TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015
Esensi Information And Communication Technology (ICT) Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Alfian Erwinsyah IAIN Sultan Amai Gorontalo ABSTRAK Information And Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan komunikasi adalah alat / sarana teknis yang digunakan untuk meningkatkan / melaksanakan tugas secara efisien dibidang informasi dan komunikasi untuk membuat kehidupan lebih baik. ICT mempunyai manfaat penting dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah meningkatkan mutu pendidikan. Transformasi pendidikan dengan alat bantu manual konvensional menjadi alat teknologi canggih diyakini mampu membuat pembelajaran khususnya di kelas akan menjadi baik dan menarik. Penerapan ICT di bidang pendidikan seperti penggunaan computer, internet atau e-learning dalam membelajarkan siswa. Esensi ICT ini sebenarnya bermula di pembelajaran kelas oleh guru dan siswa. Kata Kunci: ICT, Pendidikan Menurut Ahmad Y. Al-Hasan dan Donald R. Hill teknologi adalah ilmu tentang cara A. Pengertian Teknologi Informasi Istilah teknologi berasal dari bahasa menerapkan sains untuk memanfaatkan alam Yunani “teknologis”, “technic” berarti seni, bagi kesejahteraan dan kenyamanan umat keahlian akan sains dan “logos” berarti ilmu.1 manusia.4 Menurut Everent Rogers teknologi adalah suatu Sedangkan informasi adalah pesan atau rancangan langkah instrumental untuk keterangan berupa suara, isyarat atau cahaya memperkecil langkah mengenai hubungan sebab yang dengan cara tertentu dapat diterima 2 akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan. oleh sasaran, yakni pihak penerima yang dapat Teknologi pada umumnya mempunyai dua berupa mahluk hidup atau mesin.5 Informasi komponen, yaitu perangkat keras yang berupa hanya salah satu tahapan dalam pengertian peralatan elektronik dan perangkat lunak. komunikasi. Komunikasi merupakan proses Selain telah dijelaskan di atas tampaknya melingkar dari penyampai atau sumber, terdapat banyak sekali definisi teknologi, melalui media menyampaikan pesan atau diantaranya adalah menurut J.K Galbraith informasi kepada penerima, dan kemudian sebagaimana dikutip oleh Ziauddin Sardar, dia berbalik menjadi dua arah, sehingga penerima mendefinisikan teknologi sebagai penerapan menjadi penyampai. Dalam pengertian sistematis pengetahuan ilmiah atau pengetahuan terorganisasi lainnya pada masalahAlternative Technology and The Politics of Technical Change, (London: Fontana, 1974), masalah praktis.3 juga terdapat dalam bukunya Ziauddin Sardar, Sains, Teknologi dan Pembangunan di Dunia Islam, (Bandung: Pustaka, 1989), hlm. 161. 4 Ahmad Y. Al-Hasan dan Donald R. Hill, Teknologi dalam Sejarah Islam, terj. Yuliani Liputo, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 17. 5 Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 7, (Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 1997), cet.3, hlm. 152.
1
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 3 2 Everent Rogers dalam Fatah Syukur, Ibid, hlm.14 3 J.K. Galbraith, The New Industrial State, (Penguin, 1970), dikutip oleh D. Dickson,
145
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam informasi proses tersebut hanya berlangsung satu tahap, yaitu dari sumber ke penerima. Informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah terolah. Informasi ini dapat berupa berita, publikasi hasil penelitian dan pengembangan baik program pendidikan atau latihan. Informasi tersebut dapat disimpan dalam bentuk tulisan, suara, gambar mati ataupun gambar hidup. Sehingga informasi akhirnya dapat berupa ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Informasi dapat dipandang sebagai entitas yang dapat dicari, dibangkitkan, diolah, disimpan, disebarluaskan dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah dimanfaatkannya teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Dalam konteks ini, teknologi informasi didefinisikan sebagai himpunan perangkat bantu untuk bekerja dengan informasi dan memanfaatkannya secara cepat, akurat, efisien dan berkelanjutan.6 Sedangkan komunikasi berasal dari bahasa latin “communicate” yang berati memberitahukan, berpartisipasi atau menjadi milik bersama. Sehingga "komunikasi" bisa diartikan proses menyebarkan informasi, berita pesan, pengetahuan atau nilai-nilai dengan maksud menggunakan partisipasi agar hal yang disampaikan itu menjadi milik bersama antara orang yang memberi pesan (komunikator) dan orang yang menerima pesan (komunikan).7 Melihat uraian panjang di atas secara sederhana teknologi informasi dapat diartikan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dan dimanfaatkan dengan mudah dan akurat. Isi dari ilmu tersebut dapat berupa teknik-teknik dan prosedur untuk menyimpan informasi secara efisien dan efektif. Jadi ICT atau TIK adalah alat / sarana teknis yang digunakan untuk meningkatkan / melaksanakan tugas secara efisien dibidang
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 informasi dan komunikasi untuk membuat kehidupan lebih baik. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Wigrantoro Roes Setiyadi tentang teknologi informasi yaitu teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan informasi. Memang ada yang membedakan antara teknologi komunikasi dengan teknologi informasi. Teknologi komunikasi mencakup pengertian lebih luas termasuk sistem saluran perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern, dimana teknologi informasi merupakan bagian daripada teknologi komunikasi. Sedangkan ilmuwan lainnya membedakan teknologi informasi sebagai perangkat komputer berikut segala kelengkapannya "tok". Namun bila diamati dengan lebih mendalam bahwa diantara kedua bidang saling berkaitan satu sama lain, bahkan seringkali digunakan untuk menyebut hal yang sama secara bergantian. Teknologi informasi dan komunikasi pendidikan menurut Yusuf Hadi Miarso dapat diartikan ke dalam empat pengertian, yaitu: 1. Penerapan praktis merupakan suatu yang sudah diolah dan siap dipakai oleh para pelaksana dan penerima pendidikan, tentu saja pada tingkatan dan tanggungjawab yang berbeda, misalnya menerapkan produk elektronika seperti, komputer, radio dan lain-lain dalam belajar mengajar. 2. Prinsip dan penemuan ilmu komunikasi baik pada diri manusia maupun pada diri mesin (peralatan) tetap dalam pengertian “man machine system”. 3. Efisien dan efektif dalam aplikasi prinsip dan penemuan itu tidak semata- mata merupakan komponen tambahan, melainkan yang mempunyai peranan khusus dan menentukan adanya perubahan peranan pada komponen yang lain. Misalnya tidak sekedar membantu guru (sebagai alat bantu guru mengajar yang seringkali hanya dipajang di depan kelas), melainkan sebagai penunjang
6
APJII, Kompetensi dalam Teknologi Informasi,http://psi.ut.ac.id/Jurnal/71hardono.htm, 7 Fatah Syukur, Op cit, hlm. 4-5
146
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam dengan pedoman dan syarat penggunaan tertentu. 4. Proses pendidikan bukan hanya yang berlangsung di dalam kelas atau di dalam sekolah saja, melainkan yang berlangsung pada semua tingkatan (level), yaitu mulai dari proses kurikulum perencanaan pengajaran sampai pelaksanaan interaksi dalam belajar.8
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan sosial. Keadaan seperti inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat bawah, yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Diantara bermacam pergulatan antara kemajuan dibidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh diantara keduanya, teknologi menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas ke seluruh penjuru dunia karena fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Apa saja yang terjadi di berbagai bagian planet bumi ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan TIK. Semua ini menjadikan TIK sebagai agen perubahan tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia. Teknologi penyimpanan dan penyajian informasi telah berkembang luar biasa, yang memungkinkan orang untuk mengakses informasi secara instant dalam berbagai bentuk. Kemampuan tersebut merevolusi bisnis, pendidikan, kehidupan rumah tangga, pekerjaan, manajemen dan hampir segala sesuatu yang kita ketahui. Rumah akan menjadi tempat vital dalam belajar, bekerja dan menikmati hiburan. Hal ini akan mengubah sekolah, bisnis, pusat perbelanjaan, perkantoran, perkotaan —ringkasnya, mengubah hampir seluruh konsep kita tentang kehidupan. Dunia telah menjadi ajang pertukaran informasi yang maha besar. Pada 1988, sebuah "kabel" serat optik tunggal dapat membawa 3.000 pesan elektronik, pada tahun 1996 1,5 juta, pada tahun 2000 satu serat optik dapat membawa pesan elektronik sebanyak 10 juta pesan. Kemampuan berkomunikasi adalah salah satu sifat utama manusia. Banyak ilmuwan mengatakan bahwa alam semesta telah ada selama 4,5 milyar tahun, bahwa spesies manusia yang bentuknya mendekati bentuk sekarang ini telah menghuni bumi selam 2
B. Memahami Era Teknologi Informasi Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para ‘genius’ yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Terdapat urutan yang sistematis dalam perkembangan teknologi, diawali dengan persoalan yang diciptakan atau yang dihadapi dalam keseharian. Kemudian manusia berusaha menemukan alat yang dapat mempermudah suatu proses dengan cara berfikir dan melakukan eksperimen sehingga ditemukanlah apa yang dinamakan teknologi, yaitu suatu rancangan langkah instrumental untuk memperkecil proses dalam mencapai hasil yang diharapkan. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficieris) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi. Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya yang ada. Sementara yang tidak memiliki teknologi harus 8
Yusuf Hadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta, Rajawali Press, 1986), hlm. 168
147
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam juta tahun dan keberadaan “manusia modern” telah berlangsung selama 35.000-50.000 tahun. Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak ‘gagap teknologi’ (gaptek). Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-kesempatan untuk maju. Informasi sudah merupakan ‘komoditi’ sebagai layaknya barang ekonomi yang lain. Peran informasi menjadi kian besar dan nyata dalam dunia modern seperti sekarang ini. Hal ini bisa dimengerti karena masyarakat sekarang menuju pada era masyarakat informasi atau masyarakat ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau ada perguruan tinggi yang menawarkan jurusan informasi atau teknologi informasi, maka perguruan tinggi tersebut berkembang menjadi pesat. Contoh klasik yang bisa dipakai sebagai ilustrasi di sini adalah pengalaman Bill Gates yang kita kenal sebagai sosok orang mempunyai perusahaan Microsoft Computer. William Henry Gates III atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bill Gates tersebut, sebenarnya kuliah di bidang ilmu hukum di Harvard University. Ia ingin menjadi pengacara, karena dengan keahlian sebagai pengacara tersebut, maka ia bisa mempunyai ‘power’ untuk membantu masyarakat yang memerlukan jasa hukum untuk memperoleh kebenaran. Belajar Ilmu Hukum, menurut dia, ternyata memerlukan waktu yang banyak untuk membaca di berbagai tempat seperti perpustakaan, toko buku atau sumber informasi yang lain. Ia merasa waktunya habis untuk membaca saja. Disitulah ia lalu menemukan idenya mengapa informasi yang tersebar di mana-mana itu tidak dikemas saja dalam satu ‘wadah’ —baca computer— agar yang memerlukannya tidak harus ke sana- ke
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 mari. Di benak Bill Gates saat itu ia memimpikan ‘how to create a tool for the information era that could magnify the brainpower instead of just muscle power’. Sejak itulah maka The Saga of Microsoft mulai digarap. Bill Gates akhirnya menjadi orang yang sangat produktif dan ‘output oriented’. Menurut Robert Heller yang menulis buku tentang Bill Gates menyatakan bahwa Bill Gates selalu bilang ‘Turn your vision into reality’. Itulah sebabnya program-program yang ada di Microsoft selalu dibuat user friendly. Berkat jasa Bill Gates inilah maka teknologi informasi berkembang seperti 9 sekarang ini. C. Teknologi Informasi dalam Pendidikan Penelitian tentang pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan semakin mengemuka dalam dua dasawarsa terakhir ini. Perkembangan tersebut semakin dipacu, terutama oleh semakin membaiknya infrastruktur teknologi telekomunikasi dan informasi. Sehingga bisa dikatakan bahwa yang dimaksud teknologi dalam istilah teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran adalah lebih merujuk kepada teknologi informasi dan telekomunikasi atau pun kombinasi keduanya. Dalam banyak literatur dan dokumen kebijakan saat ini, integrasi kedua teknologi tersebut lebih kerap diistilahkan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai terjemahan dari Information and Communication Technology (ICT). 1. Sejarah Internet Sebagai Media Pendidikan Internet lahir pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer. Pada tahun ini ARPA (Advanced Research Project Agency) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat membangun sistem jaringan komputer yang disebut ‘Arpanet’. Jaringan ini menghubungkan antar komputer 9
Soekartawi, Prinsip Dasar E-learning: Teori dan Aplikasinya di Indonesia, http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t12/isi.htm#1, hlm. 5
148
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam di daerah-daerah vital dalam rangka mengatasi masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non militer terutama perguruan tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama, Darpa Internet,, yang kemudian disederhanakan menjadi ‘internet’ (International Networking). Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah. Internet sering disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua jaringan komputer termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya terbatas disebut sebagai jaringan lokal (Local Area Network) atau disebut juga dengan ‘intranet’. Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubung kan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia.20 Jaringan ini
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 pendidikan tinggi yang menawarkan programnya melalui internet. Visi dari sekolah (Universitas) ini adalah untuk mencapai dan memberikan layanan pada pasar tanpa dibatasi atau perlu memperluas fasilitas fisiknya.10 Teknologi internet pada hakekatnya merupakan perkembangan dari teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio, televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif, bisa sebagai media massa dan interpersonal, dan ‘gudangnya’ sumber informasi dari berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu Khoe Yao Tung mengatakan bahwa, setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia.11 Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo paling tidak ada tiga hal positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu: a. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara. b. Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya. c. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir perpustakaan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.
bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya bebas, karena itu tidak ada pihak yang mengatur dan memilikinya. Pemanfaatan teknologi internet untuk pendidikan dipelopori oleh sekolah militer di Amerika Serikat (1983). Sejak itu tren teknologi internet untuk pendidikan berkembang pesat dan lebih dari 100 perguruan tinggi di Amerika Serikat telah memanfaatkannya. Begitu pula teknologi ini berkembang pesat di negara-negara lain. Hasil survei yang dilakukan James W. Michaels dan Dirk Smilie, saat ini ‘provider’ di dunia ada sekitar 25%
Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo. Menurutnya, manfaat internet 10
Ardito M. Kodijat, On-line Services pada Industri Pendidikan. http://www.ristek.go.id/berita/ardito.htm, 2 11 Khoe Yao Tung, Pendidikan dan Riset di Internet. (Jakarta: Dinastindo, 2000), hlm 15
149
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses kepada narasumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada narasumber bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama.12 Pemanfaatan internet untuk pendidikan ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional. Oleh karena itu sangat perlu terus dilakukan kajian, penelitian, dan pengembangan internet sebagai media dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini yang perlu mendapat perhatian adalah kesiapan anggota masyarakat untuk memakai komputer dan internet untuk mendapatkan materi ajar, memanfaatkan materi ajar dan ketrampilan untuk berkomunikasi mengenai isi materi ajar. Mengharapkan seluruh anggota masyarakat agar siap menggunakan komputer dan internet adalah tidak realistis. Lebih tidak realistis lagi bila tidak berbuat sesuatu tetapi berharap agar seluruh anggota masyarakat suatu saat siap untuk memanfaatkan teknologi internet dalam proses pengajaran. Oleh karena itu harus ada aksi untuk menyiapkan anggota masyarakat agar mereka mampu memanfaatkan komputer dan internet untuk pendidikan dan pelatihan. Salah satu aksi yang dapat ditempuh adalah dengan melibatkan para penyuluh lapangan dari departemen yang terkait, misalnya penyuluh pertanian, penyuluh
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 industri, aparat pemerintahan desa/kecamatan dan lain- lain. Mereka perlu disiapkan untuk mengetahui materi-ajar yang tersedia dan cara mendapatkannya. Mereka ini yang akan bertanggung jawab membantu kelompok mereka masing-masing untuk mendapatkan materi ajar yang diperlukan atau mengkomunikasikan isi materi ajar yang tidak mereka pahami setelah mempelajarinya dalam waktu tertentu. Kehadiran teknologi informasi, merupakan solusi yang diyakini dapat mengatasi kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Pernyataan tersebut cukup beralasan, karena pertama hampir dapat dipastikan bahwa setiap sekolahan telah memiliki dan menggunakan komputer, yang merupakan teknologi informasi yang paling banyak dimanfaatkan. Demikian juga pada setiap keluarga, terutama diperkotaan komputer sudah menjadi fasilitas biasa dan dapat dioperasikan oleh hampir semua anggota keluarga. Ini berarti bahwa jumlah masyarakat yang mempunyai akses terhadap komputer meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, program pendidikan berbasis komputer dapat dikembangkan untuk kelompok (masyarakat) ini. Kedua, proses penyampaian materi ajar yang akan ditransformasikan kepada peserta belajar dapat lebih efektif dan efisien, karena di Indonesia sudah banyaknya dibuat software pendidikan oleh para pakar komputer, walaupun tergolong pada fase permulaan. Saat ini sudah banyak software pendidikan yang bermutu tinggi, namun biasanya software tersebut adalah buatan luar negeri sehingga muncul kendala baru yaitu masalah bahasa Inggris. Beberapa contoh software pendidikan yang dikenal diantaranya: Computer Assisted Instruction (CAI), yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remedial. Intelligent Computer Assisted Instructional (ICAL), dapat digunakan untuk material tau konsep. Computer Assisted Training (CAT), Computer
12
Budi Rahardjo, Pergolakan Informasi di Indonesia akan Sia-sia. Artikel Majalah Tempo. Jakarta: November 2001, hlm. 12
150
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Assisted Design (CAD), Computer Assisted Media (CAM), dan lain-lain.13 Ada banyak potensi dan keunggulan lain dari teknologi informasi yang sering dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan paradigma baru dunia pendidikan. Diantara potensi tersebut adalah dalam hal-hal berikut: a. Akses yang lebih luas. Teknologi informasi dinilai dapat memberikan akses yang lebih luas bagi sistem penyebaran dan pemerataan pendidikan. Baik dengan menggunakan teknologi telekomunikasi seperti radio, televisi, satelit, ataupun teknologi baru seperti internet, penyebaran materi dan konten pembelajaran terbukti dapat menjangkau pembelajar dalam cakupan area geografis yang lebih luas dengan waktu penyebaran yang lebih cepat. b. Peningkatan kualitas pembelajaran. Teknologi informasi juga dinilai dapat berperan penting dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh karena cukup banyak potensi yang terkandung dalam teknologi tersebut sangat sesuai dengan teori dan temuantemuan baru dalam dunia pedagogik. Dengan teknologi informasi, pembelajaran dapat dilakukan secara lebih menarik (melalui teknologi multimedia), lebih kolaboratif dan interaktif (melalui internet), lebih variatif (synchronous and asynchronous learning), dan lebih fleksibel (di mana dan kapan pun). c. Efektifitas dan efisiensi dalam manajemen pembelajaran. Potensi teknologi informasi juga mencakup persoalan pengelolaan penyelenggaraan proses belajar mengajar secara lebih efektif dan efisien. Hal ini berkaitan dengan persoalan-persoalan seperti manajemen sumber pengetahuan, pemantauan kompetensi pembelajar (mahasiswa), pengelolaan penjadwalan,
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 sistem pelaporan dan penyebaran prestasi akademik mahasiswa, serta pengembangan komunitas pendidikan (komunitas guru/dose, komunitas peneliti, komunitas pengembang teknologi pendidikan, komunitas orang tua, atau komunitas gabungan mahasiswa, dosen dan orang tua). d. Pendidikan sepanjang hayat. Melalui aplikasinya dalam banyak teknologi (TV on Demand, CD-ROM, World Wide Web, dll.), ICT dianggap dapat mendukung paradigma pendidikan sepanjang hayat (Life Long Education), karena batasan ruang lingkup dan waktu belajar akhirnya hanya akan ditentukan oleh pihak pembelajar sendiri sesuai dengan target kompetensi yang diinginkannya. 2. Konsep E-Learning E-learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda mengenai e-learning, namun pada prinsipnya elearning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. Untuk menyederhanakan istilah electronic learning maka disebutlah e yaitu ‘elektronika’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e- learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Menurut Antonius definisi e-learning sendiri sebenarnya sangatlah luas, bahkan sebuah portal yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup ini. Namun istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet. Dengan demikian maka e-learning adalah semua kegiatan pembelajaran yang
13
Asep Saepudin, Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Masyarakat, http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t12/isi.htm#1, hlm.3.
151
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 Adalah fasilitas e-learning yang memungkinkan pembelajar (mahasiswa) dapat berinteraksi secara live dengan dosen dan nara sumber lainnya secara real time dengan memanfaatkan sejumlah fasilitas seperti media-rich (teks, gambar berkualitas tinggi, audio/video, dan animasi), e-mail, chat, maupun virtual class. b. Interactive Learning Adalah fasilitas yang memungkinkan mahasiswa dapat menikmati proses pembelajaran secara aktif dan interaktif melalui fasilitas hans-on labs, real-world simulation, progress report, maupun on-line mentoring. Selain itu, assessment test merupakan salah satu fasilitas yang dapat membantu mahasiswa mengukur kemampuan dan kebutuhan kompetensinya secara mandiri. c. Learning Community Adalah sebuah fasilitas dimana para mahasiswa maupun dosen dapat membangun komunitas pembelajaran dalam rangka memperdalam penguasaan materi yang diinginkan dengan menggunakan fasilitas seperti peer-to-peer chat, threaded discussion, FAQ section, maupun dengan memanfaatkan link dengan sumber- sumber terkait lain. d. Learning Management Adalah fasilitas e-learning dimana Staf Akademik dapat merancang, mendesain, mengelola, dan memonitor proses pembelajaran secara mudah dan efektif. Fasilitas yang tersedia untuk melakukan tugas-tugas tersebut adalah flexible registration and approval process, reporting and portfolio, personalized delivery, performance and competency management, serta skill gap analysis. e. Learning Content Management Adalah fasilitas dimana para dosen dapat dengan mudah dan efektif mendesain dan membuat materi pelajaran, baik dari awal maupun melalui proses reuse terhadap knowledge object yang tersimpan dalam repository. Ada banyak fasilitas e-learning yang akan mendukung proses tersebut diantaranya adalah collaborative workflow,
menggunakan media elektronika atau teknologi informasi. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Uraian di atas menunjukkan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu elearning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Sejalan dengan perkembangan elearning, terutama yang menyangkut dengan istilah “e” atau singkatan dari elektronik. Elearning juga mencakup banyak hal di luar lingkup teknologi internet itu sendiri. Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi internet. Dibalik masih ragamnya pengertian dan definisi tentang terminologi e- learning, aplikasi teknologi ini sesungguhnya memiliki makna-makna kunci yang dapat memberikan pemahaman dasar kepada masyarakat tentang besar dan handalnya potensi e-learning. Aspek kunci yang paling menonjol dalam pengertian ini diantaranya adalah daya interaktifitas yang dimiliki oleh internet, pengayaan media pembelajaran yang dimungkinkan oleh teknologi multimedia, fleksibilitas pembelajaran baik dengan pola synchronous learning ataupun asynchronous learning, kolaborasi, personalisasi, maupun skalabilitas yang diberikan oleh learning management system. Keunggulan-keunggulan e-learning yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan adalah: a. Live (online) Learning
152
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam repurpose legacy content, test development, dan simulation editor. Pengembangan e-learning diharapkan tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-line saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran di desain seolah peserta didik belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, ada tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat di efisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem elearning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola. ntuk meningkatkan daya tarik belajar, Onno W. Purbo menambahkan perlunya menggunakan teori games. Teori ini dikemukakan setelah diadakan sebuah pengamatan terhadap perilaku para penggemar games komputer yang berkembang sangat pesat. Bermain games komputer sangatlah mengasyikkan. Para pemain akan dibuat hanyut dengan karakter yang dimainkannya lewat komputer tersebut. Bahkan mampu duduk berjam-jam dan
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 memainkan permainan tersebut dengan senang hati. Fenomena ini sangat menarik dalam mendesain e-learning. Dengan membuat sistem e-learning yang mampu menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti setiap langkah belajar di dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah games. Penerapan teori games dalam merancang materi e-learning perlu dipertimbangkan karena pada dasarnya setiap manusia menyukai permainan. Secara ringkas, e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Oleh karena itu e-learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh- contoh kongkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang elearning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain: pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer, psikolog, dan lain-lain. Mengingat ragamnya fitur dan fasilitas e-learning yang tersedia, maka implementasinya dalam sistem penyelenggaraan pendidikan perlu dituangkan dalam platform standar yang akan membantu proses analisis, rancangan, pengembangan, implementasi, dan pengelolaannya kelak. 3. ICT/TIK dalam bidang pendidikan Berikut manfaat ICT/TIK dalam bidang pendidikan pada umumnya, yakni: a. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan b. ICT sebagai alat bantu pembelajaran c. ICT sebagai fasilitas pendidikan d. ICT sebagai standar kompetensi e. ICT sebagai penunjang administrasi pendidikan f. ICT sebagai alat bantu manajemen sekolah
153
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015 Kesimpulan
g. ICT sebagai infrastruktur pendidikan
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sinergis dan integratif (brainware, software & hardware) menjadi suatu keharusan Namun, TIK hanyalah alat, tanpa ‘isi’ dan penyampaian yang dikemas secara baik dan benar maka alat hanya akan tinggal sebagai ALAT
ICT dari tahun ke tahun menjadi hal penting dan fundamental di bidang pendidikan, dan misi yang paling utama adalah menjadikan ICT ini menjadi infrastruktur sekolah artinya fungsi ICT nantinya setara dengan gedung sekolah. Keuntungan pemanfaatan ICT sebagai media pembelajaran. a. Keuntungan Bagi Siswa Interaksi siswa dengan guru melalui e-mail Interaksi siswa dengan siswa melalui milis Interaksi siswa dengan siswa melalui chatroom Interaksi siswa dan siswa dengan guru bersama-sama Interaksi siswa dengan pelajaran Mendapat sumber belajar alternatif yang tersedia secara luas. b. Keuntungan bagi guru Efisien dan efektif Memperkecil kesalahan persepsi Mengatasi masalah kekurangan alat Mengembangkan kompetensi guru di bidang ICT. Mengembangkan ICT dengan belajar mandiri, berinisiatif, kreatif dan inovatif. Berkomunikasi dengan sesama guru secara nasional maupun internasional Memperoleh materi ajar secara cepat dan murah berbasis ICT Tantangan atau hambatan dalam pengimplementasian ICT di bidang pendidikan di Indonesia: Kesenjangan Infrastruktur Antar Daerah Kesenjangan Guru Keterbatasan Anggaran Resistensi dari Masyarakat (norma, moralitas) Resistensi terhadap perubahan
DAFTAR PUSTAKA Antonius AH dan Onno W. Purbo., Teknologi elearning Berbasis PHP dan MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem elearning.Jakarta: Gramedia, 2002. Anwas, Oos M., Model Inovasi E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, http://www.pustekkom.go.id/teknod ik/t12/isi.htm#1. APJII, Kompetensi dalam Teknologi Informasi, http://psi.ut.ac.id/Jurnal/71hardono. htm.Bahkri, Muhammad Amin, Potensi E-learning dalam Peningkatan KualitasPembelajaran di Lingkungan Perguruan Tinggi, Cisco, E-learning: Combines Communication, Education, Information, and Training. http://ww.cisco.com/warp/public/10 /wwtraining/elearning. Hardhono,
A.P., Pemanfaatan Teknologi Informasi yang Telah Diterapkan dalam Proses Pengajaran di Indonesia, http://psi.ut.ac.id/Jurnal/71hardono. htm.
Kamarga, Hanny, Belajar Sejarah melalui elearning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan, Jakarta: Inti Media, 2002. Miarso, Yusuf Hadi, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta, Rajawali Press, 1986.
154
TADBIR ; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Nasution, S., Teknologi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1999. Nasution, Zulkarnain, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1989. Rasyidi, Rayik, Penerapan Teknologi untuk Peningkatan Mutu Pendidikan, http://bdslpm.uns.ac.ad/profil/ravik/ teknologi.htm. Saepudin, Asep, Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Masyarakat, http://www.pustekkom.go.id/teknod ik/t12/isi.htm#1. Setiyadi, Mas Wigrantoro Roes, Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Perannya dalam Proses Perubahan Sosial, Tung, Khoe Yao, Pendidikan dan Riset di Internet: Strategi Meningkatkan Kualitas SDM dengan Riset dan Pendidikan Global melalui Teknologi Informasi, Jakarta: Dinastindo, 2000.
155
Volume 3, Nomor 2 ; Agustus 2015