BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Munculnya otonomi daerah menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem pemerintahan yang desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggung jawab, untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi wilayahnya. Pemberian otonomi kepada daerah pada dasarnya bertujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam pelaksanakan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kesatuan politik dan kesatuan bangsa. Pelaksanaan
pembangunan
yang
diharapkan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, bergantung kepada pelaksanaannya, baik pihak Eksekutif yaitu Bupati/Walikota beserta jajarannya maupun mitra Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu pihak Legislatif (DPRD) yang bersama-sama merumuskan perencanaan penggunaan anggaran dan pengawasannya. Pemerintah Kabupaten / Kota harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat melaksanakan tugas seperti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam era otonomi daerah saat ini, Pemerintah sangat menentukan besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan diperoleh daerah
1
Universitas Sumatera Utara
(Kabupaten/Kota). Selain Pendapatan Asli Daerah (PAD), potensi lainnya adalah Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan sumber pembiayaan bagi membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) baik biaya rutin seperti belanja pegawai dan pengadaan barang Pemerintah Kabupaten dan Kota, juga untuk membiayai pembangunan, walaupun ada juga Dana Alokasi Khusus (DAK) seperti proyek di bidang pertanian, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya. Pada dasarnya pemerintah daerah di Indonesia, memperoleh 5 sumber pendapatan atau keuangan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yaitu (Undang – Undang No 32 Tahun 2004): 1. Sumber pendapatan Asli Daerah, yang diperoleh dari berbagai sumber perpajakan daerah dan juga pungutan dari retribusi 2. Penerimaan dari opsen atau bagi hasil pajak 3. Sumber penerimaan daerah yang berupa subsidi dari pemerintah pusat 4. Sumber penerimaan dari perusahaan daerah 5. Sumber pinjaman dari pinjaman daerah. Dalam upaya mengelola urusan pemerintahan daerah yang lahir sebagai konsekwensi otonomi, daerah harus mampu mengumpulkan uang sebagai instrumen pembiayaan. Berdasarkan Undang – Undang Pemerintah Daerah, diatur pembagian urusan yang sifatnya wajib dan urusan yang sifatnya pilihan yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Untuk mampu membiayai pelaksanaan urusan tersebut maka pemerintah daerah diberi wewenang melakukan
2
Universitas Sumatera Utara
pemungutan yang berupa pajak dan atau retribusi daerah sebagaimana diatur dalam undang – undang 33 tahun 2004. Pajak dan retribusi daerah merupakan bagian pendapatan yang strategis bagi daerah untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan. Pajak dan retribusi daerah merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari daerah itu sendiri. Pungutan ini harus dapat dipahami oleh masyarakat sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.( Stevanus J. Gomies, Victor Pattiasina. Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara, Volume 13 No 2, asset September 2011)
Berdasarkan ketentuan pasal 157 Undang – Undang No 32 Tahun 2004 ini, selanjutnya pemerintah daerah melakukan upaya pemungutan pajak dan retribusi daerah. Agar pemungutan itu tidak menimbulkan permasalahan bagi rakyat di daerah, maka diatur dalam undang – undang tentang pajak dan retribusi daerah. Saat ini, Undang – undang yang berlaku adalah undang – undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah. Hasil pemungutan pajak dan retribusi daerah menjadi sumber utama pendapatan asli daerah. Selanjutnya PAD menjadi indikator keberhasilan kinerja pemerintahan daerah yang pada akhirnya akan menjadi kekuatan utama dalam mendukung APBD. Retribusi Daerah digolongkan menjadi retribusi jasa umum,retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi izin mendirikan bangunan merupakan salah satu jenis retribusi perizinan tertentu yang juga berperan dalam penerimaan pendapatan asli daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait. 3
Universitas Sumatera Utara
Salah satu daerah yang sumber penerimannya berasal dari retribusi izin mendirikan bangunan adalah Kabupaten Dairi, yang pada awalnya dikelola oleh dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Dairi, namun sejak bulan Maret 2012 Retribusi Izin mendirikan Bangunan menjadi dikelola oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Dairi. Proses pelaksanaan pemungutan retribusi izin mendirikan bangunan di kabupaten dairi ini bisa dibilang belum berjalan secara optimal, dapat dilihat dari pencapaian target penerimaan retribusi izin mendirikan bangunan selama 4 tahun terakhir sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Persentase Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Tahun
Target
Realisasi
%
2009
Rp 185.000.000,00
Rp 124.079.978,00
67.07 %
2010
Rp 200.000.000,00
Rp 208.493.217,00
104,25%
2011
Rp 200.000.000,00
Rp 212.774.068,50
106,39 %
2012
Rp 300.000.000,00
Rp 208.391.829,40
59,54 %
2013
Rp 350.000.000,00
Rp 167.081.610,00
47,74 %
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Dairi (Data diolah 2014)
4
Universitas Sumatera Utara
Grafik 1.1 Grafik Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Rp400.000.000,00 Rp350.000.000,00 Rp300.000.000,00 Rp250.000.000,00 Target
Rp200.000.000,00
Realisasi
Rp150.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp50.000.000,00 Rp0,00 2009
2010
2011
2012
2013
Berdasarkan tabel diatas Persentase penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Dairi cendrung mengalami fluktuasi (naik turun), namun demikian dapat kita perhatikan perkembangan daerah tersebut saat ini dan masa yang akan datang diharapkan retribusi Izin Mendirikan Bangunan akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan daerah tersebut. Dalam hal ini, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan masih banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi baik dari pemerintah maupun dari masyarakat Kabupaten Dairi itu sendiri. Dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam bidang pelayanan perizinan Kabupaten Dairi dari tahun ke tahun harus terus berbenah untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Karena menurut keterangan dari beberapa masyarakat Kabupaten Dairi yang mengurus
5
Universitas Sumatera Utara
Izin Mendirikan Bangunan menyatakan bahwa dalam pengurusan izin tersebut pelayanan pemerintah pada dinas terkait kurang memuaskan, dan sulitnya prosedur yang harus diikuti serta tingginya tarif retribusi yang ditetapkan oleh pemerintah membuat masyarakat mengeluh dalam pengurusan izin mendirikan bangunan tersebut. Selain itu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah kabupaten Dairi adalah Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin, Minimnya transportasi lintas desa, kecamatan dan ibukota kabupaten, Rendahnya dukungan pihak terkait, Rendahnya kesadaran masyarakat untuk penyediaan lahan, kurangnya kesadaran masyarakat akan kegunaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan, adanya anggapan bahwa melakukan renovasi/rehabilitas terhadap bangunan tidak perlu meminta Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait sehingga keadaan merugikan pemerintah daerah, padahal dalam mendirikan bangunan dengan tidak meminta Izin kepada Pemerintah Daerah setempat melalui dinas terkait, maka tidak terjaganya ketertiban, keselarasan, kenyamanan, dan keamanan dari bangunan itu sendiri terhadap penghuninya maupun lingkungan sekitarnya. Sehingga penerimaan melalui retribusi izin mendirikan bangunan di Kabupaten Dairi tidak dilakukan secara optimal yang berpengaruh terhadap Pendapat Asli Daerah. Seperti yang diketahui bahwa Salah satu yang cukup mendapat perhatian penting didalam mengisi kas daerah adalah retribusi izin mendirikan bangunan. Walaupun jumlahnya lebih kecil dari pendapatan lainnya, akan tetapi apabila pengelolaannya dilakukan secara baik pasti akan memberikan andil yang besar dalam mengisi kas daerah.
6
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Studi Pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi)”. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan
uraian latar belakang diatas maka diperlukan perumusan
masalah yang sangat berguna bagi arah dan langkah penelitian. Adapun perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dihadapi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan pada KPPT Kabupaten Dairi? 2. Bagaimana Strategi dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Pada KPPT Kabupaten Dairi? 1.3. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, yakni:
7
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan Kabupaten Dairi. 2. Untuk
merumuskan
strategi
yang
dilakukan
dalam
peningkatan
pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi Izin Mendirikan Bangunan daerah pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Dairi. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam hal ini encakup hal – hal sebagai berikut: 1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan,
dan
mengembangkan
kemampuan
berpikir
ilmiah,
sistematis, dan metodologi yang digunakan penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai Peningkatan pendapatan asli daerah. 2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi terkait mengenai retribusi izin mendirikan bangunan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan yang mengarahkan kepada kemajuan institusi yang bersangkutan.
8
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori Menurut Hoy dan Miskel teori adalah seperangkap konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi(Sogiyono, 2005 : 55). Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2002 : 92). 1.5.1
Strategi
1.5.1.1 Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” terdiri dari dua kata Stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin, seni atau ilmu menjadi seorang jendaral, yakni jendral yang mampu untuk memimpin tentara, memenangkan pertempuran, mempertahankan wilayah kekuasaan,melindungi, dan bahkan mampu untuk menghancurkan musuh. Definisi mengenai strategi telah banyak dikemukakan oleh para ahli namun terdapat berbagai macam definisi yang dikemukakan tergantung bagaimana cara memandang strategi itu seperti apa. Jauch dan Glueck mendefinisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh, terpadu, yang mengaitkan keunggulan organisasi dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama organisasi dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jatmiko, 2004:5). Alfred D. Chander (dalam James Stoner, 1996:268) mendefinisikan strategi sebagai penentuan sasaran jangka panjang dari sebuah organisasi dan proses
9
Universitas Sumatera Utara
adopsi rangkaian tindakan serta mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran tadi. Dari definisi yang dikemukakan Chander terdapat tiga kunci pokok dari strategi yaitu rangkaian tindakan untuk mencapai suatu tujuan, proses ,mencari ide pokok yang bermakna bukan menerapkan sebuah kebijakan yang rutin dilakukan dan bagaimana sebuah strategi tersebut dirumuskan. Menurut Dirgantoro (2001:5) Strategi adalah sebagai penetapan arah kepada “manajemen” yakni tentang bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang dapat memberikan keuntungan terbaik bagi organisasi. Dalam hal ini lebih kedalam kompetisi bisnis yaitu bagaimana cara untuk bersaing dalam pesaing dalam pasar. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa secara umum strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam arti yang khusus strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dann terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan di masa depan. 1.5.1.2 Ciri – ciri dan Manfaat Strategi Hasil akhir dari strategi adalah sebuah rencana yang diberlakukan oleh pimpinan sebuah organisasi yang mengacu kepada arah perjalanan sebuah organisasi di masa yang akan datang. Dan kemudian sebuah strategi yang telah dirumuskan akan mengalami perubahan lingkungan serta strategi yang telah dirumuskan tidak lagi sesuai dengan lingkungan yang ada. Untuk lebih jelas apa
10
Universitas Sumatera Utara
itu strategi, Pardede memberikan beberapa ciri – ciri strategi yaitu sebagai berikut (Pardede,2011:57- 58): 1. Mempengaruhi setiap tingkatan manajemen. Keputusan dari rangkaian kegiatan strategi akan mempengaruhi setiap tingkat manajemen strategi mulai dari manajemen tertinggi hingga manajemen terendah dari organisasi. Namun pemberlakuan dari strategi tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajemen tertinggi. 2. Menimbulkan pengaruh dalam jangka panjang Pembuatan putusan – putusan strategi dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat namun sebuah keputusan yang dibuat dalam waktu singkat tersebut akan berpengaruh terhadap jangka panjang dari aktivitas sebuah organisasi. 3. Berwawasan masa depan Putusan strategi dimaksudkan untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dimasa yang akan datang oleh karenanya putusan straategi didasari oleh sebuah analisis yang menyangkut masa yang akan datang seperti peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dari organisasi. 4. Mempengaruhi seluruh bagian organisasi Bagian dari organisasi merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Maka ketika putusan – putusan strategi mempengaruhi satu bidang maka secara otomatis akan mempengaruhi bidang yang lain. Tentunya besar kecilnya pengaruh tergantung kepada seberapa besar tingkat keterikatan dan ketergantungan satu bidang dengan bidang lainnya.
11
Universitas Sumatera Utara
5. Berwawasan terbuka Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah organisasi tentu saja selalu dipengaruhi oleh berbagai hal yang terdapat diluar organisasi. Oleh karenanya keputusan strategi itu harus berwawasan terbuka karena dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan diluar organisasi. 6. Memberikan kerangka pengambilan putusan pada manajemen tingkat yang lebih rendah. Manajer tertinggi merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam berjalannya organisasi. Namun tidak jarang terjadi dalam pengambilan keputusan dalam kegiatannya oleh karena itu putusan strategi menjadi sebuah landasan kerangka berpikir dari manajer tingkat yang libih rendah untuk mengambil sebuah keputusan sehingga tidak bertentangan dengan manajer tertinggi dan arah tujuan organisasi. 7. Membutuhkan sumber daya Sebuah keputusan strategi kan memerlukan penambahan sumber daya yang relevan untuk mendukung dan menjalankan strategi tersebut. Manfaat Strategi Sebuah strategi dibuat dalam sebuah organisasi tentu saja memiliki manfaat untuk organisasi tersebut, baik itu menyangkut tentang bagaimana organisasi dapat berjalan, dapat berkembang menunjukkan pertumbuhan ke arah yang positif, mampu bertahan bahkan mampu untuk menjadi sebuah sektor organisasi yang unggul dibandingkan organisasi lainnya. Oleh karena itu,
12
Universitas Sumatera Utara
Dirgantoro (2001) memberikan beberapa manfaat dari strategi untuk memperjelas pernyataan diatas seperti dibawah ini: 1) Sebagai sarana untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi dan menentukan jalan mana yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. 2) Untuk
meningkatkan
keuntungan
organisasi
walaupun
kenaikan
keuntungan organisasi bukan secara otomatis dengan menerapkan strategi. 3) Membantu
mengidentifikasi,
memprioritaskan
dan
mengeksploitasi
peluang. 4) Menyiapkan pandangan terhadap manajemen problem. 5) Menggambarkan freamework untuk meningkatkan koordinasi dan kontrol terhadap efektivitas. 6) Meminimumkan pengaruh dan perubahan. 7) Memungkinkan keputusan utama untuk mendukung tujuan yang ditetapkan. 8) Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang efektif. 9) Membantu perilaku yang lebih terintegrasi. 1.5.1.3 Tingkatan Strategi Strategi sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi juga mengenal berbagai macan tingkatan strategi. Strategi yang ada dalam organisasi itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu strategi yang direncanakan (intended strategy) ataupun strategi yang tidak direncanakan (emergent strategy). Strategi yang direncanakan adalah strategi yang telah dirumuskan sebelum dilakukan sebuah kegiatan, sedangkan strategi yang tidak direncanakan adalah strategi yang muncul
13
Universitas Sumatera Utara
kemudian dan merupakan sebuah solusi terhadap perubahan – perubahan yang tidak diperkirakan pada saat dilakukan perencanaan. Dalam setiap organisasi terdapat empat tingkatan strategi (Pardede, 2011 : 317): a. Enterprise Strategy atau Strategi Kemasyarakatan Srategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Strategi enterprise akan terlihat bagaimana relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh mana interaksi itu dilakukan akan dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh – sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap kebutuhan masyarakat. b. Corporate Strategi atau Strategi Tingkat Korporasi Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Bagaimana misi itu dijalankan merupakan sebuah kunci utama dari strategi ini. Pada tingkatan ini putusan – putusan strategik dan perencanaan stategik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap organisasi. c. Business Strategy atau strategi bisnis Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran ditengah masyarakat, serta dapat menciptakan suatu perbedaan dengan organisasi lain. Yang mana hal tersebut dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan – keuntungan menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik. d. Functional Strategy atau strategi di tingkat fungsional.
14
Universitas Sumatera Utara
Strategi tingkat fungsional berbeda dengan strategi tingkat lainnya . strategi ini bermanfaat untuk mengarahkan perilaku anggota organisasi sedemikian rupa sehingga strategi – strategi digerakkan olehnya. Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada tiga jenis strategi fungsional yaitu: a) Strategi fungsional ekonomi yaitu mencakup fungsi – fungsi yang memungkinkan orgnisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan. b) Strategi fungsional manajemen, mencakup fungsi – fungsi manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing, leading, motivating, decision making, representing, dan integrating. c) Strategik isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau selalu berubah. 1.5.1.1 Jenis – Jenis Strategi David (1997 : 248 - 272) membagi jenis – jenis strategi atas: 1. Strategi Integrasi, antara lain terdiri dari: a. Integrasi ke hilir, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer dari produk perusahaan. b. Integrasi ke hulu, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
15
Universitas Sumatera Utara
c. Integrasi horizontal, yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahan pesaing. 2. Strategi Intensifikasi, antara lain terdiri dari: a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan porsi pasar pada pasar yang sudah ada melalui usaha marketing yang lebih kuat. b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk yang ada pada area pasar yang baru. c. Pengembangan produk, yaitu meningkatkan produk yang sudah ada atau menciptakan yang baru. 3. Strategi diversifikasi, antara lain terdiri dari: a. Difersifikasi se – inti, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada. b. Difersifikasi konglomerat, yaitu menambah produk yang baru yang tidak berhubungan dengan produk yang sudah ada. c. Difersifikasi horizontal, yaitu menambah produk yang baru namun masih berhubungan dengan produk yang sudah ada dan memperkenalkan produk tersebut pada pelanggan yang sudah ada. 4. Strategi difensif, antara lain: a. Join Venture, yaitu bekerjasama dengan perusahaan lain membentuk organisasi yang terpisah b. Penciutan, yaitu pengurangan biaya dan aset untuk mengantisipasi penurunan omset.
16
Universitas Sumatera Utara
c. Divestasi, yaitu menjual divisi atau bagian lainnya dari organisasi yang sudah ada. d. Pembubaran, yaitu menjual asset perusahaan seluruhnya. 1.5.2
Manajemen Strategi
1.5.2.1 Pengertian Manajemen Strategi Manajemen Strategik merupakan rangkaian dua perkataan yang terdiri dari kata “Manajemen” dan “Strategik” yang masing – masing memiliki pengertian tersendiri, yang telah dirangkaikan menjadi satu terminologi berubah dengan memiliki pengertian tersendiri pula. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘strategos’. Kata ‘sratos’ berasal dari kata ‘stratos’ berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutaan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi (Triton PB, 2007 : 17). Manajemen strategis menjadi bidang ilmu yang berkembang dengan cepat, muncul sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan dan akibat semakin kompleksnya dinamika lingkungan organisasi. Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara menyeluruh dan berusaha menjawab tantangan perubahan lingkungan. Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada
17
Universitas Sumatera Utara
pengambilan keputusan strategis, keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan. Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003 : 4) Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi (Hadari Nawawi,2003 : 148) adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa aspek yang penting antara lain: a) Manajemen strategik merupakan proses pengambilan keputusan b) Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek – aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya. c) Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang – kurangnya melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya d) Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi
18
Universitas Sumatera Utara
e) Keputusan
yang
ditetapkan
manajemen
puncak
yang
harus
diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategik organisasi. 1.5.2.2 Manfaat Manajemen Strategi Manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut (Nining Soesilo,2002: 1-14): 1. Menjadi lebih efektif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan membuat pengambilan keputusan 2. Menambah kemungkinan sukses dalam mencapai tujuan 3. Menciptakan sebuah organisasi yang menghargai pengetahuan dan perubahan 4. Dampak untuk memonitor, memperbaiki dan menganalisis 1.5.2.3 Proses Manajemen Strategi Manajemen strategis dalam prakteknya merupakan proses kolektif yang harus dilalui perusahaan maupun organisasi dalam rangka mencapai tujuan terwujudnya daya saing strategi dan menghasilkan laba diatas rataan. Sebagaimana pendapat A.D. Meyer dalam buku Triton PB menyatakan bahwa proses manajemen strategis merupakan satu paket komitmen keputusan dan langkah strategis dan menghasilkan laba (Triton PB, 2007 : 59 - 60).
19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Proses Manajemen Strategis ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal Lingkungan Umum Lingkungan Industri Lingkungan Internal
MENENTUKAN DAN MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN/ ORGANISASI
Strategic Arcitecture Misi Tujuan Strategi Inti
F E E
FORMULASI STRATEGI
D
Tingkat Korporat Tingkat Bisnis Tingkat Fungsional
B A C
IMPLEMENTASI STRATEGI
K
Struktur Organisasi Budaya Perusahaan Kepemimpinan
PENGENDALIAN STRATEGI
20
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas dapat dijelaskan satu persatu untuk mempermudah pemahaman, yaitu sebagai berikut: a. Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merupakan proses awal dari manajemen strategi. Analisis lingkungan disini mencakup mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal dari organisasi. b. Menentukan dan menetapkan arah organisasi Dalam konteks pembahasan menentukan dan menetapkan arah tujuan organisasi akan membahas mengenai pertama yakni mengapa organisasi tersebut berdiri dan kemudian apa yana menjadi tujuan organisasi tersebut. c. Formulasi Strategi Formulasi Strategi bermakna pada perumusan strategi – strategi yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan sebelumnya. Kemudian dari berbagai strategi yang dirumuskan dilakukan pemilihan strategi yang relevan dengan keadaan organisasi. d. Implementasi strategi Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut tentunya dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan nyata, hal inilah yang disebut dengan implementasi strategi dalam aktvitas organisasi. e. Pengendalian strategi Pengendalian strategi bermakna kepada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen
strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan
memastikan bahwa sistem yang telah berfungsi sebagaimana semestinya.
21
Universitas Sumatera Utara
Setelah memahami makna dari strategi dan makns yang terkandung dalam manajemen strategi maka ada beberapa pembahasan yang akan lebih diperhatikan dalam strategi yakni mengenai formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1.5.2.3.1
Formulasi Strategi
Formulasi stategi adalah proses perumusan strategi yang akan dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Formulasi strategi ini akan memberikan sebuah pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bertindak dan mengaambil keputusan yang berakibat terhadap kelangsungan dan perkembangan dari organisasi. Formulasi strategi (Dirgantoro, 2001 : 83) adalah menentukan aktivitas – aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas tersebut bisa dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu: 1. Analisis strategi 2. Perencanaan strategi 3. Pemilihan strategi Penyusunan strategi memerlukan tahapan – tahapan tertentu untuk dipenuhi, Terdapat sedikitnya enam tahapan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, antara lain (Triton PB, 2007 : 17 - 18): 1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis 3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan)
22
Universitas Sumatera Utara
4. Menyusun rencana penyumberdayaan 5. Mempertimbangkan keunggulan 6. Mempertimbangkan keberlanjutan Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk dipertimbangkan, diantaranya adalah: 1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objektive perusahaan atau organisasi. 2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada saat ini. 3. Kemampuan untuk mengidentifikasikan faktor – faktor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang dihadapi saat ini. 4. Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dimasa yang akan datang. 1.5.2.3.2
Implementasi Strategi
Langkah selanjutnya setelah melakukan formulasi strategi
yaitu
implementasi strategi. Implementsi strategi adalah sebuah proses penerapan dari formulasi strategi ke objek yang sebenarnya dilapangan. Thomas V Bonoma mengemukakan ada empat hasil yang mungkin terjadi dari kombinasi antara formulasi strategi dengan implementasi keempat hasil tersebut (Dirgantoro, 2001:121 - 122).
23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.2 Berbagai Kemungkinan dan implementasi Strategi
Keterangan Gambar: 1. SUCCESS Apabila perusahaan mampu memformulasikan strategi dengan baik serta mampu mengimplementasikan dengan baik pula, maka output-nya dinamakan “Success”, dimana hasil inlah yang paling diinginkan oleh perusahaan. 2. ROULETTE Merupakan suatu kondisi dimana formulasi strategi yang dilakukan kurang baik atau cenderung buruk, akan tetapi dengan usaha dan penyasuaian disana – sini perusahaan mampu untuk mengimplementasikannya dengaan baik. 3. TROUBLE Adalah situasi dimana strategi menjadi kacau karena strategi yang telah diformulasikan dengan baik tidak bisa diimplementasikan dengan baik pula.
24
Universitas Sumatera Utara
4. FAILURE Situasi yang paling tidak diinginkan karena strategi yang telah diformulasikan dengan buruk juga diimplementasikan secara kurang baik. 1.5.2.3.3
Evaluasi Strategi
Evaluasi adalah proses penilaian akan efektivitas strategi yang telah diterapkan terhadap hasil yang diperoleh apakah sesuai dengan apa yang diharapkan aatau tidak. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi strategi dan implementasi strategi serta hasil yang diperoleh merupakan sebuah tujuan yang ingin dicapai telah sesuai maka strategi yang telah dirumuskan akan dilanjutkan. Namun, jika dalam hasil evaluasi dari kegiatan organisasi tidak menunjukkan hasil yang baikatau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi maka organisasi akan meninjau kembali letak kesalahan dari strategi tersebut apakah rumusan strategi yang bermasalah atau justru pada tahap implementasi yang salah. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program di masa mendatang. Dengan demikian manajemen strategi ini menitikberatkan pada kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi peluang dan kendala lingkungan, disamping memahami kekuatan dan kelemahan organisasi. Kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi strategi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena antara satu dengan yang lainny memiliki keterikatan yang kuat untuk mewujudkan tujuan organisasi.
25
Universitas Sumatera Utara
1.5.3
Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats)
1.5.3.1 Pengertian Analisis SWOT Menurut Thompson (2008 : 97) Analisis SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih baik lagi. Analisis
SWOT
adalah
merupakan
salah
satu
metode
untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity dan Threats. Analiasis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu : 1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianaliasis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar.
26
Universitas Sumatera Utara
4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 1.5.3.2 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisis SWOT Rangkuti (2006) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika
yang
dapat
memaksimalkan
kekuatan
(strengths)
dan
peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dapat diperhatikan pada gambar 1.3: Gambar 1.3 Diagram Analisis SWOT BERBAGAI PELUANG
3. Mendukung strategi
1. Mendukung Strategi
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung Strategi defensif
2. Mendukung strategi diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
27
Universitas Sumatera Utara
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang
jangka
panjang
dengan
cara
strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around). Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive). Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-
28
Universitas Sumatera Utara
masing faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi. 1.5.3.3 Matrik SWOT Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman internal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Matrik SWOT
Opportunity (O)
Strenght (S)
Weaknes (W)
Strategi SO
Strategi WO
Menciptakan strategi yang
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan memanfaatkan peluang
kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi ST
Strategi (WT)
Menciptakan strategi yang
Menciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan mengatasi ancaman
kelemahan
dan menghindari ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006 Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut :
29
Universitas Sumatera Utara
1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. 2. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan
yang
ada.
Strategi
WO
bertujuan
untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal. 1.5.4
Pendapatan Asli Daerah
1.5.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah Menurut Insukindro (Pramudji, 1994 : 1) dalam kaitannya dengan pemberian otonomi kepada daerah dalam merencanakan, menggali, mengelola dan menggunakan keungan daerah sesuai dengan kondisi daerah, Pendapatan Asli
30
Universitas Sumatera Utara
Daerah dapat dipandang sebagai salah satu indikator atau kriteria untuk mengurangi ketergantungan suatu daerah kepada pusat. Pendapatan Asli Daerah (Nasution, 2003 : 79) merupakan pendapatan yang diusahakan atau dicari setiap Pemerintah Daerah dengan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang penggalian sumber-sumber keuangan daerah tersebut. Jadi dalam hal ini daerah diberi kepercayaan untuk mengelola sumber pendapatannya, yang selanjutnya dengan inisiatif sendiri dapat mengusahakan sumber
pendapatannya sepanjang
tidak
menyimpang
dari
kebijaksanaan
pengaturan keuangan negara dan azas negara kesatuan. Menurut Penjelasan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 yaitu Penjelasan Umum disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada Daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas Desentralisasi. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah menunjukkan kemampuan suatu daerah menghimpun sumber-sumber dana dan memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya. 1.5.4.2 Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah Pendapatan daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah yang pada intinya menempati posisi yang paling strategis jika dibandingkan dengan
31
Universitas Sumatera Utara
sumber keuangan lainnya di dalam suatu daerah, karena dengan sumber keuangan tersebut, daerah dapat leluasa dan berkesempatan yang lebih besar dalam memperoleh
pendapatan
sesuai
kewenangan
yang
dimilikinya
dengan
mewujudkan beragam kreativitas dan upaya yang maksimal. Di dalam otonomi daerah ini, pendapatan asli darah merupakan bagian yang paling mendasar dan sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang maju dan mandiri. Adapun sumber – sumber pendapatan asli daerah menurut Undang – Undang RI NO. 33 tahun 2004 yaitu: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperolah daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan meliputi: a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah c) Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan d) Lain – lain PAD yang sah 2. Dana perimbangan yaitu danayang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaandesentralisasi. 3. Lain – lain pendapatan daerah yang sah Sumber pendapatan daerah yang kedua yaitu pembiayaan yang bersumber dari: a) Sisa lebih perhitungan anggaran daerah b) Penerimaan pinjaman daerah
32
Universitas Sumatera Utara
c) Dana cadangan daerah d) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 1.5.4.3 Retribusi Daerah Sebagaimana halnya dengan pajak daerah, retribusi daerah juga merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pembiayaan yang berarti bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Menurut Yani (2002 : 55) Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah, sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Adapun yang menjadi objek dan golongan retribusi menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1. Jasa umum ; digolongkan Retribusi Jasa Umum, adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan, Jenisjenisnya adalah : a) Retribusi Pelayanan Kesehatan; b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
33
Universitas Sumatera Utara
c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; f) Retribusi Pelayanan Pasar; g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair; l) Retribusi Pelayanan Tera/ Tera Ulang; m) Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. 2. Jasa Usaha ; digolongkan Retribusi Jasa Usaha, adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi : a) Pelayanan dengan menggunakan / memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan / atau b) Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta. Jenis-jenisnya adalah : 1) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ; 2) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan; 3) Retribusi Tempat Pelelangan;
34
Universitas Sumatera Utara
4) Retribusi Terminal; 5) Retribusi Tempat Khusus Parkir ; 6) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/ Villa; 7) Retribusi Rumah Potong Hewan; 8) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan; 9) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga; 10)
Retribusi Penyeberangan di Air; dan
11)
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Perizinan Tertentu ; digolongkan Retribusi Perizinan Tertentu, adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenisnya adalah : a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan ; b. Retribusi Izin Tempat Penjualan MinumanBeralkohol ; c. Retribusi Izin Gangguan; d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan. 1.5.5
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
1.5.5.1 Pengertian Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Izin mendirikan bangunan atau lebih sering disebut IMB adalah izin yang
diberikan untuk melakukan kegiatan membangunan yang dapat
diterbitkan
35
Universitas Sumatera Utara
apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi sapek pertanahan, sapek plonologis (perencanaan), aspek teknis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan. Umumnya, IMB ditunjukan untuk 2 jenis bangunan (Dwi, 2008 : 11): 1. Bangunan Rumah Tinggi adalah bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal bagi keluarga (single family). Jenis bangunan rumah tinggal ini harus terletak diatas peruntukan wisma (Wisma besar/WBS, wisma flat /WFI, wisma tanam/ WTM wisma sedang/WSD, wima kecil/WKC. 2. Bangunan Non Rumah Tinggal (NRT) adalah semua jenis bangunan umum
dengan
kondominium, restoran,
penggunaan rumah susun,
bioskop,
pasar),
tertentu, hotel).
seperti
hunian
Perdangangan
kantor tunggal/
(apartemen,
(took/pertikoan,
perkantoran,
industri
pergudangan, sekolah, rumah sakit, rumah ibadah (masjid, gereja, vihara), gedung pertemuan, terminal, stasiun kereta api, bandara dan sebagainya. Dengan nama retribusi Izin mendirikan bangunan dipungut retribusi atas pemberian izin mendirikan bangunan. Pemberian izin yang dimaksud meliputi kegiatan peninjauan design dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana tat ruang dengan memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan, koefisien luas bangunan, koefisien ketinggian bangunan, dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan mencukupi bangunan tersebut.Retribusi izin mendirikan bangunan termasuk golongan retribusi perizinan tertentu. (Perda Kabupaten Dairi No 7 Tahun 2011 Tentang Retribusi Daerah)
36
Universitas Sumatera Utara
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis bangunan, luas lantai bangunan, jumlah tingkat bangunan, lokasi bangunan, rencana penggunaan bangunan dan konstruksi bangunan.( http://www.dairikab.go.id/skpd/27/dinas-cipta-karya---tataruang.html)
1.5.5.2 Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dalam Mengisi Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, pasal 6 telah
disebutkan bahwa pendapatan asli daerah dapat digali melalui 4 jenis pendapatan, diantaranya adalah pendapatan dari hasil retribusi daerah. Seperti yang telah disebutkan dalam peraturan pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah, salah satu bagian dari jenis retribusi izin tertentu adalah retribusi izin mendirikan bangunan. Izin mendirikan bangunan adalah izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan bangunan yang dimaksudkan agar desain pelaksanaan pembangunan dan bangunan sesuai dengan Nilai Dasar Bangunan (NDB), Nilai Luar Bangunan (NLB), Ketinggian Bangunan (KB) yang ditetapkan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut, orang lain dan lingkungan.Sedangkan yang dimaksud dengan retribusi izin mendirkan bangunan adalah pembayaran atas pemberian izin bangunan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau bandan termasuk bangunan. (Panca, 2004 : 170) Dari pengetian diatas pendapatan yang bersumber dari izin mendirikan bangunan merupakan bagian dari retribusi daerah yang berdampak langsung
37
Universitas Sumatera Utara
terhadap pendapatan asli daerah. Apabila iuran retribusi izin merndirikan bangunan yang dikelola oleh dinas Tata Ruang dan Pemukiman besar jumlahnya maka besar pula penerimaan pendapatan asli daerah. Dalam rangka upaya peningkatan PAD, khususnya dari segi retribusi izin mendirikan bangunan, seharusnya ada upaya yang sinergi pengelolaan sistem yang terpadu antara elemen yang terkait. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan, pengendalian dan penertiban terhadap pemberian izin mendirikan bangunan, sehingga dapat mewujudkan daerah yang tertib dan unggul. Dan untuk mewujudkan itu perlu adanya Standar Operasional Prosedur yang jelas antara mekanisme perizinan, pemungutan, maupun pengawasannya, serta penerapan sanksi hukum bagi objek yang tidak melaksanakan kewajibannya. 1.6. Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan
fenomena yang dirumuskan berdasarkan generasi dari sejumlah kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menajadi pusat penelitian (Singarimbun, 1995 : 31). Maka dalam hal ini penulis mengemukakan definisi dari konsep yang dipergunakan yaitu: 1. Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2. Manajemen Strategi adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
38
Universitas Sumatera Utara
melaksanakannya,
yang
dibuat
oleh
manajemen
puncak
dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya. 3. Formulasi Strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. 4. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). 5. Pendapatan Asli Daerah dapat di artikan sebagai pendapatan yang benar benar di terima oleh Daerah dan merupakan modal Pemerintah Daerah dalam memenuhi pembangunan belanja negara. 6. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan adalah pungutan terhadap izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pembangunan gedung yang dapat diterbitkan apabila rencana bangunan dinilai telah sesuai dengan ketentuan yang meliputi aspek pertanahan, aspek plonologis (perencanaan), aspek tehnis, aspek kesehatan, aspek kenyamanan dan aspek lingkungan.
39
Universitas Sumatera Utara
1.7. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini membuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, Manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan BAB II : METODE PENELITIAN Bab ini membuat penelitian, lokasi penelitian, informsi penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab
ini
tentang
gambaran
atau
karakteristik
lokasi
penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi serta struktur organisasi. BAB IV : PENYAJIAN DATA Bab
ini
membuat
penyajian
data
yang
dilakukan
dengan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
menganalisanya berdasarkan metode yang
digunakan. BAB V : ANALISA DATA Bab ini membuat pembahasan atau interprestasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.
40
Universitas Sumatera Utara
BAB VI : PENUTUP Bab ini membuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggab penting bagi pihak yang membutuhkan.
41
Universitas Sumatera Utara