BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, sampai saat ini sudah banyak badan usaha menggunakan bahasa asing dalam penamaannya. Seperti yang dijelaskan oleh Wijana (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Bahasa, Kekuasaan, dan Resistensinya: Studi tentang Nama-nama Badan Usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat beberapa badan usaha yang sudah terdominasi oleh bahasa asing, antara lain: Olive Chicken, Giant, Metro Barber, dan Hyperbox Family Karaoke & Cafe Resto. Dari beberapa nama badan usaha yang telah disebutkan, semuanya telah menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing secara keseluruhan. Hal ini membuktikan adanya dominasi bahasa asing terhadap bahasa Indonesia. Bukan hanya Bahasa Indonesia saja, ternyata Bahasa Jepang pun sudah mulai terdominasi oleh bahasa asing. Ketika mendengar nama-nama badan usaha seperti Ajinomoto, Toyota, Bandai dan Honda tentu langsung mengetahui nama-nama tersebut merupakan badan usaha Jepang. Dari pelafalannya tentu dengan mudah ditebak bahwa badan usaha tersebut berasal dari Jepang. Selain itu, produk-produk dari badan usaha tersebut telah akrab bagi orang Indonesia. Akan tetapi, ketika mendengar nama badan usaha seperti Bridgestone dan Paramount Bed, tidak akan menyangka bahwa dua perusahaan tersebut ternyata milik Jepang. Walaupun kedua perusahaan tersebut ada di Indonesia, untuk orang awam pasti tidak akan mudah percaya bahwa perusahaan tersebut berasal dari Jepang, dikarenakan kedua 1
2
perusahaan tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai nama resminya. Penggunaan bahasa Inggris sebagai nama perusahaan membuat orang awam di luar Jepang tidak mengetahui bahwa perusahaan tersebut ialah perusahaan milik Jepang. Ketika mencari informasi mengenai dua perusahaan tersebut di dunia maya, Bridgestone serta Paramount Bed, tentu akan dengan cepat diketahui bahwa perusahaan
tersebut
ialah
perusahaan
asli
Jepang,
dikarenakan
dalam
penulisannya masih menggunakan huruf katakana, yaitu 株 式 会 社 ブ リ ヂ ス ト ン (Kabushikigaisha Burijisuton) untuk badan usaha Bridgestone, dan パラマウントベ ット株式会社
(Paramauntobetto Kabushikigaisha) untuk Paramount Bed. Kata
kabushikigaisha ( 株 式 会 社 ) pada tiap nama badan usaha selalu ditulis menggunakan huruf kanji dan memiliki arti ‘perusahaan’ atau ‘persero’. Selain badan usaha yang menggunakan bahasa Inggris dalam namanya yang ditulis dengan huruf katakana, di Tokyo, Jepang terdapat beberapa perusahaan yang menggunakan huruf Latin dalam penulisan nama badan usahanya, seperti USEN dan SFCG. Kedua badan usaha tersebut merupakan badan usaha Jepang yang ditulis menggunakan huruf Latin. Adapun kepanjangan dari dua perusahaan tersebut
menggunakan
bahasa
asing
Inggris,
yaitu
United
Sensational
Entertainment Network (USEN) dan Sustainable Future Compound Growth (SFCG). Jika hanya mendengar dan membaca kepanjangan dari kedua nama badan usaha tersebut, tentu akan sulit diketahui bahwa kedua badan usaha tersebut
3
berasal dari Jepang, dikarenakan dari bahasa dan cara penulisannya tidak seperti perusahaan Jepang pada umumnya. Berdasarkan beberapa fenomena yang telah disebutkan, dapat diketahui bahwa penamaan badan usaha Jepang kini juga telah menggunakan bahasa asing, mulai dari asal usul kata pembentuk nama dan cara penulisannya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti mengenai bahasa asing yang digunakan pada penamaan badan usaha Jepang. Perusahaan yang terdapat di Jepang tentu jumlahnya sangat banyak, oleh sebab itu penulis akan membatasi penelitian ini sebatas perusahaan Jepang yang berada di Tokyo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimanakah bentuk dominasi bahasa asing yang terdapat dalam penamaan badan usaha di Tokyo? 2. Berdasarkan penelitian ini, bahasa asing manakah yang mendominasi penamaan badan usaha di Tokyo? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan mengenai bentuk dominasi bahasa asing yang terdapat dalam penamaan badan usaha di Tokyo. 2. Mengetahui bahasa asing mana yang mendominasi penamaan badan usaha di Tokyo.
4
1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai dominasi bahasa asing terhadap penamaan badan usaha sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian yang berjudul Bahasa, Kekuasaan, dan Resistensinya: Studi tentang Nama-nama Badan Usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta oleh I Dewa Putu Wijana. Dalam penelitian tersebut, Wijana meneliti mengenai dominasi serta resistansi bahasa asing terhadap bahasa Indonesia dalam penamaan badan-badan usaha di Yogyakarta. Disebutkan bahwa pemakaian bahasa, yang salah satu wujudnya adalah penamaan badan-badan usaha dalam berbagai manifestasinya merupakan cermin dari terjadinya hagemoni dan resistensi sebuah kebudayaan terhadap kebudayaan lainnya. Penelitian ini merupakan sebuah kerja sama dengan dosen sastra Jepang UGM yaitu Mulyadi dengan judul Dominasi dan Resistensi pada Bahasa Jepang; kasus penamaan badan usaha di Tokyo. Dalam penelitian ini, akan diteliti mengenai penamaan badan usaha seperti yang telah dilakukan oleh Wijana, akan tetapi yang diteliti bukanlah badan usaha yang terdapat di Yogyakarta, melainkan badan usaha yang terdapat di Jepang, khususnya di kota Tokyo. Selain itu, penelitian yang dilakukan penulis hanya sebatas mengenai dominasi bahasa asing yang terjadi pada penamaan badan usaha di Jepang. Resistensi bahasa Jepang tidak akan dibahas dalam penelitian ini. 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap; yaitu metode pencarian data, analisis data dan metode pemaparan data. Penyediaan data
5
dilakukan dengan mencari nama-nama badan usaha Jepang di Tokyo yang memenuhi syarat sebagai objek penelitian. Nama-nama badan usaha Jepang di Tokyo ini dikumpulkan dari sebuah situs yang membahas tentang asal mula penamaan badan usaha di Jepang, yaitu www.yurai.jp. Dalam situs tersebut, terdapat sejumlah 1204 nama badan usaha yang berada di kota Tokyo. Dari data tersebut ditemukan bahwa tidak semuanya merupakan perusahaan asli Jepang, sehingga harus dipisah antara perusahaan asli Jepang dan yang bukan. Setelah ditemukan data mengenai nama badan usaha yang asli Jepang, ternyata tidak seluruhnya telah menggunakan bahasa asing dalam penamaannya, sehingga penulis kembali memilah data yang telah terdominasi oleh bahasa asing. Pemilahan data dilakukan dengan cara membuka situs badan usaha terkait dan membaca mengenai asal perusahaan tersebut. Ketika data nama badan usaha yang terdominasi oleh bahasa asing terkumpul, yaitu sebanyak 365 data, penulis kemudian melakukan analisis dengan metode distribusi yakni membedah dan mengolah data. Pengolahan data ini dimaksudkan penulis untuk membagi data nama badan usaha yang telah terkumpul menjadi beberapa kategori data berdasarkan asal bahasa dan bentuk penulisannya. Hasil analisis kemudian akan dipaparkan dengan metode deskriptif analisis. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil nama badan usaha Jepang sebagai objek penelitian. Nama badan usaha yang digunakan, diambil dari sebuah situs yang berisi nama-nama perusahaan di Jepang. Dalam situs tersebut terdapat
6
banyak sekali nama badan usaha, sehingga penelitian ini hanya dibatasi nama badan usaha yang terdapat di kota Tokyo saja. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian Dominasi Bahasa Asing terhadap Bahasa Jepang dalam Penamaan Badan Usaha di Tokyo adalah sebagai berikut : Bab I merupakan pendahuluan yang berisi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II berisi mengenai Landasan Teori
yang digunakan dalam
penelitian. Dalam Bab ini pula akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian serta contoh-contoh dominasi bahasa. Pada Bab III akan berisi mengenai analisis dari data-data yang telah terkumpul, kemudian akan diklasifikasikan dan dipaparkan menurut kategori-kategori yang telah ditemukan penulis. Pada Bab IV akan berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini.