BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang terjadi saat ini yang ditandai dengan reformasi di bidang informasi, sudah seharusnya perusahaan atau unit-unit organisasi melakukan perubahan sehingga tidak ketinggalan dalam menyerap informasi. Dalam penyerapan informasi tidak hanya dituntut sekedar mengetahui, tapi diharapkan lebih awal mampu menguasainya. Hal ini penting karena pihak yang lebih awal mengetahui informasi adalah pihak yang mampu memenangkan persaingan. Informasi yang dihasilkan harus akurat karena informasi memang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, baik oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Informasi menurut Bodnar dan Hopwood (2000) adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Salah satu media penyaji informasi adalah akuntansi, akuntansi merupakan media untuk menginformasikan keadaan suatu perusahaan atau organisasi. Oleh karena akuntansi sebagai alat dalam mengelola data akuntansi dan keuangan, maka diperlukan suatu sistem informasi untuk dapat menyampaikan informasi tersebut kepada pihak yang membutuhkan. Sistem informasi memiliki karakteristik umum, yakni tumbuh dan berkembang sepanjang masa, mempunyai jaringan arus informasi, melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan data dan menyediakan informasi kepada berbagai pemakai untuk berbagai tujuan.
1
Sistem informasi akuntansi adalah suatu set sumber daya manusia dan modal dari suatu organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data transaksi (Cushing,1982 dalam Baridwan, 2000). Untuk meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi itu sendiri perlu dilakukan pengembangan sistem informasi akuntansi. Secara umum pengembangan sistem dilakukan melalui tiga fase, yang terdiri dari analisis sistem, perencanaan sistem, dan implementasi sistem. Pada fase analisis, dilakukan identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Fase perencanaan sistem membuat alternatif rancangan serta melakukan evaluasi terhadap rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan. Fase implementasi, yaitu tahap memasang sistem informasi yang baru di perusahaan. tahap ini dilakukan untuk menggantikan sistem informasi yang lama dengan yang baru. Keberhasilan pengembangan sistem informasi akuntansi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem informasi tersebut dapat memproses informasi dengan baik tetapi juga ditentukan oleh kesesuaian dengan lingkungan pekerjaan. Walaupun secara teknis sistem informasi tersebut cukup bagus namun hal ini belum dapat dikatakan berhasil jika pemakaian sistem tidak dapat menerimanya, atau bahkan jika semangat kerja pemakai menurun karena sistem tersebut. Keterlibatan dan pertisipasi pemakai dalam perencanaan dan perancangan sistem merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi. Faktor partisipasi digunakan untuk mewujudkan intervensi personal yang nyata atau aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari
2
tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Salah satu pendekatan yang memfokuskan faktor peranan pemakai dalam pengembangan sistem adalah userled development approach. Pendekatan ini dilakukan dengan melibatkan pemakai dalam proyek pengembangan sistem. Faktor konflik pemakai pada sistem akan memberikan pengaruh terhadap pengembangan sistem. Jika pemakai sistem semakin sering mengalami konflik dengan sistem, maka pengembangan kualitas sistem perlu dilakukan. Pemakai mempunyai informasi dan pemahaman tentang dinamika lingkungan untuk itu perlu melakukan penyampaian pemahaman dan wawasan mereka tentang praktik bisnis secara akurat dan lengkap kepada pengembang yang selanjutnya pengembang harus menerima informasi ini dan mentranslasikan kedalam sistem kerja. Sebelum menerima sistem baru, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui adanya perubahan tersebut dan kemudian akan berusaha untuk memahaminya. Hal tersebut dapat dicapai melalui pelatihan yang tepat. Faktor pelatihan juga akan meningkatkan rasa percaya diri karyawan dalam menghadapi sistem yang baru, dan juga merasa tidak diabaikan serta merasa lebih yakin dalam melakukan pekerjaan dan tugas-tugasnya dalam peralatan yang baru. Faktor pengalaman pemakai adalah tingkat pengalaman dan keterampilan yang diperoleh pemakai dalam hal penggunaan komputer dan pengembangan. Pengalaman pemakai bertambah seiring dengan upaya atau usaha pengembangan dan seiring latihan dalam melaksanakan tugas yang mereka peroleh. Lembaga keuangan akan selalu membutuhkan informasi yang relevan dan reliabel, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Lembaga Perkreditan Desa
3
(LPD) menjadi salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kurangan dana, dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) didirikan berdasaran Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 972 Tahun 1984 tertanggal 1 November 1984 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1988 tertanggal 27 Januari 1988 (Perda Propinsi Bali nomor 3 tahun 2007). Alasan memilih Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai lokasi penelitian karena Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sudah dari sistem manual ke sistem berbasis komputer dan telah menerapkan sistem informasi akuntansi dalam pengolahan datanya. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Ubud, dimana penelitian ini dilakukan. Dari sekian banyak Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat di Provinsi Bali Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang terdapat di kecamatan Ubud dapat dilihat dalam Tabel 1.1.
4
Tabel 1.1 Daftar Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Ubud No Nama LPD No Nama LPD 1 LPD Mas 17 LPD Demayu 2 LPD Padang Tegal 18 LPD Peliatan 3 LPD Ubud 19 LPD Tebongkang 4 LPD Mawang 20 LPD Tanggayuda 5 LPD Pengosekan 21 LPD Kutuh 6 LPD Petulu 22 LPD Nyuh Kuning 7 LPD Sayan 23 LPD Tunon 8 LPD Teges Kanginan 24 LPD Tegallantang 9 LPD junjungan 25 LPD Gelogor 10 LPD Lod Tunduh 26 LPD Lungsiakan 11 LPD Bunutan 27 LPD Singakerta 12 LPD Abian Seka 28 LPD Nagi 13 LPD Kedewatan 29 LPD Taman Kaja 14 LPD Laplapan 30 LPD Bentuyung Sakti 15 LPD Silungan 31 LPD Payogan 16 LPD Kengetan 32 LPD Penestanan Sumber: PLPDK Kabupaten Gianyar, Tahun 2010 . 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah faktor partisipasi, pelatihan, pengalaman, peranan, konflik dan komunikasi pemakai sistem informasi akuntansi serta pengembang berpengaruh signifikan terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Ubud? 2) Faktor
manakah
yang
berpengaruh
paling
dominan
terhadap
pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Ubud?
5
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan dari pokok permasalahan tersebut maka yang menjadi tujuan
dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mengetahui pengaruh faktor partisipasi, pelatihan, pengalaman, komunikasi, peranan, dan konflik pemakai sistem informasi akuntansi serta pengembang terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di kecamatan Ubud. 2) Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di kecamatan Ubud.
1.4
Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan teori dibidang akuntansi khususnya mengenai pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD), selain itu dapat menjadi acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dibidang yang sama. 2) Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan refrensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan yang
6
berkaitan dengan masalah pengembangan kualitas sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Ubud.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab satu
dengan yang lainnya dan disusun secara terperinci dan sistematis untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan tentang skripsi. Sistematika dari masing-masing bab dapat diperinci sebagai berikut. BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah beserta pokok permasalahannya, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori atau konsep-konsep yang berhubungan langsung dengan penelitian dan bersifat relevan sebagai acuan serta landasan dalam memecahkan masalah yang ada dalam perusahaan.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang dilakukan, seperti lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, uji instrumen penelitian dan teknik analisis data.
7
BAB IV
: PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian mengenai rincian pengiriman dan penerimaan kuisioner, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta melakukan pengujian tehadap hipotesis yang diajukan.
BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan simpulan dari analisis BAB IV yang menjadi jawaban dari permasalahan serta saran-saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan.
8