1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan, predasi, kompetisi, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dll., dan faktor intrinsik meliputi kematian, kesuburan dan migrasi
(Untung, 1996).
Faktor
yang
mempengaruhi ukuran populasi di alam dibedakan menjadi dua yaitu faktor tergantung kepadatan dan faktor bebas kepadatan populasi. Faktor tergantung kepadatan merupakan faktor pengendalian alami yang mempunyai sifat penekanan terhadap populasi yang semakin meningkat ketika populasi semakin tinggi, dan sebaliknya penekanan lebih longgar pada populasi semakin rendah. Density independent factors merupakan faktor mortalitas yang daya penekanannya terhadap populasi tidak tergantung pada kepadatan populasi (Untung, 1996; Suheriyanto, 2008). Populasi serangga anggota Famili Tephritidae, digunakan dalam mempelajari fluktuasi populasi di alam. Lalat buah merupakan takson yang berpotensi sebagai hama yang mempengaruhi baik kuantitas maupun kualitas buah dan sayuran di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Alam Indonesia memiliki keragaman lalat buah yang dapat merusak buah-buahan (Hadi et al., 2013). Bactrocera carambolae Drew & Hancock merupakan lalat buah yang memiliki berbagai jenis buah inang (belimbing, jambu air, jambu bol, jambu biji, tomat, badam, nangka, sirsak, mangga,
1
2
cabai, dan lada) (White dan Hancock, 1997; Sauers-Muller, 2005; Siwi et al., 2006; Ansari et al., 2012). Lalat buah meletakan telur di dalam buah cabai dengan cara menusukkan ovipositr di buah cabai. Telur kemudian menetas menjadi larva. Larva yang hidup di dalam buah cabai memakan buah cabai sebagai nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Hal tersebut mengakibatkan buah menjadi busuk (Herlinda et al., 2007; Weems dan Heppner, 2001). Peran musuh alami belum banyak dimanfaatkan karena populasi yang rendah. Keberhasilan dalam memanfaatkan musuh alami tergantung dari ketersediaan jumlah musuh alami, dalam hal ini parasitiod dan predator yang berlimpah. Jenis parasitiod yang memarasit larva lalat buah diantaranya Biosteres sp., Psyttalia fletcheri dan Opius sp. (Hymenoptra; Braconidae) (Wharton, dan Yoder, 2015). Pertumbuhan populasi lalat buah di alam dapat ditekan dengan musuh alami seperti predator, parasitoid dan patogen. Musuh alami tersebut memangsa lalat buah mulai dari larva, pupa dan imago (Hadi et al., 2013). Predator lalat buah (Bactrocera) berupa semut dan laba-laba. Semut memangsa larva dan pupa lalat buah. Begitu juga dengan tawon dan jangkrik yang memangsa larva dan pupa lalat buah B. carambolae (Ansari et al., 2012). Namun yang menjadi faktor utama untuk pola fluktuasi lalat buah Bactrocera adalah parasitoid. Populasi parasitoid di alam dapat menurunkan populasi lalat buah B. carambolae. Begitu juga dengan semakin banyaknya jumlah populasi lalat buah B. carambolae di alam berhubungan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan dari
3
tanaman (Manurung et al., 2012). Lalat buah B. carambolae berfluktuasi secara musiman yang berperan penting sebagai faktor pembatas bagi populasi lalat buah dengan adanya kompetisi mencari makan dan kawin. Tetapi kompetisi tersebut tidak berperan dalam membatasi populasi lalat buah bila jumlah buah selalu berlimpah sepanjang waktu (Soesilohadi, 2002). Salah satu cara lalat buah dan parasitoid mengatur populasi adalah melalui perubahan seksnya. Rasio seks berfluktuasi dengan mengikuti fluktuasi dari lingkungan biotik maupun abiotik. Pada suatu sistem dengan tanaman inang, lalat buah B. carambolae dan parasitoid memberikan konsekuensi bahwa populasi parasitoid dipengaruhi oleh kelimpahan larva lalat buah belimbing sebagai inang. Perubahan kelimpahan tanaman inang berakibat pada perubahan populasi lalat buah B. carambolae dan parasitoid. Perubahan tersebut dapat melalui fluktuasi rasio seks sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan. Dengan demikian rasio seks berperan dalam dinamika populasi serangga (Soesilohadi et al., 2003). Trini merupakan Padukuhan yang terletak di Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman. Trini memiliki tempat bercocok tanam untuk berbagai tanaman. Melalui observasi langsung di lapangan, tanaman yang ditanam seperti padi, terung, mentimun, pepaya, dan cabai. Pengamatan lebih difokuskan pada tanaman cabai, karena menjadi objek penelitian. Hasil pengamatan menunjukan terjadi kerusakan pada pangkal buah cabai yang diduga dirusak oleh lalat buah Bactrocera sp. dapat dilihat dengan bekas tusukan pada pangkal buah cabai, sehingga daerah ini sangat
4
cocok digunakan sebagai tempat penelitian mengenai fluktuasi populasi lalat buah pada tanaman cabai. B. Permasalahan Bactrocera carambolae adalah lalat buah yang merugikan para petani buahbuahan, salah satunya pada tanaman cabai, karena mengakibatkan rendahnya hasil panen pada tanaman cabai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diangkat pertanyaan ilmiah sebagai berikut. 1. Bagaimana fluktuasi lalat buah jantan di tanaman cabai? 2. Jenis parasitoid apa saja yang menyerang B. carambolae? 3. Bagaimana perbandingan rasio seks B. carambolae jantan dan betina? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah. 1. Menganalisis fruktuasi lalat buah jantan di tanaman cabai. 2. Mengetahui jenis parasitoid yang menyerang B. carambolae. 3. Mengetahui perbandingan rasio seks B. carambolae jantan dan betina. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Sebagai data fluktuasi populasi lalat buah pada komunitas tanaman cabai di Dusun Trini.
5
2. Sebagai data tentang jenis lalat buah yang menyerang tanaman cabai di Dusun Trini 3. Sebagai data tentang jenis parasitoid yang merusak larva lalat buah di komunitas tanaman cabai yang terdapat di Dusun Trini. 4. Sebagai data perbandingan rasio seks lalat buah pada tanaman cabai di Dusun Trini. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi pengamatan pada lalat buah yang tertangkap dengan menggunakan perangkap dan jenis parasitoid yang menyerang larva lalat buah. Karakter yang diamati meliputi karakter morfologi lalat buah dan parasitoid.