BAB I PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakangMasalah Film merupakan salah satu hiburan bagi masyarakat, selain itu film juga
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Dengan demikian penonton dapat menerima atau membaca pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara dan juga pembuat naskah. Film – film yang beredar di masyarakat kini sudah semakin banyak dengan genre yang bermacam-macam.Lebih dari pada itu, bukan hanya hiburan yang disajikan oleh film melainkan pesan yang akan disampaikan kepada khalayak dan biasa menjadi bahan edukasi. Mengingat bahwa komunikasi bias terjadi dimana saja, maka film juga merupakan sarana komunikasi secara tidak langsung yang melibatkan komunikator dan komunikan. Komunikator disini adalah para sineas film dan actor yang bermain didalamnya, sedangkan komunikan disini adalah penonton yang menyaksikan film tersebut dan menerima pesan yang akan disampaikan oleh komunikator. Salah satu media massa yang diserap secara mendalam adalah film. Film merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Film juga merupakan karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang
1
sempurna.1 Film sebagai bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Khalayak mungkin tidak menyadari bahwa ini adalah bentuk komunikasi yang disajikan dengan cara yang berbeda. Bahkan para sineas film dapat mengkritik para politikus dengan sebuah film. Jelas film bukan hanya sekedar hiburan namun juga sebagai media komunikasi seperti halnya media cetak. Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton.2 Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang. Pernah mengalami krisis hebat ketika Usmar Ismail menutup studionya tahun 1957, dan sempat sukses menjadi raja di Negara sendiri pada tahun 1980an. Ketika itu film Indonesia merajai bioskop - bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Karena satu dan lain hal perfilman Indoenesia semakin “jeblok” pada tahun 90an. Hal ini ditandai dengan menurunnya jumlah produksi film pada tahun 1991. Hanya 25 judul film (padahal rata-rata produksi film nasional sekitar 70-100 film pertahun.3 Kini dunia semakin digital dan mempermudah segala aktifitas, sehingga film yang dahulu sangat sulit dibuat karenabahan yang masih bias dikatakan sulit.
1
Elvinaro Ardianto dan LukiKomala Erdinaya.Komunikasi Massa SuatuPengantar. Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2004, hal. 134 2
Heru Effendi. Mari membuat film. Jakarta. Panduan,2001 Hal 20.
3
Garin .Nugroho. “Film Indonesia, Antara Pertumbuhan dan Kecemasan.” Tempo. Mei 1993
2
Film sendiri saat ini berkembang pesat di Indonesia. Maka dari itu keberadaan film saat ini juga sangat dinanti oleh masyarakat, khususnya masyarakat pecinta film. Namun film yang bergenre pendidikan atau edukasi sangat seidkit dikarenakan persaingan film yang lebih banyak di dominasi dengan genre action dan horror Untuk membuka mata penonton dengan pentingnya penyampaian pesan berupa pendidikan, sekaligus menyadarkan Negara. Masih banyak yang perlu pendidikan di perdalaman negeri Indonesia . Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku dalam masyarakat. Proses social dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya disekolah) sehingga
iya
dapat
mencapai
kecakapan
social
dan
mengembangkan
kepribadiannya4 Jenis – jenis pendidikan pada umunya terdiri dari 2 yaitu Pendidikan Formal : Merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya dan Pendidikan Informal : Adalah jalur pendidikan di lingkungan keluarga yang berupa ajaran tata-krama, sikap dan tingkah laku yang diajarkan pada keluarga semenjak peserta didik lahir5 Pendidikan di Indonesia masih dimiliki kaum yang berada. Kaum yang miskin dan biasanya ada didaerah, seolah tidak berhak mengenyam pendidikan 4
CartenV.Good. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Alfabeta: Jakarta.1997. hal 1 Faturrahman,.IIF Khoiru Ahmadi,.Sofan Amri dan Hendro Ari Setyono. Pengantar Pendidikan . PT.prestasi pustakarya.jakarta 2012 cetakan pertama.hal 83 5
3
.pada hal menurut film ini, pendidikan adalah salah satu cara untuk mengubah hidup manusia. Menurut Sunarya pendidikan nasional adalah suatu system pendidikan yang dilandaskan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuan bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut6 Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen social menyakinkan para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya. Tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argument bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kemudian memproyeksikannya keatas layar7 Film diproduseri oleh : AriSihasale dan disutradarai oleh : Ari sihasale berjudul : Di Timur Matahari bercerita tentang perjuangan seorang anak papua.
Pagi itu seperti pagi hari biasanya. Matahari terbit di timur menyinari pulau ini. Papua, pulau paling timur dari Indonesia, dimana cahaya matahari selalu meneranginya terlebih dahulu. Namun, tidak bagi Mazmur, Thomas dan teman-temannya. Pagi itu mereka masih menunggu kedatangan cahaya itu, cahaya
6 7
FuadIhsan. Dasar – dasarPendidikan .RiekaCipta: Jakarta. 2008.hal 114 Alex Sobur.SemiotikaKomunikasi. PT RemajaRosdakarya: Bandung.2009. hal 127
4
yang akan menerangi mereka dari gelapnya kebodohan, tapi seperti hari-hari yang telah berlalu cahaya itu tak kunjung datang... GURU!
Mazmur setiap hari selalu menunggu kedatangan guru pengganti di sebuah lapangan terbang tua, satu-satunya penghubung kampung itu dari kehidupan diluar sana, kampung mereka berada di daerah pegunungan tengah Papua, daerah yang cukup sulit untuk dijangkau. Pagi itu ia memandang penuh harap kelangit, semoga hari itu ada pesawat yang datang dan membawa guru pengganti karena sudah 6 bulan tak ada guru yang mengajar, setelah Mazmur melempar pandangannya kepada Bapak Yakob, seorang pria berumur yang masih menjaga tradisi, dan dari Bapak Yakob, Mazmur tahu guru tidak juga datang. Diapun berlari kesekolah dan memberi kabar kepada teman-temannya, Thomas, Yokim, Agnes dan Suryani yang dengan setia selalu menunggu kabar itu. "Guru pengganti belum datang, kita menyanyi saja". Kembali kalimat itu yang keluar dari mulut Mazmur. Karena guru tidak pernah datang akhirnya ke lima anak ini mencari pelajaran di alam dan lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel, ibu dokter Fatimah, om Ucok dan om Jolex mereka mendapatkan banyak pengetahuan. Namun sebuah kejadian mengubah semua itu, Ayah Mazmur terbunuh oleh Joseph, ayah dari Agnes, dan paman dari Yokim dan Suryani.
Pertikaian antar kampung tak bisa dihindari. Kabar kematian Blasius ayah Mazmur sampai kepada Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta, Michael terpukul mendengar itu, bersama Vina istrinya, dia memutuskan untuk kembali ke Papua dan mencoba
5
menyelesaikan permasalahan ini. Namun tidak segampang yang dipikirkannya, karena adik bungsunya Alex menentang semua pemikiran modern dari Michael. Perang! Itu jalan satu-satunya bagi Alex untuk membalas kematian Blasius. Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas dan ketiga sahabatnya, walaupun kampung mereka bermusuhan, ayah Mazmur terbunuh oleh ayah Agnes, tapi mereka tetap berkawan dan berusah mendamaikan kedua kampung ini.
Film ini juga dapat penghargaan Simson Sikoway, pemeran Mazmur, meraih penghargaan Indonesian Movie Awards (IMA) 2013, sebagai Pemeran Anak-anak Terbaik, Simson menyatakan piala tersebut dipersembahkan untuk semua anak Papua. Menurutnya, piala itu merupakan penyulut semangat untuk tidak mudah menyerah.8
Sebuah film yang harus ditonton oleh masyarakat yang mengaku peduli dunia pendidikan di Indonesia. Sebuah film yang dapat membuka pandangan penonton tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal. Masih sangat rumit dan masih banyak diskriminasi – diskriminasi yang tidak masu kakal
1.2
RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penggambaran nilai – nilai edukasi dalam film Di Timur Matahari? 8
http://id.wikipedia.org/wiki/Di_Timur_Matahari di aksesTanggal 3 September 2013 pukul 12:00
6
1.3
TujuanPenelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai – nilai edukasi dalam film
Di Timur Matahari 1.4
ManfaatPenelitian
1.4.1 ManfaatAkademis Peneitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian tentang nilai – nilai edukasi dalam film Di Timur Matahari 1.4.2. ManfaatPraktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada segenap sineas agar memberikan porsi lebih banyak terhadap filmfilm bertema pendidikan. b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi anak – anak betapa pentingnya pendidikan baik di sekolah maupun yang dapat di lingkungan masyarakat
7