BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laju kerusakan hutan di Indonesia saat ini begitu tinggi. Hutan dengan fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini Indonesia sudah kehilangan sekitar dua juta hektar hutan setiap tahunnya. Angka ini dua kali lipat dibanding dengan laju kerusakan hutan pada dasawarsa sebelumnya. Untuk menjaga agar hutan tetap lestari dan berkelanjutan, maka perlu dibentuk suatu kawasan pelestarian sumberdaya hutan. Pembentukan kawasan pelestarian ini bukan hanya untuk melindungi sumberdaya hutan berupa sumberdaya hayati (flora dan fauna) dan non hayati saja. Tetapi juga untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi. Salah satu contoh kawasan pelestarian alam ini adalah Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Sejak pariwisata dianggap sebagai primadona yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah dan mendatangkan devisa, banyak pihak tertarik untuk mengembangkan wisata alam. Sayangnya pihak-pihak tersebut tidak cukup mengantisipasi dampak negatif yang di timbulkan. Ini Sering terjadi akibat desakan berlebih terhadap sumberdaya alam itu. Pembangunan kehutanan merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan pengelolaan sumberdaya alam yang berupa hutan. Hasil hutan, baik untuk dinikmati maupun untuk diusahakan,
Universitas Sumatera Utara
mengandung banyak manfaat bagi kesinambungan kehidupan manusia dan mahluk lainnya. Hutan lebat dengan berbagai hasil merupakan tumpuan hidup masyarakat di sekelilingnya, namun potensi alam ini juga menarik minat pengusaha untuk menggali kekayaan yang ada padanya. Hutan di Indonesia merupakan hutan tropika basah yang karena pengaruh faktor grografi, hidrologi, dan klimatologi memiliki bermacam-macam tipe hutan dan jenis flora dan fauna yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Dalam kaitan ini sumberdaya hutan merupakan penentu siklus kehidupan dan siklus alami, sehingga hilangnya hutan berarti hilang pula sumberdaya alam dan daya dukungnya. Pemanfaatan sumberdaya alam hutan bila dilakukan sesuai dengan fungsinya yang terkandung di dalamnya, seperti adanya fungsi lindung, fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata dan lain-lainnya. Dengan dukungan kemampuan pengembangan sumberdaya manusia, ilmu pengetahuan dan tehnologi, akan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai, baik terukur maupun yang dapat diukur berupa produksi, jasa, energi, perlindungan hutan dan lain-lain Agar hutan tetap lestari dan berkelanjutan, maka perlu dibentuk suatu kawasan pelestarian sumberdaya hutan. Pembentukan kawasan pelestarian ini bukan hanya untuk melindungi sumberdaya hutan berupa sumberdaya hayati (flora dan fauna) dan non hayati saja. Tetapi juga untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi. Salah satu contoh kawasan pelestarian alam ini adalah Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Indonesia memiliki banyak sumberdaya hutan untuk dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik. Salah satunya adalah Taman Wisata Alam
Universitas Sumatera Utara
Sicikeh-cikeh yang berada di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan salah satu fungsi hutan yaitu untuk ekowisata, maka pengelolaan hutan serta usaha pengembangan di bidang ekowisata ini perlu ditingkatkan. Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh merupakan salah satu tempat wisata alam tetapi sampai saat ini taman wisata alam ini belum juga popular atau dikenal oleh masyarakat luas. Persepsi masyarakat sekitar hutan dalam mengelola hutan sering kali sulit dipahami oleh berbagai pihak diluar masyarakat tersebut, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman antara masyarakat dengan pihak luar masyarakat yang menyebabkan pengelolaan dan pembangunan hutan kurang baik. Pandangan masyarakat sekitar hutan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan berbeda dengan pandangan pihak-pihak diluar masyarakat tersebut. Biasanya masyarakat sekitar hutan mengupayakan pengelolaan hutan agar dapat menjamin kehidupan mereka dan juga sebagai bagian dari system kehidupan mereka. Sumberdaya alam yang terdapat dalam kawasan hutan merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai objek yang menarik guna kegiatan pariwisata alam. Objek-objek wisata alam tersebut perlu dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam yang ada di dalam kawasan tersebut. Sumberdaya hutan dengan berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang unik dan menarik, dengan panaroma yang indah dan alami, serta gejala alam yang unik dan spektakuler merupakan suatu objek alam yang menarik untuk dilihat dan dikunjungi. (Fandeli, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Dalam Fandeli (2001), ekowisata juga turut berperan dalam upaya melindungi dan mengelola habitat dan spesies di dalamnya, dengan tiga cara yaitu: 1. Ekowisata dapat menghasilkan uang untuk mengelola dan melindungi habitat dan spesies. 2. Ekowisata memungkinkan penduduk setempat memperoleh manfaat ekonomi dari kawasan lindung di daerah mereka. 3. Ekowisata memberikan sarana untuk meningkatkan kesadaran orang akan pentingnya pengetahuan dan pelestarian lingkungan.
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi masyarakat Dusun Pancur Nauli terhadap Taman Wisata Alam Sicikek-cikeh. 2. Bagaimana karakteristik masyarakat Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Dusun Pancur Nauli, terhadap Taman Wisata Alam Sicikek-cikeh 2. Untuk mengetahui Partisipasi masyarakat terhadap Taman Wisata Alam Sicikek-cikeh
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian 1. Dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mencegah lebih jauh kerusakan Taman Wisata Alam Sicikek-cikeh khususnya di Dusun Pancur Nauli. 2. Memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi dan pihak-pihak terkait seperti Dinas Kehutanan dan Lembaga lainnya.
Universitas Sumatera Utara