BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah “Hidup ini dikendalikan media massa”. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media massa seperti, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet). Sejak bangun tidur, melakukan aktivitas harian, sampai tidur kembali kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan diri terhadap media massa. Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya tarik televisi merupakan pengaruh baru dalam kehidupan masyarakat. Televisi dianggap paling kuat pengaruhnya terhadap orang yang menonton. Televisi merupakan media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jenis media ini sebagai media audiovisual tidak membebani banyak syarat bagi masyarakat untuk menikmatinya. Berdasarkan fungsinya sendiri televisi memiliki 3 fungsi, yaitu: Fungsi Informasi (The Informational Function), Fungsi Pendidikan (Educational Function), dan Fungsi Hiburan (Entertainment Function). 12
Universitas Sumatera Utara
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Itu dapat dilihat dengan banyaknya muncul acara-acara ataupun program-program menarik yang ditampilkan di stasiun televisi. Program televisi yang setiap hari muncul di layar kaca makin bervariasi dan beragam. Masyarakat kerap disuguhi dengan beragam jenis tayangan, mulai sinetron, berita, infotainment, debat, reality show, talkshow, serta musik. Semaraknya acara televisi yang disiarkan bagi masyarakat ditandai dengan munculnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Televisi swasta bukan saja bersaing dalam menyajikan acara hiburan yang mampu menarik minat menonton, tetapi juga bersaing lebih ketat dalam menyajikan informasi aktual kepada penontonnya. Diantara sekian banyak acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta, salah satunya yang dapat merebut perhatian penonton adalah acara Dahsyat yang ditayangkan stasiun televisi RCTI. Saat ini musik merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik, sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling lengkap (Bungin, 2008:102).
13
Universitas Sumatera Utara
Dahsyat adalah salah satu acara musik yang ditayangkan oleh RCTI dengan tiga orang pembawa acaranya yaitu Olga Syahputra, Luna Maya dan Raffi Achmad. Acara ini ditayangkan setiap hari di stasiun televisi RCTI. Dahsyat hadir untuk menyegarkan penonton televisi tentang musik beserta tangga lagu terupdatenya. Dahsyat juga menampilkan bintang tamu yaitu group-group band serta penyanyi-penyanyi yang akan menyanyikan lagunya secara langsung. Tayangan Dahsyat ini tumbuh melalui gagasan satuan acara televisi yang melibatkan para pembawa acaranya, bintang tamunya serta penonton yang hadir ke suasana yang santai dengan humor-humor yang segar. Setiap harinya acara ini juga menampilakan tayangan yang berbeda. Mulai dari bintang tamu hingga segmen acaranya yang bervariasi. Seperti segmen Dahsyatnya Kantor, Dahsyatnya Sekolah, Dahsyatnya Pasar, dan Dahsyatnya Kuliner. Dalam acara ini juga terdapat segmen kirim-kirim salam, baik langsung, email, facebook maupun twitter. Hal inilah yang menyebabkan acara musik ini mampu menembus kompetisi yang ketat dalam jagad hiburan tentang acara musik di Indonesia ini. Musik dan televisi identik dengan kaum remaja dan kawula muda yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memerlukan akses informasi khususnya dibidang musik. Kaum remaja ini juga membutuhkan hiburan yang sesuai dengan kebutuhan mereka seperti acara yang berhubungan dengan musik. Para eksekutif media massa melihat remaja sebagai kelompok khusus dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan acara musik. Sehingga mereka berhasrat menjangkau kelompok pemirsa tersebut dengan meluncurkan acara televisi baru mengenai musik yang ditujukan secara tepat untuk anak muda. 14
Universitas Sumatera Utara
Hiburan yang sesuai dengan kebutuhan kaum remaja dan kawula muda khususnya mengenai musik dapat dilihat melalui acara Dahsyat yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI. Dengan adanya acara ini dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang musik yang sesuai dengan selera kaum remaja dan kawula muda. Disini peneliti tertarik menjadikan mahasiswa FISIP USU sebagai responden, dimana masih dikategorikan sebagai kaum remaja dan kawula muda yang membutuhkan informasi dan hiburan khususnya tentang musik. Dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU?”.
I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : 1. Penelitian ini terbatas pada acara Dahsyat yang ditayangkan stasiun televisi RCTI. 15
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU program S-1 yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Departemen Ilmu Administrasi Negara yang masih aktif kuliah. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2010 s/d selesai.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk megetahui pola acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 2. Untuk mengetahui pola menonton mahasiswa FISIP USU terhadap acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. 3. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.
I.4.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.
16
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada siapa saja yang memiliki perhatian terhadap perkembangan lagu atau musik dalam negeri.
I.5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39). Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah: I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004:5). Komunikasi merupakan unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan, sehingga setiap perubahan penting yang terjadi pada komunikasi akan memiliki pengaruh, dampak dan implikasi 17
Universitas Sumatera Utara
pada keseluruhan kehidupan manusia dan masyarakat, tidak terkecuali pada pranata dan lembaganya. Proses komunikasi dapat dilakukan secara bertatap muka atau dilakukan dengan menggunakan bantuan media. Dengan bantuan dari mediamedia tersebut, setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan pesan-pesan komunikasinya tanpa mengenal ruang dan waktu (Rohim, 2009:21). Konsep komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audien. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang merupakan produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Komunikasi massa didefenisiskan sebagai penggunaan teknologi yang dapat mendesiminasikan pesan secara luas, sangat beragam, tersebar luas kepada para penerima. Pesan-pesan media, secara khusus dapat disampaikan lewat teknologi, dimana pengaruh tampilan dan gambar pesan dapat dimodifikasi lewat kecanggihan teknologi (Rohim, 2009:22). 1.5.1.1. Komunikator Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder (Cangara,2007:85)
18
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi peranan komunikator sangat penting. Komunikasi haruslah
luwes
sehingga komunikator
sebagai pelaksana
dapat
segera
mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu-waktu, lebih-lebih jika komunikasi dilangsungkan melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris. Jadi seorang komunikator menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik (good intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau kemampkuan (competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang 19
Universitas Sumatera Utara
ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian (Effendy, 2007:306).
I.5.2. Teori S-O-R Dari uraian-uraian di atas maka teori yang menedekati permasalahan penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy,2007:254). Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatau ikatan yang erat antar pesan-pesan media dan reaksi audien. Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini digambarkan sebagai berikut:
20
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Model S-O-R Organism
Stimulus
•
Perhatian
•
Pengertian
•
Penerimaan
Response (Perubahan sikap)
Bagan tersebut menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah pengertian. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dikaitkan dengan Acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa: a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI.
21
Universitas Sumatera Utara
b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. c. Efek (Response), berupa perubahan sikap yang melalui tahap-tahap: − Pengetahuan bermusik komunikan bertambah setelah menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. − Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan untuk menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI. −
Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI.
Yang dimaksud dengan perubahan sikap yang berhubungan pada penelitian ini adalah perubahan sikap/ response komunikan yang diwujudkan dengan tindakan menonton acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI.
I.5.3. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi merupakan media yang mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audiovisual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sering terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada. Dengan ini dapat dikatakan bahwa televisi sebagai media massa dapat berfungsi sangat efektif, karena selain dapat menjangkau ruang yang sangat luas juga dapat mencapai massa atau pemirsa yang sangat banyak dalam waktu yang 22
Universitas Sumatera Utara
relatif singkat. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi selalu bisa di tonton oleh khalayak tertentu (Morissan, 2008:35).
I.5.4. Efek Komunikasi Massa Setiap aktifitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Efek adalah unsur penting dalam keseluruhan proses komunikasi. Efek bukan hanya sekedar reaksi penerima terhadap pesan yang dilontarkan oleh komunikator, melainkan merupakan panduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam masyarakat. Dimana komunikator hanya dapat menguasai satu kekuatan saja yaitu pesan-pesan yang dilontarkan. Bentuk konkrit efek dalam komunikasi adalah terjadinya perubahan pendapat atau sikap atau perilaku khalayak akibat pesan yang menyentuhnya. Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak
sebagai akibat
dari perubahan psikologis.
Efek
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Effendy, 2007:318-319) yaitu: 1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
23
Universitas Sumatera Utara
2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek konatif yaitu bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif setelah muncul efek kognitif dan efek afektif.
I.5.5. Sikap Menurut Effendy (2004:19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson (1999), sikap dapat didefenisikan sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Dapat dikatakan bahwa sikap merupakan suatu respon evaluatif. Respon evaluatif merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap yang muncul yang didasari proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap rangsangan dalam bentuk nilai baik dan buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, positif atau negatif, yang kemudian mengkristal menjadi potensi dan reaksi terhadap suatu objek (Mar’at, 1993:15). Diantara sumber informasi yang paling penting dalam kehidupan modern adalah media massa. Media massa tidak mengubah sikap secara langsung. Media 24
Universitas Sumatera Utara
massa mengubah dulu citra dan citra mendasari sikap (Rivers, 2003:44). Kemampuan acara musik dalam menciptakan sikap yang mendukung terhadap apa yang ditampilkan sering tergantung pada sikap audien.
I.6. Kerangka Konsep Dalam menyusun kerangka konsep dipelukan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 2001:40). Konsep yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33). Jadi kerangka konsep adalah landasan berfikir yang menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai atau menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertiannya di dalam teori tersebut. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Variabel Bebas (X) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, fakor, atau unsur yang lain (Nawawi, 2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI.
25
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Terikat (Y) Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap mahasiswa FISIP USU.
I.7. Model Teoritis Varibel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 2 Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Variabel Y
Acara Dahsyat di RCTI
Sikap Mahasiswa FISIP USU
Karakteristik Responden
I.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, mak dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:
26
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Operasional Variabel No 1
Variabel Teoritis
Variabel Operasional 1. Pembawa Acara
Variabel Bebas (X)
• Credibility (Kredibilitas)
Acara Dahsyat di RCTI
− Pembicaraan − Keahlian − Penampilan − Tingkah laku • Attractiveness (Daya Tarik) 2. Pesan yang disampaikan • Faktor Bentuk − Penggunaan Bahasa/ Kata-kata − Kejelasan Isi Pesan − Komunikatif • Faktor Isi − Credibility − Context − Content − Clearity − Continuity − Channel − Capability 3. Waktu penayangan 2
Komponen Sikap
Variabel Terikat (Y) Sikap Mahasiswa FISIP USU
1. Komponen Kognitif • Pengetahuan
27
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen Afektif • Perhatian • Ketertarikan • Keinginan/ kebutuhan • Keputusan 3
1. Departemen
Karakteristik Responden
2. Angkatan/ Stambuk 3. Jenis Kelamin
I.9. Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI ) Pembawa Acara, berupa: a. Credibility (Kredibilitas) Acara, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pembawa acara. •
Pembicaraan, yaitu gaya berbicara dari Olga, Luna, dan Raffi.
•
Keahlian, yaitu keahlian yang dimiliki Olga, Luna, dan Raffi dalam membawakan acara Dahsyat.
•
Penampilan, yaitu penampilan fisik Olga, Luna, dan Raffi.
•
Tingkah laku, yaitu tingkah laku Olga, Luna, dan Raffi selama membawakan acara. 28
Universitas Sumatera Utara
b. Attractiveness (daya tarik), yaitu daya tarik yang dimiliki Olga, Luna, dan Raffi.
Pesan yang disampaikan, berupa: a. Faktor bentuk, yaitu: •
Penggunaan bahasa/ kata-kata, yaitu kata-kata atau bahasa yang dipergunakan Olga, Luna, dan Raffi saat membawakan acara Dahsyat. Apakah sudah jelas dan mudah dipahami.
•
Kejelasan isi pesan, yaitu isi pesan berupa tangga lagu yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan.
•
Komunikatif, yaitu kata-kata yang disampaikan dipahami komunikan karena diselingi dengan humor ataupun atraksi dari pembawa acara atau bintang tamu.
b.
Faktor isi, yaitu: •
Credibility,
yaitu
memulai
komunikasi
dengan
membangun
kepercayaan. •
Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan/ keadaan sosial.
•
Content, yaitu pesan harus mempunyai arti/ bermanfaat.
•
Clearity, yaitu pesan disusun dalam bahasa yang sederhana.
•
Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan.
•
Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan isi pesan. 29
Universitas Sumatera Utara
•
Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan.
Waktu penayangan, yaitu waktu acara Dahsyat disiarkan di stasiun televisi RCTI.
2. Variabel Terikat (Sikap Mahasiswa FISIP USU) a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berhubungan dengan apa yang diketahui
oleh
manusia
dan
berhubungan
dengan
kepercayaan,
pengetahuan dan pemahaman.
•
Pengetahuan, yaitu komunikan mengetahui lagu-lagu, band-band, dan penyanyi-penyanyi terbaru beserta tangga lagu ter-updatenya.
b. Komponen Afektif, yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati langsung.
•
Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap acara Dahsyat dengan menontonnya.
•
Ketertarikan, yaitu komunikan tertarik untuk menyaksikan acara Dahsyat.
•
Keinginan/ kebutuhan, yaitu keinginan/ kebutuhan komunikan untuk menyediakan waktu untuk menonton acara Dahsyat.
•
Keputusan, yaitu keputusan untuk menonton acara Dahsyat.
3. Karakteristik Responden a. Departemen, yaitu departemen yang diambil responden. b. Angkatan/ Stambuk, yaitu tahun masuk responden. c. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita dari responden. 30
Universitas Sumatera Utara
I.10. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005:43). Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU. Ha : Terdapat hubungan antara pengaruh acara Dahsyat di stasiun televisi RCTI terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.
.
31
Universitas Sumatera Utara