KARAKTERISTIK KATEGORI ADOPTER DAN PREFERENSI INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) DALAM DIFUSI INOVASI PERTANIAN ORGANIK Maria1, Annie Susanto2, Tutuk Ari Arsanti3 1
Fakultas Pertanian dan Bisnis - Universitas Kristen Satya Wacana email :
[email protected] 23 Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Kristen Satya Wacana email :
[email protected] [email protected]
ABSTRACT The aims of this research were to analyze the effect of social economic characteristics and communication behavior of the farmer on the probability of adopter category difference and on the preference of source of information, to analyze the effect of farmer’s perception of innovation characteristics on the probability of the difference of adopter innovation of organic farming. At the end of the formation of the model will be a communication network among farmers to increase openness "click" is there to enhance the diffusion of technological innovation organic vegetable farm on less land and environmentally friendly. The research was conducted from January to March 2016 in the village Cengklok, Semarang district by using research based method of descriptive analysis. The respondents of the research were 30 farmers selected by using purposive convinience sampling. The data were analyzed using descriptive analysis, mann-whitney analysis and binomial logistic regression analysis. The results of the research showed that there were differences in socio-economic characteristics and behavioral communication organic farmers in the fast and slow adopter categories, namely the age variable (p≤0,01), the level of formal education (p≤0,01), the level of cosmopolitan (p≤0 , 01), and a variable farmed failure (p≤0,05). The test results influence adopter category to preferences resources adopter categories shows that a very significant influence (p≤0,01) to the information source preferences. The conclusion of this research is a fast adopter categories have socio-economic characteristics such as younger age, higher levels of formal education, experience "bitter" failure of farming, as well as having the level of activity in the search for information is also high. Organic farmers are categorized as fast adopters have a high preference towards nonpersonal resources, as well as having a high perception of the innovation characteristics and relative advantages and observability have a low perception of the characteristics of innovation complexity. Keywords: adopter category, source information, adoption
PENDAHULUAN
sektor pertanian skala kecil-menengah
Realitas dari sektor pertanian Indo-
yang pada umumnya menghadapi per-
nesia selama ini menunjukkan bahwa
soalan minimnya akses informasi dalam
sektor tersebut masih didominasi oleh
sistem pertanian. Lemahnya akses infor203
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN 2460-5506
masi pertanian ini lebih disebabkan
Tujuan Penelitian
karena rendahnya kemampuan petani
Dari latar belakang dan masalah yang
untuk
diuraikan, maka dapat ditentukan tujuan
mengakses
pendidikan
baik
secara formal maupun informal serta
dari penelitian yaitu :
minimnya sarana untuk meningkatkan
a. Mengetahui pengaruh karakteristik
arus informasi. Sejumlah faktor yang
sosial ekonomi dan perilaku komuni-
mempengaruhi rendahnya arus infor-
kasi petani organik terhadap kecen-
masi
derungan perbedaan kategori adopter
pertanian
diantaranya
adalah
lemahnya jaringan komunikasi yang dimiliki, karakteristik petani, aspek biografis
seperti
rendahnya
inovasi. b. Mengetahui pengaruh karakteristik
tingkat
sosial ekonomi dan perilaku komuni-
kosmopolitan petani, dan belum optimal-
kasi petani organik terhadap prefe-
nya fungsi aparat pada sektor pertanian.
rensi sumber informasi inovasi.
Rendahnya teknologi komunikasi dan
c. Mengetahui pengaruh persepsi petani
informasi dalam sektor pertanian menjadi
pada karakteristik inovasi terhadap
kendala dalam upaya meningkatkan
kecenderungan perbedaan kategori
arus informasi pertanian. Peran ICT
inovasi pertanian organik.
(Information and Communication Technology) dalam meningkatkan jaringan komunikasi diantara petani maupun
Tinjuan Pustaka Knowledge Capital dan Inovasi De Long dan Fahley (2000)
kelompok tani dan berbagai pihak yang terlibat dalam sistem pertanian dapat mendorong meningkatnya arus informasi pertanian yang lebih lanjut dapat mendorong terjadinya difusi inovasi teknologi pertanian organik. ICT pada sektor pertanian sangatlah dibutuhkan sebagai upaya percepatan pembangunan sektor pertanian Indonesia dan meningkatkan daya saing sektor pertanian Indonesia.
mengidentifikasi 3 tipe pengetahuan yang dapat
membangun
tacit
knowledge
manusia: 1) human knowledge (HK), yaitu pengetahuan tentang apa yang individu ketahui atau bagaimana individu harus melakukan sesuatu yang dapat didasarkan pada pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan; 2) Relationship/social knowledge (RK), yaitu pengetahuan yang muncul dalam hubungan individu dan kelompok untuk meningkatkan nilai tambah dari aktivitas
204
Karakteristik Kategori Adopter dan Preferensi ICT dalam Difusi Inovasi Pertanian Organik (Maria, dkk)
yang dilakukan secara
bersama;
3)
mana inovasi dapat dikembangkan. Ketiga
Structural knowledge (SK), yaitu penge-
tipe pengetahuan tersebut me-rupakan
tahuan tentang bagaiman sebuah sistem,
sumberdaya yang dibutuh-kan dalam
proses, teknologi, rutinitas yang ada.
membangun knowledge capital dan
Tiga tipe pengetahuan tersebut mejadi
mendasari dalam creation of knowledge
sangat penting untuk memahami bagai-
untuk mendorong terjadinya inovasi. Spiral of knowledge creation
Exlpicit knowledge
Combination
Externalisation
Barr ier
Internalisation
Tacit Knowledge
Sosialisation
Individual
Group
Organisation
Sumber: Matthews, (1998)
Teori spiral of knowledge seperti
dapat memicu penciptaan spiral penge-
gambar di atas mejelaskan bagaimana
tahuan yang baru dimana proses ter-
knowledge capital dapat dikembangkan
sebut dapat berlangsung baik intra dan
melalui knowledge sharing dengan pe-
inter organisasional.
nyebaran informasi. Arus informasi yang baik dari setiap pihak yang terlibat dalam sebuah sistem dapat mengarah pada
pengelolaan
pengetahuan
dan
Karakteristik Sosial Ekonomi dan Perilaku Komunikasi Petani Organik Yang Mempengaruhi Kecepatan Difusi Inovasi
sharing pengetahuan yang lebih baik
Rogers (1995) menyatakan kece-
pula (Buckman, 1998). Pengetahuan
patan individu dalam mengadopsi suatu
yang diciptakan melalui proses spiral ini
inovasi dipengaruhi oleh faktor-faktor
205
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN 2460-5506
karakteristik petani yang meliputi socio
(Yeh et al., 2011). Sebaliknya, lemahnya
economic, characteristic, personality
jaringan komunikasi dan kerja sama
variables, dan communication behavior.
diantara pelaku dalam sistem berdampak
Hanafi (1987) menyatakan bahwa antara
pada lemahnya akses informasi dan
adopter yang inovatif dengan yang
menjadi kendala dalam mengimplemen-
kurang inovatif memiliki ciri-ciri sosial
tasikan pengetahuan yang baru (Hibbard
ekonomi yang berbeda. Dibandingkan
& Carrillo, 1998). Dengan demikian,
dengan adopter yang lebih lambat, ang-
pengetahuan dapat diperoleh, ditransfer
gota sistem yang lebih inovatif memiliki
dan
ciri: lebih berpendidikan, mempunyai
(Matthews,
1998)
melalui
proses
status sosial lebih tinggi, mempunyai
knowledge
sharing.
Secara
teoritis
tingkat mobilitas keatas lebih besar,
pengetahuan yang berkembang dapat
mempunyai lahan lebih luas, dan lebih
memiliki
berorientasi pada ekonomi komersial.
terhadap perilaku (Slater & Narver,
diciptakan
1995), ICT dan Difusi Inovasi
dalam
pengaruh
sehingga
perubahan
perilaku
yang
organisasi
potensial
dengan tersebut
adanya dapat
Davenport and Marchand (1992)
mengarah pada produktivitas yang lebih
menjelaskan bahwa dalam mengelola
baik (Slater & Narver, 1995; Agryris,
pengetahuan melibatkan pengelolaan
1992).
informasi yang baik untuk memfasilitasi terjadinya kreasi pengetahuan baru serta mendorong terjadinya sharing informasi
Hipotesa Adapun hipotesa dalam pene-
diantara pelaku dalam sistem dan men-
litian ini adalah :
dorong implementasi pengetahuan baru
1. Semakin tinggi tingkat pendidikan
tersebut. Lebih lanjut Nonaka’s et al.
formal, pengalaman kegagalan ber-
(2000) mengemukakan bahwa kreasi
tani, serta semakin kosmopolit maka
pengetahuan dapat terjadi melalui proses
petani organik cenderung masuk
interaksi sosial diantara pelaku dalam
dalam kategori adopter cepat, sedang-
sistem. Dimana proses berbagi penge-
kan semakin tua umur dan semakin
tahuan dapat terjadi melalui observasi,
banyak jumlah anggota keluarga
imitasi, praktek, dan partisipasi baik
yang terlibat maka petani organik
dalam masyarakat formal dan informal
206
Karakteristik Kategori Adopter dan Preferensi ICT dalam Difusi Inovasi Pertanian Organik (Maria, dkk)
cenderung masuk dalam kategori
digunakan dalam penelitian ini meliputi
adopter lambat.
data primer dan daya sekunder. Data
2. Petani organik yang masuk kategori
primer diperoleh dengan wawancara
adopter cepat akan cenderung me-
dengan petani organik berkaitan karak-
nyukai
non
teristik petani, persepsi petani terhadap
personal, sedangkan petani yang
inovasi, proses adopsi inovasi, serta
masuk kategori adopter lambat akan
preferensi terhadap ICT. Data sekunder
cenderung menyukai sumber infor-
diperoleh dari instansi atau lembaga
masi personal.
yang terkait dalam penelitian ini.
sumber
informasi
3. Semakin tinggi tingkat persepsi petani terhadap inovasi pertanian organik maka petani cenderung masuk
kategori
adopter
Batasan Operasional dan Pengukuran Variabel
cepat,
- Kategori adopter menggunakan kuesio-
sedangkan semakin tinggi persepsi
ner yang menggolongkan petani
petani terhadap karakteristik kom-
adopter cepat (early adopter) dan
pleksitas inovasi pertanian organik
adopter lambat (late adopter).
maka petani cenderung masuk kategori adopter lambat.
- Karakteristik sosial ekonomi petani yang digunakan dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan
METODE PENELITIAN Materi dan Metode
formal, jumlah keluarga yang terlibat, pengalaman kegagalan bertani,
Penelitian ini telah dilaksanakan bulan Januari sampai Maret 2016 di wilayah
dusun
Cengklok
dan tingkat kosmopolit. - Preferensi sumber informasi personal
Kabupaten
adalah tingkat kesukaan petani pada
Semarang. Metode dasar yang digunakan
sumber informasi personal yang
dalam penelitian ini adalah metode
meliputi penyuluh, tenaga penjual,
deskriptif analisis yang bertujuan melukis-
petani lain, serta ketua kelompok
kan secara tepat sifat-sifat suatu individu,
tani.
keadaan, gejala, dan sebagainya yang
- Preferensi sumber informasi non
merupakan obyek penelitian. Respon-
personal adalah tingkat kesukaan
den penelitian sebanyak 30 petani
petani pada sumber informasi non
dipilih
personal yang meliputi media cetak
dengan
convinience
metode
sampling.
purposive Data
yang 207
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN 2460-5506
(koran, majalah, brosur) serta media
musimnya
elektronik (TV, radio, internet).
terhadap
gagal
panen
pembelian
produk
oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
karena
adanya
risiko ataupun
tengkulak.
Kondisi inilah yang mendorong para
Dusun Cengklok adalah salah
petani untuk menanam secara serempak
satu dusun yang berada di desa Tajuk
sesuai masa tanam dan hal tersebut
dan berlokasi di sekitar lereng gunung
seringkali mendorong terjadinya panen
Merbabu. Hampir semua penduduknya
raya dan risiko menurunnya harga jual
bermata pencarian sebagai petani dan
produk Kehidupan para petani dengan
peternak.
yang
tingkat ekonomi yang masih rendah,
dihasilkan adalah sayuran pada musim
kemampuan untuk mengakses tingkat
penghujan
dan
tambakau
pada
Produk
pertanian
sebagian
menanam
pendidikan yang rendah dan tinggi
musim
kemarau.
produktivitas pertanian yang relatif
Sayuran yang biasa ditanam antara lain
masih rendah pula. Kondisi tersebut
kolbis, tomat, slobor, dan cabe. Para
juga
petani biasanya melakukan masa tanam
kepemilikan lahan yang terus menurun
secara
serempak
karena dijual atau digunakan sebagai
tertentu
yang
pada
bulan-bulan
disesuaikan
semakin
diperparah
dengan
dengan
tempat tinggal dan kualitas tanah yang
musim dan jenis sayur yang sesuai pada
semakin menurun. Adapun karakteristik
musim tersebut. Pada umunya para
responden dapat dilihat pada tabel 1
petani enggan menanam sayuran di luar
dibawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Variabel
Rata-rata
Rata-rata umur (tahun)
43,5
Rata-rata tingkat pendidikan formal (tahun)
10,8
Rata-rata jumlah anggota keluarga yang terlibat (orang) Rata-rata pengalaman kegagalan bertani (tahun)
2 2,5
Tingkat kosmopolitas (%) -
Persentase tingkat kosmopolitan tinggi
47,06
-
Persentase tingkat kosmopolitan rendah
52,94
Sumber : Data Primer diolah (2016)
208
Karakteristik Kategori Adopter dan Preferensi ICT dalam Difusi Inovasi Pertanian Organik (Maria, dkk)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan
utama
responden
kategori
inovasi yang menjadi pertimbangan utama adalah hal yang berkaitan dengan
adopter cepat dalam menerima inovasi
teknis.
pertanian organik karena produktivitas
adopter lambat yang menjadi pertim-
hasil yang lebih tinggi (52,94%). Hal ini
bang\an utama adalah hal yang ber-
sesuai dengan pendapat Rogers (1995)
kaitan dengan ekonomi, yaitu dalam hal
yang menyatakan bahwa petani yang
ini yang dijadikan alama utama bagi
masuk adopter cepat memiliki kemam-
adopter lambat adalah menghemat biaya
puan ekonomi yang lebih baik dibanding
produksi. Ini dapat dilihat pada tabel 2
petani kategori adopter lambat. Oleh
dibawah ini.
karenanya dalam
mengadopsi
Sebaliknya
pada
kategori
suatu
Tabel 2 Evaluasi Terhadap Inovasi Pertanian Organik Pada Masing-Masing Kategori Adopter Variabel Evaluasi Teknis dan Non Teknis Alasan Penerimaan Inovasi a. Produktivitas tanaman lebih tinggi b. Meningkatkan pendapatan c. Menghemat biaya produksi d. Ramah lingkungan Jumlah Proses Penerimaan Inovasi a. Yakin dan langsung menerapkan b. Dicoba dulu dalam skala kecil c. Menunggu bukti dari petani lain Jumlah Hambatan Dalam Penerapan Inovasi a. Tidak b. Ya 1. Produk hanya bisa dibeli melalui toko tertentu 2. Informasi tentang pertanian organik terbatas 3. Penerapan pupuk atau obat organik perlu tenaga khusus 4. Harga campuran organik mahal 5. Lainnya Jumlah
Adopter Cepat Jumlah %
Adopter Lambat Jumlah %
8 3 2 2 15
53,34 20,00 13,33 13,33 100
4 2 8 1 15
26,67 13,33 53,33 6,67 100
5 9 1 15
33,33 60,00 6,67 100
2 12 1 15
13,33 80,00 6,67 100
10
66,66
9
60,00
3
20,00
3
20,00
1
6,67
2
13,33
1
6,67
1
6,67
0
0
0
0
0 15
0 100
0 15
0 100
Sumber : Data Primer diolah (2016)
209
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN 2460-5506
Hasil Kategori Adopter Inovasi Pertanian Organik
analisis
variabel formal,
Hasil uji beda nyata dengan menggunakan uji statistic mann whitney dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.Terdapat perbedaan yang nyata pada variabel-variabel ekonomi
dan
karakteristik perilaku
sosial
komunikasi
petani pada kategori cepat atau lambat.
berbeda
umur, serta sangat
menunjukkan tingkat tingkat
Umur (tahun) Tingkat pendidikan formal (tahun) Jumlah anggota keluarga yang terlibat (orang) Pengalaman kegagalan bertani (tahun) Tingkat cosmopolitan (skor)
pendidikan cosmopolitan
nyata
berdasarkan
perbedaan kategori adopter (p≤0,01), serta variabel pengalaman kegagalan petani
berbeda
nyata
berdasarkan
perbedaan kategori adopter (p≤0,05). Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Rata-rata dan Hasil Uji Beda Nyata Mann-Whitney Karakteristik Sosial Perilaku Komunikasi Petani Berdasarkan Kategori Adopter Karakteristik
bahwa
Adopter Cepat Lambat 35,18 45,2 13,81 9,10 2 2 2,5 1 4,71 2,18
Ekonomi dan
Probability 0,000** 0,000** 0,122 0,034* 0,000**
Sumber : Data Primer diolah (2016)
Sedangkan berdasarkan uji beda
kan bahwa variabel umur, tingkat pen-
nyata mann-whitney, terdapat perbedaan
didikan formal, serta tingkat cosmo-
yang nyata pada variabel-variabel karak-
politan berbeda sangat nyata (p≤0,01).
teristik sosial ekonomi dan perilaku
Variabel jumlah keluarga yang terlibat
komunikasi petani berdasarkan prefe-
serta pengalaman kegagalan berbeda
rensi sumber informasi personal dan
nyata (p≤0,05). Ini dapat dilihat pada
non personal. Hasil analisis menunjuk-
tabel 4 berikut.
210
Karakteristik Kategori Adopter dan Preferensi ICT dalam Difusi Inovasi Pertanian Organik (Maria, dkk)
Tabel 4
Rata-rata dan Hasil Uji Beda Nyata Mann-Whitney Karakteristik Sosial Ekonomi dan Perilaku Komunikasi Petani Berdasarkan Preferensi Sumber Informasi Karakteristik
Umur (tahun) Tingkat pendidikan formal (tahun) Jumlah anggota keluarga yang terlibat (orang) Pengalaman kegagalan bertani (tahun) Tingkat cosmopolitan (skor)
Preferensi Non Personal Personal 32,18 46,2 14,81 7,10 1 2 3,5 1,5 5,71 2,08
Probability 0,001** 0,000** 0,034* 0,033* 0,000**
Sumber : Data Primer diolah (2016) Berdasarkan hasil regresi bino-
cosmopolitan berpengaruh secara signi-
mial logistik bahwa variabel umur,
fikan terhadap preferensi sumber infor-
tingkat pendidikan formal, serta varia-
masi personal dan non personal. Hal ini
bel perilaku komunikasi berupa tingkat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Binomial Logistic Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi dan Perilaku Komunikasi Petani Terhadap Preferensi Sumber Informasi Dengan Metode Forward Stepwise (Likelihood Ratio)
Variabel bebas Umur Tingkat pendidikan formal Tingkat cosmopolitan Konstan % koreksi kebenaran Model Chi-Square
Β -0,239 0,513 0,512 -3,029 76,5
E(β) 0,788 1,670 1,669 0,048
Sig 0,020* 0,045* 0,044* 0,322 0,000**
Sumber : Data Primer diolah (2016)
Hasil analisis ini dapat dibuat model persamaan regresi binomial logistic sebagai berikut :
Preferensi petani organic terhadap sumber informasi baik personal maupun non personal, selain dipengaruhi oleh karak-
P (Y 1) 3, 029 0 , 239 X 1 0 , 513 X 2 0 , 512 X 3 P (Y 0)
teristik sosial ekonomi dan perilaku
Atau,
atau lambatnya petani tersebut dalam
P (Y 1) P
1 1 ( 3, 029 0, 239 X 1 0,513 X 2 0,512 X 3 )
komunikasi juga didasarkan oleh cepat
mengadopsi suatu inovasi. Hal ini berkaitan
dengan
kecepatan
petani
dalam memahami isi atau pesan yang disampaikan oleh sumber informasi. 211
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol. 2, Agustus 2016 | ISSN 2460-5506
Pratikno dan Priono (1978) dalam
4. Petani yang masuk kategori adopter
Syafrudin (2003) menyatakan bahwa
cepat memiliki persepsi yang tinggi
pola komunikasi yang hidup di pede-
terhadap karakteristik inovasi keun-
saan sangat sederhana yaitu face to face
tungan relatif dan observabilitas serta
communication and interpersonal commu-
memiliki
nication. Hal ini disebabkan karena: a)
terhadap karakteristik inovasi kom-
tingkat pendapatan penduduk yang rata-
pleksitas.
persepsi
yang
rendah
rata masih rendah maka kemungkinan untuk menyediakan alat komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
seperti internet, koran, atau majalah
De Long, D.W. (2000). Diagnosing Cultural Barriers to Knowledge Management. Academy of Management Executive, 14 (4), 113-27.
pertanian masih kurang, b) tingkat pendidikan yang pada umumnya masih rendah. Tingkat pendidikan yang masih rendah umumnya kurang menyukai media massa.
KESIMPULAN 1. Kategori adopter cepat memiliki karakteristik sosial ekonomi berumur yang
muda,
tingkat
pendidikan
formal tinggi. 2. Semakin tua umur petani organik maka akan menyukai sumber informasi personal sedangkan semakin tinggi tingkat pendidikan formal dan tingkat cosmopolitan maka petani akan menyukai sumber informasi non personal. 3. Petani organik yang masuk kategori adopter cepat memiliki preferensi yang tinggi terhadap sumber informasi non personal.
212
Haryadi, F.T. 2002. Study on The Diffusion Process of Agricultural Technology Innovation. Discretation. United Graduate School of Agricultural Science, Tokyo University of Agricultural and Technology. Tokyo. Lu, Shu-Ling dan Sexton, Martin. (2006) Innovation in Small Construction Knowledge-Intensive Profession Service Firm: A Case Study of an Architectural Practice. Construction Management and Economics. Vol 24, p 1269-1282. Rogers, E.M., and F.F. Shoemaker. 1971. Communication of Innovation. The Free Press, New York. Romano, Claudio A. 1990. Identifying Factors Which Influence Product Innovation: A Case Study Approach. Journal of Management Studies.