BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia era globalisasi sekarang ini salah satu lembaga formal yang ikut bertanggungjawab adalah pendidikan. Hal ini karena, Pendidikan memegang peranan yanga amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan di sekolah dalam melaksanakan perannya maka akan ditentukan berbagai faktor, salah satunya adalah keberadaan guru bagi suatu bangsa sangatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun. Guru mempunyai peranan strategi dalam membentuk karakter anak didik. Hal ini sesuai dengan UU No 20/2003 dan ketentuan pasal 1 UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Semua orang mengetahui bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
belajar
disekolah. Melalui observasi (Senin, 19 Desember 2011) peneliti melihat bahwa Pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan. Kenyataannya nilai luhur yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sudah mulai menghilang dari kehidupan di Indonesia pada umumnya dan di sekolah pada khususnya. Melalui observasi dan wawancara terhadap salah satu informan
1
Bapak Syarifuddin, S. Pd (Rabu, 9 Mei 2012) bahwa yang dilakukan sebagian peserta didik di SMK Negeri 1 Banjarmasin, ketika dilaksanakan upacara bendera para siswa merasa malas dan tidak melaksanakannya dengan khidmat dan tertib, serta masih banyak siswa-siswi yang berbicara tanpa mendengarkan berjalannya upacara tersebut, mereka mengikuti upacara dengan baik dan tertib apabila mereka diberi hukuman oleh gurunya. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme yang dilakukan Guru PKn pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Guru PKn dalam Penanaman Nilai Nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Guru PKn dalam mengatasi kendala-kendala Penanamkan Nilai Nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme yang dilakukan Guru PKn pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Guru PKn dalam Penanaman Nilai Nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Guru PKn dalam mengatasi kendala-kendala dalam Penanamkan Nilai Nasionalisme di SMK Negeri 1 Banjarmasin
2
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi khasanah ilmu, menambah pengetahuan dalam mengkaji dan mengembangkan teori dan konsep pendidikan moral di SMK Negeri 1 Banjarmasin. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa: Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan Pendidikan berkarakter yaitu menanamkan Nilai Nasionalisme dalam bersikap/berperilaku dan meningkatkan prestasi pembelajaran. b. Bagi Guru: Hasil penelitian ini mampu menjadi masukan bagi Guru agar dapat
meningkatkan
kompetensinya
dalam
memahami
dan
melaksanakan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan amanat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. c. Bagi Sekolah: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai Mutu Pendidikan Kewarganegaraan
dalam menanamkan Nilai
Nasionalisme di SMK Negeri 1 Banjarmasin dengan meningkatkan pendidikan karakter yang lebih baik lagi. d. Bagi Prodi PKn: Dengan hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan sumbangan bagi wawasan dan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan keberhasilan mengajar mahasiswa(i) PKn tentang Pendidikan dan Konsep Moral. e. Bagi Peneliti: Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan, tentang pengajaran dalam pendidikan dan
3
konsep moral sehingga dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk menjadi seorang guru yang berkarakter. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Zamroni (Bedjo dan Akhyar, 2009: 6) berpendapat bahwa “ Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendididkan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak masyarakat”. B. Pengertian Guru Depdikbud (Prihatin, 2008:21) mengemukakan bahwa ‘guru adalah sumber
daya
manusia
yang
diharapkan
mampu
mengarahkan
dan
mendayagunakan faktor-faktor lainnya sehingga tercipta proses belajar mengajar yang bermutu. C. Nilai Menurut Soekanto (2002:25) “ Nilai adalah sesuatu yang dapat dijadikan nilai sasaran untuk mencapai tujuan yang menjadi sifat keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih dari komponen yang satu sama lainnya saling mempengaruhi atau bekerja dalam satu kesatuan atau keterpaduan yang bulat dan berorentasi kepada nilai dan moralitas islami”.
4
D. Pengertian Nasionalisme Menurut Bejdo dan Zainul (2009:63) Nasionalisme adalah sebuah situasi kejiwaan, dimana kesetiaan secara total diabdikan langsung kepada Negara. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. BAB III METODE PENELITIAN A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif dipilih, dikarenakan permasalahan yang belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dapat diungkapkan dalam metode penelitian dengan instrumen angket semata. Selain itu, penelitian bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menentukan pola, hipotesis dan teori (Wahyu, 2009:2) B. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 1 Banjarmasin yang beralamat di Jalan. Mulawarman RT.12 No.45 Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kalimantan Selatan 70117. C. Sumber Data 1. Data primer Data primer dalam penelitian ini adalah guru pengajar PKn yang berlatar pendidikan yang berbeda, usia dan pengalaman yang berbeda.
5
2. Data sekunder Data sekunder, yaitu data yang bersifat umum dan masih berhubungan dengan fenomena yang diteliti. Data sekunder antara lain tentang data sekolah, keadaan sekolah, keadaan guru dan pegawai/karyawan, jumlah siswa, sarana dan prasarana sekolah. D. Instrument Penelitian Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti (Wahyu 2009:70). E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi. F. Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data (Merangkum) 2. Penyajian Data (data display) 3. Conclution Drawing/verification G. Pengujian Keabsahan Data 1. Perpanjangan pengamatan 2. Meningkatkan Ketekunan 3. Triangulasi 4. Menggunakan Bahan Referensi
6
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Banjarmasin 1. Sejarah Beridinya SMK Negeri 1 Banjarmasin SMK Negeri 1 Banjarmasin secara resmi menjadi sebuah institusi pendidikan negeri dengan nama awal SMEA Negeri 1 tahun 1954 dengan memiliki dua program keahlian, yaitu Tata Buku dan Tata Niaga, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4374/b.3/KEDJURUAN, 23 Agustus 1954. Sekolah ini berdiri di atas tanah Negara dengan luas 8.353 M2. B. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Guru PKn dalam Penanaman Nilai Nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara maka dapat digambarkan bahwa cara guru dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin adalah guru menyambut siswa dimuka gerbang dengan bersalam tangan, melaksanakan upacara bendera pagi senin, melaksanakan disiplin waktu dan bersih, serta melibatkan peserta didik dalam kegiatan ekstarakurikuler misalnya Praskibra, PMR, Pramuka, KSI, UKS, Paduan Suara, Volley Ball, Basket Ball. Berdasarkan hasil wawancara dapat digambarkan bahwa fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah khususnya di SMK Negeri 1 Banjarmasin dalam menanamkan Nilai Nasionalisme pada siswa adalah dengan memasang gambar Garuda Pancasila, Pahlawan Nasional, Presiden dan 7
wakil Presiden RI, melalui pelaksanaan Upacara Bendera pagi senin, memakai baju batik lokal,menjaga disiplin bersih dan waktu, adanya kegiatan ekstrakurikuler (Paskibra, KSI, Pramuka, UKS, PMR, Panduan suara, volley ball, basket ball) tersedianya bisnis centure sesuai dengan kejuruannya juga adanya galeri lingkungan hidup. . Berdasarkan hasil wawancara dapat di gambarkan bahwa hukuman yang di berikan guru kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah tentang sikap atau perilaku nilai-nilai nasionalisme yaitu di beri peringatan atau teguran dulu baru hukuman/sanksi yang bersifat poin pelanggaran. Berdasarkan hasil wawancara dapat di gambarkan bahwa dalam menghadapi pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah yang berbasis nilai-nilai nasionalisme maka guru PKn berkerja sama dengan wali kelas, Tim tata Tertib dan pengawas harian serta guru BK, guru agama, guru kewirausahaan, penjaga sekolah serta orang tua dan teman terdekatnya. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme yang dilakukan oleh guru PKn pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin cukup berjalan dengan afektif karena guru membuat peraturan yang tegas apabila ada seorang siswa/siswi yang melanggar tata tertib sekolah maka langsung di beri peringatan atau teguran dulu baru hukuman/sanksi yang bersifat poin pelanggaran. Cara/bentuk yang guru lakukan dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh pihak sekolah tersebut dan adanya kerja sama dengan staf guru lain misalnya wali kelas,
8
Tim Tertib dan pengawas harian, guru BK, guru agama, guru kewirausahaan, penjaga sekolah serta orang tua dan teman terdekatnya serta adanya alat pendukung yaitu fasilitas-fasilitas dari sekolah misalnya kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung siswa untuk bersikap disiplin waktu dan bertanggung jawab. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Guru PKn dalam Penanaman Nilai Nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa guru juga mempunyai faktor penghambat dalam penanaman nilai nasionalisme pada siswa yaitu faktor di luar lingkungan sekolah seperti derasnya arus globalisasi tentang teknologi informasi (internet) dan adanya orang tua yang kurang bertanggung jawab ( kurang perhatian) dalam memberikan kasih sayang kepada anaknya. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam mengatasi faktor penghambat dalam penanaman nilai nasionalisme pada siswa adalah dengan cara memberikan bimbingan, di didik, atau ditegur apabila melakukan pelanggaran lagi baru diberi hukuman atau dipanggil ke ruang BP beserta orang tua kesekolah. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa guru PKn memerlukan usaha agar siswa tidak ada lagi yang melanggar tata tertib yang berbasis nilai-nilai nasionalisme yaitu dengan melakukan pendekatan pada diri siswa, berusaha mengenal dan memahami setiap karakteristik siswa secara individual, memberikan motivasi kepada peserta didik, berusaha memenuhi kebutuhan siswa, memberikan bimbingan yang bisa
9
membuat
peserta
didik
tertarik
dan
merasa
nyaman
dalam
melaksanakannya, memberikan arahan kepada peserta didik untuk terus bersikap dan berperilaku baik. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa faktor pendorong dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin adalah adanya Tata Tertib yang tegas dan di kuatkan dengan buku panduan tata tertib siswa, melaksanakn upacara bendera pagi senin, guru menyambut siswa dengan bersalam tangan di depan pintu gerbang sekolah, menegakkan sikap disiplin waktu dan bersih. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa Guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin mempunyai dampak positif yaitu dapat menjadikan peserta didik bersikap disiplin baik dalam waktu maupun bersih, lebih bisa menghormati orang yang lebih tua darinya, serta memiliki sikap yang dapat membangun baik untuk orang lain maupun dirinya sendiri. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi guru PKn dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin yaitu faktor dari luar lingkungan sekolah seperti derasnya arus globalisasi tentang teknologi informasi (internet) dan adanya orang tua yang kurang bertanggung jawab untuk itu guru melakukan pendekatan pada diri siswa, berusaha mengenal dan memahami setiap karakteristik siswa secara individual, memberikan motivasi kepada peserta didik, memberikan bimbingan yang bisa membuat
10
peserta didik tertarik dan merasa nyaman untuk melaksanakannya guna menjadikan peserta didik yang disiplin baik dalam waktu maupun bersih, lebih bisa menghormati orang yang lebih tua darinya, serta memiliki sikap yang dapat membangun baik untuk orang lain maupun dirinya sendiri. 3. Upaya yang dilakukan oleh Guru PKn dalam mengatasi kendalakendala Penanamkan Nilai Nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa cara guru memberikan motivasi dan dorongan dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa yaitu dengan cara memberikan bimbingan, memberikan contoh-contoh yang bersifat positif serta nyata tentang perjuangan para pahlawan yang dapat membuat hati siswa tersentuh, memberian nilai tambahan pada peserta didik yang mentaati tata tertib sekolah. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa metode yang diterapkan guru dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin adalah dengan ceramah pada waktu pelaksanaan upacara bendera pagi senin atau disela-sela waktu tertentu, melakukan teguran baik pada waktu proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar, dan siswa diajak berkomunikasi dengan melakukan pendekatan pada siswa yang menghadapi kesulitan belajar atau mempunyai masalah pribadi, serta mempertegas tata tertib sekolah.
11
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa usaha guru agar membiasakan siswa selalu menanamkan nilai nasionalisme pada siswa yaitu dengan cara melaksanaan tata tertib yang tegas peserta didik yang melanggar langsung ditegur atau diberi hukuman dan mendapatkan point pelanggaran, melakukan rajia. Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di gambarkan bahwa cara khusus yang diberikan guru
kepada siswa agar memiliki sikap
Nasionalisme adalah melakukan pemantaun tiap hari, serta berusaha memperhatikan dalam kegiatan yang dilakukan sehari-hari di sekolah, kalau ada yang melanggar sifat atau perbuatan yang berbasis nilai nasionalisme maka diberikan teguran, bimbingan, peringatan baru di beri hukuman, adanya Praktek wirausaha (wajib belanja) siswa diajak cara berwiraswasta melalui bisnis centure. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat di simpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengatasi kendala-kendala penanamkan
nilai-nilai
nasionalisme
pada
siswa
SMK
Negeri
1
Banjarmasin adalah dengan cara memberikan motivasi dan dorongan dalam dan memberikan bimbingan, memberikan contoh-contoh yang bersifat positif serta nyata tentang perjuangan para pahlawan yang dapat membuat hati siswa tersentuh, memberikan ceramah pada waktu pelaksanaan upacara bendera pagi senin atau disela-sela waktu tertentu, melakukan teguran dengan tegas, dan siswa diajak berkomunikasi untuk menyelesaikan
12
kesulitan belajar atau mempunyai masalah pribadi, serta mempertegas tata tertib sekolah. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITI A. Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme yang dilakukan Guru PKn pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin Penanaman nilai nasionalisme yang diselenggarakan di SMK Negeri 1 Banjarmasin tidak terlepas dari didikan, bimbingan, nasihat dan perhatian dari guru yang mempunyai sifat mental spiritual. Hal ini sangat penting karena dengan adanya bimbingan dan perhatian dari guru-guru khususnya guru PKn dapat membantu siswa dalam mengambil suatu keputusan yang bersifat membangun pendidikan karakter. Sehingga peserta didik dapat merubah sikapnya menjadi lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat serta mampu melaksanakan pembangunan bangsa. Salah satu bentuk kegiatannya adalah dengan mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler atau mengikuti organisasi yang positif karena pada saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler peserta didik harus mempunyai sikap disiplin waktu dan bersih, toleransi, menghormati, menghargai, serta harus mempunyai tanggung jawab. Hal ini tercermin dari kepedualian pihak sekolah terhadap masalahmasalah pergeseran nilai nasionalisme yang ditandai adanya dunia globalisasi yang dihadapi peserta didik di sekolah, baik itu masalah pribadi maupun masalah
kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugeng Hariyadi
(2003:94-96) bahwa pengembangan nilai, moral dan sikap dapat dilakukan
13
dengan modeling yaitu upaya yang memerlukan contoh nyata dari penanaman yang diberikan oleh guru. Peserta didik tidak hanya butuh bimbingan, nasehat atau teguran tetapi mereka memerlukan juga model untuk ditiru dan identitas sebagai dasar pembentukan nilai, moral, etika dalam bersikap atau bertindak. Di SMK Negeri 1 Banjarmasin, agar penanaman nilai nasionalisme berjalan dengan tertib untuk melatih kedisiplinan peserta didik pihak sekolah membuat buku panduan yang isinya tentang tata tertib siswa yang sifatnya harus ditaati oleh semua peserta didik tanpa terkecuali, yang disertai sanksi yang tegas apabila ada pelanggaran yang terjadi. Sanksi itu biasanya berupa hukuman yaitu membersihkan lingkungan
sekolah dan mendapatkan
perhitungan poin. Hal ini sesuai dengan pendapat Fuaduddin (1999:32), bahwa anak yang melakukan kesalahan harus ditegur dan bila perlu diberikan sanksi sesuai dengan tingkat usia dan kesalahannya. Metode ini secara tidak langsung juga menanamkan etika, moral dan perlunya menghargai orang lain. Hasil penelitian tersebut menggambarkan strategi/cara dan langkahlangkah dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa yang dilakukan oleh guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pendapat informan tersebut sesuai dengan pendapat Muchtar (2001:33) yang menyatakan bahwa PKn sebagai pendidikan nilai dapat membantu para peserta didik memilih sistem nilai yang dipilihnya dan mengembangkan aspek afektif yang akan ditampilkan dalam perilakunya. Menurut
Sunatra
(Soemantri,
2011:167)
“pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan esensi dari proses pembangunan
14
karakter bangsa yang berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan, seiring dengan perjalanan hidup dari sistem sosial dan politik”. Menurut Kunto Nugroho (Mendikbud, Mohammad Nuh, 2012:30) Nasionalisme merupakan manifestasi sikap mental dan kepribadian yang lahir dari budaya dan karakter bangsa Indonesia. B. Faktor yang mempengaruhi Guru PKn dalam Penanaman Nilai Nasionalisme pada siswa di SMK Negeri 1 Banjarmasin Menerapkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai nasionalisme pada siswa adalah guru tidak memahami semua karakteristik siswa dan latar belakang kehidupan siswa. Karena tidak semua memiliki karakteristik dan latar belakang yang sama. Faktor bawaan siswa dan latar belakang siswa yang perlu menyesuaikan terhadap peraturan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Tu’u (2004:53) bahwa” menerapkan dan meningkatkan sikap disiplin siswa di sekolah memang tidak mudah karena tidak semua siswa memiliki karakteristik dan latar belakang yang sama”. Dinyatakan bahwa dalam mengurangi pelanggaran sikap atau perilaku berbasis nilai nasionalisme siswa di sekolah adalah dengan bekerja sama dengan guru-guru khususnya guru PKn dan staf sekolah serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan anak didiknya pada hal yang positif. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2008:26) faktor pendukung siswa adalah “ diperlukannya peranan kerja sama dalam membina dan membentuk
perilaku-perilaku
tertentu
ditanamkan , diajarkan dan diteladankan”.
15
sesuai
dengan
nilai-nilai
yang
Faktor kendala lainnya dalam menanamkan pendidikan berkarakter berbasis nasionalisme adalah faktor di luar
lingkungan sekolah seperti
derasnya arus globalisasi dan adanya orang tua yang kurang bertanggung jawab ( kurang perhatian) dalam memberikan kasih sayang kepada anaknya, adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang memepengaruhinya, serta adanya pengaruh teman. Beragamnya sifat dan karakter siswa memberikan dampak yang negatif dan positif, terkadang karakter siswa membawa pengaruh kepada siswa yang lain. Selain itu faktor kendala lain adalah majunya teknologi informasi sehingga siswa tidak bisa menyaring yang mana yang baik dan tidak. Derasnya arus globalisasi membawa pengaruh terhadap sikap, perilaku dan moral para siswa karena adanya sebagian tidak dapat menyaring mana yang baik dan mana yang tidak baik. Pendapat informan tersebut sesuai dengan pendapat Brodjonegoro (2001:2) Globalisasi ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi, membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. Kondisi ini menciptakan struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia, serta akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan masyarakat Indonesia. Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa Indonesia.
16
C. Tingkat upaya yang dilakukan oleh guru PKn untuk mengatasi kendalakendala dalam Penanamkan Nilai Nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin Upaya guru dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa yang baik, karena guru di nilai dapat sebagai teladan siswa. Guru tidak hanya sebatas mengajar tetapi mendidik dan membimbing siswa agar mempunyai perilaku atau sikap siswa yang dapat mencerminkan nilai, etika, dan moral yang baik. Dalam sistem pendidikan kita (UU No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran akan tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Menurut Sukadi (2006:19) mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru dituntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berikut: 1. Berwawasan luas, menguasai bidang ilmunya, dan mampu mentransfer atau menerangkan kembali kepada siswa. 2. Mempunyai sikap dan tingkah laku (kepribadian) yang patut diteladani sesuai dengan nilai-nilai kehidupan (values) yang dianut masyarakat dan bangsa. 3. Memiliki keterampilan sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Menurut salah satu informan di SMK Negeri 1 Banjarmasin guru PKn yang dikelas merupakan sosok yang tegas, baik dan bijaksana. Apabila ada yang melanggar waktu proses belajar mengajar berlangsung guru PKn terkadang langsung memanggil siswa untuk di ajak bicara secara langsung
17
memberikan arahan, teguran, dan nasehat guna menciptakan suasana belajar yang tenang dan damai. Mengingat betapa pentingnya pembinaan terhadap generasi rnuda sebagai pemimpin bangsa di masa depan, adalah tugas guru membawa mereka ke masa depan yanag penuh gemilang. Guru bukan sekedar sosok penyampai informasi, tapi bisa juga menampilkan performance diri sebagai seorang guru yang baik dan bisa menjadi suri teladan bagi siswanya baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedemikian pentingnya guru memegang peranannya, sehingga guru harus bisa memanfaatkan peranannya itu dalam usaha perkembangan sikap dan kepribadian siswa. BAB VI BAKESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan penanaman nilai-nilai nasionalisme yang dilakukan oleh guru PKn pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin cukup berjalan dengan afektif karena guru membuat peraturan yang tegas apabila ada seorang siswa/siswi yang melanggar tata tertib sekolah maka langsung di beri peringatan atau teguran dulu baru hukuman/sanksi yang bersifat poin pelanggaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru PKn dalam penanaman nilai-nilai nasionalisme pada siswa SMK Negeri 1 Banjarmasin yaitu faktor dari luar lingkungan sekolah seperti derasnya arus globalisasi tentang teknologi informasi (internet) dan adanya orang tua yang kurang bertanggung jawab, adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa),
18
baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang memepengaruhinya, serta adanya pengaruh dari teman, banyaknya peserta didik yang datang terlambat kesekolah di karenakan jarak tempat tinggal yang jauh dan terbatasnya sarana transportasi dan tidak ada kesadaran untuk melakukan kedisiplinan waktu. 2. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengatasi kendala-kendala penanamkan
nilai-nilai
nasionalisme
pada
siswa
SMK
Negeri
1
Banjarmasin adalah Guru tidak hanya sebatas mengajar tetapi mendidik dan membimbing siswa agar mempunyai perilaku atau sikap siswa yang dapat mencerminkan nilai, etika, dan moral yang baik, dengan cara memberikan motivasi dan dorongan, memberikan contoh-contoh yang bersifat positif serta nyata tentang perjuangan para pahlawan yang dapat membuat hati siswa tersentuh, memberikan ceramah pada waktu pelaksanaan upacara bendera pagi senin atau disela-sela waktu tertentu, melakukan teguran dengan tegas, dan siswa diajak berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah baik dalam kesulitan belajar atau mempunyai masalah pribadi, serta mempertegas tata tertib sekolah. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa agar bersikap disiplin waktu dan budaya hidup bersih, mencintai lingkungan, memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang dapat membangun hidupnya, bisa menghormati orang yang lebih tua darinya, cerdas, berbudi
19
pekerti yang luhur, dan berakhlak mulia, mampu bersaing, beretika, bermoral, dan berintraksi yang baik terhadap sesama. santun kepada orang tua, guru, teman dan di dalam lingkungan masyarakatnya, serta mempunyai tanggung jawab yang tanggung dalam membangun pendidikan berkarakter yang baik. 2. Bagi guru tidak hanya sebatas mengajar saja namun menjadi panutan untuk siswa, karena tanpa adanya keteladanan dari seorang guru maka siswa tersebut sulit dalam membangun sifat dan perilaku yang bermoral dan beretika. 3. Bagi sekolah agar memperhatikan masalah penanaman nilai nasionalisme dan cara pengembangannya untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan berkarakter. 4. Bagi peneliti tentang masalah peran guru dalam menanamkan nilai nasionalisme pada siswa sekaligus sebagai calon guru, sehingga peneliti lebih mengetahui peranan guru dalam menerapkan karakter nilai nasionalisme siswa di sekolah dan sekaligus sebagai bahan informasi bagi kita sebagai calon guru. DAFTAR RUJUKAN
Arindha, 2012. Lunturnya Nasionalisme Bangsa Indonesia http://arindhaayuningtyas.wordpress.com/2012/05/03/lunturnyanasionalisme-bangsa-indonesia/ diakses 8 Mei 2012).
(Online)
Azra Azyumardi. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:ICCE UIN Bedjo, Zainul Akhyar. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Banjarmasin: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FKIP Unlam.
20
Brodjonegoro Satryo Soemantri. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT SUN Djahiri, Kosasih. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik, Jakarta: PT Rineka Cipta. Dwirio, 2008. Naionalisme Indonesia (Online) http://dwirio.blogspot.com/2008/10/nasionalisme indonesia.html diakses 18 Pebruari 2012). Greatnusa, 2011. Pengertian Nasionalisme dan Patriotisme (Online) (http://greatnusa.blogspot.com/2011/03/pengertian-nasionalisme-danpatriotisme.html diakses 20 Pebruari 2012) Hendrantoro, 2011. Upaya Meningkatkan Jiwa Nasionalisme (Online) http://hendrantorotorotorotoro.blogspot.com/2011/05/upaya meningkatkanjiwa-nasionalisme.html diakses 8 Mei 2012) Kartini Kartono, 1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya. Jakarta: CV. RAJAWALI Kementerian Pendidikan Pembelajaran PKn.
Nasional.
2011.
Pendidikan
Karakter
dalam
Mohammad Nuh, 2012. Dimensi Nasionalisme dalam Pendidikan Karakter. Jakarta: Majalah DIKBUD Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pragiwaksono Pandji, 2011. Nasional. Is. Me. Yogyakarta: Bentang
Prihatin Eka. 2008. Guru Sebagai Fasilitator. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada Repository, 2011. Pengertian Guru Pkn. Jurnal Ilmu Pendidikan (Online) http://repository.upi.edu/operator/upload/s-pkn-0603576-chapter5.pdf diakses 9 Mei 2012) Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Bandung: PT Raja Grasimdo Perseda
21
Sanjaya Wina, 2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sarbaini, 2012, Pembinaan nilai, moral dan karakter kepatuhan peserta didik terhadap norma ketertiban di sekolah. Laboralorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Lambung Mangkurat. Shvoong, 2011. Pengertian Nasionalisme (Online) http://id.shvoong.com/lawand-politics/politics/2164608-pengertian-nasionalisme/ diakses 18 Pebruari 2012) Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada. Soetjipto, Kosasi Raflis, 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
Somantri Endang, 2011. Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press. Sukadi, 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Diterbitkan oleh Kolbu Sunatra. 2011. “Internalisasi Karakter Bangsa Perkokoh Kepribadian dan Identitas Nasional”, dalam Soemantri (2011), Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Jakarta: Widya Aksara Press UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pada Pasal 1. Jakarta: Cemerlang UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3. Jakarta: Cemerlang UU RI No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Wahyu el.at. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Program Serjana (S1). Banjarmasin: Pustaka Banua Wahyu, 2009. Metode Penelitian Kualitatif (2). Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik UNLAM Banjarmasin.Tidak diterbitkan. Wikipedia, 2011. Nasionalisme (Online) Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme diakses 18 Pebruari 2012).
22