BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini kita mengetahui banyak bidang-bidang dua dimensi yang beraturan seperti bidang segitiga, segi empat, poligon, dan lain-lain. Begitu pula dengan rumus-rumus atau metode-metode untuk mencari luasannya. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai bidang-bidang tidak beraturan yang juga penting untuk diketahui luasannya, seperti luas suatu daerah yang digambarkan dalam peta. Tentu saja untuk mencari luasan bidang tidak beraturan tersebut kita tidak dapat menggunakan rumus-rumus seperti yang digunakan untuk menghitung luasan bidang beraturan seperti segitiga, persegi panjang, bujur sangkar, dan lain sebagainya. Untuk itu penulis mencoba merancang suatu program untuk menghitung luasan bidang tidak beraturan dengan teknik pemecahan daerah luasan. 1.2 Perumusan Masalah Kita tidak dapat langsung mencari nilai aproksimasi luasan bidang tidak beraturan dengan menggunakan rumus tertentu. Oleh karena itu, penulis mencoba menerapkan algoritma pemecahan daerah luasan untuk memecahkan masalah tersebut. Permasalahan di sini adalah bagaimana program aplikasi dibuat sehingga dapat memecah-mecah bidang tidak beraturan agar setiap potongan citra tidak ada yang memotong garis yang membentuk bidang tidak beraturan tersebut. Misalnya kita akan menghitung daerah yang diarsir berikut ini:
Gambar 1-1 Proses.
Terlihat bahwa gambar 1-1, kotak terdiri dari 2 bagian yaitu daerah yang diarsir (daerah yang akan dihitung luasannya) dan daerah yang berwarna putih (daerah yang tidak dihitung luasannya). Langkah pertama adalah kita akan memecah kotak di atas menjadi 4 bagian seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1-2 Proses 1. Pada gambar 1-2, terlihat kotak telah menjadi 4 bagian yaitu daerah A, B, C, dan D. Pada bagian A hanya terdiri dari 1 daerah yaitu daerah yang berwarna putih (daerah yang tidak dihitung luasannya) saja sehingga bagian A dapat langsung diabaikan/dihilangkan sedangkan bagian B, C, dan D terdiri dari 2 daerah yaitu daerah berwarna putih (daerah yang tidak dihitung luasannya) dan daerah yang diarsir (daerah yang akan dihitung luasannya) sehingga daerah B, C, dan D harus dipecah lagi seperti pada langkah awal. Gambar 1-3 merupakan bagian D yang telah dipecah menjadi 4 bagian:
Gambar 1-3 Proses 2.
Pada gambar 1-3, terlihat bagian D telah menjadi 4 bagian yaitu bagian E, F, G dan H. Pada bagian G dan H hanya terdiri dari 1 daerah yaitu daerah yang diarsir (daerah yang akan dihitung luasannya) saja sehingga dapat langsung dihitung luasannya sedangkan pada bagian E dan F terdiri dari 2 daerah yaitu daerah berwarna putih (daerah yang tidak dihitung luasannya) dan daerah yang diarsir (daerah yang akan dihitung luasannya) sehingga daerah E dan F harus dipecah lagi seperti pada langkah awal. Proses pemecahan citra seperti contoh diatas akan dilakukan terus-menerus hingga semua daerah yang diarsir telah terhitung luasannya. 1.3 Batasan Masalah Penulisan tugas akhir ini membatasi masalah-masalah sebagai berikut: •
Input berupa file gambar bidang tertutup tidak beraturan atau dapat langsung digambar pada program aplikasi dengan ketentuan: -
Latar belakang citra bidang tidak beraturan adalah putih.
-
Gambar bidang tidak beraturan dibuat dengan garis berwarna hitam.
-
Bidang tidak beraturan dapat lebih dari satu buah.
-
Bidang tidak beraturan yang satu dengan yang lain tidak saling berpotongan atau berhimpitan.
-
Luasan yang dihitung adalah bidang tertutup yang tidak beraturan.
•
Input skala x : y.
•
Memecah bidang tidak beraturan sehingga setiap potongan citra tidak ada mengandung garis yang membentuk bidang tidak beraturan tersebut.
•
Output berupa luas bidang tidak beraturan yang diinputkan.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penulisan tugas akhir ini adalah: •
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana.
•
Mengetahui luasan bidang tidak beraturan yang diinputkan.
1.5 Metode Penelitian Dalam menyusun tugas akhir ini penulis melakukan dua metode penelitian, yaitu: •
Penelitian Pustaka Penelitian Pustaka dilakukan dengan cara mencari pustaka referensi yang berhubungan dengan “teknik pemecahan citra” serta teknik pembuatan aplikasi dalam Borland Delphi 6.0.
•
Pengamatan Pengamatan dilakukan pada hasil proses aplikasi program.
1.6 Spesifikasi Program Sepesifikasi tugas akhir yang dibuat oleh penulis adalah sebagai berikut: •
Sistem dibuat dengan Borland Delphi 6.0
•
Menggunakan Windows XP Professional.
1.7 Sistematika Penulisan Laporan tugas akhir dengan judul “Program Hitung Luasan Tidak Beraturan dengan Teknik Pemecahan Daerah Luasan” ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Dalam Bab 1, yaitu Pendahuluan, penulis mambahas mengenai halhal yang menjadi dasar dalam pembuatan laporan tugas akhir yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, spesifikasi program, dan sistematika penulisan.
Dalam Bab 2, yaitu Landasan Teori, berisi uraian tentang dasar teori yang dipakai oleh penulis dalam melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi, penyusunan laporan tugas akhir serta dasar teori tentang grafika komputer. Dalam Bab 3, yaitu Perancangan Sistem, menjelaskan proses-proses perancangan sistem yang akan dibuat sesuai dengan teori yang telah dipilih dan menjelaskan teknik-teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Dalam Bab 4, yaitu Implementasi dan Analisa Sistem. Bab ini memperlihatkan lebih rinci mengenai karakteristik sistem, langkah-langkah pembuatan method, cara kerja sistem serta kelebihan dan kelemahan sistem yang ada. Dalam Bab 5, yaitu Kesimpulan dan Saran. Dalam bab terakhir ini penulis berusaha menarik beberapa kesimpulan setelah melakukan percobaan dan mengamati sistem serta memberikan beberapa saran yang dipakai untuk pengembangan sistem.