BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Jalan raya adalah salah satu sarana transportasi yanag paling banyak dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari. Jalan raya berfungsi untuk melewatkan lalu lintas diatasnya dengan cepat, aman dan nyaman. Transportasi darat merupakan sistem trasportasi yang terbesar dan yang paling mendapat perhatian. Hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas manusia pada umumnya dilakukan di darat, dimana sistem transportasi darat ini memerlukan prasarana jalan sebagai jalur penghubung sebagai penunjang perekonomian, perkembangan wilayah, perkembangan sosial dan perkembangan kebudayaan. Kemajuan dalam bidang transportasi menyebabkan jarak antara satu daerah dengan daerah lainnya dirasakan menjadi lebih dekat. Selain itu arus barang dari suatu tempat ke tempat lainnya menjadi lebih lancar dan dapat menyebar lebih luas sehingga menunjang pemerataan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Ditinjau dari segi manfaatnya tersebut maka jalan raya sangat memerlukan pengembangan dan pengelolaan yang sungguh-sungguh agar selalu dapat melayani kebutuhan lalu lintas bagi masyarakat yang semakin meningkat. Untuk mendapatkan jalan yang baik dan nyaman, sesuai dengan kelas jalan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Bina Marga maka perlu ditinjau aspek geometriknya sebagai dasar perencanaan untuk menentukan
kecepatan rencana yang layak untuk jalan tersebut.Kecepatan rencana (VR ) adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik yang memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dengan kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti (Sukirman S, 1994). Untuk mendapatkan standar kecepatan rencana, diperlukan kondisi jalan yang baik, bebas, dan alinemen horizontal jalan yang baik pula. Untuk itu perencanaan alinemen horizontal perlu diperhatikan agar pengemudi dapat berkendara dengan aman dan nyaman.
1.2 Latar Belakang Jalan luar kota merupakan sistem dari jaringan jalan yang didesain dengan kecepatan rencana yang tinggi dan memiliki perencanaan geometrik yang baik sehingga pengguna jalan dapat dengan cepat, aman dan nyaman sampai ke daerah tujuan. Kondisi jalan luar kota yang baik dapat memicu pertumbuhan suatu wilayah karena dipengaruhi oleh aksesibilitas transportasi yang tinggi. Salah satu jalan lintas Sumatera yang memiliki kriteria seperti diatas adalah ruas jalan Sembahe-Sibolangit yang merupakan jalan dengan aksesibilitas yang tinggi dengan kondisi rawan terjadi kecelakaan. Kondisi ini didukung oleh data kecelakaan yang terjadi pada daerah tersebut dalam beberapa tahun yang didapat dari Salantas Polresta Medan. Karena tingkat kecelakaan cukup tinggi maka daerah tersebut menjadi daerah “blackspot”.
Blackspot adalah lokasi pada jaringan jalan dimana frekwensi kecelakaan atau jumlah kecelakaan lalu lintas cukup besar. Kondisi dengan aksesibilitas yang tinggi dan rawan kecelakaan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi alinemen horizontal jalan. Untuk itu perencanaan geometrik yang baik khususnya alinemen horizontal sangat penting bagi pengemudi agar dapat dengan aman, nyaman dan cepat melakukan perjalanan sangat diperlukan sehingga menghemat biaya operasi kendaraan, waktu perjalanan, dan mengurangi tingkat kecelakaan pada jalan luar kota. Untuk menganalisa kelayakan alinemen horizontal, data yang diperlukan antara lain adalah data kondisi daerah tikungan dan data - data lain yang mendukung. Untuk itu penulis coba mengkaji dan mengevaluasi alinemen horizontal jalan yang ada pada daerah tersebut apakah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan atau tidak.
1.3 Maksud Penelitian Adapun maksud penelitian ini adalah agar dalam perencanaan alinemen horizontal perlu memperhatikan persyaratan pada standar peraturan geometrik jalan raya agar diperoleh perencanaan alinemen horizontal yang baik guna kepentingan keselamatan pengguna jalan sehingga tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat pangaruh alinemen horizontal jalan yang tidak baik tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui apakah alinemen horizontal dalam hal ini tikungan yang ada pada jalan luar kota Sembahe Sibolangit telah memenuhi persyaratan atau sesuai dengan peraturan geometrik yang ada dalam hal ini Bina Marga 1997 dan AASHTO 2001.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang perencanaan alinemen horizontal yang mengacu pada perencanaan geometrik yang baik dan juga dapat menjadi teori panduan dalam perencanaan ulang alinemen horizontal pada ruas jalan Sembahe – Sibolangit.
1.6 Perumusan Masalah Kecelakaan yang terjadi di jalan raya (road crash) tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor antara lain: kondisi alam (cuaca), desain ruas jalan (alinyemen vertikal dan horizontal), jarak pandang pengemudi, kondisi kerusakan perkerasan, kelengkapan rambu atau petunjuk jalan, pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat sekitar jalan, peraturan / kebijakan lokal yang berlaku dapat secara tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya, misalnya penetapan lokasi sekolah dasar di tepi jalan arteri (Mulyono dkk, 2009).
Leisch & Assoc ( 1971 ) dalam E Hauer (2000) mengemukakan bahwa jalan raya dengan adanya tikungan mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih besar dibandingkan dengan bagian jalan raya yang lurus (Elly T.P, 2006). Dalam tugas akhir ini, permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai kondisi alinemen horizontal jalan khususnya pada tikungan pada jalan luar kota Sembahe - Sibolangit. Ruas jalan yang diambil adalah pada area “black spot” atau daerah rawan kecelakaan. Dari data yang diperoleh dari Satlantas Polresta Medan tahun 2009, diperoleh bahwa daerah tersebut berada pada Jalan Jamin Ginting Km 36 - 38 yaitu pada daerah PDAM Tiratanadi -Taman Hutan Lindung.
1.7 Pembatasan Masalah Mengingat penulisan ini berdasarkan jalan raya luar kota (rural highway) dan dalam hal ini cukup banyak permasalahan
yang dihadapi maka penulis
membatasi permasalahan tersebut pada apakah kondisi alinemen horizontal jalan terutama pada tikungan, yaitu lokasi di PDAM Tirtanadi - Taman Hutan Lindung telah memenuhi syarat atau standar peraturan yang ada dalam hal ini Bina Marga 1997 dan AASHTO 2001.
1.8 Metodologi Pembahasan Metode pembahasan yang dilakukan pada penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan
identifikasi
terhadap
hal-hal
yang
diperlukan
untuk
memperoleh data alinemen horizontal jalan. 2.
Menganalisa tingkat kecelakaan yang terjadi pada daerah kasus sehingga dapat dijadikan acuan masalah.
3.
Menganalisa data geometrik yang telah didapat dari survey di lapangan dalam bentuk koordinat sehingga dapat diubah kedalam bentuk gambar.
4.
Membandiangkan data alinemen horizontal jalan tersebut dengan syarat alinemen horizontal yang baik dalam hal ini pada peraturan Bina Marga 1997 dan AASHTO 2001.
5.
Menarik suatu kesimpulan dari data yang telah diubah kedalam bentuk gambar, apakah sesuai dengan perhitungan yang telah didapat.
1.9 Sumber Data dan Standar Perencanaan Pada tugas akhir ini data yang diperlukan antara lain : • Data Primer, yaitu data survey geometrik dan lalu lintas dari daerah kasus. • Data Sekunder, yaitu data kecelakaan yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun pada daerah kasus. Standar perencanaan antara lain meliputi kecepatan rencana, lebar jalur, dan alinemen horizontal yang ada dilapangan.
MULAI
TINJAUAN PUSTAKA Pengumpulan bahan refrensi & studi literatur
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
Data Alinemen Horizontal di L
Data Korban Kecelakaan
PERHITUNGAN DAN PENGOLAHAN DATA Menggunakan Microsoft Excel dan Perhitungan t ti d i d t di l h
ANALISA DAN DISKUSI Membahas hasil yang diperoleh oleh penulis dari pengolahan data dan menganalisa apakah hasil di lapangan
PERENCANAAN ALINEMEN
HORIZONTAL YANG BARU
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
Gambar 1.1 Bagan Penelitian