BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi yang bersifat multidimensional dapat mendorong terjadinya perubahan peran institusi pendidikan pada semua jenjang. Peran pendidikan sebagai institusi pembelajaran tradisional tidak dapat dipertahankan lagi dan perlu diubah menjadi institusi pencipta pengetahuan. Kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan yang dapat menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang saat ini memperoleh perhatian adalah pengintegrasian kurikulum yang hasilnya dikenal sebagai kurikulum terpadu (Majid, 2014:51). Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
dalam
proses
pelaksanaan
pembelajaran tematik hanya dilaksanakan pada kelas rendah. Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, peserta didik tidak lagi mempelajari setiap mata pelajaran. Tingkat pendidikan dasar dalam proses pembelajaran berbasis tematik terpadu
diterapkan
proses
belajar
berdasarkan
tema
untuk
kemudian
dikombinasikan dengan mata pelajaran (Mulyasa, 2013:170). Kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreatifitas guru. Guru merupakan faktor penting yang memberikan pengaruh besar dalam menentukan proses pembelajaran peserta didik. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai daerah karena sebagian besar guru belum siap. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kompetensi guru yang kurang berdampak pada kreatifitas yang rendah. Sosialisasi rumusan kurikulum 2013 yang lambat menjadikan guru yang berada di pedalaman belum siap dalam proses
1
2
pelaksanaan. Guru yang bertugas di pedalaman akan sulit mengikuti hal-hal baru dalam waktu singkat, terutama dengan pendekatan termatik terpadu yang memerlukan waktu untuk memahami (Mulyasa, 2013:41). Implementasi Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum membentuk kompetensi dasar dalam proses pembelajaran. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil belajar, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran (Mulyasa, 2013:99). Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dalam proses pembelajaran dan tidak lagi dimonopoli oleh kehadiran guru di dalam kelas. Peserta didik dapat belajar di mana dan kapan saja sesuai dengan minat dan gaya belajar. Seorang desainer pembelajaran dituntut untuk dapat merancang pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai jenis media dan sumber belajar yang sesuai agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien (Sanjaya, 2008:198). Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sasaran penggunaan media adalah agar peserta didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupan (Ahmadi, Amri, 2010:116). Media pembelajaran sangat penting sebagai alat untuk menyalurkan
3
pesan pembelajaran sehingga materi pembelajaran tersebut dapat merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan minat peserta didik sehingga terjadi proses belajar pada peserta didik secara lebih efektif (Kurniawan, 2011:135). Fungsi media dalam pembelajaran tematik tidak hanya sebagai penyalur pesan dari guru kepada peserta didik namun juga dapat menciptakan pengalaman langsung pada siswa. Pengalaman belajar langsung ditunjukkan dengan peserta didik berbuat langsung atau berinteraksi langsung dengan objek yang dipelajari. Guru dapat menentukan prosedur atau perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik untuk materi yang akan dipelajari, sehingga tercipta pengalaman langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak semua hal yang dipelajari di sekolah berupa pengalaman langsung. Ada beberapa materi pelajaran yang tidak mungkin dilakukan secara pengalaman langsung. Misalnya pembahasan tentang kedalaman laut, peserta didik tidak mungkin harus membawa alat ukur sambil menyelam ke laut. Proses pembelajaran seperti ini diperlukan sebuah media dalam pembelajaran (Kurniawan, 2011:136). Media pembelajaran diperlukan untuk meningkatkan kejelasan pembahasan materi serta memotivasi belajar peserta didik. Semakin abstrak materi pembelajaran (berupa data dan informasi dalam bentuk simbol, angka, dan tulisan) maka semakin penting kehadiran media pembelajaran. Dengan bantuan media, materi yang abstrak menjadi bisa teramati atau tertangkap pancaindra sehingga kualitas belajar peserta didik akan semakin berkualitas (Kurniawan, 2011:136). Menurut Ibrahim dan Syaodih (2010:112) bahwa “media ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran,
4
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”. Menurut Kemp dan Dayton (dalam Solihatin dan Raharjo, 2005:24) bahwa “pembelajaran dengan bantuan media akan mengurangi penafsiran yang beragam pada peserta didik”. Setiap peserta didik yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang sama seperti yang diterima oleh peserta didik yang lain. Sajian materi bisa membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, merangsang peserta didik bereaksi, baik secara fisik maupun emosional. Melalui media, akan tercipta efisiensi waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta menumbuhkan sikap positif peserta didik terhadap materi dalam proses belajar. Pembelajaran berbasis tematik terpadu yang diterapkan pada pendidikan dasar akan menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain. Penggunaan media dalam pembelajaran akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu harus dapat mencangkup semua materi yang dijelaskan pada pembelajaran tersebut. Kurikulum 2013 menuntut penguasaan materi tidak terbatas pada pembelajaran konvensional tatap muka, sehingga guru dalam semua mata pelajaran dituntut kemampuan IT dalam pembelajarannya. Faktanya, guru hanya menggunakan media slide Microsoft Powerpoint dan itu dapat dikatakan pembelajaran kuno (dikutip dari Kompasiana oleh Atmaja, 2013). SDN Lowokwaru 03 Malang merupakan salah satu Sekolah Dasar yang menerapkan pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 pada kelas 1, kelas 2,
5
kelas 4 dan kelas 5. Pembelajaran yang diterapkan di SDN Lowokwaru 03 sudah menerapkan pembelajaran PAIKEM yang terlihat dari setiap pembelajaran yang dilakukan. Guru pada waktu tertentu mengajak peserta didik untuk melakukan pembelajaran di luar kelas sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta menumbuhkan keaktifan dalam belajar. Namun demikian, penggunaan media dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga peserta didik dalam menerima materi mengalami kesulitan. Penggunaan media dalam pembelajaran masih bersifat mata pelajaran dan tidak terpadu pada mata pelajaran yang ditematikkan. Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti melakukan penelitian tentang penggunaan media yang berjudul “Penggunaan Media dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 di Kelas IV SDN Lowokwaru 03 Malang”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan fokus permasalahan yang telah dideskripsikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Media apakah yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang? b. Bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang? c. Apa keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu di SDN Lowokwaru 03 Malang?
6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus permasalahan dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 b. Untuk mendiskripsikan penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang c. Untuk menganalisis keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu di SDN Lowokwaru 03 Malang
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, fokus permasalahan, rumusan masalah, dan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu praktis dan teoritis. a. Secara praktis 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai acuan dalam melaksanakan pembelajaran agar peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru tentang penggunakan media belajar pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 sebagai wujud keberhasilan belajar 3) Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah semangat peserta didik dan mampu meningkatkan prestasi belajar
7
b. Secara teoritis Hasil penelitian ini terkait dengan pengalaman belajar langsung yang menciptakan pembelajaran aktif serta untuk meningkatkan aspek kognitif pada peserta didik. Dengan demikian hasil penelitian ini berkontribusi untuk pengembangan ilmu pendidikan sesuai dengan teori belajar Gagne yang memadukan teori belajar behaviorisme dengan teori belajar kognitivisme secara seimbang. Teori Gagne menyangkut tentang hasil belajar yang dipengaruhi keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam sebuah pembelajaran yang bertujuan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dibatasi tentang penggunaan media pada pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 di SDN Lowokwaru 03 Malang. Secara terperinci dijelaskan sebagai berikut: Penggunaan media pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 ini membahas tentang: (1) media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3, (2) penggunaan media dalam pembelajaran tematik terpadu kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3, (3) keuntungan dan kendala dalam penggunaan media pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 tema 2 (selalu berhemat energi), sub tema 3 (gerak dan gaya) dalam pembelajaran 1, 2 dan 3
8
1.6 Definisi Istilah a. Media Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan. Dengan demikian posisi media selalu berada diantara komunikator dan komunikan, antara sumber pesan dan penerima pesan (Probowo dan Faridah, 2010:117). b. Pembelajaran Tematik Terpadu Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang dalam pembahasan materinya meliputi berbagai bidang studi atau mata pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu (Kurniawan, 2011:51). c. Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis dan konseptual (Mulyasa, 2013:64). Menurut Permendikbud No 67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD menjelaskan, “kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia”.