BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang mampu dan dapat diperbaharui.
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang besar peranannya dalam berbagai aspek kehidupan baik dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Hutan dan ekosistemnya
sebagai
modal
dasar
pembangunan
nasional
dengan
keanekaragaman flora dan fauna yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu kumpulan pepohonan yang cukup rapat dan menempati areal yang cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim mikro serta keadaan ekologis yang berbeda dengan areal di luarnya. Ruang yang dulu sampai sekarang selalu “diperebutkan” oleh masyarakat dan negara. Sebagai ruang, hutan didefinisikan dan dimanfaatkan secara berbeda-beda oleh Negara dan masyarakat dengan kepentingan (motif) yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing. Bentuk-bentuk dominasi dan resistensinya senantiasa berbeda-beda tergantung pada status tanah hutan (hutan milik atau hutan negara), jenis tanaman hutan, politik dan pengorganisasian. Pada jangka waktu sepuluh tahun terakhir ini penanaman pohon oleh masyarakat desa sekitar hutan sangat giat dilakukan khususnya di desa-desa pulau Jawa, hal ini karena adanya dorongan menanam dari pihak pemerintah dan dari 1
pihak masyarakat sendiri. Masyarakat pedesaan di Jawa sangat menyadari pentingnya keberadaan hutan untuk dimanfaatkan, karena itu masyarakat yang sadar akan hal tersebut melakukan tindakan dengan menanam pohon kayu dan pohon buah-buahan di areal lahan pekarangan dan tegalan dengan tujuan agar dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan juga dapat membantu meningkatkan pendapatan. Upaya yang dapat menunjang keseimbangan ekosistem alam dan kebutuhan ekonomi adalah pengembangan hutan rakyat. Hutan rakyat merupakan salah satu pengelolaan sumberdaya alam yang berdasarkan inisiatif masyarakat. Hutan rakyat pada umunya dikembangkan pada lahan milik masyarakat. Dalam banyak contoh di daerah-daerah Indonesia, hutan rakyat banyak berhasil dikembangkan oleh masyarakat sendiri. Hutan rakyat biasanya ditanam jenis-jenis jati, mahoni, buah-buahan, nangka, kelapa dan sengon (Awang, 2002). Pengelolaan hutan rakyat berasal dari motivasi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga dan menanami tanaman keras di lahannya. Tahapan pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Nglanggeran lebih mengarah pada pengetahuan tradisional yaitu mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemanenan sampai pemasaran hasil hutan rakyat. Pengetahuan tradisional yang diikuti adanya tekad dan kemauan untuk mengelola hutan rakyat akan melahirkan kearifan lokal yang berkembang pada setiap komunitas. Masyarakat melakukan pengelolaan hutan rakyat tidak akan terlepas dari adanya motif-motif untuk mendapatkan tujuan. Masyarakat yang tinggal di daerah
2
pedesaan yang berdampingan langsung dengan kawasan hutan sudah selayaknya memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengelolaan ataupun pemanfaatan sumberdaya alam yang dilakukan masyarakat memang selayaknya diakui ada nilai positif maupun negatifnya. Nilai positif yang dapat diambil dari sumberdaya alam untuk masyarakat lokal adalah terpenuhi kebutuhannya sedangkan dampak negatifnya yang terjadi dalam pengelolaan atau pemanfaatan sumberdaya alam yang kurang bijaksana yakni dapat merusak alam atau ekosistem. Cara-cara yang di tempuh dalam mengelola sumberdaya alam terutama sumberdaya hutan yang dilakukan masyarakat hendaknya perlu dikaji hal ini dimaksudkan agar dapat memaksimalkan pengelolaan sumberdaya hutan dan mengurangi perusakan sumberdaya alam yang dilakukan oleh masyarakat saat mengelola sumberdaya hutan. Dalam mengelola sumberdaya hutan masyarakat mempunyai cara-cara tersendiri oleh sebab itu perlu dilakukan pengawasan dan pembinaan agar dalam mengelola sumberdaya alam tidak merusak kelestarian dari hutan itu sendiri. Pengelolaan sumberdaya alam terutama hutan oleh masyarakat Desa Nglanggeran memiliki karakteristik yang unik di mana hutan rakyat dikelola berbasis agroforestry untuk digunakan sebagai salah satu sumber penghasilan penduduk. Besarnya keinginan masyarakat desa dalam mengelola hutan rakyat untuk mencapai tujuan yang diinginkan merupakan faktor yang mendasari untuk dilakukannya penelitian tentang latar belakang motif dan motivasi serta manfaat yang diperoleh masyarakat dalam mengelola hutan rakyat. 3
1. 2
Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimana sejarah pengelolaan hutan rakyat di Desa Nglanggeran ? 2. Bagaimana cara pandang masyarakat terhadap hutan rakyat ? 3. Apa motivasi masyarakat Desa Nglanggeran dalam mengelola hutan rakyat? 4. Bagaimana motivasi mempengaruhi tindakan masyarakat Desa Nglanggeran dalam mengelola hutan rakyat?
1. 3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Sejarah pengelolaan hutan rakyat di Desa Nglanggeran 2. Cara pandang masyarakat terhadap hutan rakyat. 3. Motivasi masyarakat Desa Nglanggeran dalam mengelola hutan rakyat. 4. Pengaruh motivasi terhadap tindakan masyarakat Desa Nglanggeran dalam mengelola hutan rakyat.
4
1. 4
Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang jelas
tentang motivasi masyarakat dalam mengelola sumberdaya hutan serta sebagai bahan pertimbangan bagi kebijakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunung Kidul
dalam pengembangan pengelolaan hutan rakyat selanjutnya.
Sebagai sarana pengembangan pola pikir dalam menganalisa masalah sosial masyarakat bagi peneliti. Dapat pula menambah ragam kepustakaan dalam khasanah keilmuan khususnya bidang kehutanan dalam pengelolaan hutan rakyat.
5