BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pameran sudah tak asing lagi bagi orang-orang. Setiap organisasi atau
kelompok dapat mengadakan pameran untuk menampilkan, menunjukkan, atau mempromosikan apa saja yang dimilikinya. Ada banyak jenis pameran yang dapat dilakukan seperti pameran karya, yaitu menunjukkan hasil karya dari satu atau banyak orang kepada masyarakat dengan tujuan tertentu seperti bisnis, promosi, dan pendidikan. Peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan (Miftahurrosyad, 2015). Dengan melihat perkembangan teknologi website seperti blog, wiki, media sosial seperti Facebook, dan micro-blogging seperti Twitter, membuat website komunitas pameran yang efektif dan inovatif pada suatu institusi menjadi sesuatu yang mungkin untuk dilakukan (Liu dan Bowen, 2011). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristanda (2014), telah berhasil mengimplementasikan sebuah portal online untuk pameran, yang membawa kemudahan untuk peserta pameran untuk membangun online domain of knowledge berdasarkan koleksi pameran yang mereka minati. Hal ini memotivasi penelitian ini untuk membangun portal informasi pameran untuk galeri karya mahasiswa yang ada di Universitas Multimedia Nusantara. Membangun sebuah komunitas pameran membutuhkan sistem informasi yang kompleks (Gavrilis dkk, 2008). Komunitas harus memungkinkan anggotanya untuk saling berbagi informasi, ketertarikan, dan sumber daya (Palloff dan Pratt, 1999). Museum merupakan lembaga yang aktif mengadakan pameran. Museum-museum
1
di Australia telah membuat perubahan dengan membangun Community of Practice (CoP) dengan cara menerapkan public learning dan developing partnership sehingga memberikan dampak positif terhadap masyarakat (Kelly dan Gordon, 2002). Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menerapkan model CoP untuk memenuhi kebutuhan sistem. CoP memiliki tiga unsur utama (domain knowledge, online community, dan community practice) yang harus diterapkan (Wenger dkk, 2002). Wenger juga menjelaskan bahwa sebuah komunitas harus memiliki anggota yang saling berinteraksi dan belajar bersama untuk dapat dianggap sebagai CoP sehingga setiap anggota dalam komunitas harus saling berpartisipasi aktif. Banyak institusi membangun sistem web untuk memberikan informasi lebih tentang pameran, koleksi, aktifitas, atau deskripsi detail lainnya yang ada pada institusi tersebut (Kristanda, 2014). Sistem rekomendasi merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi lebih kepada pengguna karena sistem rekomendasi dapat memberikan prediksi tentang pameran atau benda koleksi lainnya yang mungkin disukai pengguna (Basu dkk, 1998). Pertanyaan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zheng dkk (2015) yang menyatakan bahwa dalam sebuah Community of Practice online, pengguna mungkin tidak memiliki cukup pengetahuan, kemampuan, atau waktu untuk memilah informasi yang berguna, sehingga sistem rekomendasi cocok diterapkan pada penelitian portal informasi ini. Sistem rekomendasi pada portal informasi dapat diterapkan dengan menggunakan rating pada benda lain yang diberikan oleh pengguna lainnya (Basu dkk, 1998). Partisipasi pengguna dalam sistem rekomendasi sangatlah penting karena jika pengguna tidak berkontribusi dalam pemberian rating, terutama untuk
2
benda yang baru dan langka, sistem akan kehilangan kemampuannya untuk membuat rekomendasi-rekomendasi (Harper dkk, 2005). Dengan penerapan model Community of Practice yang membuat setiap anggota dalam komunitas saling berpartisipasi aktif, maka sistem rekomendasi dapat diterapkan dalam portal informasi ini. Sistem rekomendasi yang diterapkan pada penelitian ini akan mencari koleksi pameran lain yang memiliki kemiripan kategori dengan koleksi yang sedang dilihat. Dalam hal ini, metode Sorensen-Dice Coefficient akan diterapkan untuk mencari persentase kemiripan masing-masing koleksi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mekouar dkk (2010), dilakukan analisa berbagai macam koefisien untuk mencari kemiripan (similarity) untuk membuat rekomendasi pada peer-to-peer system. Penelitian tersebut menemukan bahwa ada beberapa koefisien kemiripan yang menghasilkan akurasi yang lebih baik untuk digunakan pada sistem rekomendasi, salah satunya yaitu Sorensen-Dice Coefficient. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Witarsah (2014), sistem rekomendasi dievaluasi dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh pengguna yang melihat hasil dari sistem rekomendasi tersebut. Shani dan Gunawardana (2011) menyebutkan bahwa evaluasi secara online dapat dilakukan untuk mengevaluasi sebuah sistem rekomendasi. 1.2
Rumusan Masalah Berikut rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah dibuat :
1)
Bagaimana merancang dan membangun portal informasi galeri karya mahasiswa dengan model Community of Practice dan metode Sorensen-Dice Coefficient? 3
2)
Bagaimana model Community of Practice diterapkan dalam portal informasi galeri karya mahasiswa ini?
3)
Bagaimana implementasi metode Sorensen-Dice Coefficient dalam sistem rekomendasi yang ada dalam portal informasi galeri karya mahasiswa ini?
4)
Bagaimana pembuktian bahwa penerapan model Community of Practice ini dapat memenuhi kebutuhan sistem portal informasi galeri karya mahasiswa?
1.3 Batasan Masalah 1)
Institusi, organisasi, dan pengguna yang ada dalam aplikasi ini hanya pengguna yang berasal dari Universitas Multimedia Nusantara saja.
2)
Rancangan sistem basis data disesuaikan dengan kebutuhan organisasi penyelenggara pameran galeri karya mahasiswa di Universitas Multimedia Nusantara seperti Galeri ICT dan Galeri DKV.
3)
Informasi yang digunakan untuk membuat rekomendasi hanya berdasarkan kategori yang sedang dilihat pengguna saja, tidak berdasarkan riwayat kategori yang pernah dilihat oleh pengguna.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu membangun sebuah portal informasi dalam
Universitas Multimedia Nusantara yang menyediakan informasi tentang galeri karya mahasiswa dimana pengguna tidak hanya secara pasif saja mendapatkan informasi, tapi dapat berperan aktif untuk saling berbagi pengetahuan dengan pengguna lainnya dengan penerapan model Community of Practice dalam sistem, dan memanfaatkan penerapan model tersebut untuk membuat sistem rekomendasi
4
agar mampu menghasilkan rekomendasi yang tepat dan membantu pengguna dalam berbagai macam aspek. 1.5 Manfaat Penelitian 1)
Mengetahui kegunaan dari penerapan model Community of Practice pada portal informasi galeri karya mahasiswa.
2)
Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode Sorensen-Dice Coefficient jika diimplementasikan untuk membuat sistem rekomendasi dalam portal informasi galeri karya mahasiswa.
3)
Membantu pengguna dan penikmat pameran lainnya untuk mendapatkan informasi lebih tentang pameran serta mendapatkan komunitas baru.
4)
Membantu pengguna dalam melihat semua benda koleksi yang disukainya dalam portal informasi tanpa harus mencari dengan waktu yang lama karena adanya sistem rekomendasi yang membantu penggunaa
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan skripsi ini dijelaskan sebagai berikut.
Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori dan konsep dasar yang mendukung penelitian
ini,
seperti
Portal,
Community
of
Practice,
Sistem
Rekomendasi, dan Sorensen-Dice Coefficient.
5
Bab III Metodologi Penelitian dan Perancangan Sistem Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan serta perancangan sistem dan desain antarmuka sistem. Bab IV Implementasi dan Uji Coba Bab ini berisi implementasi sistem, diikuti oleh data hasil penelitian yang dilakukan beserta hasil analisis data tersebut. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian terhadap tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
6