BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada gen atau pada kromosom
yang berkaitan dengan timbulnya beragam kelainan, termasuk penyakit kanker. Selain dapat terjadi secara spontan, mutasi juga dapat diinduksi oleh berbagai faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor penginduksi mutasi dikenal sebagai mutagen (Purwadiwarsa, dkk., 2000). Uji mikronukleus dikembangkan oleh Schamid (1975) dan Heddle (1973) merupakan suatu metode pemeriksaan yang secara luas digunakan untuk mendeteksi efek genotoksik dalam waktu singkat secara in vivo dan in vitro (Saleh, 2010). Mikronukleus yaitu badan-badan kromatin halus yang terbentuk di sitoplasma karena terjadinya kondensasi pada fragmen kromosom asentrik atau seluruh kromosom (Shahrim, et al., 2006). Mikronukleus memiliki ukuran sekitar 1 / 20 - 1 / 6 diameter sel itu sendiri, dan dapat jelas terlihat di bawah pemeriksaan mikroskop, adanya mikronukleus ini menjadi salah satu indikator terjadinya mutasi (Sofyan, et al., 2005; Schmid, 1975). Salah satu bagian tumbuhan yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat adalah daun pepaya. Daun ini digunakan sebagai pencegah malaria, dan membantu memperbaiki fungsi pencernaan. Selain itu, getah pepaya juga mengandung papain, dan ini sudah dimanfaatkan secara tradisional untuk menghilangkan kutil dan gangguan kulit. Papain memiliki kemampuan dalam memecah protein dan mematikan sel (Anonimb, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Bahan berkhasiat sudah ditemukan di alam sejak ribuan tahun yang lalu, dan sejak tahun 1983-1994 telah dilegalisasi 520 obat baru, 39% dari penemuan tersebut merupakan produk alam serta turunannya, dan 60-80% obat antibakteri dan antikanker berasal dari alam. Beberapa tahun terakhir banyak kalangan akademisi serta perusahaan-perusahaan farmasi yang tertarik dengan produk alam karena berpotensi sebagai sumber obat baru.(Sarker, et al., 2006). Hasil penapisan golongan senyawa kimia berkhasiat pada bunga pepaya jantan ditemukan adanya flavonoida, tanin, steroida-triterpenoida, dan karbohidrat (Indrawati, dkk., 2002). Lebih dari 4000 senyawa flavonoid yang berbeda telah diisolasi dan diidentifikasi hingga saat ini. Kelompok senyawa ini mendapat perhatian
karena
memiliki
beberapa
aktifitas
biologis
termasuk
sifat
antimutagenik dan antikanker (Ahmad, 2006). Di Negara-negara Asia beberapa triterpenoida digunakan sebagai agen antiinflamasi dan antikanker (Tobyn, et al., 2011). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengujian efek antimutagenik bunga pepaya jantan pada mencit, karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan studi literatur kandungan dalam bunga pepaya jantan tersebut memiliki sifat yang berpotensi sebagai antimutagenik. Penelitian dilakukan secara in vivo pada mencit jantan dengan menggunakan metode uji mikronukleus. Sebagai mutagen digunakan siklofosfamid. Metode ini dilakukan karena prosesnya mudah dan tidak memerlukan alat dan biaya yang terlalu mahal dan metode ini paling umum digunakan oleh peneliti untuk melihat efek genotoksik suatu senyawa tertentu.
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan? 2. Apakah golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan? 3. Apakah ekstrak etanol bunga papaya jantan (Carica papaya L.) memiliki aktivitas sebagai antimutagenik?
1.3
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis : 1. Karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan yang dilakukan sama dengan hasil yang sudah pernah dilakukan mahasiswa pasca sarjana ITB tahun 2002. 2. Golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, steroidtriterpenoid, dan karbohidrat. 3. Ekstrak etanol bunga pepaya jantan memiliki efek antimutagenik pada mencit yang diinduksi dengan siklofosfamid (sebagai mutagen).
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakterisasi simplisia bunga pepaya jantan. 2. Untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol bunga pepaya jantan.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui aktivitas antimutagenik ekstrak etanol bunga pepaya
jantan
pada
mencit
jantan
yang
diinduksi
dengan
siklofosfamid. 1.5
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengembangan bunga pepaya jantan menjadi suatu sediaan herbal terstandar yang berfungsi sebagai antimutagenik.
2.
Menambah inventaris tanaman obat yang berkhasiat sebagai antimutagenik.
Universitas Sumatera Utara
1.6
Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir penelitian ini adalah sebagai berikut terdapat gambar 1.1 dibawah ini: Variabel Bebas
Variabel Terikat
Parameter 1. Pemeriksaan makroskopik 2. Pemeriksaan mikroskopik 3. Penetapan kadar air 4. Penetapan kadar abu total 5. Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 6. Penetapan kadar sari larut dalam air 7. Alkaloid Penetapan kadar sari larut 1. etanol 2. dalam Flavonoida 3. Tanin 4. Saponin 5. Triterpen/steroida 6. Glikosida 7. Antraqinon
Karakteristik simplisia
Simplisia bunga pepaya jantan
Skrining fitokimia
Ekstrak etanol bunga pepaya jantan ( ) Suspensi CMC 1%
Jumlah mikronukleus pada 400 sel eritrosit berpolikromatik dari sumsum tulang femur mencit
Penurunan jumlah mikronukleus
Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian
Universitas Sumatera Utara