BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tupperware merupakan salah satu merek produk keperluan rumah tangga dari Amerika serikat yang berkualitas. Tupperware menerapkan sistem penjualan langsung (direct selling) yang sudah berkembang dan berada lebih dari 100 negara. Di banyak Negara, di antara perusahaan direct selling lain Tupperware berhasil menempati ranking atas. Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang innovatif, memiliki desain unik dengan warna warni yang khas, trendi dan menarik. Bahan yang digunakan berkualitas terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan. Tupperware berprestasi baik dari tahun 2012-2015 dengan meraih Top Brand Award. Tupperware Indonesia unggul di kategori Plastic Container yang kemudian disusul oleh Lion Star, Maspion, Lock and Lock dan Claris. Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Tupperware cenderung mengalami penurunan Top Brand Index. Penurunan Top Brand Index dikarenakan penurunan penjualan yang dipengaruh oleh beberapa faktor, antara lain: citra merek dan desain produk. Sesuai dengan pengamatan penulis, produk plastic container merek Tupperware banyak digunakan oleh pelajar sebagai wadah bekal makanan dan botol air minum mineral. Tupperware merupakan produk yang memberikan solusi cerdas seperti Eco Bottle, tempat minum Tupperware yang praktis mendukung gaya hidup sehat mengonsumsi minuman dan mempromosikan green living.
1
2
Tupperware botol minum (Eco Water Bottle) menyediakan cara yang ideal dan ramah lingkungan untuk meminum jumlah air yang direkomendasikan setiap harinya. Dengan melakukan hal tersebut, tidak hanya mengurangi emisi karbon per tahun, tapi juga menyelamatkan bumi dari sekitar 1450 botol air sekali pakai berkapasitas 16-oz/500 ml (tupperwaregoodforlife.com). Tupperware mempunyai banyak keunggulan seperti memiliki garansi seumur hidup, melakukan inovasi terus-menerus, desain menarik, ramah lingkungan, serta aman untuk makanan dan minuman sehingga lebih diminati dan semakin mudah diingat oleh konsumen. Sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dilakukan atas dasar keinginan dan kebutuhannya terhadap suatu produk. Dilihat dari atribut produk yaitu unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi desain produknya. Menurut Kotler (2009) definisi desain adalah “Totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang diisyaratkan oleh pelanggan. Semakin desain produk menarik, maka akan meningkatkan keputusan pembelian. Selain desain produk, keputusan pembelian juga tidak terlepas dari faktor brand image (citra merek). Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau ancangan,
atau
kombinasi
dari
semua
ini
yang
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk lain (Kotler & Amstrong, 2008). Menurut Schifman dan Kanuk, (2008) brand image adalah persepsi yang bertahan lama, dan dibentuk melalui pengalaman, dan sifatnya relative konsisten. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh Citra Merek
3
tersebut, dengan kata lain Citra Merek (Brand Image) adalah salah satu unsur penting yang mendorong konsumen untuk membeli sebuah produk. Semakin baik Citra Merek (Brand image) yang melekat pada produk tersebut maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli, karena konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan citra merek yang sudah terpercaya lebih memberikan rasa aman ketika konsumen itu menggunakan produk yang akan dibeli. Tupperware secara resmi dipasarkan di Indonesia tahun 1991. Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi Company of Choice dan Brand of Choice. Sedangkan misinya adalah merubah hidup lebih banyak orang menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan data dari Top Brand Index Tupperware pada Tahun 2012-2015 sebagai berikut: Tabel 1.1 Top Brand Index Tupperware pada Tahun 2012-2015 Merek Tupperware Lion Star Maspion Lock & Lock Claris
2012 TBI TOP 51,1% TOP 36,7% TOP 1,5% 1,2% 1,3%
2013 TBI TOP 42,9% TOP 41,0% TOP 12,7% TOP 1,2% 1,3%
2014 TBI TOP 42,5% TOP 39,1% TOP
2015 TBI TOP 50.5% TOP 31.6% TOP
2,6%
2.6% 1.4%
Sumber: www.topbrand-award.com Pada Tabel 1.1 pertumbuhan Top Brand Index mengalami fluktuatif. Tahun 2012 Top Brand Index sebesar 51,1% menurun di tahun 2013 menjadi 42,9%. Penurunan Top Brand Index terus terjadi hingga tahun 2014 menjadi 42,5%, sedangkan pada tahun 2015 Top Brand Index dari Tupperware meningkat menjadi 50,5%. Hal ini berbeda dengan produk pesaingnya Lion Star yang mengalami penurunan secara fluktuatif, dimana pada tahun 2012 Top Brand Index sebesar
4
36,7% meningkat menjadi 41% di tahun 2013 dan kembali menurun hingga tahun 2015 menjadi 31,6%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh penurunan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh desain produk dan citra merek. Berdasarkan latar belakang di atas maka diajukan skripsi dengan judul “Pengaruh Desain Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang”
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang?
2.
Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
2.
Untuk menguji dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
5
1.3.2. Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumbangan pemikiran untuk menguatkan teori yang ada mengenai perilaku konsumen, khususnya keputusan pembelian Produk Tupperware di Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
2.
Kegunaan Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui faktor manakah yang paling mempengaruhi keputusan pembelian. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan bahan referensi.