BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ICT (Information Communication Technology), teknologi internet mentransformasi kebiasaan masyarakat. Hasil riset dari MarkPlus Insight terhadap 2161 pengguna Internet di Indonesia memberikan gambaran jelas mengenai tren penggunaan Internet di Indonesia. Jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2011 ini sudah mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di angka 42 juta. Gambar 1.1 Populasi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber:http://tekno.kompas.com/read/2011/10/28/16534635/Naik.13.Juta
1
Riset terhadap urban netizen di Indonesia ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2011 di 11 kota besar antara lain Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, dan Banjarmasin.
Penelitian ini pula merupakan kelanjutan dari studi sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2010 ketika MarkPlus Insight melakukan pendalaman mengenai hasrat dan kegelisahan pengguna Internet (termasuk Mobile Internet) di Indonesia. Responeden adalah pengguna Internet, usia 15-64 dari SES ABC dan menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari. Satu yang diangkat menjadi payung utama dalam riset tahun ini adalah mengenai nilai-nilai, perilaku dan gaya hidup para pengguna Internet di Indonesia.
Melihat hasil riset dan perkembangan internet yang berpotensi besar di masa mendatang, tentu seluruh aktifitas internet menjadi daya tarik bagi penggunanya yang kian meningkat. Salah satu aktifitas yang kerap ikut berkembang adalah pasar online. Potensi pasar online di Indonesia diperkirakan mengalami kenaikan mencapai 17 triliun rupiah pada 2015 mendatang. Hal ini didorong faktor rendahnya penetrasi broadband (sekitar 2-3%) dan terus menurunnya harga gadget pendukung akses internet tersebut sehingga memungkinkan potensi perkembangan yang cukup besar di kalangan ini. Dari segi makro, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tumbuh 6,4% pada tahun ini dan akan terus meningkat. Selain itu, saat ini internet menyumbang 1,6% Produk Domestik Bruto (PDB) di
2
Indonesia dan seiring berkembangnya internet Deloitte Access Economic (DAE) memprediksikan internet akan menyumbang PDB sebesar 2,5% dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Potensi pasar online yang begitu besar menghadirkan beberapa metode pembelian online yang cukup unik, salah satu yang menjadi daya tarik terbesar dan sedang berkembang pesat saat ini adalah pembelian secara grup atau biasa dikenal dengan group buying. Group buying ini sendiri adalah prinsip pembelian kolektif dengan melakukan negosiasi mengenai diskon yang unik dengan pelaku bisnis ternama dan menyebarluaskan program diskon ini kepada pelanggan melalui email harian serta website.
Dari segi konsumen, mereka dapat melihat metode group buying sebagai sarana berbelanja yang murah, baik itu pembelian produk maupun jasa yang ditawarkan oleh penyedia group buying ini. Dari segi pelaku bisnis, mereka dapat melihat ini sebagai sarana baru advertising secara online yang tidak menelan biaya sebesar advertising secara komersial namun lebih efektif dibandingkan dengan advertising secara online yang seringkali diabaikan, karena dengan metode seperti ini dinilai konsumen dan pelaku bisnis sama-sama mengalami keuntungan dalam hal mendapatkan barang dan jasa yang murah bagi konsumen, sekaligus memasarkan unit bisnis bagi si pelaku bisnis tersebut tanpa biaya yang terlalu mahal.
3
Jason Lamuda, salah satu CEO group buying yang ada di Indonesia yaitu Disdus.com juga mengungkapkan bahwa group buying adalah salah satu tools yang dapat dipergunakan oleh para pelaku bisnis sebagai alternatif marketing communication yang baru melalui media online.
Group Buying telah merevolusikan cara berbelanja di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya jumlah website group buying mencapai 25 sampai 30 website di Indonesia. Setiap hari, kita dapat menemukan penawaran dengan diskon mencapai 90%, yang mana penawaran tersebut hanya berlaku dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini didukung pula oleh masuknya investor group buying raksasa dari luar negeri seperti Groupon yang mengakuisisi Disdus dan LivingSocial yang mengakuisisi DealKeren. Dengan adanya hal seperti ini, tentu saja potensi group buying di Indonesia sangat besar.
Peneliti memilih sebuah perusahaan yang dirasa sangat baik dan memiliki potensi untuk berkembang di dunia ekonomi dikarenakan fenomena bisnis group buying yang sedang berkembang di dunia internet. Perusahaan tersebut adalah Groupon, sebuah situs group buying terbesar di dunia asal Chicago yang telah secara resmi mengakuisisi “Disdus.com”, situs group buying tanah air dan membentuk situs “Groupon Disdus Indonesia”.
4
Groupon-lah yang telah menciptakan sebuah sarana pemasaran baru yang sangat efektif bagi gerai lokal di ribuan kota di seluruh dunia. Pendekatan inovatif menggunakan e-commerce ini telah berhasil mendatangkan jutaan dollar pendapatan tambahan bagi para pebisnis lokal serta menghasilkan penghematan hampir US$2 miliar bagi konsumen di seluruh dunia. Perkembangan yang pesat ini menjadikan Groupon sebagai perusahaan group buying nomor satu yang ada di dunia.
Peluncuran Groupon Disdus Indonesia menandai kelanjutan pertumbuhan Groupon secara global dan perluasan jangkauannya di seluruh Asia Tenggara. Disdus yang diakuisisi Groupon saat ini melayani wilayah Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya, dan Bali dan terus berencana untuk memperluas jangkauannya ke kota-kota besar di Indonesia.
Selama ini Disdus dikenal sebagai situs group buying dan pembelian kolektif terkemuka di Indonesia. Penawaran yang diberikan Disdus saat ini misalnya dengan Sushi Tei, Blitz Megaplex, Amazing Water World, dan masih banyak lagi. Dengan adanya akuisisi tersebut, Groupon Disdus Indonesia akan memanfaatkan kekuatan jaringan Groupon untuk mempertajam cara pemasaran para pebisnis lokal kepada pelanggan di seluruh Indonesia. Groupon Disdus Indonesia bergabung dalam jaringan Groupon global, yang menawarkan transaksi yang paling menguntungkan bagi jutaan pelanggan di 46 negara. Groupon mempunyai lebih dari 7.000 karyawan di seluruh dunia.
5
1.2 Rumusan Masalah Groupon merupakan perusahaan yang telah menciptakan sebuah sarana pemasaran baru yang sangat efektif bagi gerai lokal di ribuan kota di seluruh dunia yang kita kenal dengan group buying. Pendekatan inovatif menggunakan ecommerce ini telah berhasil mendatangkan jutaan dollar pendapatan tambahan bagi para pebisnis lokal serta menghasilkan penghematan hampir US$2 miliar bagi konsumen di seluruh dunia. Perkembangan yang pesat ini menjadikan Groupon sebagai perusahaan group buying nomor satu yang ada di dunia. Sebagai brand yang bergerak di bidang group buying nomor satu di dunia, langkah selanjutnya yang dilakukan Groupon adalah dengan mengekspansi unit bisnisnya ke luar negeri salah satunya Indonesia. Dengan mengakuisisi penyedia situs group buying tanah air Disdus.com, Groupon membentuk Groupon Disdus Indonesia. Familiarity dan trust konsumen terhadap situs group buying nomor satu dunia tersebut sudah tidak diragukan lagi, dibuktikan dari beberapa penghargaan yang telah dimenangkan oleh Groupon di berbagai ajang penghargaan bisnis e-commerce. Namun jika dilihat dari proses akuisisi tersebut, banyak ditemukannya kekecewaan dan keluhan dalam masa operasional Groupon Disdus Indonesia baik dalam social media maupun beberapa blog dan artikel surat pembaca baik media wacana maupun online. Salah satu taget utama dalam membangun brand trust adalah untuk memperoleh competitive advantage secara berkelanjutan yang dapat meningkatkan performa bisnis itu sendiri. Di samping itu terkait dengan kemajuan dan kemampuan orang
6
yang semakin banyak mengerti akan dunia online dan internet yang berkembang tersebut, para peneliti juga mulai mengkaji adanya hubungan dan faktor yang juga dapat mempengaruhi trust konsumen yang berada di lingkup online store ataupun brand secara online. Banyak peneliti yang menemukan hubungan brand trust melalui kombinasi dari familiarity, security, privacy, word of mouth, advertising, dan brand image. Faktor yang dapat mempengaruhi trust ini sebelumnya diteliti oleh Chow dan Holden (1997), Delgodo-Ballester dan Munuera-Aleman (2001), Garbarino dan Johnson (1999), serta Wernerfelt (1991). Akan tetapi, para peneliti ini belum mengeksplorasi trust yang ada di dalam sebuah website. Menurut Hong Youl - Ha (2004) tidak seperti pasar tradisional brick and mortar, pasar online memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi trust konsumennya. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana sebuah brand trust dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelian online seperti security, privacy, brand name, word of mouth, experience, dan quality of information. Penelitian Ha (2004) , Hoffman et al (1998), Tractinsky et al (1999) mulai merelasikan hubungan trust tersebut di dalam website online. Para peneliti ini berargumen bahwa tidak semua faktor brand trust menjamin kesuksesan dalam membangun sebuah trust terhadap sebuah brand khususnya di dalam website. Dengan merujuk pada penelitian mengenai brand trust secara online serta permasalahan akuisisi yang dilakukan Groupon, peneliti berniat untuk meneliti
7
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Brand Trust dan Brand
Commitment : Telaah pada Groupon Disdus Indonesia” yang mengacu pada jurnal “Factors influencing consumer perceptions of brand trust online” yang diteliti oleh Hong Youl-Ha (2004).
1.3 Pertanyaan Penelitian Pokok pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah variabel security mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 2. Apakah variabel privacy mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 3. Apakah variabel brand name mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 4. Apakah variabel word of mouth mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 5. Apakah variabel experience mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 6. Apakah variabel information mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust? 7. Apakah variabel brand trust mempunyai pengaruh signifikan dengan brand commitment?
8
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui apakah variabel security mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust. 2. Mengetahui apakah variabel privacy mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust. 3. Mengetahui apakah variabel brand name mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust. 4. Mengetahui apakah variabel word of mouth mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust. 5. Mengetahui apakah variabel
experience mempunyai pengaruh
signifikan dengan brand trust. 6. Mengetahui apakah variabel information mempunyai pengaruh signifikan dengan brand trust. 7. Mengetahui apakah variabel brand trust mempunyai pengaruh signifikan dengan brand commitment.
9
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Akademik Untuk dapat memberikan kontribusi potensial informasi dan referensi kepada pembaca mengenai ilmu pemasaran, khususnya dalam hal kepercayaan pelanggan terhadap brand online. Penelitian ini juga dapat menjadi penguat bukti dari temuan yang sebelumnya dilakukan “Hong - Youl Ha” dalam hal kepercayaan brand online. Selain itu juga dapat menjadi acuan data dan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti di bidang tersebut. 2. Manfaat Praktis Dapat memberikan gambaran, informasi, pandangan, dan saran yang berguna bagi para pelaku bisnis sehingga pentingnya perhatian terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap brand online dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh pelaku bisnis. 3. Manfaat Bagi Peneliti Dapat memberikan gambaran, informasi, pandangan, dan masukan yang berguna bagi peneliti sehingga dapat diadaptasikan dan diimplementasikan kepada perkembangan usaha ke bidang online nyata yang akan dijalankan oleh peneliti ke depannya.
10
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab, di mana antara bab satu dengan bab yang lainnya terdapat ikatan yang sangat erat. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bagian ini berisi latar belakang yang memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, rumusan masalah yang dijadikan dasar dalam melakukan penelitian ini, tujuan dari dibuatnya skripsi ini yang akan dicapai, dan manfaat uang diharapkan serta terdapat sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan Teori Dalam BAB II ini berisi tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan permasalahannya yang dirumuskan, yaitu tentang brand trust dan brand commitment. Uraian tentang konsep-konsep di atas diperoleh melalui studi kepustakaan dari literatur yang berkaitan, buku, dan jurnal. BAB III : Metode Penelitian Pada bagian ini, penelitian akan menguraikan tentang gambaran umum dari objek penelitian yang akan diteliti, metode yang akan digunakan, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur pengambilan data, serta teknik analisis yang akan digunakan untuk menjawab semua rumusan masalah.
11
BAB IV : Hasil dan Pembahasan Bagian ini berisi gambaran secara umum mengenai objek dan setting dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kemudian paparan mengenai hasil kuesioner brand trust tersebut. Hasil dari kuesioner tersebut akan dihubungkan dengan teori dan proporsi yang terkait dalam BAB II BAB V : Kesimpulan dan Saran Bagian
ini
membuat
kesimpulan
peneliti
yang
dikemukakan
berdasarkan hasil penelitian yang menjawab proporsi penelitian serta membuat saran-saran terkait dengan objek penelitian.
12