah negara mereka masing-masing. Seperti halnya National Geographic, BBC, dan Animal Planet dalam Gambar 1.5 yang sering memproduksi film dokumenter sains mengenai burung pemangsa. Namun, tidak banyak informasi mengenai burung pemangsa yang telah dibuat. Salah satu faktornya adalah spesies burung pemangsa yang terdapat di tiap wilayah tersebut memiliki jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan keanekaragaman spesies burung pemangsa di Indonesia.
4
Gambar 1. 5 Nat Geo-Wild, BBC Earth, Animal Planet (Sumber: natgeo-wild.com, vimeo.com, ilovestelietv.com)
Selain itu pada kebanyakan wilayah negara memiliki kesamaan dalam beberapa jenis burung pemangsa yang berada pada wilayah negara mereka. Film dokumenter sains salah satu buatan dari stasiun televisi asing pernah memproduksi film tentang hewan eksotis yang ada di Indonesia. Namun yang mereka produksi bukan mengenai burung pemangsa melainkan tentang komodo, yang memang hanya ada satu habitat asli komodo di dunia ini yaitu di Indonesia. Sehingga dapat di simpulkan bahwa hingga saat ini belum ada stasiun televisi lokal maupun asing yang memproduksi film dokumenter sains tentang burung pemangsa yang ada di Indonesia. Hingga saat ini kebanyakan pertelevisian Indonesia hanya memproduksi Feature yang dikenal sebagai acara televisi non ilmu.
5
Hanya sedikit film dokumenter tentang yang telah diproduksi oleh stasiun televisi lokal. Selain film dokumenter tentang burung pemangsa, media edukasi lain seperti buku yang membahas tentang burung pemangsa hanya sedikit yang membahas tentang fauna Indonesia. Dibandingkan dengan produksi buku luar negeri yang telah banyak mempelajari dan memberikan informasi tentang burung pemangsa melalui media buku. Pada penciptaan karya film dokumenter sains ini akan berfokus tentang bagaimana cara Hawk Eagle beradaptasi dan bertahan hidup di habitat aslinya.
Gambar 1. 6 Hawk Eagle di Habitat Aslinya (Sumber: southernwings.blogspot.com)
Tentang dimana Hawk Eagle dapat berkembangbiak, apa saja kemampuan fisik yang dimiliki Hawk Eagle yang digunakan untuk bertahan hidup, sarta bagaimana cara mereka untuk mendapatkan makanan layaknya dengan memangsa hewan yang merupakan buruan mereka seperti dalam Gambar 1.6. Belum tersedianya sarana informasi yang dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang burung pemangsa yang ada di Indonesia merupakan alasan yang cukup kuat dalam penciptaan sebuah karya film dokumenter sains ini.
6
1.2. Rumusan Masalah Pemikiran mendasar dari penciptaan film dokumeneter ini adalah bagaimana menyajikan informasi tentang ilmu pengetahuan mengenai Hawk Eagle yang merupakan burung pemangsa yang terdapat di Indonesia yang hingga saat ini belum banyak publik yang mengenal tentang burung pemangsa jenis ini yang telah memilih hutan Indonesia untuk tempat mereka tinggal. Film dokumenter ini memberikan tayangan audio visual yang menarik dengan kombinasi suara serta Gambar dan efek 3 dimensi agar dapat dengan mudah dan menghibur dalam memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan yang dapat diterima audiens. Serta menghadirkan Film dokumenter sains tentang keanekaragaman burung pemangsa di Indonesia yang sebelumnya belum pernah dibuat. Perumusan masalah ide tersebut adalah: 1. Bagaimana menciptakan dan menyajikan ilmu pengetahuan secara lengkap dengan bentuk media visual dan audio yang dapat membuat audiens tertarik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui film dokumenter? 2. Bagaimana mendapatkan informasi lengkap tentang segala sesuatu yang dimiliki oleh Hawk Eagle? 3. Bagaimana pembuatan film dokumenter ini mampu menghasilkan visual dan audio lengkap tentang Hawk Eagle? 4. Bagaimana memberikan ilustrasi dengan efek 3 dimensi tentang organ fisik dan kemampuan yang dimiliki Hawk Eagle dengan cara yang lebih baru, namun tetap menunjukkan sisi edukasi dari film ini? 5. Bagaimana membuat film dokumenter dengan tema ilmu pengetahuan yang dapat di apresiasikan melalui media pertelevisian lokal?
7
1.3. Batasan Masalah Film dokumenter sains adalah jenis film dokumenter yang menyajikan informasi tentang ilmu pengetahuan tertentu yang mengandalkan visual (Gambar asli dan ilustrasi) dan audio (music dan narasi) sebagai fakta dari ilmu pengetahuan tersebut. Perlunya pengalaman dan pengetahuan tentang fakta dari objek film dokumenter sains ini yang mungkin membuat keterbatasan film bertema seperti ini belum diproduksi. Batasan masalah dari film ini terletak pada objek yang diangkat, yaitu: 1. Film dokumenter sains ini akan benar-benar berfokus untuk membahas spesies Hawk Eagle yang terdapat di Indonesia. 2. Film ini di dedikasikan untuk ilmu pengetahuan tentang burung pemangsa di Indonesia yang tidak banyak dikenal oleh beberapa kalangan. 3. Film-film dokumenter yang telah di produksi oleh National Geographic, BBC dan Animal Planet merupakan referensi utama dari penciptaan film dokumenter ini. 4. Film dokumenter ini membantu agar audiens bisa lebih dekat untuk menerima ilmu pengetahuan yang terfokus dalam satu objek. 5. Film dokumenter sains “Terror From The Sky (Hawk Eagle)” ini, akan mencoba untuk memberikan informasi yang lebih baru kepada audiens tentang pengetahuan burung pemangsa di Indonesia yang terfokus pada Hawk Eagle.
1.4. Tujuan Penciptaan Pada umumnya setiap film dokumenter memiliki tujuan khusus dalam pembuatannya, agar tercapai sebuah maksud atau pesan yang berada di dalam film dokumenter tersebut. Film dokumenter sains ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Menyajikan ilmu pengetahuan tentang burung pemangsa Indonesia yang tidak banyak dipelajari oleh banyak kalangan khususnya publik Indonesia sendiri.
8
2. Meciptakan sebuah tayangan dengan lebih komunikatif dan audio visual yang lebih menarik untuk mengajak audiens menikmati sebuah ilmu pengetahuan yang sangat penting. 3. Menghadirkan film dokumenter sains yang lebih baru seperti yang di produksi oleh asing yang belum pernah di produksi di tanah air.
1.5. Manfaat Penciptaan Film dokumenter sains pada umumnya memberikan manfaat, baik terhadap perkembangannya, audiens, rumah produksi lain dan pihak yang menjadi sasaran dibuatnya film ini. Manfaat penciptaan dari pembuatan film dokumenter sains ini yaitu: 1. Karya film dokumenter sains ini diharap menjadi awal dari genre baru film dokumenter yang di produksi di tanah air yang belum banyak dibuat sebelumnya. 2. Audiens diharap mendapatkan pengetahuan baru, dangan menonton film dokumenter yang berisi ilmu pengetahuan tentang keanekaragaman burung pemangsa yang asli dari Indonesia. 3. Film ini diharapkan akan melahirkan film dokumenter tentang fauna yang lain untuk membantu menyajikan ilmu pengetahuan Indonesia. 4. Mengajak para produser Indonesia untuk memikirkan tentang film dokumenter bertema ilmu pengetahuan dengan tema edukasi yang lebh menarik dan menghibur dibanding film dokumenter produksi luar negeri. 5. Mengajak masyarakat Indonesia mempelajari tentang pengetahuan alam Indonesia yang sulit ditemukan di negara lain dan tetap menjaganya agar tidak menjadi legenda yang hanya didengar oleh anak dan cucu sebagai dongeng belaka yang pernah ada di Indonesia. 1.6. Metode Penciptaan Dalam proses penciptaan film dokumenter sains ini melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut sebagai berikut:
9
1. Melakukan Riset Tahapan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu riset secara teori dan riset lapangan yang dilakukan langsung terhadap objek observasi. a. Riset Teori Riset yang dilakukan dalam tahapan riset ini adalah melakukan pencarian berbagai informasi dari berbaga sumber yang pada umumnya berupa informasi dalam bentuk sumber bacaan. Informasi tersebut diperoleh dari buku bertemakan burung pemangsa, serta artikel-artikel yang ada di internet. b. Riset Lapangan Riset ini merupakan riset yang dilakukan secara langsung dengan objek yang akan diobservasi, makan dalam hal ini riset dilakukan secara langsung dengan salah satu burung pemangsa yaitu Hawk Eagle. 2. Perancangan Karya Film dokumenter sains ini menggunakan metodologi dalam perancangan karyanya, metodologi tersebuta antara lain: a. Pra-produksi Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam pencptaan sebuah karya. Dalam tahapan ini perencanaan dalam peciptaan sebuah karya dilakukan. Perencanaan tersebut seperti menentukan tema, ide membuat treatment, dan storyboard. b. Produksi Pada tahapan ini perancangan sebuah karya dilakukan. Perancangan film dokumenter sains ini akan mengacu pada tahap
perencanaan
sebelumnya.
Dalam
tahapan
ini
dilakukan pengambilan Gambar yang mengacu pada storyboard dan treatment.
10
c. Pasca Produksi Tahapan ini merupakan tahapan terakhir, dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi editing, ilustrasi, pembuatan efek visual dan final mixing.
1.7.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penciptaan dan manfaat penciptaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang beberapa karya lain yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal, yang diguanakan sebagai referensi dalam penciptaan karya ini.
BAB III
LANDASAN TEORI Bab ini merupakan penjelasan dari beberapa informasi mengenai objek observasi yang menjadi landasan dar tema dan ide dalam pembuatan karya ini.
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN KARYA Bab ini berisi tentang bagaimana proses sebuah karya film dokumenter sains ini diciptakan melalui berbagai tahapan yang merupakan tahapan yang umum dilakukan dalam pembuatan sebuah karya.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN KARYA Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai hasil dari karya film dokumenter sains yang telah selesai diproduksi.
11
BAB VI
PENUTUP Bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan karya film dokumenter sains ini, sebagai acuan dalam pembuatan karya selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA