1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitive, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagain besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri (Handaya dalam Longulo, 2002). Nyeri adalah masalah yang natural dalam menghadapi persalinan. Apabila tidak diatasi maka akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir dan biasanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan proses yang terjadi di saat menghadapi persalinan. Untuk itu pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang cost-affective, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstertrik dan neonatal, serta pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus. Penyebab kematian ini sebagian dapat dicegah dengan diteksi dini, antenatal care, penatalaksanaan persalinan dan nifas yang baik (Prawirohardjo, 1999). Stres dalam persalinan menyebabkan produksi hormon adrenalin meningkat sehingga mengakibatkan vasokontriksi dan aliran darah dari ibu ke
1
2
janin menurun. Pada janin akan terjadi hipoksia sedangkan pada ibu akan terjadi prolong delivery time (Sehats dalam Longulo, 2002). Bila nyeri persalinan dapat diatasi dengan baik, hormone stress akan menurun dan mengurangi kebutuhan oksigen hingga 40% (Falener, dkk, dalam Longulo, 2002). Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan Massage yang merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi nyeri non farmakologi. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan non farmakologi adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, stimulasi kuteneus, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Wong & Perry, 1998). Nyeri persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu inpartu, khususnya ibu primigravida. Dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode massage, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu sendiri. Tetapi kadang kala metode massage yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massage, dimana seharusnya penekanan dilakukan tepat pada daerah secrum dengan telapak tangan dan posisi
3
ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang kala pelaksanaannya tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekanannya tidak tepat pada daerah secrum. Dan hal ini tidak dilakukan satu kali saja tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan teknik firm counter pressure dimana ibu sebaiknya dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan posisi tangan yang dikepalkan. Mungkin karena posisi ibu bukan dalam keadaan duduk atau penekanan secrum tidak dengan menggunakan tangan yang dikepalkan tetapi dengan telapak tangan sehingga hasil yang diharapkan untuk mengurangi rasa nyeri tidak seperti yang diinginkan oleh pasien. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang dengan judul “Persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat”.
1.2. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat.
4
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Desa Parit Kecamatan Rupat sebagai informasi untuk meningkatkan persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 2. Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang upaya mengurangi nyeri persalinan dengan metode massage. 3. Bagi ibu sebagai informasi bahwa metode massage dapat mengurangi nyeri persalinan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (Mulyana, 2000). Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integritas dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. 2.1.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi Menurut Mulyana (2000), faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi :
5
6
1. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : a. Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. b. Perhatian Individu
memerlukan
sejumlah
energi
yang
dikeluarkan
untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. c. Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual
vigilance
merupakan
kecenderungan
seseorang
untuk
memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
7
d. Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. e. Pengalaman dan ingatan Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. f. Suasana hati Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah : a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
8
b. Warna dari obyek-obyek Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. c. Keunikan dan kekontrasan stimulus Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. e. Motion atau gerakan Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. 2.2. Nyeri Persalinan 2.2.1. Pengertian Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanyaorang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2006).
9
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008). Nyeri Persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat pada persalinan dapat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologi tubuh seperti; tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernafasan meningkat, dan apabila tidak segera diatasi makaakan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres. Peningkatan konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin yang mengalami stres menyebabkan kelelahan dan sekresi katekolamin yang menghambat kontraksi uterus, hal tersebut menyebabkan persalinan lama yang akhirnya menyebabkan cemas pada ibu, peningkatan nyeri dan stres berkepanjangan (Bobak, 2005). Rasa takut menyebabkan pembuluh-pembuluh arteri yang mengarah ke rahim berkontraksi dan menegang, sehingga menimbulkan rasa sakit (nyeri). Kalau tanpa adanya rasa takut, otot-otot melemas dan melentur, servik (leher rahim) dapat menipis serta membuka secara alami sewaktu tubuh berdenyut secara berirama dan mendorong bayi dengan mudah sehingga membuat persalinan berlangsung secara lancar relatif lebih cepat dengan keluhan nyeri yang sangat minimal. Dengan terbiasanya ibu melakukan relaksasi, jalan lahir untuk janin akan lebih mudah terbuka sehingga ibu tidak akan terlalu kelelahan saat
10
melahirkan. Jadi dengan latihan relaksasi yang rutin, ibu akan terbiasa pada kondisi ini dan akan sangat terbantu dalam proses persalinannya (Andriana, 2007). 2.1.2. Teori Nyeri Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, yaitu : 1. Teori Pemisahan (Specificiy Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis(spinal cord) melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur, dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan. 2. Teori Pola (Pattern Theory), rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T. 3. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory). Yang dikemukakan oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tramisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks
11
serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui spinalis serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatiosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri. 4. Teori Trasmisi dan Inhibisi, adanya stimulus pada noiciceptor memulai implus-implus saraf, sehingga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implusimplus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif (Hidayat, 2006) 2.1.3. Klasifikasi nyeri Klasifikasi nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam persalinan sebagai berikut : 1. Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain adalah a. Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan. b. Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan sudah selesai (Setyohadi, dkk, 2007). 2. Klasifikasi nyeri persalinan dibagi beberapa nyeri yaitu : a. Nyeri Viseral bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus nyeri selama kala I pada persalinan di trasmisi melalui T11-T12 segment saraf spinal dan bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatis,
12
dimana uterus dan serviks terjadi pada kala I akibat dari kontraksi uterus dan pembukaan serviks. Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan menjalar kedaerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan paha. b. Nyeri somatic bersifat lebih cepat dan tajam menusuk dan lokasi jelas. Implus nyeri pada kala II ditransmisi melalui S1-S2 saraf spina dan parasimpatis dari jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala I dan selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan kepala janin yang menekan jaringan- jaringan maternal dan tarikan perinium dan Utercocervical selama kontraksi. c. After pain nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek dari hasil distensi dan laserasi dari serviks, vagina dan jaringan perinal nyeri yang dirasakan seperti awal kala I dan kala II (Regina, 2011) 2.1.4. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Nyeri Faktor yang mempengaruh nyeri ada 2 macam yaitu faktor nyeri secara umum dan faktor nyeri dalam persalinan sebagai berikut : 1. Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri sebagai berikut : a. Arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, kultural, lingkungan dan pengalaman. b. Persepsi nyeri merupakan panilaian yang sangat subjektif tepatnya pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
13
c. Toleransi nyeri erat dihubungkan dengan adanya intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi adalah alkohol, obat-obatan, hipnosis, gesekan atau garukan, dan pengalihan perhatian. d. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. (Hidayat, 2006). 2. Beberapa faktor mempengaruhi nyeri pesalinan adalah : a. Faktor fisiologi nyeri 1. Pembukaan dan penipisan serviks 2. Segmen bawah rahim tegang 3. Ligamen uterus meregang 4. Periotonium tertarik 5. Kandung kemih tertekan 6. Hipoksia 7. Vagina tertekan 8. Multi/primpara b. Faktor Psikologis 1. Ketakutan 2. Panik 3. Harga diri rendah 4. Marah pada bayi 5. Takut hamil ganguan aktifitas seksual
14
c. Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri 1. Intensitas persalinan 2. Kematangan serviks 3. Posisi janin 4. Karakteristik panggul 5. Kelelahan (Regina, 2011) 2.1.5. Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Skala Intensitas Nyeri Deskritif
0 1 2 10 Tidak nyeri ringan Nyeri tidak (Batbual, 2010)
3
4
5 nyeri sedang
6
7
8
9
Nyeri berat terkontrol dan
2.1.6. Penatalaksanaanya Nyeri Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan farmakologi yaitu dengan menggunakan obat-obat yang dapat mengurangi nyeri. Cara farmokologi adalah dengan pemberian obat-obatan analgesik yang
15
disuntikan, melalui infus intra vena yaitu syaraf yang menghantarkan nyeri selama persalinan. Tindakan farmokologi masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi secara langsung maupun tidak langsung (Bonica, 2002). Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metode nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri menurut Melzack, yaitu strategi motivasi-efektif (interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitifevaluati (interpretasi dari pesan nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-diskriminatif (pemberian informasi keotak menurut sensasi fisik) (Batbual, 2010).
2.3. Metode Massage 2.3.1. Pengertian Massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control oleh Melzak & Wall, dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan bahwa ada dua macam serabut saraf yaitu serabut saraf berdiameter kecil dan serabut saraf berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda.
16
Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil menyebabkan gate control di spinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil mencapai korteks serebral. 2.3.2. Macam Massage Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf berdiameter besar yaitu : 1. Effluerage Yaitu pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien. 2. Deep Back Massage Yaitu pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
17
3. Firm Counter Pressure Yaitu pasien dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan. 4. Abdominal Lifting Yaitu dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya.
2.4. Kerangka Konsep
Persepsi Ibu Terhadap Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. JenisPenelitian Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Parit Kecamatan Rupat. 1.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat sebanyak 85 orang. 3.3.2. Sampel Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel (total sampling) yaitu 85 orang.
18
19
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Data primer yang meliputi persepsi ibu bersalin. Data ini bersumber dari responden dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data demografi dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Desa Parit Kecamatan Rupat.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 1. Persepsi adalah pernyataan atau kesan ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat.
3.6. Aspek Pengukuran 1. Persepsi Pengukuran variabel persepsi disusun 8 pertanyaan yang diajukan dengan jawaban ”ya (bobot nilai 1)” dan ”tidak (bobot nilai 0)”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu: 0. Baik, jika jawaban responden memiliki skor ≥ 76% dari total skor 7-8 1. Buruk, jika jawaban responden memiliki total skor < 76 % dari total skor 0-6 (Nursalam, 2011).
20
Tabel 3.1. Variabel 1. Persepsi
Variabel, Cara dan Alat, Skala dan Hasil Ukur Cara dan Alat Ukur Wawancara (kuesioner)
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur 0. Baik 1. Buruk
3.7. Analisis Data Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi persepsi responden.
21
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Parit terletak di Kecamatan Rupat Propinsi Pekan Baru Riau. Desa ini merupakan salah satu kecamatan yang terletak di daerah dataran sedang. Secara geografis Desa Parit mempunyai luas wilayah 12.492 km2.
4.2. Analisis Univariat Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 4.2.1. Persepsi Ibu Tentang Metode Massage dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan Untuk melihat persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat disusun sebanyak 8 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat No 1
2 3
Pernyataan Merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit Merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin.
21
Jawaban Ya Tidak n % n %
N
%
75
88,2
10
11,8
85
100,0
55
64,7
30
35,3
85
100,0
54
63,5
31
36,5
85
100,0
Total
22
Tabel 4.1 (Lanjutan) 4
5
6
7
8
Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit. Merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin Merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri Merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri. Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri.
52
61,2
33
38,8
85
100,0
57
67,1
28
32,9
85
100,0
56
65,9
29
34,1
85
100,0
56
65,9
29
34,1
85
100,0
56
65,9
29
34,1
85
100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden menjawab ya merasa bahwa merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan sebanyak 75 orang (88,2%),
merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit sebanyak 55 orang (64,7%), merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin sebanyak 54 orang (63,5%), merasa bahwa pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit
sebanyak 52 orang (61,2%), merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin sebanyak 57 orang (67,1%), merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri sebanyak 56
orang (65,9%), merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri sebanyak 56 orang (65,9%) dan Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri sebanyak 56 orang (65,9%).
23
Hasil pengukuran persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat No Kategori Persepsi 1 Baik 2 Buruk Jumlah
f 31 54 85
% 36,5 63,5 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan dengan persepsi buruk sebanyak 54 orang (63,5%) dan persepsi baik sebanyak 31 orang (36,5%).
24
BAB V PEMBAHASAN
4.1. Persepsi Ibu Tentang Metode Massage Dalam Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan lebih banyak dengan persepsi buruk sebesar 63,5%. Keadaan ini menunjukkan persepsi ibu di Desa Parit Kecamatan Rupat tergolong rendah karena pada umumnya berpersepsi buruk. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (Mulyana, 2000). Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integritas dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Bila nyeri persalinan dapat diatasi dengan baik, hormone stress akan menurun dan mengurangi kebutuhan oksigen hingga 40% (Falener, dkk, dalam Longulo, 2002). Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulanginya adalah dengan Massage yang merupakan salah satu metode non farmakologi yang
25
dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall dalam Depkes RI (1997). Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut saraf berdiameter kecil dan serabut berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda. Hasil penelitian Fetri Inayah (2012) tentang Hubungan antara Persepsi ibu bersalin tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Siremeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki keinginan menerapkan metode massage (80%) serta memiliki persepsi yang negatif tentang metode massage (56,67%). Persepsi responden tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan secara statistik dinyatakan memiliki hubungan yang signifikan dimana p= 0,001 (p<0,05). Nyeri persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu inpartu, khususnya ibu primigravida. Dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode massage, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien maupun pasien itu sendiri. Tetapi kadang kala metode massage yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Contohnya pada pelaksanaan teknik deep back massage, dimana seharusnya penekanan dilakukan tepat pada daerah secrum dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang kala pelaksanaannya tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu tidak dalam keadaan berbaring miring, atau penekanannya tidak tepat pada daerah secrum. Dan hal ini
26
tidak dilakukan satu kali saja tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan teknik firm counter pressure dimana ibu sebaiknya dalam posisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan posisi tangan yang dikepalkan. Mungkin karena posisi ibu bukan dalam keadaan duduk atau penekanan secrum tidak dengan menggunakan tangan yang dikepalkan tetapi dengan telapak tangan sehingga hasil yang diharapkan untuk mengurangi rasa nyeri tidak seperti yang diinginkan oleh pasien.
27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1.
Persepsi ibu tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan dengan persepsi buruk sebanyak 54 orang (63,5%) dan persepsi baik sebanyak 31 orang (36,5%).
6.2. Saran 1. Kepada ibu bersalin hendaknya meningkatkan persepsi tentang metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan. 2. Kepada Desa Parit Kecamatan Rupat agar mengadakan sosialisasi metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Alimul, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Rineka Cipta. 2. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 3. Ahmad. (2009). Pernikahan Dini Masalah Kita Bersama. http://pabantul.net. Diakses 29 Maret 2010. 4. Alfiyah. (2010). Faktor-faktor Pernikahan Dini. http://alfiyah23.student.um.ac.id. Diakses 28 Maret 2010. 5. Budiarto, Eko (2003) Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC. 6. Effendy, N. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC. 7. Ihsan. (2008). Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia. Surabaya. BP-4 Jatim. 8. Lutfiati. (2008). Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja (15-19 tahun). http://nyna0626.blogspot.com. Diakses 4 April 2010. 9. Lany. (2008). Mengatasi Masalah Pernikahan Dini. http://www.solutionexchange.or.id. Diakses 5 April 2010. 10. Lubis. (2008). Keputusan Menikah Dini. http://wargasos08yess.blogspot.com. Diakses 3 April 2010. 11. Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu. 12. Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 13. Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 14. Nugroho. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta. EGC. 15. Nukman. (2009). Yang Dimaksud Pernikahan Dini. http://www.ilhamuddin.co.cc. Akses 28 Maret 2010. 16. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta : Salemba Medika. 17. Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung. 18. Utsaimin. (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya. Risalah Hati. 19. FETRI INAYAH (2012) tentang Hubungan antara Persepsi Remaja Putri tentang Pernikahan dengan Keinginan Menikah Dini di Desa Siremeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, Stikes Harapan Bangsa, Purwokerto.
28
29
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI IBU TERHADAP METODE MASSAGE DALAM UPAYA MENGURANGI NYERI PERSALINAN DI DESA PARIT KECAMATAN RUPAT.
A. Indentitas Responden 1. Nama : ……………. 2. Kelas : ……………. B. Persepsi Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom disamping. Ya (1) Tidak (0) Tidak tahu (0) Pernyataan 1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
8.
Merasa bahwa massage merupakan salah satu metode non farmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Merasa bahwa massage dapat menghambat impuls rasa sakit Merasa bahwa dengan massage dapat memberikan rangsangan yang positif dalam mengurangi rasa sakit saat bersalin. Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf dapat mengurangi rasa sakit. Merasa bahwa dengan massage dapat mengalihkan perhatian dengan rasa sakit akibat mau bersalin Merasa bahwa dengan massage dapat membantu ibu menahan intensitas rasa nyeri Merasa bahwa dengan dengan diletakkannya kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis dapat menekan rasa nyeri. Merasa bahwa dengan massage sangat menolong ibu dalam situasi menahan rasa nyeri.
Ya
Tidak
30
Frequencies pe1
Valid
0 1 Total
Frequency 10 75 85
Percent 11.8 88.2 100.0
Valid Percent 11.8 88.2 100.0
Cumulative Percent 11.8 100.0
pe2
Valid
0 1 Total
Frequency 30 55 85
Percent 35.3 64.7 100.0
Valid Percent 35.3 64.7 100.0
Cumulative Percent 35.3 100.0
pe3
Valid
0 1 Total
Frequency 31 54 85
Percent 36.5 63.5 100.0
Valid Percent 36.5 63.5 100.0
Cumulative Percent 36.5 100.0
pe4
Valid
0 1 Total
Frequency 33 52 85
Percent 38.8 61.2 100.0
Valid Percent 38.8 61.2 100.0
Cumulative Percent 38.8 100.0
pe5
Valid
0 1 Total
Frequency 28 57 85
Percent 32.9 67.1 100.0
Valid Percent 32.9 67.1 100.0
Cumulative Percent 32.9 100.0
31
pe6
Valid
0 1 Total
Frequency 29 56 85
Percent 34.1 65.9 100.0
Valid Percent 34.1 65.9 100.0
Cumulative Percent 34.1 100.0
pe7
Valid
0 1 Total
Frequency 29 56 85
Percent 34.1 65.9 100.0
Valid Percent 34.1 65.9 100.0
Cumulative Percent 34.1 100.0
p8
Valid
0 1 Total
Frequency 29 56 85
Percent 34.1 65.9 100.0
Valid Percent 34.1 65.9 100.0
Cumulative Percent 34.1 100.0
Persepsi
Valid
Baik Buruk Total
Frequency 31 54 85
Percent Valid Percent 36.5 36.5 63.5 63.5 100.0 100.0
Cumulative Percent 36.5 100.0