BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses terencana dilakukan oleh golongan
tertentu dengan tujuan tertentu seperti meningkatkan kesejahteraan, menciptakan perdamaian. Ciri yang paling mendasar dalam pembangunan yakni direncanakan dan adanya campur tangan dari pihak tertentu. Kalau dalam negara pihak yang merancang konsep, melaksanakan, intervensi terhadap pembangunan yakni Pemerintah dengan objek pembangunan masyarakat. Pembangunan selama ini, modal ekonomi sudah banyak yang diinvestasikan bangsa ini baik, natural resources maupun capital resources. Namun hasilnya tidak optimal. Bahkan, return on invesment-nya tidak memadai melihat kondisi ini, ada sebuah keyakinan bahwa bangsa ini masih memerlukan modal lain yaitu modal manusia dan modal sosial. Dalam konteks modal manusia adalah mengoptimalkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam hal ini pendidikan merupakan proiritas, di mana pendidikan masih diyakini salah satu media dalam mencerdaskan sebuah bangsa. Melalui pendidikan yang holistik, Indonesia sebagai suatu bangsa akan mampu dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Tanpa sumber daya manusia yang berkualitas bangsa ini tidak akan mampu bersaing dan berdiri sama tegak dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu pendidikan juga mampu membangun kesadaran akan hakekat pembangunan modal sosial. Negara-negara yang yang memiki modal sosial yang kuat terbukti sangat mementingkan pendidikan bagi rakyatnya. Selanjutnya, modal sosial yang baik akan mendukung pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pembanguan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga bersifat demokratis dan sesuai dengan issu politik global dalam pembangunan. Badaruddin (2008) menyebutkan bahwa sebagai makhluk sosial, setiap masyarakat atau komunitas seharusnya memiliki modal sosial, tentu dengan derajat modal sosial yang berbeda antara satu masyarakat (komunitas) dengan satu masyarakat (komunitas) yang lainnya. Membangun pendidikan berkualitas sangat berperan besar dalam membentuk kualitas individu ataupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan. Dalam ruang ini pendidikan perlu didudukkan sebagai sebuah nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Jika nilai pengetahuan menjadi dominan dalam setiap gerak masyarakat, dengan
sendirinya
masyarakat
akan
termotivasi
dalam
menuntut
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Bila keinginan untuk mendapatkan pengetahuan demikian tinggi di masyarakat, akan berakibat pada motivasi anak untuk memasuki lembaga pendidikan dengan bekal, keinginan untuk mengetahui yang mengakar. Disisi lain, membangun motivasi guru sebagai pendidik untuk terpanggil sebagai media dalam proses pendidikan. Dahulu proses pendidikan sangat melibatkan peran dari masyarakat mulai dari proses pendirian gedung, penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung, pemberian remunerasi kepada guru-guru, termasuk pengawasan proses belajar-mengajar. Bahkan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat secara bergantian mengolah kebun atau ladang yang hasilnya secara rutin digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan. Apabila terjadi kerusakan pada bangunan sekolah atau terjadi sarana pendukung yang belum tersedia, maka masyarakat sekitar lokasi sekolah bergotong-royong memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sekolah tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya. Namun demikian, proses pembangunan selama ini tampaknya telah menyebabkan pemisahan peran serta masyarakat atas tanggung jawab dalam penyelenggaraan proses pendidikan dan kemudian diambil alih oleh pemerintah. Akibatnya ketika sekolah mengalami masalah, masyarakat sekitar mengabaikan masalah tersebut karena merasa bukan tanggung jawab mereka lagi. Kondisi semacam ini harus diubah total. Masyarakat setempat harus ikut bertanggung jawab atas proses pendidikan dan penyelenggaraan sekolah yang berlangsung di sekitar mereka. Strategi kebijakan pembangunan pemerintah harus diarahkan bagaimana modal sosial masyarakat harus ditingkatkan, karena mengingat kekayaan alam yang terus dieskploitasi akan habis pada suatu saat, maka penyiapan secara dini untuk membangun karakter masyarakatnya harus dilakukan segera. Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter, mempunyai spirit kerja tinggi, mandiri, adalah bekal yang membawa kejayaan bangsa di masa depan. Spirit budaya bangsa seperti ini tidak akan pernah habis, bahkan akan menjadi rahmat besar di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan yang berkualitas di Indonesia hanya dapat diwujudkan, jika semua elemen
bangsa,
khususnya
pemerintah,
masyarakat,
swasta
secara
sadar
menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama, hal ini beralasan dengan sektor pendidikan memperoleh anggaran 20% dari anggaran pendapatan belanja Negara (APBN). Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana menyusun prioritas penggunaan anggaran tersebut sedemikian rupa sehingga tidak hanya sekedar bangunan fisik yang kurang berguna, atau bahkan menjadi terbuang percuma karena tidak didasarkan pada kebutuhan yang nyata bagi rakyat. Hal terpenting yang harus disadari adalah bagaimana pembangunan modal sosial (sosial capital), sebagai kunci utama bagi pembangunan berkelanjutan, dapat sepenuhnya dilaksanakan, sehingga tercapai masyarakat yang cerdas dan sejahtera. Banyak bukti menunjukkan bahwa masyarakat yang makmur adalah masyarakat yang modal sosialnya tinggi, yaitu tercermin dari kehidupan sosialnya yang harmonis, saling memberi, ada kebersamaan dan saling percaya serta terdapat tingkat toleransi yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal yang mirip dilontarkan oleh Francis Fukuyama, yang memfokuskan kepada ciri budaya sebuah masyarakat yang mempunyai keunggulan dalam persaingan global. Dalam bukunya Fukuyama percaya bahwa keunggulan suatu masyarakat dan negara yang dapat survive dalam abad ke-21, adalah ditentukan oleh faktor sosial capital (modal sosial) yang tinggi, yaitu high trust society. Negara yang mempunyai modal sosial tinggi adalah masyarakat yang mempunyai rasa kebersamaan tinggi, rasa saling percaya (baik vertikal maupun horizontal), serta
Universitas Sumatera Utara
saling memberi. Selanjutnya dikatakan bahwa hal ini bisa terwujud kalau masingmasing individu dan golongan masyarakat menjunjung tinggi rasa saling hormat, kebersamaan, toleransi, kejujuran dan menjalankan kewajibannya. Dalam suatu pembangunan sosial, modal sosial (sosial capital) adalah salah satu faktor penting yang menentukan pembangunan pendidikan masyarakat. Daryanto (2004) menyatakan bahwa pembentukan modal sosial dapat menyumbang pada pembangunan pendidikan karena adanya jaringan (networks), norma (norms), dan kepercayaan (trust) didalamnya yang menjadi kolaborasi (koordinasi dan kooperasi) sosial untuk kepentingan bersama. Kabupaten Tapanuli Utara secara geografis didiami suku batak (homogen) yang sarat dengan kearifan-kearifan lokal. Dengan kearifan lokal ini diharapkan bagaimana Pemerintah Kabupaten dapat menuangkannya dalam strategi kebijakannya dalam bidang pendidikan dan pembangunan masyarakat lainnya, yang terfokus dalam meningkatkan modal sosial masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Dengan SDM yang ada baik dari segi kualitas dan kuantitas yang tinggi diharapkan menjadi motor penggerak dan pelaksana pembangunan di Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam mewujudkannya indikator dari keberhasilan sektor pendidikan salah satunya dapat dilihat dari peningkatan angka partisipasi sekolah dari tahun ke tahun. Peningkatan ini harus didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang baik dan memadai.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjawab peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara, khususnya di Kecamatan Garoga, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah mendirikan SD/MI sebanyak 29 unit, SMP/MTs sebanyak 6 unit dan SMA sebanyak 2 unit. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata sebagai upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Dalam meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Utara, masyarakat di Kecamatan Garoga Desa Saribu Gonting Garoga dan Desa Parinsoran masingmasing telah memberikan hibah lokasi tanah seluas 2 ha secara cuma-cuma kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk mendirikan 1 (satu) Unit Sekolah Baru SMA tahun 2007 di Desa Saribu Gonting Garoga dan tahun 2008 1 (satu) unit Sekolah Baru SMP di Desa Parinsoran, yang dananya berasal dari APBN dengan pekerjaan sistem swakelola dengan melibatkan masyarakat setempat. Pembangunan gedung sekolah dilakukan oleh masyarakat setempat dengan upah relatif lebih sedikit dari upah biasa seorang pekerja bangunan. Kerjasama dan partisipasi masyarakat Kecamatan Garoga dalam memberikan lokasi tanah dan
Universitas Sumatera Utara
bergotong royong dalam pembangunan gedung sekolah menunjukkan adanya suatu bentuk peran modal sosial. I.2.
Perumusan Masalah Untuk mendudukkan modal sosial sebagai pilar dalam mendorong sektor
pendidikan dalam konteks pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara, maka disusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana peran modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Bagaimana peran modal sosial dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. I.3.
Tujuan Penelitian.
1. Untuk menganalisis peran modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. 2. Untuk menganalisis peran modal sosial dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. I.4.
Manfaat Penelitian
1. Secara akademis penelitian ini berkaitan dengan studi tentang modal sosial yang dimiliki oleh perkumpulan adat/budaya lokal di Kabupaten Tapanuli Utara. Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam memberikan kontribusi terhadap ruang penelitian sosial dan budaya, khususnya dalam kajian-kajian modal sosial.
Universitas Sumatera Utara
2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan dalam bentuk data-data yang dapat digunakan bagi kajian-kajian atau penelitian yang berkaitan. 3. Bagi peneliti hasil penelitian diharapkan dapat memperdalam dan memperkaya wawasan dan pengetahuan khususnya tentang modal sosial dalam mendorong sektor pendidikan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara