PENDAHULUAN Latar Bela kang Hutan sebagai sumber kekayaan
alam merupakan
suatu modal dasar
pembangunan nasionaI yang perju dimanfaatkan secara maksimal dan lestan untuk kesejahteraan rakyat, baik materia1 maupun spiritual.
Pemanfaatan hutan secara
maksimd dan lestari adalah untuk memperoleh berbagai manfaat, baik langsung maupun tidak langsung, yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pengelolaan hutan secara akhf dengan cara melakukan kegiatan produksi di bidang pengusahaan hutan berupa perencanaan, penanaman, pemeliharaan, eksploitasi, pengolahan dan pemasaran hasil hutan. Dalam pengelolaan hutan ini hams diciptakan suatu keseimbangan agar dapat dicapai
prinsip kelestarian hasil dan prinsip ekonomis (perusahaan). Pengusahaan hutan di Pulau Jawa dilakukan oleh PT. Perhutani dengan areal Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) sebagai unit kelestarian hasil, yang d a l a i pengelolaannya dibedakan dalarn bentuk kelas-kelas pemsahaan hutan menurut jenis tanaman yang diusahakan.
Sistem pengelolaan ini lebih menekankan distribusi
kelas-kelas umur yang bertujuan untuk membentuk h11-n
normal dalam rangka
mencapai kelestarian hasil dan kelestarian perusahaan. Salah satu ciri dari pengusahaan hutan yakni adanya wak-tu yang panjang untuk dapat memungut hasilnya. Aspek waktu ini akan tetap sebagai pertimbangan dan mempakan persoalan yang mendasar dalarn ekonomi produksi kayu.
Namun demikian suatu usaha tentunya ingin memperoleh rentabilitas yang tinggi, yakni tingkat kemampuan menghasilkan keuntungan dan investasi atau modal yang ditanam dalarn melaksanakan kegiatan pengusahaannya.
Rentabilitas akan
sangat ditentukan oleh upaya menekan biaya yang dikeluarkan seoptimal rnungkin dengan tetap mempertahankan jumlah dan mutu produksinya. Berkaitan dengan masalah di atas, hutan Acuciu mungium, seianjumya disebut Mangium, sebagai salah satu bentuk terobosan untuk menjadi kelas perusahaan oleh KPH Bogor PT. Perhutani Unit III Jawa Barat, harus memberikan keuntungan yang lebih besar dari investasi yang dikeluarkan dalam melakukan pengusahaannya. Oleh karena itu daur atau umur tebang perlu ditetapkan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini keuntungan tertinggi merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh setiap pengelola hutan. Daur ini disebut daur finansi J. Dengan data yang lengkap daur finansial dapat ditentukan untuk jenis tegakan yallg sedang diusahakan, sehingga berdasarkan hat ini dapat disusun suatu rumusan kebijaksanaan yang pada gilirannya akan dapat ditentukan suatu rencana manajemen yang mantap. Harapan tentunya keadaan ini akan membawa pada suatu pengelolaan hutan yang rasional.
Rumusan Masalah Kayu mangium me~upakanjenis yang memiliki prospek untuk menjadi pilihan dalam menentukan jenis kayu yang ditanam, maka upaya pengembangan telah dilakukan baik oleh Pemerintah, BUMN (khususnya PT. Perhutani) maupun pihak
swasta. Namun pemanfaatan yang didasarkan kepada nilai keuntungan dan waktu yang diusahakan belum ditelaah lebih lanjut. Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan penghasilan dan kemandirian usaha, KPH Bogor telah menanam jenis mangium dan telah dilakukan pemungutan
kayunya.
Pemanfaatan kayu mangium hams tetap berlandaskan prinsip-prinsip
keuntungan dan kelestarian.
Mengingat faktor waktu sangat menentukan dalam
pemanfaatan kayu, maka daur kayu mangium yang paling menguntungkan untuk ditebang harus diketahui secara pasti guna memperoleh hasil yang paling menguntungkan dari sudut pembiayaan. Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pokok pernasalahan : 1. Pada umur tebang atau daur herapa kayu mangium dapat dipanen yang paling
menguntungkan bagi perusahaan ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap pemilihan daur yang paling
rnenguntungkan tersebut ? Kerangka Pemikiran
Hutan mangium mempunyai potensi menghasilkan kayu yang serbaguna. PT. Perhutani
membangun hutan mangium dengan tujuan
untuk memperoleh
pendapatan. Dalam pemanfaatan kayu mangium perlu memperhmbangkan berbagai faktor terutama aspek finansial yang merupakan salah satu faktor pent~ngberkaitan dengan keuntungan ekonomi.
Namun dari segi biologis perlu dikaji pula secara
mendalarn terutama berkaitan dengan waktu pemanenan yang tepat sehingga biaya-
biaya yang dikeluarkan sesuai dengan peruntukannya.
Rangkaian alur kerangka
pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1
Faktor gendukung : - potensi cukup besm - mem beri manfaat / pendapatan bagi perusahanan - daur pendek
Kondisi dan darnpak - Pemanfaatai hutan Acacia rnaneiurn
-
Kendala : - Analisis daur belum optinla1 - Informas1 pasar terbatas - Data finansial terbatas
v Perlu analisis daur finansial untuk memperoleh suatu pengelolaan yang tepat
9 Aspek Finansial
Daur ACUC~Umuwgi~im
kayu Acacia mangium Gambar I . Kerangka pemikiran pemecahan masalah dalam penentuan daur
Mangium.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adaiah untuk menentukan daur finansial kelas perusahaan Acacia nrangittm di KPH Bogor, sehingga pada daur atau urnur tebang tersebut akan
didapat keuntungan atau nilai finansial maksirnum. Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam mewujudkan kebijaksanaan penentuan keputusan pengelolaan/pengusahaan hutan yang rasional dan menguntungkan dari sisi ekologis dan ekonomis Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : PoIa penentuan daur tanaman mangium belum diterapkan secara optimal sehingga keuntungan perusahaan secara finansial belum maksimal.