1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH Setiap perusahaan pasti menginginkan kemajuan dan kesuksesan dalam menjalankan kegiatan usaha, kesuksesan tersebut dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh besar pada kemajuan perusahaan. Diantara faktor tersebut adalah faktor pemasaran, karena dilihat secara umum perusahaan pemasaran dapat dikatakan sebagai pola pemikiran yang menyadari bahwa suatu perusahaan tidak mampu hidup tanpa pembeli atau konsumen yang menggunakan produk perusahaan. Dalam dunia usaha persaingan merupakan hal yang tidak asing lagi dalam produksi. Misal, baik berupa persaingan mutu dan kualitas produk maupun jenis yang beragam juga semakin bertambah, untuk itu perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk memasarkan hasil produksi. Perusahaan sering melakukan promosi-promosi di media-media massa dalam rangka mengenalkan produk kepada masyarakat luas dan mengambil hati para konsumen untuk menggunakan produk yang mereka tawarkan. Selain itu prosedur penjualan yang dilakukan juga beragam dari penjualan tunai sampai penjualan kredit. Untuk dapat memasarkan produk agar dapat dijangkau oleh pembeli, perusahaan dapat pula menempuh suatu cara penjualan yang lain yaitu penjualan konsinyasi.
2
Sedangkan pengertian konsinyasi itu sendiri adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang dagangan menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan dengan memberikan sejumlah komisi kepada pihak yang menjualkan. Dimana perusahaan yang menghasilkan produk pihak consignor tersebut menitipkan hasil produksinya pada pihak lain untuk dipasarkan atau dijual kepada konsumen dengan memberikan komisi beberapa persen kepada pihak consignee menjual produk tersebut. Pelaksanaan sistem penjualan konsinyasi sering diterapkan dikalangan masyarakat umum. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang-barang peralatan rumah tangga, barang elektronik, seperti televisi, kulkas, radio dan masih banyak produk lain yang dijadikan sebagai obyek penjualan konsinyasi. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam penulisan skripsi ini dengan judul sebagai berikut : “ ANALISIS EFEKTIVITAS BARANG KONSINYASI DAN PERHITUNGAN DENGAN METODE PENCATATAN LABA TERPISAH DAN LABA TIDAK TERPISAH ”.
1.2
RUMUSAN MASALAH Dalam prosedur konsinyasi banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus disepakati antara pihak Consignor, dengan pihak consignee. Ketentuanketentuan tersebut merupakan kesepakatan yang telah disetujui bersama,
3
diantaranya tentang besarnya komisi yang akan diterima oleh pihak consiqnee, dan hal-hal penting lainnya. Untuk itu dalam penelitian ini akan membahas tentang : 1.2.1
Bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah yang dapat diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
1.2.2
Bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba tidak terpisah yang akan diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
1.2.3
Bagaimana perbandingan efektifitas kedua metode diatas terhadap laba yang diharapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
1.3
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1.3.1
Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain : 1.3.1.1 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah yang dapat diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. 1.3.1.2 Untuk mengetahui bagaimana perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba tidak terpisah yang akan diterapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
4
1.3.1.3 Untuk mengetahui bagaimana perbandingan efektifitas kedua metode diatas terhadap laba yang diharapkan di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. 1.3.2
Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan manfaat antara lain : 1.3.2.1 Bagi Penulis Untuk menerapkan ilmu yang diterima di perkuliahan dengan dunia usaha yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai studi perbandingan antara teori dan dunia praktik khususnya dengan aktivitas perusahaan. 1.3.2.2 Bagi Perusahaan Dapat memberikan masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan tentang persediaan produk perusahaan. 1.3.2.3 Bagi Perguruan Tinggi Dapat
memberikan
informasi
dan
perbendaraan
kepustakaan STIE Nahdlotul Ulama' Jepara. 1.3.2.4 Bagi Pembaca Menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya mengetahui penjualan konsinyasi.
5
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan pengertian konsinyasi, uang muka dalam penjualan konsinyasi, metode perhitungan konsinyasi dengan metode laba terpisah bagi consignor dan consignee, metode pencatatan laba tidak terpisah bagi consignor dan bagi consignee. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, variable penelitian dan definisi operasional, penentuan sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan data dan analisis pembahasan yang berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab personalia, analisa data yang berisi permasalahan dan pembahasannya.
6
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat apa yang diperoleh dari penelitian dan saran-saran agar permasalahan yang muncul dapat dipecahkan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1.1
Pengertian Konsinyasi Penjualan konsinyasi adalah merupakan suatu jenis penjualan dengan cara menitipkan barang dagangan pada pihak lain untuk dijualkan (Arifin,S :2005). Sedangkan pengertian konsinyasi itu sendiri adalah suatu perjanjian dimana pihak yang mempunyai barang dagangan menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak lain untuk dijualkan dengan memberikan sejumlah komisi kepada pihak yang menjualkan (Drebin dalam Arifin,S :2005). Pihak yang menyerahkan barang atau pemilik desebut consignor, sedangkan pihak yang menerima barang disebut consignee dan barang yang dipakai sebagai obyek penjualan konsinyasi disebut barang konsinyasi. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan (Buku I, Bab V, pasal 76), Komisioner adalah seorang yang menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan perbuatan-perbuatan menutup persetujuan atas nama atau
8
firma dia sendiri, tetapi atas amanat dan tanggungan orang lain dan dengan menerima upah atau provisi tertentu. Ada dua perbedaan yang pokok antara transaksi penjualan konsinyasi dengan transaksi penjualan biasa. Perbedaan tersebut adalah mengenai hak milik barang konsinyasi meskipun dalam penjualan konsinyasi terjadi perpindahan barang dari consignor, kepada consignee, namun hak milik barang-barang tersebut tetap pada consignor. Hak milik barang konsinyasi tersebut baru akan berpindah dari consignor apabila consignee sudah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak konsumen, sedangkan untuk penjualan reguler hak milik atas barang akan berpindah kepada pembeli pada saat terjadi transaksi penjualan dan penyerahan barang. Perbedaan yang lain adalah dalam hal biaya operasi yang berhubungan dengan barang yang dijual. Dalam transaksi penjualan biasa, semua biaya operasi yang berhubungan dengan barang yang dijual ditanggung sendiri oleh penjual, tetapi dalam penjualan konsinyasi semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan ditanggung oleh consignor (pemilik barang).
9
2.1.1.1 Alasan-alasan Bagi Consignor Untuk Mengadakan Perjanjian Konsinyasi 1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila : a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, atas permintaan produk yang belum terkenal. b. Penjualan
melalui
pihak
makelar
sangat
tidak
menguntungkan. c. Nilai jual semakin mahal, tidak bisa dijangkau jika melalui makelar. 2. Resiko-resiko tertentu yang dapat dihindari oleh consignor. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada consignee. Jadi berbeda dengan perjanjian keagenan atau makelar. 3. Di mungkinkan consignor memperoleh penjualan khusus atas barang dagangan yang lain. 4. Nilai jual pada barang yang bersangkutan tetap dalam pengawasan consignor, disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih menjadi tanggungan consignor, sehingga harga barang masih dapat dijangkau oleh konsumen.
Pengawasan
harga
ini
akan
sulit
jika
10
menggunakan sistem penjualan melalui makelar yang kemilikan barangnya langsung ditangan makelar itu sendiri. 5. Persediaan barang yang ada di gudang mudah untuk dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan sesuai jumlah yang direncanakan untuk setiap produksi. 2.1.1.2 Alasan-alasan Bagi Consignee Untuk Menerima Perjanjian Konsinyasi 1. Consignee dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan
barang-barang
tersebut
atau
keharusan
dengan merugi. 2. Resiko rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindari. 3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang konsinyasi yang diterima atau dititipkan oleh consignor. 4. Consignee tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan ditanggung atau diganti oleh consignor. 5. Consignee
berhak
mendapatkan
penjualan barang konsinyasi.
komisi
dari
hasil
11
2.1.2
Hak dan Kewajiban Yang Berhubungan Dengan Perjanjian Konsinyasi Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan sifat hubungan kerja sama antar kedua pihak. Ketentuan yang diatur dalam perjanjian itu biasanya meliputi : komisi penjualan, syarat-syarat pembayaran dan penyerahan barang, pengumpulan piutang dan tanggung jawab atas kerugian karena piutang yang tidak dapat ditagih, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh consignee dalam rangka penerimaan, penyimpanan dan penjualan barang, penyelesaian kepada consignor dan bntuk serta jangka waktu (periode) laporan-laporan yang harus disajikan kepada pihak consignor. Selain ketentuan-ketentuan yang diatur secara spesifik didalam perjanjian, hubungan kerjasama didalam transaksi konsinyasi juga berlaku ketentuan-ketentuan umum yang diatur dalam undang-undang (hukum) yang berlaku didunia perdagangan antara lain : 2.1.2.1 Hak-hak Consignee. a. Consignee
berhak
untuk
mendapatkan
komisi
dan
pergantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut, sesuai dengan jumlah yang diatur dalam perjanjian diantara keua pihak. Komisi dan biaya-biaya yang
mendapatkan
penggantian
biasanya
dikurangi
12
langsung dari hasil penjualan sebelum penyelesaian keuangan dengan consignor dilaksanakan. b. Dalam batas tertentu biasanya consignee diberikan hak untuk memberikan jaminan atau garansi terhadap kualitas barang yang dijualnya. c. Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan consignee berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang berlaku pada umumnya untuk barang yang sejenis, meskipun consignor dapat mengadakan
pembatasan-pembatasan
yang
harus
dinyatakan dalam perjanjian. 2.1.2.2 Kewajiban-kewajiban Consignee a. Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima dari pihak consignor. b. Mematuhi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjual barang-barang milik consignor sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian. Consignee harus menjual
barang-barag
tersebut
dengan
harga
yang
dinyatakan dalam perjanjian. Dalam hal pengaturan terhadap harga jual tidak dinyatakan dalam perjanjian. Consignee harus berusaha menjual barang tersebut dengan harga yang sesuai, Sehingga tidak merugikan kepentingan
13
pengamanan. Demikian pula halnya terhadap syarat-syarat pembayaran yang tidak diatur dalam perjanjian. c. Mengelola secara terpisah baik dari segi fisik maupun administrasi terhadap barang-barang milik consignor, sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat. Pembukuan tertib dan teratur harus diselenggarakan terhadap transaksi-transaksi penjualan barang-barang konsinyasi. Hasil penjualan, biaya-biaya yang mendapat penggantian, persediaan barang dan piutang dari penjualan barang-barang konsinyasi semua harus
dinyatakan
jelas
dalam
rekening-rekening
pembukuan untuk melindungi hak-hak consignor. d. Membuat laporan secara periodik tentang barang-barang yang diterima, barang-barang yang berhasil dijual dan barang-barang
yang
masih
dalam
persediaan
serta
mengadakan penyelesaian keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian. Didalam laporan periodik yang biasa disebut "Perhitungan
Penjualan"
harus
disajikan
informasi
mengenai barang-barang yang diterima dari consignor, barang-barang yang laku dijual dalam periode laporan, biaya-biaya yang bersangkutan dan menjadi tanggung
14
jawab consignor, jumlah yang terhutang dan jumlah pembayaran pada consignor. Disamping beberapa kewajiban diatas, consignee juga
diberi
kepercayaan
oleh
consignor
untuk
mengumpulkan atau menerima uang hasil penjualan barang konsinyasi. Setelah uang dikumpulkan dan setelah diadakan
penyesuaian
terhadap
biaya-biaya
yang
dikeluarkan consignee, uang hasil penjualan tersebut baru disetorkan kepada consignor. Apabila consignee lebih dahulu mengeluarkan sejumlah
uang
untuk
mebayar
biaya-biaya
yang
berhubungan dengan barang konsinyasi, maka consignee berhak untuk minta ganti oleh pengeluaran uang tersebut atau langsung mengurangkan sejumlah uang dikeluarkan
terhadap
uang
hasil
penjualan
yang barang
konsinyasi sebelum disetorkan dengan dilampirkan buktibukti yang mendukung.
2.1.3
Sistem Pembayaran Dalam Penjualan Konsinyasi 2.1.3.1 Uang Muka Dalam Penjualan Konsinyasi Perjanjian
konsinyasi
bisa
disertai
dengan
persyaratan adanya uang muka yang harus dibayar oleh
15
consignee, uang muka tersebut berfungsi sebagai jaminan atau dapat juga berfungsi sebagai tanda kesanggupan consignee untuk menjualkan barang milik consignor. Apabila hal ini terjadi maka consignee pada awal transaksi harus terlebih dahulu membayar sejumlah uang yang besarnya ditentukan dalam jurnal yang harus dibuat oleh consignee pada saat menyerahkan uang muka tersebut adalah : Uang muka konsinyasi Kas
xxx xxx
Uang muka yang disetorkan kepada consignor tersebut pada akhir periode konsinyasi dapat diminta kembali oleh consignee atau langsung dikurangkan pada uang hasil penjualan konsinyasi sebelum disetorkan kepada consignor. Jumlah uang muka yang diserahkan tersebut, tidak boleh dimasukkan dalam rekening konsinyasi masuk sebelah debit, sebab uang muka tersebut merupakan transaksi di luar barang konsinyasi dan bersifat sebagai pengikut atau jaminan. Dalam laporan keuangan consignee, uang muka konsinyasi tersebut disajikan dalam neraca sebagai piutang sampai selesainya transaksi konsinyasi tersebut berakhir.
16
2.1.3.2 Metode Pencatatan dan Laba Rugi Konsinyasi Prosedur
akuntansi
untuk
penjual
konsinyasi
mempunyai dua metode pencatatan yang dapat digunakan oleh pihak consignor ataupun oleh pihak consignee, dua metode pencatatan tersebut adalah: 2.1.3.2.1
Metode Laba Terpisah untuk consignor Dalam metode ini transaksi konsinyasi dipisahkan pencatatannya dari transaksi biasa sehingga laba atau pendapatan dari penjualan konsinyasi pencatat juga terpisah. Untuk mengikut aliran
barang
konsinyasi
dibuatkan
rekening
konsinyasi keluar (Consignment out) yaitu rekening untuk menampung seluruh transaksi yang terjadi pada barang konsinyasi. Sedangkan pada akhir periode,
laba
konsinyasi
yang
dipisahkan
pencatatan tersebut dipisahkan ke rekening laba rugi
dan
menjadi
bagian
dari
laba
usaha
keseluruhan. Kegunaan rekening konsinyasi masuk ini adalah sebagai berikut: (Hadori Yunus dan Harnanto, 2000).
17
Debit: − Untuk
mencatat
pengiriman
barang
konsinyasi kepada consignee. − Untuk mencatat harga pokok produk yang dikirim kepada consignee. − Untuk
mencatat
biaya-biaya
yang
bersangkutan dengan barang konsinyasi. Kredit: − Untuk mencatat penjualan konsinyasi − Untuk mencatat kiriman barang dari consignee. 2.1.3.2.2
Metode Laba Terpisah Untuk Consignee Apabila consignee mencatat transaksi barang titipan menggunakan metode laba terpisah dari laba penjualan reguler, maka consignee akan membuat rekening untuk menampung seluruh transaksi barang konsinyasi yaitu konsinyasi masuk (Consignment in). Pengunaan rekening konsinyasi masuk adalah sebagai berikut (Arifin S.2005).
18
Debit: − Untuk
mencatat
pengeluaran
yang
ditanggung consignor − Untuk mencatat pengiriman uang ke consignor − Untuk mencatat pendapatan komisi lainnya. Kredit: − Untuk
mencatat
semua
transaksi
barang-barang konsinyasi. − Untuk mencatat pendapatan-pendapatan konsinyasi. 2.1.3.2.3
Metode Laba Tidak Terpisah Untuk Consignor Apabila
consignor
dapat
mencatat
penjualan konsinyasi dengan menggunakan metode laba tidak terpisahkan, maka semua transaksi konsinyasi pencatatn tidak terpisahkan dengan pencatatan transaksi penjualan regular. Akibatnya dalam metode ini tidak akan timbul rekening baru untuk mencatat transasksi konsinyasi tersebut.
19
Transaksi
konsinyasi
akan
dicatat
seperti transaksi penjualan biasa sehingga pada saat barang konsinyasi tersebut dijual pada pihak ketiga perlu diadakan pencatatan harga pokok penjualan oleh consignor. Hal ini disebabkan karena seolahseolah barang tersebut hanyalah berpindah tempat. Hanya saja hal ini perlu diadakan memorial (catatan tersendiri) agar tidak kehilangan aliaran barang konsinyasi tersebut yaitu dengan mencatat dalam sebuah ayat jurnal memorandum dalam buku harian atau dalam perkiraan tersendiri yang diselenggarakan untuk menunjukkan semua rincian yang berhubungan dengan barang konsinyasi. Masalah lain yang perlu diketahui dalam metode ini adalah bahwa consignor tidak menutup
rekening
pendapatan
atau
kerugian
konsinyasi pada akhir periode taransaksi konsinyasi karena memang tidak terdapat rekeningnya, jadi laba atau rugi karena adanya penjualan konsinyasi tidak dibuatkan jurnal penutup atau tidak ditutup ke rekening laba rugi sendiri.
20
2.1.3.2.4
Metode Laba Tidak Terpisah Untuk Consignee Pada dasarnya prosedur akuntansi untuk consignee dengan menggunakan metode laba tidak terpisah
dalam
transaksi
konsinyasinya pada
dasarnya sama dengan prosedur akuntansi pada laba terpisah, perbedaannya hanya pada rekening yang digunakan untuk mengikuti aliaran transaksi konsinyasi. Bila
dalam
metode
laba
terpisah
consignee menggunakan rekening "konsinyasi masuk" untuk mencatat transaksi konsinyasinya, maka dalam laba tidak terpisah consignee tidak perlu buat rekening baru, transaksi dicatat seperti transaksi penjualan biasa. Untuk mengetahui dan membedakan dengan barang sendiri maka setiap transaksi yang berhubungan barang titipan akan dicatat
ke
dalam
memorial
dengan
"Nama
Consignor", yang digunakan untuk : Debit : − Untuk mencatat pengeluaran biayabiaya
yang
consignor.
menjadi
tanggungan
21
− Untuk mencatat penyetoran uang. Kredit : − Untuk mencatat harga pokok penjualan pada saat terjadinya transaksi penjualan. − Untuk mencatat penerimaan lain dan hasil penjualan konsinyasi.
2.1.4
Masalah Barang Konsinyasi Yang Belum Laku Terjual Sampai Akhir Periode Akuntansi. Barang konsinyasi untuk consignor yang dititipkan pada consignee sering tidak terjual seluruhnya sampai akhir periode akuntansi apabila hal demikian maka consignor sebagai pemilik barang konsinyasi tersebut harus mengadakan pencatatan atau terhadap catatan dagangannya, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka laporan keuangan consignor tidak mencerminkan keadaan nilai barang dagangan yang sebenarnya. Bagi pihak consignee adanya barang konsinyasi yang belum terjual tidak mempengaruhi catatan barang dagangannya, sebab barang konsinyasi tersebut memang bukan barang dagangan miliknya sehingga dalam hal ini consignee tidak perlu mengadakan jurnal penyesuaian.
22
2.1.4.1 Barang Konsinyasi Yang Belum Terjual Pada Akhir Periode Untuk Consignor. Apabila terdapat barang konsinyasi yang belum terjual pada akhir periode konsinyasi, maka perlu adanya penyesuaian terhadap barang-barang yang dititipkan kepada consignee, secara fisik barang tersebut pada akhir periode telah menyerap biaya-biaya untuk pengolahan barang tersebut. Untuk barang konsinyasi yang telah terjual semuanya tidak ada masalah terhadap biaya-biaya yang telah dikeluarkan karena langsung dapat dibebankan pada saat penyesuaian pembayaran. Tetapi untuk barang konsinyasi yang belum terjual, maka
perlu
diadakan
penyesuaian
dengan
cara
memperhitungkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan baik melekat pada barang yang telah terjual atau yang belum terjual. Penyesuaian terhadap biaya-biaya ini sangat penting dalam menentukan laba rugi periodik Apabila telah dapat dipisahkan biaya-biaya yang melekat pada masing-masing barang konsinyasi, maka perlakuan biayanya adalah sebagai berikut untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang telah terjual, maka biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada periode
23
penjualan. Untuk biaya yang melekat pada barang konsinyasi yang belum terjual maka biaya tersebut diperlakukan dan dicatat sebagai persekot biaya atau biaya yang ditangguhkan pembebanan. 2.1.4.2 Barang Konsinyasi Yang Belum Terjual Pada Akhir Periode Untuk Consignee Pada pencatatan buku consignee masalah barang konsinyasi yang belum terjual tidak mengalami penyesuaian atau dengan kata lain tidak berpengaruh pada pencatatan consignee. Hal ini disebabkan karena consignee terbatas hanya mencatat barang-barang konsinyasi yang belum berhasil dijualkan dan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan penjualan konsinyasi serta pendapatan komisi dari konsinyasi.
2.1.5
Penelitian Terdahulu 2.1.5.1 Penelitian dari Masurip (2005) Penelitian yang dilakukan oleh Masurip yang berjudul “Analisis Efektivitas Barang Konsinyasi Dan Perhitungan Terpisah”.
Dengan Tujuan
Metode penelitian
Pencatatan ini
untuk
Laba
Tidak
mengetahui
perhitungan akuntansi konsinyasi secara nyata, keunggulan,
24
kelemahan juga cara paling efektif yang digunakan diantara kedua metode tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pencatatan laba tidak terpisah antara penjualan barang konsinyasi dengan penjualan biasa. Dalam Analisis yang digunakan secara kualitatif dan
kuantitatif,
analisis
secara
kuantitatif
dengan
menggunakan uji beda yaitu dengan prosedur uji tanda, dan dalam penelitian ini dilakukan dua kali pengujian perbedaan untuk mendapatkan suatu kesimpulan sebagai berikut : menguji perbedaan antara metode laba terpisah dengan metode laba tidak terpisah. Dalam pengujian ini laba konsinyasi yang diperoleh dari metode terpisah dapat diketahui dengan jelas sedangkan dengan metode laba tidak terpisah, laba konsinyasi yang diperoleh tidak dapat diketahui, artinya dengan metode laba tidak terpisah laba konsinyasi adalah nol, berdasarkan beberapa tahapan prosedur pengujian bahwa probalitas hasil perhitungan yang diperoleh dari tabel sebesar 0,0313 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari pada laba tidak terpisah. Menguji perbedaan antara laba dengan metode laba terpisah, standar laba yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 10% dari hasil penjualan konsinyasi dan secara prosedur pengujian menunjukkan bahwa probalitas
25
hasil perhitungan yang di peroleh dari tabel sebesar 0,0313 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari metode laba tidak terpisah. Dari hasil pengujian antara standar laba dengan metode laba tidak terpisah, standar laba yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 10% dari hasil penjualan konsinyasi, dan berdasarkan prosedur pengujian menunjukkan probalitas hasil perhitungan yang diperoleh dari tabel sebesar 0,1786 < 0,2 (taraf nyata) artinya metode laba terpisah lebih efektif dari standar laba perusahaan, dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa metode laba tidak terpisah dinilai kurang efektif dibandingkan dengan metode laba terpisah, dan dilihat dari besarnya standar laba konsinyasi perusahaan laba yang diperoleh dari metode pencatatan laba menunjukkan laba yang diperoleh lebih besar dari standar laba yang ditentukan perusahaan.
2.2
KERANGKA PEMIKIRAN Untuk memperjelas pelaksanaan dan sekaligus mempermudah dalam pembahasan dan penganalisaan, maka perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai landasan dalam pembahasan. Dalam penelitian ini akan menunjukkan laba penjualan dari transaksi konsinyasi yang dicatat dengan
26
metode laba terpisah dan tidak terpisah dengan penjualan reguler, dari sini akan diketahui metode yang dapat menunjukkan laba konsinyasi yang sebenarnya, kemudian laba tersebut akan dibandingkan keefektivitasannya dengan standar laba yang diinginkan perusahaan dengan menggunakan uji tanda atau lebih jelasnya dapat digambarkan dalam suatu bagan sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Metode laba terpisah Metode Standar laba yang
yang
diinginkan
paling efektif
Metode laba tidak terpisah
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL Adapun variabel-variabel dalam penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang disebut dalam perumusan masalah antara lain : 3.1.1
Penjualan Yang dimaksud penjualan dalam hal ini adalah jumlah atau volume barang konsinyasi yang benar-benar telah terjual pada pelanggan.
3.1.2
Harga Pokok Penjualan Merupakan harga pokok dari barang konsinyasi, yang berasal dari harga jual dikurangi besarnya komisi yang didapatkan.
3.1.3
Biaya-biaya Penjualan Dalam penjualan konsinyasi timbul biaya-biaya yang melekat pada barang konsinyasi antara lain biaya angkut, biaya penyimpanan barang, biaya promosi dan lain sebagainya. Juga biaya-biaya tersebut menjadi tanggungan pemilik barang maka biaya yang relevan dalam penelitian ini adalah biaya komisi yang merupakan pendapatan bagi consignee.
28
3.1.4
Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi Metode yang digunakan untuk mencatat transaksi konsinyasi ada dua cara : a) Metode Laba Terpisah Yaitu pencatatan laba konsinyasi yang dipisahkan dari laba penjualan reguler. b) Metode Laba Tidak Terpisah Yaitu pencatatan laba konsinyasi yang ditambahkan dari pencatatan laba penjualan reguler.
3.2
OBYEK PENELITIAN Obyek dalam penelitian ini adalah produk konsinyasi TV, DVD, Kipas Angin selama tahun 2005-2007 pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
3.3
JENIS DAN SUMBER DATA 3.3.1
Jenis Data Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan adalah :
29
3.3.1.1
Data Kualitatif Merupakan data yang dapat dikategorisasi tetapi tidak dapat dikuantitatifkan. Data kualitatif dapat dijelaskan melalui perhitungan jumlah setiap kategori yang telah diamati. Yaitu berupa gambaran umum sejarah perusahaan, struktur organisasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian yang berupa keterangan atau informasi.
3.3.1.2
Data Kuantitatif Yaitu
data
yang
menunjukkan
jumlah
atau
banyaknya sesuatu. Dalam penelitian ini data kuantitatif menggunakan nilai persediaan produk konsinyasi yang sudah terjual di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara.
3.3.2
Sumber Data 3.3.2.1
Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari data persediaan perusahaan khususnya data persediaan barang konsinyasi.
30
3.4
METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari: 3.4.1
Pengamatan (observasi) Pengamatan atau observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti.
3.4.2
Penelusuran literatur Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagaian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data peneliti sebelumnya.
3.4.3
Wawancara (interview) Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang diteliti.
3.5
METODE ANALISIS Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan : 3.5.1
Metode Analisis Uji Tanda (sign-test) Uji tanda adalah uji yang didasarkan pada tanda negatif atau positif dari perbedaan antara pasangan data ordinal (peringkat), (J Supranto, 2001). Dalam penelitian ini analisis uji tanda untuk menguji
31
perbedaan antara konsinyasi yang diperoleh dengan standar laba yang diharapkan. Adapun penentuan efektifitas dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: 1. Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, dengan menggunakan prosedur uji tanda. 2. Menentukan taraf nyata adalah menetapkan kriteria penolakan terhadap hipotesis nol. 3. Menghitung frekuensi tanda adalah menghitung tanda positif dan tanda negatif. 4. Menghitung probalitas hasil, dengan : n adalah jumlah tahun r adalah jumlah tanda yang paling sedikit p adalah probalitas adanya perbedaan laba 5. Penarikan kesimpulan tentang hipotesis nol Pengujian
dilakukan
dengan
menghitung
probalitas
dengan
mengacu pada distribusi probalitas binominal (tabel). Dan pengambilan keputusan atas hipotesis nol adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil hitungan Atau Menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil hitungan
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1
Sejarah Singkat Perusahaan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara didirikan pada hari jum’at, tanggal 25 Februari 1999. Didirikan oleh Bapak H. Jupri HS, yang beralamat di Jl. Manyargading No. 1 Kalinyamatan Jepara. Dengan modal yang cukup dan kegigihan pemilik toko mengembangkan usahanya, sampai sekarang “Toko Rangga Electronik” yang asal mulanya hanya sebagai toko kecil dan sederhana, telah menjadi toko yang perkembangannya sangat pesat dan diminati banyak konsumen dari penjuru kota dan pelosok desa. Disamping letaknya yang strategis, mudah dijangkau, harganya juga miring dibanding dengan yang lain. Selain itu namanya sekarang sudah terkenal dan banyak pelanggan tetap dari penjuru Kota Jepara bahkan luar kota. Sejalan dengan berkembangnya Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara mendapat kepercayaan dari beberapa Consignor yang merupakan pemasok barang-barang elektronik. Barang-barang tersebut sebagian adalah barang titipan untuk dijual kembali pada konsumen, artinya barang-barang tersebut adalah barang konsinyasi, namun dalam pembayaran dengan pihak Consignor yaitu bersyarat yang
33
sudah ditentukan. Untuk menjalin kerja sama, dalam pembelian barangbarang elektronik yang menjadi barang persediaan di toko ini dengan system
pembayaran
berjangka.
Barang-barang
tersebut
dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu barang yang dapat dibeli lansung dari Consignor dan barang yang dapat dititipkan oleh Consignor. 4.1.1.1 Barang yang dibeli langsung dari Consignor Yaitu persediaan barang yang berasal dari pembelian langsung barang-barang elektronik dari pemilik barang. Jenis persediaan barang-barang elektronik tersebut antara lain berupa: a. TV dari berbagai merk. b. DVD c. Kipas Angin d. Lemari Es e. Mesin cuci f. Tape atau Radio g. Aktif Spiker h. Dan lain-lain 4.1.1.2 Barang yang dititipkan oleh Consignor untuk dijual ke konsumen Yaitu persediaan barang dagangan milik consignor yang dititipkan kepada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara
34
dengan tujuan agar dapat dijualkan kepada konsumen dan dari penjualan toko ini menerima komisi. Keuntungan lebih yang diperoleh dari penjualan jenis barang tersebut antara lain: a. TV dari berbagai merk. b. DVD c. Kipas Angin d. Lemari Es e. Mesin cuci f. Tape atau Radio g. Aktif Spiker h. Dan lain-lain Sedangkan komisi atau keuntungan lebih dari penjualan masing-masing barang titipan sangat variatif dan berbeda-beda mulai dari 5% hingga 10% setiap jenis barang yang dijualkan. 4.1.2
Struktur Organisasi Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri dan hal ini sangat berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain. Perbedaan yang disebabkan oleh pada kegiatan dan jenis usahanya. Setiap perusahaan yang ingin menjalankan fungsinya agar berjalan dengan lancar harus mempunyai susunan organisasi yang baik. Tanpa susunan organisasi yang baik koordinasi yang jelas maka segala
35
kegiatan atau pekerjaan akan mengalami penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adapun bentuk organisasi yang digunakan dalam toko ini adalah bentuk organisasi garis, yang dalam pelaksanaannya ditangani langsung oleh pemilik toko selaku seorang pimpinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi dari Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara sebagai berikut : Gambar 4.1 Struktur Organisasi Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Pimpinan
Menejer
Administrasi dan pembukuan
Karyawan
Pramuniaga
Pengiriman
36
Keterangan : 4.1.2.1 Pimpinan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan, pimpinan yang tidak lain adalah pemilik perusahaan itu sendiri berperan sebagai pemilik modal dan bertanggung jawab secara mutlak dalam kebijaksanaan pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilaksanakan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun tugas dan wewenang seorang pimpinan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Mengatur
dan
mengelola
dalam
menjalankan
perusahaan mengenai perencanaan, pengorganisasian dan mengawasi segala aktifitas perusahaan. b. Memecahkan
masalah-masalah
yang
timbul,
khususnya yang berhubungan dengan operasional perusahaan maupun financial perusahaan. c. Membina dan menjaga koordinasi dalam kerjasama yang baik antar semua bagian yang ada. d. Menetapkan kebijakan-kebijakan umum bersama staf dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
37
e. Mengarahkan dan meminta pertanggung jawaban bawahan atas tugas yang dibebankan. f. Menjalin hubungan yang harmonis antar pihak internal maupun ektern. 4.1.2.2 Manajer Perusahaan Membantu
seorang
pimpinan
perusahaan
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Manajer adalah pengelola perusahaan, berperan sebagai asisten pemilik modal dan bertanggung jawab memberi masukan dalam kebijaksanaan pengambilan keputusan dan bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tugas dan wewenang seorang manajer Toko Rangga Elektronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Membantu
mengatur
dan
mengelola
dalam
menjalankan perusahaan dalam hal perencanaan, pengorganisasian dan mengawasi segala aktifitas perusahaan. b. Membantu timbul,
memecahkan
khususnya
yang
masalah-masalah berhubungan
yang dengan
operasional perusahaan maupun financial perusahaan.
38
c. Membantu dan menjaga koordinasi dalam kerjasama yang baik antar semua bagian yang ada. d. Membantu menjalankan kebijakan-kebijakan umum bersama pimpinan dan staf dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. e. Membantu mengarahkan dan meminta pertanggung jawaban bawahan atas tugas yang dibebankan sebagai wakil dari seorang pimpinan. f. Membantu menjalin hubungan yang harmonis antar pihak, baik internal maupun ekternal perusahaan. 4.1.2.3 Administrasi dan Pembukuan Bagian administrasi dan pembukuan bertanggung jawab pada pimpinan perusahaan dalam hal tertib administrasi dalam mengatur keluar masuknya uang dan barang dagangan serta mencatat persediaan barang-barang elektronik. Adapun fungsi lain dari bagian administrasi dan pembukuan adalah : a. Mencatat secara teratur semua transaksi administrasi b.
Bertanggung jawab atas semua penerimaan uang hasil penjualan.
39
c. Membuat laporan-laporan mengenai persediaan barang dagangan, jumlah dan jenis barang yang masih tersedia dan laporan lain yang dipandang perlu untuk disajikan. d. Membuat dan mengarsip surat-surat yang diperlukan oleh perusahaan baik surat keluar maupun surat masuk dari berbagai
instansi,
lembaga,
perusahaan
lain
yang
mempunyai hubungan dengan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan tagihan-tagihan perusahaan. 4.1.2.4 Pramuniaga Seorang
pramuniaga
pada
perusahaan
ini
berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dalam membeli barang-barang elektronik. Selain itu pramuniaga bertugas : a. Memberikan informasi pada pelanggan tentang hal-hal yang berhubungan dengan barang dagangan. b. Melakukan
pencatatan
alamat
pelanggan
jika
menginginkan pengiriman atas barang yang telah dibelinya untuk diantar pada alamat yang dimaksud pelanggan. c. Memberikan informasi pada bagian pengiriman untuk segera mengirimkan barang pembeli pada alamat yang telah ditentukan oleh pelanggan.
40
4.1.2.5 Bagian Pengiriman Setelah mendapat informasi dari pramuniaga, bagian pengiriman bertanggung jawab mengantarkan barang yang telah dibeli oleh pelanggan pada alamat yang ditentukan. Untuk tugas ini perusahaan menyediakan 1 (satu) unit mobil, sehingga dalam mengatasi masalah pengiriman baik dekat maupun jauh perusahan tidak perlu repot mencari kendaraan sewaan. 4.1.3
Personalia Perusahaan 4.1.3.1 Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang ada dalam Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dapat diperinci sebagai berikut : a. Pimpinan Perusahaan
: 1 Orang
b. Manajer Perusahaan
: 1 Orang
c. Administrasi dan Pembukuan : 1 Orang d. Pramuniaga
: 2 Orang
e. Bagian Pengiriman
: 1 Orang
Jumlah Total Karyawan
: 6 Orang
4.1.3.2 Jam Kerja Hari
kerja
pada
Toko
Rangga
Electronik
Kalinyamatan Jepara selama 8 Hari, kegiatan toko dimulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB.1
41
4.1.3.3 Fasilitas Yang Diberikan Kepada Tenaga Kerja Untuk mendorong semangat kerja para karyawan, perusahaan mengambil berbagai kebijaksanaan antara lain memberikan kesejahteraan sosial karyawan adalah sebagai berikut : a. Gaji pokok bulanan b. Sarana Ibadah c. Tunjangan hari raya d. Pemberian ijin libur bagi karyawan 4.1.4
Ketentuan Barang Titipan Berawal dari penjualan kecil-kecilan Toko Rangga Elecronik Kalinyamatan Jepara mendapat kepercayaan dari consignor untuk menjualkan barang dagangannya dengan cara menitipkan barang di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara mulai tahun 2004. Yaitu dengan bantuan dari relasi pemilik toko yang menunjukkan keberadaan toko kepada consignor, karena toko terbilang sudah lama berdiri. Ketentuan-ketentuan dan perjanjian-perjanjian penitipan barang dari consignor atau pemilik ke toko berbeda-beda. Namun secara umum ketentuan penitipan barang dagangan yang berlaku pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut :
42
a. Consignor
mendatangi
langsung
Toko
Rangga
Electronik
Kalinyamatan Jepara untuk menawarkan barang dagangan yang akan dititipkan. b. Pemimpin atau manajer memilih jenis dan model produk yang akan dititipkan. c. Consignor selaku pemilik barang menentukan harga jual barang dan menentukan besarnya prosentase komisi yang akan diterima oleh Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dari hasil penjualan. d. Biaya pengiriman atas barang yang dititipkan ke toko ditanggung oleh pihak consignor, sedangkan pengiriman barang ke konsumen dan biaya penjualan ditanggung sepenuhnya oleh pihak Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara. e. Barang yang rusak dan barang yang sudah terlalu lama dikembalikan ke consignor. f. Tiap bulan consignor menerima laporan penjualan. g. Pembayaran ke consignor setelah barang yang dititipkan tersebut telah benar-benar terbayar. Setelah perjanjian dan ketentuan tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak, maka consignor segera mengirimkan barang dagangannya ke toko. Proses pengiriman dilaksanakan sendiri oleh pihak consignor dengan menggunakan sarana pengiriman atau kendaraan angkut milik consignor.
43
4.1.5
Penjualan Proses penjualan atas barang dagangan yang berlaku di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara ini sama dengan proses penjualan pada toko yang lain, para konsumen yang datang kemudian memilih barang yang dibutuhkan, setelah konsumen memperoleh barang yang mereka butuhkan dan membeli barang tersebut pelanggan membawa langsung barang yang telah dibeli atau meminta pada bagian pengiriman barang untuk mengantarkan barang yang telah mereka beli tersebut ke alamat yang telah disepakati. Dalam perkembangan perusahaan ini mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke ketahun, kepercayaan dari konsumen adalah faktor utama yang menyebabkan meningkatnya volume penjualan. Sebagai consignee Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara selalu berusaha keras untuk tidak mengecewakan masyarakat sebagai konsumen, dengan menyediakan barang-barang elektronik yang lengkap dengan berbagai macam harga dan kualitas. Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan meningkatnya angka penjualan pada Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara adalah sebagai berikut : a. Persediaan barang dagangan yang ada di Toko Rangga Elektronik Kalinyamatan Jepara sangat beragam baik model maupun merek barang.
44
b. Harga yang dititipkan ditoko ini relatif dapat dijangkau oleh masyarakat luas. c. Untuk barang titipan, perusahaan tidak menetapkan harga selain harga yang telah ditetapkan oleh consignor. d. Pelayanan terhadap konsumen lebih diutamakan. e. Pengiriman barang yang telah dipesan oleh pelanggan selalu tepat waktu sesuai alamat yang dimaksud konsumen. f. Biaya pengiriman ditanggung konsumen, perusahaan hanya memberikan sarana pengiriman berupa kendaraan angkut. 4.1.6
Pencatatan Transaksi Barang Titipan Terdapat dua metode pencatatan atas transaksi barang titipan dengan perolehan laba dari penjualan barang titipan metode tersebut, antara lain : 1. Metode laba terpisah dari penjualan biasa. 2. Metode laba tidak terpisah dari penjualan biasa.
4.2
PENYAJIAN DATA Di dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data selain dengan melakukan observasi baik dari jauh maupun datang langsung ke perusahaan Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara, juga melakukan wawancara pada semua bagian yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Adapun data yang yang disajikan penulis pada penelitian ini, antara lain:
45
4.2.1
Data konsinyasi untuk produk TV, DVD, dan Kipas Angin pada Tahun 2007 yang di suplai dari Semarang Hasil pengumpulan data dari penelitian ini adalah yang ada hubungannya dengan pencatatan transaksi barang konsinyasi dan perolehan laba dari metode pencatatan laba terpisah dan metode laba tidak terpisah. Dalam
perjanjian
konsinyasi
tersebut,
Toko
Rangga
Electronik Kalinyamatan Jepara bertindak sebagai consignee, transaksi yang terjadi selama tahun 2007 sebagai berikut: 1. Pada awal bulan Januari, menerima kiriman barang elektronik berupa TV berwarna sebanyak 2000 unit, DVD 7500 unit dan kipas angin 1300 unit. 2. Biaya ongkos kirim untuk masing-masing barang elektronik sebesar Rp. 1.200.000,00 telah dibayar oleh consignor. 3. Biaya promosi, biaya penjualan dan biaya penyimpanan yang telah dikeluarkan oleh Toko “ Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara” yang berhubungan dengan barang konsinyasi tersebut adalah Rp 900.000,00 untuk produk TV, sedangkan untuk DVD dan Kipas Angin masing-masing adalah Rp. 540.000,00. 4. Komisi yang ditetapkan consignor 10% untuk TV, 5 % untuk DVD dan Kipas Angin, dalam perjanjian disetujui bahwa semua biaya
46
yang berhubungan dengan barang konsinyasi akan diganti oleh consignor. 5. Harga penjualan untuk masing-masing produk adalah: a. TV @ Rp. 1.000.000,00 dan harga pokoknya Rp. 900.000,00. b. DVD @ Rp. 300.000,00 dan harga pokoknya Rp. 250.000.00 c. Kipas Angin @ Rp. 200.000,00 harga pokoknya Rp. 180.000,00 6. Mengirim uang hasil penjualan untuk : a. TV sebesar Rp. 600.000.000,00 b. DVD sebesar Rp. 420.000.000,00 c. Kipas Angin sebesar Rp. 60.000.000,00
47
Tabel 4.1 TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI TV TAHUN 2007 TRANSAKSI Menerima kiriman 7500 buah TV berwarna dari pengamat dan harga jualnya Rp. 1.000.000,00 Dijual 1440 TV dengan harga @ Rp 1.000.000,00. (1.440 x 1.000.000 = 1.440.000.000)
Pencatatan metode laba terpisah
Pencatatan metode laba tidak terpisah
Memo
Memo
Kas Rp. 1.440.000.000 Penjualan Rp.1.440.000.000
Kas
Mengirimkan uang kepada pengamat Pengiriman uang Rp 600.000.000 sebesar Rp 600.000.000,00 dari Toko Kas Rp 600.000.000 Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 10% Biaya komisi Rp. 144.000.000 x Rp 1.440.000.000 = Rp. 144.000.000 Pendapatan komisi Rp. 144.000.000
Menutup rekening pendapatan komisi ke Pendapatan komisi Rp. 144.000.000 rekening Rugi laba Rugi laba Rp.144.000.000 Keterangan : Lampiran 1 Sumber : Toko Rangga Electronik
Rp. 1.440.000.000 Penjualan Rp. 1.440.000.000 Pembelian Rp. 1.296.000.000 Pengamanat Rp. 1.296.000.000 Pengamanat Rp 600.000.000 Kas Rp 600.000.000
48
Tabel 4.2 TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI DVD TAHUN 2007 TRANSAKSI
Pencatatan metode laba tidak terpisah
Pencatatan metode laba terpisah
Menerima kiriman 7500 unit DVD dari pengamat dan harga jualnya Rp. 300.000,
Memo
Memo
Dijual 7200 dengan harga @ Rp 300.000 (7200 x 300.000 = Rp. 2.160.000.000)
Kas Rp. 2.160.000.000 Penjualan Rp.2.160.000.000
Kas
Mengirimkan uang kepada pengamat Pengiriman uang Rp 420.000.000 sebesar Rp 420.000.000 dari Toko Kas Rp 420.000.000 Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 5 % Biaya komisi Rp. 108.000.000 x Rp 2.160.000.000 = Rp. 108.000.000 Pendapatan komisi Rp. 108.000.000
Menutup rekening pendapatan komisi ke Pendapatan komisi Rp. 108.000.000 rekening Rugi laba Rugi laba Rp. 108.000.000 Keterangan : Lampiran 2 Sumber : Toko Rangga Electronik
Rp. 2.160.000.000 Penjualan Rp. 2.160.000.000 Pembelian Rp 2.052.000.000 Pengamanat Rp. 2.052.000.000 Pengamanat Rp 420.000.000 Kas Rp 420.000.000
49
Tabel 4.3 TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI KIPAS ANGIN TAHUN 2007 TRANSAKSI
Pencatatan metode laba terpisah
Pencatatan metode laba tidak terpisah
Menerima kiriman 1300 unit Kipas Angin dari pengamat dan harga jualnya Rp. 200.000, Dijual 1.080 dengan harga @ Rp 200.000 (1.080 x 200.000 = Rp. 216.000.000)
Memo
Memo
Kas Rp. 216.000.000 Penjualan Rp.216.000.000
Kas
Mengirimkan uang kepada pengamat sebesar Rp 60.000.000 dari Toko Rangga Elektronik Mencatat pendapatan komisi sebesar 5 % x Rp 216.000.000 = Rp. 10. 800.000
Pengiriman uang Rp 420.000.000 Kas Rp 420.000.000 Biaya komisi Rp. 10.800.000 Pendapatan komisi Rp. 10.800.000
Menutup rekening pendapatan komisi Pendapatan komisi Rp. 10.800.000 ke rekening Rugi laba Rugi laba Rp. 10.800.000 Keterangan : Lampiran 2 Sumber :Toko Rangga Electronik
Rp. 216.000.000 Penjualan Rp. 216.000.000 Pembelian Rp 205.200.000 Pengamanat Rp. 205.200.000 Pengamanat Rp 420.000.000 Kas Rp 420.000.000
50
Dalam tabel 4.1, 4.2, 4.3 tersebut diatas menunjukkan perbedaan yang cukup jelas antara laba terpisah dengan laba tidak terpisah, dengan menggunakan laba tidak terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan tidak dapat ditunjukkan dengan jelas, sedangkan dengan menggunakan metode laba terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan dapat diketahui secara jelas dan dapat dipisahkan dari laba hasil penjualan barang milik perusahaan sendiri. Kedua metode pencatatan tersebut juga mempengaruhi perbedaan dalam penyusunan laporan laba rugi perusahaan secara keseluruhan. 4.2.2
Data Pelaporan Laba rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya-biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut dengan laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Dalam hubungan dengan barang konsinyasi atau barang titipan, laporan laba rugi perusahaan ini menggunakan metode pencatatan laba konsinyasi tidak terpisah, artinya laba dari penjualan barang titipan langsung digabungkan dengan penjualan reguler atau penjualan barang miluik perusahaan sendiri, dan bagaimana perbedaan
51
jika laporan laba rugi tersebut dicatat dengan metode laba terpisah antara penjualan barang titipan dengan penjualan reguler. Adapun laporan laba rugi Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara dalam periode tiga tahun terakhir untuk masingmasing produk adalah sebagai berikut:
52
Tabel 4.4 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2005
Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 1.836.000.000 612.000.000 2.448.000.000
Harga Pokok Penjualan
1.620.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
216.000.000
540.000.000 2.160.000.000 72.000.000
288.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
4.800.000
4.800.000
-
Biaya Telpon & Listrik
3.000.000
3.000.000
-
Biaya pemeliharaan
900.000
900.000
-
Biaya Iklan
180.000
180.000
-
Biaya angkut penjualan
9.000.000
3.600.000
12.600.000
Jumlah Biaya Usaha
16.800.000
4.680.000
21.480.000
Laba Usaha
199.200.00
67.320.000
266.520.000
Sumber : Toko Rangga Electronik
53
Tabel 4.5 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2006
Penjualan
Metode Laba Terpisah Penjualan Penjualan Reguler Konsinyasi 2.592.000.000 972.000.000
Metode Laba Tidak Terpisah 3.564.000.000
Harga Pokok Penjualan
2.304.000.000
864.000.000
3.168.000.000
288.000.000
108.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
396.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
6.000.000
6.000.000
-
Biaya Telpon & Listrik
3.204.000
3.204.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
2.700.000
2.700.000
240.000
240.000
10.800.000
5.400.000
16.200.000
20.004.000
8.340.000
28.344.000
267.996.000
99.660.000
367.656.000
54
Tabel 4.6 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK TV TAHUN 2007
Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 3.600.000.000 1.440.000.000 5.040.000.000
Harga Pokok Penjualan
3.240.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
360.000.000
1.296.000.000 4.536.000.000 144.000.000
504.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
7.800.000
7.800.000
-
Biaya Telpon & Listrik
3.300.000
3.300.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
3.600.000
3.600.000
300.000
300.000
12.600.000
9.000.000
21.600.000
23.000.000
12.900.000
36.000.000
336.000.000
131.100.000
467.400.000
55
Tabel 4.7 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK DVD TAHUN 2005
Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 2.340.000.000 1.350.000.000 3.690.000.000
Harga Pokok Penjualan
2.106.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
234.000.000
1.215.000.000 3.321.000.000 135.000.000
369.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
360.000
360.000
-
Biaya Telpon & Listrik
360.000
360.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
1.800.000
1.800.000
180.000
180.000
3.600.000
1.800.000
5.400.000
4.560.000
3.780.000
8.340.000
229.440.000
131.220.000
360.660.000
56
Tabel 4.8 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK DVD TAHUN 2006
Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 3.663.000.000 2.475.000.000 6.138.000.000
Harga Pokok Penjualan
3.330.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
333.000.000
2.250.000.000 5.580.000.000 225.000.000
558.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
420.000
420.000
-
Biaya Telpon & Listrik
900.000
900.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
3.600.000
3.600.000
300.000
300.000
9.000.000
5.400.000
14.400.000
10.320.000
9.300.000
19.620.000
322.680.000
215.700.000
538.380.000
57
Tabel 4.9 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK DVD TAHUN 2007
Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 4.320.000.000 2.160.000.000 6.480.000.000
Harga Pokok Penjualan
3.600.000.000
Transaksi
Laba Kotor Penjualan
720.000.000
1.800.000.000 5.400.000.000 360.000.000
1.080.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
-
Biaya Telpon & Listrik
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
600.000
600.000
1.200.000
1.200.000 5.400.000
5.400.000
336.000
336.000
12.600.000
10.800.000
23.400.000
14.400.000
16.536.000
30.936.000
705.600.000
343.464.000
1.049.064.000
58
Tabel 4.10 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK Kipas Angin TAHUN 2005
Transaksi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 189.000.000 63.000.000 252.000.000 162.000.000
54.000.000
27.000.000
9.000.000
216.000.000 36.000.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
180.000
180.000
-
Biaya Telpon & Listrik
420.000
420.000
-
Biaya pemeliharaan
60.000
60.000
-
Biaya Iklan
30.000
30.000
-
Biaya angkut penjualan
240.000
180.000
420.000
840.000
270.000
1.110.000
26.160.000
8.730.000
34.890.000
Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha Sumber : Toko Rangga Electronik
59
Tabel 4.11 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK Kipas Angin TAHUN 2006
Transaksi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 342.000.000 136.800.000 478.800.000 315.000.000
126.000.000
27.000.000
10.800.000
441.000.000 37.800.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
300.000
300.000
-
Biaya Telpon & Listrik
480.000
480.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha
Laba Usaha Sumber : Toko Rangga Electronik
120.000
120.000
60.000
60.000
300.000
240.000
540.000
1.080.000
420.000
1.500.000
25.920.000
10.380.000
36.300.000
60
Tabel 4.12 LAPORAN LABA RUGI TOKO “RANGGA ELEKTRONIK” KALINYAMATAN JEPARA LABA PENJUALAN KONSINYASI PRODUK Kipas Angin TAHUN 2007
Transaksi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan
Metode Laba Terpisah Metode Laba Tidak Penjualan Penjualan Terpisah Reguler Konsinyasi 432.000.000 216.000.000 648.000.000 388.800.000
194.400.000
43.200.000
21.600.000
583.200.000 64.800.000
Biaya Usaha: -
Biaya Gaji
360.000
360.000
-
Biaya Telpon & Listrik
540.000
540.000
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya Iklan
-
Biaya angkut penjualan Jumlah Biaya Usaha Laba Usaha
Sumber : Toko Rangga Electronik
180.000
180.000
90.000
90.000
360.000
300.000
660.000
1.260.000
570.000
1.830.000
41.940.000
21.030.000
62.970.000
61
4.3
ANALISIS DATA Analisis data yang digunakan dalam hal ini adalah menguji perbedaan antara metode laba terpisah dengan metode laba tidak terpisah, kemudian menguji keefektifitasannya metode pencatatan laba tersebut dengan besarnya standar laba konsinyasi yang ditetapkan oleh perusahaan. Adapun pengujian yang dilakukan menggunakan data sebagai berikut: 4.3.1
Metode Non Parametik dengan Prosedur Uji Tanda (sign-test) 4.3.1.1 Menguji perbedaan antara metode laba terpisah dengan metode laba tidak terpisah Tabel 4.13 Data Prosedur Uji tanda Produk TV Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Metode Laba Tidak Terpisah (x)
Metode Laba Terpisah (y)
0
67.320.000
0
99.660.000
0
131.100.000
Sumber : Toko Rangga Electronik
Tanda Perbedaan (y-x) + + +
62
Tabel 4.14 Data Prosedur Uji tanda Produk DVD Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Metode Laba Tidak Terpisah (x)
Metode Laba Terpisah (y)
0
131.220.000
0
215.700.000
0
343.464.000
Tanda Perbedaan (y-x) + + +
Sumber : Toko Rangga Electronik Tabel 4.15 Data Prosedur Uji tanda Produk Kipas Angin Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Metode Laba Tidak Terpisah (x)
Metode Laba Terpisah (y)
0
8.730.000
0
10.380.000
0
21.030.000
Tanda Perbedaan (y-x) + + +
Sumber : Toko Rangga Electronik Keterangan: 1. Menentukan Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (H1)
63
Dari tabel 4.10, 4.11, 4.12 dapat diambil kesimpulan bahwa pengujian hipotesis probabilitas menunjukkan lebih dari 50 % laba yang diperoleh dari penjualan konsinyasi baik dicatat secara metode laba terpisah dan laba tidak terpisah adalah sama, dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut:: Ho : P = 0,5 H1 : P < 0,5 P adalah probalitas adanya perbedaan laba. 2. Menentukan Taraf Nyata Taraf nyata adalah menetapkan kriteria penolakan terhadap hipotesis nol, taraf nyata yang digunakan adalah 5 % (α) : 0,05. 3. Menghitung Frekuensi Tanda Dari tabel 4.10, 4.11, 4.12 dapat diambil kesimpulan bahwa laba konsinyasi dengan metode laba tidak terpisah tidak bisa terlihat dengan jelas, maka perolehan laba konsinyasi adalah nol. 4. Menghitung Probalitas Hasil Dari tabel 4.10, 4.11, dan 4.12 diatas menunjukkan bawah terdapat tiga tanda positif dan tidak terdapat tanda negatif,
64
dengan mengacu pada tabel distribusi binominal dimana n = 3, r = 0, p = 0,5 maka diperoleh hasil sebesar 0,1250. 5. Penarikan Kesimpulan tentang Hipotesis Nol Ketentuan pengambilan keputusan tentang hipotesis nol adalah: Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah. 4.3.1.2 Menguji perbedaan antara metode laba terpisah dengan standar laba yang ditetapkan oleh perusahaan. 1. Menentukan Hepotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (H1) Ho: p = 0,5 artinya metode laba terpisah dengan metode laba tidak terpisah adalah sama. H1: P > 0,5 artinya metode laba terpisah lebih efektif dari pada metode laba tidak terpisah. P adalah probalitas adanya perbedaan laba. 2. Menentukan Taraf Nyata Taraf nyata adalah menetapkan kriteria penolakan terhadap hipotesis nol, taraf nyata yang digunakan adalah (α) : 0,05.
65
3. Menghitung Frekuensi Tanda Yaitu menghitung tanda positif atau tanda negatif dalam pengujian ini dapat dihitung melalui tabel sebagai berikut:
66
Tabel 4.16 Data Prosedur Uji tanda Produk TV Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Standar laba yang ditetapkan (x)
Metode Laba Terpisah (y)
61.200.000
67.320.000
97.200.000
99.660.000
144.000.000
131.100.000
Tanda Perbedaan (y-x)
+ + -
Sumber : Toko Rangga Electronik Laba konsinyasi yang distandarkan oleh perusahaan yang bersangkutan adalah sebesar 10 % dari hasil penjualan barang konsinyasi. Standar laba yang ditetapkan adalah 10 % dari penjualan, dengan perhitungan sebagai berikut: Standar laba perusahaan x penjualan konsinyasi Tahun 2005 = 10 % x
612.000.000 = 61.200.000
Tahun 2006 = 10 % x
972.000.000 = 97.200.000
Tahun 2007 = 10 % x 1.440.000.000 = 144.000.000
67
Tabel 4.17 Data Prosedur Uji tanda Produk DVD Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Standar laba yang ditetapkan (x)
Metode Laba Terpisah (y)
67.500.000
131.220.000
123.750.000
215.700.000
108.000.000
343.464.000
Tanda Perbedaan (y-x)
+ + +
Sumber : Toko Rangga Electronik Laba konsinyasi yang distandarkan oleh perusahaan yang bersangkutan adalah sebesar 5 % dari hasil penjualan barang konsinyasi. Standar laba yang ditetapkan adalah 5 % dari penjualan, dengan perhitungan sebagai berikut: Standar laba perusahaan x penjualan konsinyasi Tahun 2005 = 5 % x
1.350.000.000 = 67.500.000
Tahun 2006 = 5 % x
2.475.000.000 = 123.750.000
Tahun 2007 = 5 % x
2.160.000.000 = 108.000.000
68
Tabel 4.18 Data Prosedur Uji tanda Produk Kipas Angin Konsinyasi Tahun
2005 2006 2007
Standar laba yang ditetapkan (x)
Metode Laba Terpisah (y)
3.150.000
8.730.000
6.840.000
10.380.000
10.800.000
21.030.000
Tanda Perbedaan (y-x)
+ + +
Sumber : Toko Rangga Electronik Laba konsinyasi yang distandarkan oleh perusahaan yang bersangkutan adalah sebesar 5 % dari hasil penjualan barang konsinyasi. Standar laba yang ditetapkan adalah 5 % dari penjualan, dengan perhitungan sebagai berikut: Standar laba perusahaan x penjualan konsinyasi Tahun 2005 = 5 % x
63.000.000 = 3.150.000
Tahun 2006 = 5 % x 136.800.000 = 6.840.000 Tahun 2007 = 5 % x 216.000.000 = 10.800.000 4. Menghitung Probalitas Hasil Dari tabel untuk produk TV menunjukkan bawah terdapat dua tanda positif dan satu tanda negatif, dengan mengacu
69
pada tabel distribusi binominal dimana n = 3, r = 1, p = 0,5 maka diperoleh hasil sebesar 0,3750. untuk produk DVD menunjukkan bawah terdapat dua tanda positif dan tidak ada tanda negatif, dengan mengacu pada tabel distribusi binominal dimana n = 3, r = 0, p = 0,5 maka diperoleh hasil sebesar 0,1250. untuk produk Kipas Angin menunjukkan bawah terdapat dua tanda positif dan tidak ada tanda negatif, dengan mengacu pada tabel distribusi binominal dimana n = 3, r = 0, p = 0,5 maka diperoleh hasil sebesar 0,1250. 5. Penarikan Kesimpulan tentang Hipotesis Nol Ketentuan pengambilan keputusan tentang hipotesis nol adalah: a.
Produk TV adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,3750, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah.
b.
Produk DVD adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak
70
artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah. c.
Produk Kipas Angin adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah.
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mengetahui perbandingan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah dan laba tidak terpisah pada Toko Rangga Electronik sebagai berikut: 1. Metode Laba Terpisah Dengan menggunakan metode laba terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan dapat diketahui secara jelas melalui laporan laba rugi dengan pengujian uji tanda dengan metode laba terpisah dan laba tidak terpisah, dan dapat dipisahkan dari laba hasil penjualan barang di Toko Rangga Electronik. Berikut rincian laba penjualan konsinyasi yang diperoleh dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2007 :
72
Tabel 5.1 Laba Penjualan Konsinyasi Tahun 2005 sampai dengan 2007 Produk TV
2005
LABA PENJUALAN KONSINYASI 67.320.000
2006
99.660.000
2007
131.100.000
TAHUN
Tabel 5.2 Laba Penjualan Konsinyasi Tahun 2005 sampai dengan 2007 Produk DVD
2005
LABA PENJUALAN KONSINYASI 131.220.000
2006
215.700.000
2007
343.464.000
TAHUN
Tabel 5.3 Laba Penjualan Konsinyasi Tahun 2005 sampai dengan 2007 Produk Kipas Angin
2005
LABA PENJUALAN KONSINYASI 8.730.000
2006
10.380.000
2007
21.030.000
TAHUN
73
2. Metode Laba Tidak Terpisah Dengan menggunakan laba tidak terpisah, laba dari hasil penjualan barang titipan tidak dapat ditunjukkan dengan jelas sebagaimana dalam laporan laba rugi dan pengujian dengan uji tanda. 3. Setelah mengetahui perbandingan perhitungan akuntansi barang konsinyasi dengan metode laba terpisah dan laba tidak terpisah dengan analisis uji tanda maka disimpulkan bahwa: a. Dengan analisis perbandingan laba terpisah dan laba tidak terpisah Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah. b. Dengan analisis perbandingan standar laba dan laba terpisah, Produk TV adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,3750, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah. Produk DVD adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah.
74
Produk Kipas Angin adalah : Menerima Ho jika α < probalitas hasil, menolak Ho dan menerima H1 jika α > probalitas hasil karena dalam hal ini α < 0,1250, maka Ho ditolak artinya bahwa laba terpisah lebih efektif dari standar laba tidak terpisah. Dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode laba tidak terpisah dinilai kurang efektif dibandingkan dengan metode laba terpisah. Dilihat dari besarnya standar laba yang diperoleh lebih dari pencatatan metode laba terpisah menunjukkan bahwa laba yang diperoleh lebih besar dari standar laba yang ditentukan perusahaan. Diantara perbedaan kedua metode pencatatan konsinyasi tersebut, terdapat suatu persamaan yaitu bagaimana juga metode laba terpisah dan metode laba tidak terpisah merupakan metode pencatatan dalam pembukuan suatu perusahaan, jadi besarnya laba atau rugi yang diperoleh
perusahaan
secara
keseluruhan
adalah
sama.
Jika
menggunakan metode laba terpisah perusahaan tinggal menambah laba konsinyasi tersebut dengan laba reguler atau barang milik sendiri, sehingga akan memperoleh laba perusahaan secara keseluruhan. 5.2
Saran-Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang
efektifitas
metode
pencatatan laba konsinyasi atau barang titipan pada Toko Rangga Eletronik Kalinyamatan Jepara, terdapat beberapa hal yang perlu
75
diperhatikan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengusaha atau pemilik Toko Rangga Elektronik Kalinyamatan Jepara atau pihak lain yang memerlukan antara lain: 5.2.1. Pengiriman dan penjualan barang konsinyasi atau barang titipan harus dibedakan dari pengiriman dan penjualan barang milik perusahaan, karena hak milik atas barang konsinyasi tetap ditangan Consgnor, hanya barang tersebut berpindah tempat saja. 5.2.2. Pencatatan penjualan dan laba hasil penjualan konsinyasi harus dilaksanakan secara terpisah dari penjualan biasa agar dapat diketahui dengan jelas hasil dari penjualan barang konsinyasi. 5.2.3. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, perusahaan harus memilih dan menentukan barang konsinyasi yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, agar persediaan barang konsinyasi tidak terlalu berlebihan dalam persediaan.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Sabeni, 2005. Pokok-pokok Akuntansi Lanjutan Edisi revisi Liberty. Yogyakarta. Hadori Yunus dan Harnanto, 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. J Supranto, 2001. Statistik Teory dan Aplikasi, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Masurip,2005. Analisis Efektivitas Barang Konsinyasi dan Perhitungan Dengan Metode Pencatatan Laba Tidak Terpisah. Skripsi STIENU Jepara M. Iqbal Hasan, 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Edisi Kedua, Bumi Aksara. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. R Subekti dan R Tjitrosudibio, 2000. Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan cetakan ke-26, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Zaki Baridwan, 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8, BPFE, Yogyakarta.
77
Lampiran 1: Tabel 4.1 Memorandum berbunyi sebagai berikut: Diterima barang titipan yang di suplai dari Semarang TV berwarna 2000 unit dengan harga jual @ Rp. 1.000.000,00 komisi 10% dari penjualan. Perhitungan laba bersih barang konsinyasi yang diterima Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Tahun 2007. Barang-barang komisi No 1
Keterangan
Debit
Penjualan TV 1.440 x
Kredit
Saldo
1.440.000.000,-
Rp. 1.000.000,- = 1.440.000.000 2
Biaya operasi
3
Setoran kepada
900.000,-
1.439.100.000,-(K)
600.000.000,-
839.100.000,-(K)
144.000.000,-
695.100.000,-(K)
pengamanat 4
Pendapatan komisi
Sisa barang yang belum terjual : 560 TV Dari catatan diatas, tampak bawa rekening tersebut bersaldo kredit sebesar Rp. 695.100.000. Saldo kredit ini menunjukkan adanya hutang kepada pengamanat atau menunjukkan hasil yang belum disetor yaitu sebesar Rp. 695.100.000.
78
Lampiran 2: Tabel 4.2 Memorandum berbunyi sebagai berikut: Diterima barang titipan yang di suplai dari Semarang DVD 7.500 unit dengan harga jual @ Rp. 300.000,00 komisi 5% dari penjualan. Perhitungan laba bersih barang konsinyasi yang diterima Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Tahun 2007. Barang-barang komisi No 1
Keterangan
Debit
Penjualan DVD 7.200
Kredit
Saldo
2.160.000.000,-
x Rp300.000,- = Rp. 2.160.000.000,2
Biaya operasi
3
Setoran kepada
540.000,-
2.159.460.000,-(K)
420.000.000,-
1.739.460.000,-(K)
108.000.000,-
1.631.460.000,-(K)
pengamanat 4
Pendapatan komisi
Sisa barang yang belum terjual : 300 DVD Dari catatan diatas, tampak bawa rekening tersebut bersaldo kredit sebesar Rp. 1.631.460.000,-. Saldo kredit ini menunjukkan adanya hutang kepada pengamanat atau menunjukkan hasil yang belum disetor yaitu sebesar Rp. 1.631.460.000,-
79
Lampiran 3: Tabel 4.3 Memorandum berbunyi sebagai berikut: Diterima barang titipan yang di suplai dari Semarang Kipas Angin 1.300 unit dengan harga jual @ Rp. 200.000,00 komisi 5% dari penjualan. Perhitungan laba bersih barang konsinyasi yang diterima Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara Tahun 2007. Barang-barang komisi No 1
Keterangan
Debit
Penjualan Kipas
Kredit
Saldo
216.000.000,-
Angin 1.080 x Rp200.000,- = Rp. 216.000.000,2
Biaya operasi
3
Setoran kepada
540.000,-
215.460.000,-(K)
60.000.000,-
155.460.000,-(K)
10.800.000,-
144.600.000,-(K)
pengamanat 4
Pendapatan komisi
Sisa barang yang belum terjual : 220 Kipas Angin Dari catatan diatas, tampak bawa rekening tersebut bersaldo kredit sebesar Rp. 144.600.000,-. Saldo kredit ini menunjukkan adanya hutang kepada pengamanat atau menunjukkan hasil yang belum disetor yaitu sebesar Rp. 144.600.000,-.
80
RG SURAT KETERANGAN Nomor: Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: H. Jupri
Jabatan
: Pimpinan Toko Rangga Electronik
Alamat
: Jl. Manyargading No. 1 Kalinyamatan Jepara
Menerangkan bahwa: Nama
: Nor Faizah
Tempat/Tanggal Lahir: Jepara, 18 Mei 1984 Pendidikan
: Mahasiswa STIENU Jepara
Jurusan
: Akuntansi
NIM
: 0420000263
Alamat
: Platar RT 03 RW 01 Tahunan Jepara
Judul Skripsi
: “ Analisis Efektifitas Barang Konsinyasi dan Perhitungan Dengan Metode Pencatatan Laba Terpisah Dan Laba Tidak Terpisah Di Toko Rangga Electronik Kalinyamatan Jepara”.
Telah mengadaka penelitian di perusahaan kami selama 2 (dua) bulan. Demikian surat keterangan dari kami dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jepara, 14 Juli 2008 Pimpinan Toko Rangga Electronik
H. JUPRI