1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Berawal dari kebutuhan untuk saling berkomunikasi antar pemakai jaringan,
berbagai data, berbagai hardware, berbagai software, dan berbagai jalur komunikasi (internet), berkembang ke kebutuhan yang lebih tinggi seperti video conference. Kebutuhan-kebutuhan tersebut pada awalnya dapat teratasi dengan sebuah jaringan komputer lokal atau Local Area Network yang hanya berada dalam lokasi yang sama atau dekat. Akan tetapi, pada saat ini seiring perkembangan kebutuhan dan banyaknya pengguna yang ingin berbagi sumber daya kondisi tersebut telah jarang di temui. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan penggunaan jaringan komputer, pengembangan jaringan pun tidak dapat di hindari. Permasalahan akan timbul dari jaringan komputer besar, dimana anggota jaringan komputer tidak mungkin berada dalam satu lokasi yang berdekatan. Hal ini juga dapat berpengaruh dengan jaringan yang lebih besar, permasalahan juga akan muncul berkaitan dengan kinerja jaringan yang cenderung lambat akibat dari lalu lintas pertukaran data yang padat. Semakin besar jaringan komputer yang dibangun dan dibutuhkan semakin besar pula tingkat gangguan yang terjadi baik dari segi efisiensi maupun keamanan jaringan. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 11 Palembang merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sebelumnya SMA N 11 Palembang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
1
Namun, pada tahun 2013 sekolah ini mulai menggunakan kurikulum 2013 untukditerapkan pada siswa kelas X (Sepuluh). Seiring dengan peningkatan kebutuhan akan informasi dan teknologi, sekolah ini juga membutuhkan pengembangan jaringan komputer menjadi lebih besar dan diharapkanjaringan yang telah dibangun dapat dikembangkan dengan mudah dan fleksibel. SMA Negeri 11 Palembang telah memiliki beberapa fasilitas koneksi jaringan yang digunakan dalam proses pembelajaran maupun proses administrasi, seperti di laboratorium, akses internet untuk siswa menggunakan jaringan tanpa kabel atau wireless dibeberapa titik sekolah dan untuk beberapa ruangan guru. Jaringan yang tersedia ini kedepannya akan ditata dan dikembangkan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Berdasarkan pada kebutuhan dan permasalahan yang ada, upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut terus dilakukan oleh banyak pihak. Salah satu upaya yang digunakan sebagai alternatif yaitu dengan memanfaatkan teknologi Virtual Local Area Network atau VLAN. Teknologi VLAN diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dari Local Area Network atau LAN. Dengan fasilitas yang ada diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang ada disekolah ini. Dari permasalahan yang ada, penerapan teknologi VLAN dirasa sangat sesuai dengan kondisi yang ada di SMA Negeri 11 Palembang.
2
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: Bagaimana cara mengevaluasi dan mengembangkan jaringan komputer di SMA Negeri 11 Palembang, dengan menggunakan teknik VLAN. 1.3
Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, maka dapat ditarik
rumusan masalah untuk karya ilmiah ini adalah: 1. Bagaimana cara untuk mengembangkan jaringan teknologi Local Area Network menjadi Virtual Local Area Network (VLAN) di SMA Negeri 11 Palembang ? 2. Bagaimana pengembangan yang dilakukan dengan penambahan router pada jaringan di SMA Negeri 11 Palembang? 1.4
Batasan Masalah Agar penelitian ini sesuai dengan tujuannya maka permasalahan dari
penelitian ini di batasi pada beberapa hal yaitu: 1. Mengembangkan jaringan dengan menggunakan teknologi Virtual Local Area Network (VLAN) di SMA Negeri 11 Palembang. 2. Pengembangan dilakukan dengan penambahan router untuk manajemen jaringan
3
1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengembangkan jaringan dengan menggunakan teknologi Virual Local Area Network (VLAN) di SMA Negeri 11 Palembang. b. Pengembangan jaringan di SMA Negeri 11 Palembang dengan router
1.6
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk: a. Bagi SMA Negeri 11 Palembang 1. Dapat memberikan suatu gambaran tentang jaringan Virtual Local Area Network (VLAN) 2. Dapat memanfaatkan teknologi Virtual Local Area Network (VLAN) jaringan akan menjadi lebih efektif dan efisien. 3. Mempermudah administrator jaringan dalam mengimplementasikan dan merancang suatu jaringan LAN yang harus memperhatikan topology yang sebenarnya. b. Bagi Penulis 1. Mampu mengembangkan potensi diri, serta membuka wawasan pengetahuan baru sesuai dengan bidang yang ditekuni saat ini. 2. Mampu menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di bidang jaringan komputer khususnya dalam pengembangan Virtual Local Area Network (VLAN).
4
1.7 Metodologi Penelitian Penelitian memiliki jenis yang beragam apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang, baik dari kegunaan, metode yang digunakan dan data yang didapatkan. Penentuan jenis penelitian harus menyesuaikan masalah dan desain penelitian yang akan digunakan dalam sebuah penelitian (Musfiqon, 2012: 15). Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluatif dan diolah secara kualitatif dengan pendekatan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atau mengukur penggunaan jaringan yang ada di SMA Negeri 11 Palembang pada saat ini, kemudian dikembangkan menjadi jaringan yang lebih cepat dan fleksibel. Penelitian ini diolah secara kualitatif yaitu berguna untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hasil evaluasi yang telah diteliti dan diolah secara kualitatifmelalui sampel dan populasi yang telah ditentukan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini: 1. Pengambilan data yang dilakukan dengan cara melakukan study pustaka, observasi dan wawancara. 2. Melakukan evaluasi terhadap jaringan LAN yang ada 3. Melakukan perancangan sebuah jaringan VLAN 4. Membuat Topology Jaringan 5. Setting IP Address menggunakan DHCP 6. Setting Protokol Rooting atau Topology Jaringan 7. Penerapan Acces Control List (Standard dan Extended) pada sebuah VLAN 8. Test “Ping” pada simulasi Packet Tracer 6.0.1
5
9. Membandingkan sebuah VLAN dan LAN 1.7.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, maka dapat juga dikatakan sebagai metode pengumpulan data. Beberapa metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1.
Observasi Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala,
fenomena, dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian. Observasi dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara melakukannya yaitu observasi secara langsung, dan observasi secara tidak langsung. Observasi langsung merupakan kegiatan observasi yang dilakukan dalam kancah dan objek secara langsung oleh peneliti. Sedangkan observasi secara tidak langsung merupakan kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat bantu, baik elektronik maupun manusia. Teknik observasi ini biasanya menjadi teknik pengumpulan data utama untuk penelitian yang target datanya berupa tingkah laku atau interaksi. (Musfiqon, 2012: 121) Penelitian ini menggunakan teknik observasi nonpartisipan, dimana pada saat melakukan observasi peneliti tidak terlibat salam kegiatan sehari-hari secara rutin dan hanya sebagai pengamat independen. 2.
Wawancara Pengumpulan data menggunkan teknik wawancara dilakukan untuk mencari
data tentang pemikiran, konsep, atau pengalaman mendalam dari informan. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat
6
mengkonstuksikan pemikiran, kejadian, kegiatan, motivasi, presepsi, kepedulian, pengalaman, serta opini mendalam tentang masalah penelitian (Musfiqon, 2012:117) Pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur dimana peneliti tidak menentukan fokus masalah saja, dan peneliti tidak memberikan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh informan. 3.
Dokumentasi Dokumen adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks,
foto, dan artefak. Teknik dokumentasi ini sering digunakan menjadi teknik utama dalam penelitian sejarah (Musfiqon, 2012:131). Pada penelitian ini teknik dokumentasi digunakan sebagai bukti dan sebagai pengingat peristiwa yang terjadi selama proses penelitian. 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian ini dijelaskan secara terperinci dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematikan penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang melandasi pelaksanana penelitian ini, mengulas landasan teoritik yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
7
BAB III
KONSEP DASAR PENELITIAN Bab ini menguraikan konsepsi dasar yang mendukung penelitian dan menguraikan langkah-langkah penyelesaian masalah. Langkahlangkah yang ada pada bab ini disesuaikan dengan fokus permasalahan yang ada.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab
ini
membahas
hasil
penelitian
tentang
evaluasi
dan
pengembangan yang dilakukan pada jaringanVirtual Local Area Network di SMA Negeri 11 Palembang. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan pembahasan dan analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya dan memberikan saran dari permasalahan yang dibahas.
8
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Evaluasi Beberapa para ahli menuturkan pengertian evaluasi. Kuncoro (2009:7), mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk mengumpulkan
dan
menganalisis suatu objek secara sistematis dengan tujuan untuk membuat keputusan tertentu. Yunanda (2009), mengatakan bahwa pengertian evaluatif adalah suatu kegiatan yang direncanakan untuk menentukan keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasil yang telah diperoleh dibandingkan dengan patokan untuk ditarik kesimpulan. Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang telah direncanakan untuk mengumpulkan dan menganalisis suatu objek dengan bantuan instrumen untuk membuat keputusan dengan patokan tertentu. 2.1.2 Pengertian Pengembangan Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian dari pengembangan itu sendiri.Paturusi (2001) mengungkapkan bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi suatu objek sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar objek. Suwantoro (1997: 120) mengatakan bahwa pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap.
9
Poerwadarminta (2002: 474), lebih menekankan kepada suatu proses atau suatu cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik sempurna dan berguna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), perkembangan adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang menurut KBBI berarti mekar terbuka atau membentang menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, teknologi dan sebagainya. Konsep
pengembangan
merupakan
sebuah
keharusan
yang
harus
diaplikasikan dalam kehidupan, kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit (KBBI, 2002: 589), sedangkan pengembangan artinya proses, cara, pembuatan pengembangan (KBBI, 2002: 538). Dengan demikian konsep pengembangan adalah rancangan mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas lebih maju. 2.1.3 Jaringan Komputer Menurut Wahana Komputer(2010:2), jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer-komputer, serta piranti-piranti yang saling terhubung satu sama lain. Menurut Madcoms(2013:1), jaringan komputer adalah sebuah interkoneksi (saling keterhubungan)
antara kelompok
–
kelompok komputer dengan
menggunakan media tertentu sehingga antar komputer dapat saling berhubungan untuk berbagi data. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan komputer adalah sekumpulan komputer dan alat-alat lainnya yang dihubungkan satu sama
10
lain dengan media penghubung tertentu sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar data. 2.1.4 Terminologi jaringan Jaringan komputer dibangun dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung kondisi dan kebutuhan individu yang menyelenggarakan. Industri networking berkembang sedemikian pesat sehingga ditemukan beragam tipe dan desain. Inilah yang disebut dengan Terminologi Jaringan Komputer. Pada dasarnya jaringan komputer dapat di bedakan berdasarkan luas area yang di jangkau oleh jaringan itu sendiri, konsep ini mengalami perkembangan sesuai kebutuhan. a. Local Area Network (LAN) Menurut Madcoms (2013:5),Local Area Network (LAN)merupakan jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, jaringan ini biasanya menghubungkan antar komputer satu dengan lainnya atau bisa juga node satu dengan yang lainnya, sedangkan menurut Sofana (2011: 11),LAN adalah jaringan komputer yang dibangun pada area yang terbatas, seperti ruangan, rumah, kantor, gedung, kampus. Sebuah LAN dapat terdiri atas puluhan hingga ratusan buah komputer. LAN mendukung kecepatan transfer data cukup tinggi. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian sumber daya bersama (resource, baik hardware maupun software) serta sarana untuk saling bertukar informasi pada jarak <1km.
11
LAN dapat dibedakan dari jenis jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik, yaitu ukuran, teknologi transmisi dan topologynya. LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. Keuntungan LAN juga menyediakan: 1) Resource Sharing, bertujuan agar seluruh program dan peralatan, terutama data di server dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai. 2) Information Sharing, pemakaian bersama program aplikasi dan data yang tersimpan dalam suatu jaringan (server), sehingga dapat diakses bersama. 3) Media komunikasi. Sebuah jaringan komputer mampu bertindak sebagai media komunikasi yang baik bagi para pegawai yang terpisah jauh. b. Metropolitan Area Network (MAN) MenurutMadcoms (2013:6),MAN merupakan jaringan yang memiliki area lebih besar dari dari LAN, biasanya antar wilayah dalam satu propinsi. Jarinagn MANmenghubungkan beberapa buah jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar. MAN merupakan alternatif pembuatan jaringan komputer antar-kantor dalam suatu kota atau provinsi dengan Jangkauan MAN antara 10 sampai dengan 50 kilometer, dan setiap cabang saling berhubungan untuk bertukar data dan informasi, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. c. Wide Area Network (WAN) Menurut Hasyim (2008:183), WAN (Wide Area Network) mencakup daerah geografis yang luas. Sering kali mencakup negara, bahkan benua.
12
WAN terdiri dari kumpulan LAN, MAN dan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program aplikasi pemakai. Berdasarkan jaraknya, yang dikategorikan sebagai WAN adalah pada jarak > 100km. Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router yang tidak mengandung kabel yang sama akan melakukan komunikasi, keduanya harus berkomunikasi secara tak langsung melalui router ke router lainnya melalu router perantara atau lebih, disimpan sampai saluran output menjadi bebas, dan kemudian baru diteruskan. Seperti LAN, terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data dalam sebuah WAN. Contoh beberapa teknologi yang menggunakan WAN adalah : a. Modem. b. ATM (Asynchronous Transfer Mode). c. SONET (Synchronous Optical Network). d. Frame Relay. 2.1.5Virtual Local Area Network (VLAN) Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara melakukan pembagian jaringan secara logik ke dalam beberapa subnet. VLAN adalah kelompok device dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi (menggunakan software manajemen) sehingga mereka dapat saling berkomunikasi seakan-akan dihubungkan dengan jaringan yang sama walaupun secara fisikal mereka berada pada segmen LAN yang berbeda. Jadi VLAN dibuat bukan berdasarkan koneksi
13
fisikal namun lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih fleksibel. Secara logika, VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama. VLAN merupakan model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi secara fisik seperti pada LAN. Sebuah VLAN merupakan fungsi logik dari sebuah switch. Fungsi logik ini mampu membagi jaringan LAN ke dalam beberapa jaringan virtual. Implementasi VLAN dalam jaringan memudahkan seorang administrator jaringan dalam membagi secara logik group-group workstation secara fungsional dan tidak dibatasi oleh batasan lokasi. Dewasa ini kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh sebuah organisasi terutama dalam hal kecepatan dalam pengiriman data. Salah satu kontribusi teknologi untuk meningkatkan kinerja jaringan adalah dengan kemampuan untuk membagi sebuah broadcast domain yang besar menjadi beberapa broadcastdomain yang lebih kecil dengan menggunakan VLAN. Broadcast domain yang lebih kecil akan membatasi device yang terlibat dalam aktivitas broadcast dan membagi device ke dalam beberapa grup berdasar fungsinya. Dengan menggunakan VLAN, kita dapat melakukan segmentasi jaringan switch berbasis pada fungsi, departemen atau pun dengan kondisi sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi. Kita dapat juga mengelola jaringan kita sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan instansi sehingga para pekerja dapat mengakses segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda.
14
Gambar 1.1 Keuntungan Penggunaan VLAN pada Sekolah 2.2.6 Keuntungan Penggunaan Virtual LAN Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain: 1.
Dari segi keamanan jaringan Keamanan data dari setiap jaringan dapat dibuat tersendiri, karena
segmennya bisa dipisah secara logik. Hal ini akan mengurangi kesempatan data akan di ganggu. VLAN juga akan banyak menciptakan kelompok broadcast sesuai dengan kebutuhan dari jaringan yang dibuat. Jadi jaringan akan dipecah atau dibagi ke dalam jaringan yang lebih kecil sehingga dapat membatasi akses-akses yang tidak diijinkan. Administrator juga akan memiliki kontrol terhadap setiap port dan user yang ada. Pengaturan keamanan juga dapat dilakukan pada level MAC address, protokol-protokol, atau tergatung kebutuhan. 2.
Dari segi fleksibilitas jaringan Teknologi VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan
jaringan yang berbeda lokasi fisik kedalam satu jaringan yang sama. hal seperti ini akan terasa ketika terjadi penambahan pengguna dalam satu divisi
15
tetapi media fisik untuk menghubugkan pengguna baru tersebut sudah tidak tersedia, administrator dapat mengatasi hal ini dengan menghubungkan pengguna baru tersebut kedalam media fisik yang lain tetapi dengan kewenangan yang sama sesuai dengan divisinya tanpa tergantung letak dari pengguna tersebut dan di media fisik mana terhubung. Hal ini juga dapat menghemat dari kebutuhan untuk menambah perangkat jaringan yang baru, karena dapat memanfaatkan media atau perangkat lain yang masih belum digunakan secara maksimal. 3.
Dari Segi Segmentasi Segemntasi jaringan digunakan untuk membagi broadcast domain dan
collision domain. VLAN memecah broadcast domain yang besar kedalam broadcast domain yang kecil. Pembagian broadcast domain memungkinkan untuk mengurangi broadcast storm yang mengganggu kinerjasebuah jaringan. Segmentasi jaringan memudahkan manajemen jaringankarena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagidalam segmen yang sama sehingga lebih memudahkan dalammemanajemen jaringan tersebut. 4.
Dari segi performance jaringan VLAN akan membagi beberapa kelompok broadcast domain ke dalam
kelompok yang lebih kecil sehingga akan mengurangi lalu lintas paket yang tidak dibutuhkan dalam jaringan sehingga performance jaringan meningkat. Pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN juga akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Broadcast storm terjadi ketika terdapat kerusakan pada kartu jaringan,
16
sehingga pengiriman paket akan terus diulang sampai berhasil. Dengan VLAN hal ini dapat dikurangi karena adanya pembatasan broadcast domain. Pembatasan broadcast domain juga bermanfaat untuk mengisolasi masalah agar tidak menyebar,sehinggaperformancejaringan lainya tetap terjaga. 5.
Dari segi skalabilitas VLAN memudahkan seorang administrator dalam mengembangkan
jaringanya. Ketika sebuah VLAN tumbuh menjadi semakin besar, dengan kata lain broadcast domain yang dihasilkan sudah semakin besar, VLAN tersebut
dapat
diperkecil
lagi
sesuai
dengan
kebutuhan
sehingga
broadcastdomain yang dihasilkan pun akan semakin kecil. Dan ketika diperlukan penambahan jaringan baru, tidak perlu mengubah struktur jaringan yang ada, cukup menambahkan VLAN ke dalam switch yang tersedia. 2.2.7 Jenis-jenis Virtual Local Area Network (VLAN)
Berdasarkan perbedaan pemberian membership, maka VLAN bisa dibagi menjadi beberapa: 1. Port Based Dengan melakukan konfigurasi pada port dan memasukkannya pada kelompok VLAN sendiri. Apabila port tersebut akan dihubungkan dengan beberapa VLAN maka port tersebut harus berubah fungsi menjadi port trunk (VTP)
17
2. MAC Based Membership atau pengelompokkan pada jenis ini didasarkan pada MAC address. Tiap switch memiliki table MAC Address tiap komputer beserta kelompok VLAN tempat komputer itu berada. 3. Protocol Based Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protocol IP (IP dan IP Extended) sebagai dasar VLAN dapat dilakukan. 4. IP Subnet Address Based Selain bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagi dasar VLAN. 5. Authentication Based Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protocol 802.1x.
18
2.7.8
Tolopogi Jaringan Menurut Madcoms (2013:34), Pada topology ini,komputer-komputer dihubungkan pada sebuah terminal pusat yang bernama Hub/Switch, semua kabel pada host ke satu titik utama. Topology bintang merupakan bentuk topology jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke 36 setiap node atau pengguna. Topology jaringan bintang termasuk topology jaringan dengan biaya menengah.
Gambar 2.5:TopologyStar Sumber:Madcoms,2013:35 Topology ini mempunyai karakteristik : 1)
Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central dan kembali lagi.
2)
Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung dengan central node.
3)
Jika satu kabel node terputus, maka yang lainnya tidak akan terganggu.
4)
Dapat digunakan kabel lower grade karena hanya meng-handle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair).
19
5)
Minim terjadinya collison.
Ada beberapa kelemahan dari topology ini : 1) Membutuhkan lebih banyak kabel. 2) Jika terdapat gangguan pada konsentrator, maka dapat mengakibatkan semua node terganggu. 3) Lebih mahal karena membutuhkan hub atau switch. 2.1.9 Model Hubungan 1. Peer to peer Menurut Madcoms (2013:38), jaringanpeer to peer adalah jaringan yang paling lazim diterapkan di rumah atau kantor kecil. Dalam jaringan ini biasanya hanya sedikit file dan folder yang perlu di sharing, jaringan peer to peer lebih mudah dibuat dan sangat praktis untuk melakukan sharing internet di jaringan komputer yang jumlah unit komputer hanya sedikit. 2. Client server PadajaringanClient Server terdapat sebuah kompuetr yang berfungsi sebagai server, sedangkan komputer yang lain bekerja sebagai client. Sesuai namanya maka komputer server berfungsi dan bertugas melayani seluruh kompueter yang terdapat dalam jaringan tersebut. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan server adalah : a. Disk sharing yaitu berupa penggunaan kapasitas disk secara bersamasama pada komputer client. b. Print sharing yaitu berupa penggunaan perangkat printer secara bersama-sama
20
c. Penggunaan perangkat lain secara bersama, demikian pula dengan data dan system aplikasi yang ada. d. Mengatur keamanan jaringan dan data dalam jaringan. e. Mengatur dan mengontrol hak dan waktu akses perangkat-perangkat yang ada dalam jaringan. Sedangkan komputer client sesuai namanya menerima dari komputer server yaitu dimana pengguna jaringan dapat mengakses dan memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh kompuetr server. Dalam sebuah jaringan komputer client biasanya menggunakan komputer yang memiliki keampuan lebih rendah dari komputer server. 2.2 Penelitian Sebelumnya 1. Hari Bugi Prama, melakukan penelitian tentang “ Konfigurasi Virtual Local Area Network (VLAN) pada Cisco Switch dengan Menggunakan Program Network Visualizer 5.0. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan melakukan konfigurasi pada Cisco Switch terutama konfigurasi VLAN dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0 disertai dengan pembuktian hasil konfigurasi. Hasil penelitian ini adalah Jaringan komputer yang dirancang akan lebih efektif jika disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan jaringan tersebut, efektifitas jaringan komputer akan meningkat jika digunakan metode dan konfigurasi yang tepat, serta metode VLAN dapat digunakan untuk membagi-bagi jaringan LAN tanpa membutuhkan penambahan perangkat switch.
21
2. Diwa Agusta Antarayasa, melakukan penelitian tentang “Evaluasi Jaringan Metro Ethernet dan Metro Fith pada Area Sudirman”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi jaringan Metro Ethernet yang diaplikasikan pada layanan internet di suatu kawasan. Hasil penelitian ini adalah jaringanMetro FTTH & Metro Ethemet untuk kebutuhan kawasan di area Sudirman diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan bandwith Tahun 2014. 3. Rizki Mayandi, melakukan penelitian tentang “Perencanaan Jaringan Backbone dengan VLAN dan Protokol Routing EIGRP pada PLN Cabang Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk membangun jaringan dengan metode PDIOO dan mengimplementasikan layanan-layanan yang ada. Hasil penelitian ini adalah pembangunan jaringan didasarkan pada kebutuhan pelayanan yang akan dibangun dimasing-masing daerah, yaitu: video conferencing, internet, ip telepon, dan IP VPN, dari keempat layanan tersebut yang menjadi basis utama perancangan jaringan tersebut adalah IP VPN dengan pembagian pembangunan yang diacukan pada layer. 2.3 Kerangka Berpikir Pengguna jaringan yang semakin tahun semakin meningkat. Penggunaan jaringan yang meluas perlu dilakakukan pengembangan agar jaringan yang lebih luas. Namun, sebelum melakukan pengembangan tahap awal yang harus dilakukan adalah mengevaluasi jaringan yang telah digunakan terlebih dahulu. Dalam upaya pengembangan jaringan pengguna jaringan harus mampu menggambarkan jaringan yang saat ini dipakai.
22
Sekolah yang masih menggunakan jaringan Local Area Network (LAN), sebaiknya dikembangkan menjadi jaringan Virtual Local Area Network (VLAN). Dimana jaringan tersebut akan mampu menampung pengguna jaringan dalam jumlah besar, tanpa mengganggu proses lalu lintas dalam pengiriman data dalam ukuran besar. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan jaringan yang ada di sekolah terutama di SMA Negeri 11 Palembang, dan dapat digunakan untuk menentukan fasilitas sekolah terutama di laboratorium komputer dimasa yang akan datang. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3. Mulai
Masalah: 1. Berkembangnya kebutuhan , dan banyakanya pengguna yang ingin berbagi sumber daya. 2. Jaringan komputer tidak mungkin dalam lokasi yang berdekatan 3. Jaringan komputer disatu lokasi yang berdekatan, berpengaruh pada kinerja jaringan yang cenderung menjadi lebih lambat. Akibat dari lalu lintas pertukaran data yang padat 4. Sekolah membutuhkan pengembangan jaringan yang lebih besar.
Evaluasi Lab. Komputer: 1. Psical 2. Logical Topology
Pengembangan jaringan VLAN
Topologi Pelancar Jaringan
Selesai
23
24
BAB III KONSEP DASAR PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggan 15 April 2016 hingga 30 Juni 2016. Waktu pada penelitian ini terhitung sejak pengumpulan informasi di SMA Negeri 11 Palembang. Proses observasi dilakukan selama kurang lebih 1 bulan. 3.1.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Palembang yang beralamat di Jalan Inspektur Marzuki No. 2552, Palembang. SMA Negeri 11 Palembang, terutama pada Lab. Komputer merupakan objek lokasi penelitian untuk mengevaluasi dan mengembangkan teknologi dan jaringan tersebut. Denah sekolah SMA Negeri 11 Palembang dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini, dan denah ruangan Lab. Komputer di SMA Negeri 11 Palembang dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
24
Gambar 4. Denah Sekolah SMA Negeri 11 Palembang
Gambar 5. Denah Kelas Laboratorium Komputer SMA Negeri 11 Palembang
25
3.2
Data Penelitian 3.2.1 Topology Jaringan Topology jaringan pada objek merupakan suatu jaringan yang menghubungkan antara komputer satu dengan komputer yang lain, menggunakan media kabel ataupum nikrabel. Topology yang digunakan oleh SMA Negeri 11 Palembang pada saat ini adalah jenis topology bus. Gambar 6 di bawah ini merupakan jenis topology yang menyerupai topology bus yang digunakan oleh SMA Negeri 11 Palembang.
Gambar 6. Topology bus di SMA Negeri 11 Palembang Sumber: Hasil Observasi
3.2.2 Teknologi Jaringan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 05 April 2016, teknologi yang digunakan di SMA Negeri 11 Palembang dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
26
Tabel 1. Daftar Peralatan Jaringan di SMA Negeri 11 Palembang Nama Perangkat
Server
Laptop Client
Komputer Client
Spesifikasi HP Proliant ML 370G5 Intel (R), Pemtium (R) III Xeon Processor RAM 2 GB Hardisk 100 GB Monitor HP 14 Toshiba Satelite C6401 Intel Core i3 CPU (2.10 GHz) VGA Intel HD Grapigh 762 MB RAM 2 GB, Hardisk 320 GB SAMSUNG LCD SAMSUNG 15‟‟ Intel Core i3 CPU (2.40 GHz) RAM 2 GB, Hardisk 500 GB
Software
Jumlah
Windows Server 2003 AVIRA, Mozila Firefox
4
Windows 7 Ultimate 32 AVIRA, Mozila Forefox Windows 7 Ultimate 32 AVIRA, Mozila Firefox
120
Sedangkan untuk perangkat keras yang digunakan oleh pihak SMA Negeri 11 Palembang. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 05 April 2016, dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Perangkat Keras yang digunakan oleh SMA N 11 Palembang Nama Hardware Jumlah Hub/ Switch 16 Port 6 Router 4 Wireless Acess Point 4 NIC (Network Interface Card) 4 RJ- 45 5 UTP 5 3.2.3
Konfigurasi Jaringan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 07
April 2016 Konfigurasi IP Address yang digunakan oleh pihak SMA Negeri 11 Palembang dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
27
Tabel 2. Konfigurasi IP Address Nama Perangkat IP Address a. IP 192.168.14.1/24 b. NetMask 255.255.255.0 Server c. Gateway: 192.168.200.0 d. DNS: 192.168.200.2 a. IP: 192.168.14.2 – 192.168.14.254. b. NetMask 255.255.255.0 Client LAB A c. Gateway: 192. 168.200.0 d. DNS: 192. 168.200.0 a. IP: 192.168.14.2 – 192.168.14.254. b. NetMask 255.255.255.0 Client LAB B c. Gateway: 192. 168.200.0 d. DNS: 192. 168.200.0 a. IP: 192.168.14.2 – 192.168.14.254. b. NetMask 255.255.255.0 Client LAB C c. Gateway: 192. 168.200.0 d. DNS: 192. 168.200.0
3.2.4
Evaluasi Uraian Kegiatan Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 11
Palembang pada tanggal 05- 09 April 2016. Ditemukan beberapa kendala yang terjadi pada jaringan komputer adalah lambatnya koneksi internet dan security yang masih lemah, dimana menggunakan IP dynamic. Disisi lain banyak pengguna lain dapat mengaksesnya dengan bebas tanpa adanya izin dari pihak yang bersangkutan. Hal ini membuat kerugian dan mengganggu mobilitas maupun kenyamanan dari pegawai dalam menjalankan sistematika kerja yang membutuhkan koneksi jaringan internet yang menyebabkan lambatnya koneksi internet.
28
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Perancangan Jaringan Berdasarkan penelitian dan analisis jaringan komputer yang sedang berjalan dan permasalahan yang dihadapi oleh SMA Negeri 11 Palembang, maka usulan solusi yang diajukan untuk SMA N 11 Palembang adalah dengan merancang topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodologi VLAN. Dalam perancangan topologi yang baru, pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer 5.3.1.0044 sebagai alat yang digunakan untuk melakukan suatu stimulasi. Alasan penggunaan alat stimulasi ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam menggunakan aplikasi, karena aplikasi dilengkapi dengan berbagai macam perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan topologi serta beberapa fitur-fitur dan tampilan yang mendukung saat proses pengiriman dan penerimaan data pada jaringan komputer. 1.
Topologi Jaringan Baru Pada topologi yang baru, peneliti membutuhkan satu buah cisco switch
dan mengnon-aktifkan dua Cisco Switch dan sebuah wireless router TP-Link. Fitur Cisco Switch yang digunakan oleh peneliti adalah cisco switch type 2950 series. Cisco Switch 2950 series 24 port 10/100 karena memiliki fitur yang berfungsi untuk layanan data, video dan suara pada tepi jaringan, dan ideal untuk jaringan dekstop. Lalu pemilihan wireless router dengan type TP-Link MR 3420 dikarenakan wireless router ini memiliki beberapa fitur seperti (1)
29
kompatibel dengan modem USB UMTS/ HSPA/ EVDO, (2) 3G / WAN failover menjamin sebuah koneksi internet yang selalu online, (3) Mendukung pppoe, ip dinamis, ip statis, pptp, kabel l2tp akses internet, (4) Teknologi SST meningkatkan ketahanan link dan stabilitas, (5) Wireless N kecepatan hingga 300Mbps, (6) Teknologi cca meningkatkan sinyal anda stability dengan secara otomatis menghindari konflik saluran, (7) Kontrol bandwidth berbasis IP memungkinkan administrator untuk menentukan berapa banyak bandwidth yang dialokasikan ke setiap PC, (8) Jembatan Wds nikrabel menyediakan untuk menjembatani mulus untuk memperluas jaringan nikrabel. Gambar 7 menunjukan topologi jaringan yang baru untuk SMA Negeri 11 Palembang. Dari topologi tersebut dapat diperhatikan bagaimana setiap divisi dihubungkan ke sebuah switch tersendiri. Hal ini memberikan beberapa keuntungan terhadap topology tersebut yaitu untuk melakukan pengaturan jaringan yang lebih mudah dan mempermudah pengaturan jaringan karena dengan tiap divisi yang terhubung kepada sebuah switch telah sesuai dengan konsep VLAN yang membagi setiap segmen pada switch.
Gambar 7. Rancangan Jaringan yang Baru
30
2.
Pembagian IP Address dan VLAN Setelah topologi jaringan yang telah dibuat, selanjutnya adalah melakukan
perencanaan pengalokasian IP address dan penetapan VLAN. Perhitungan alamat IP berdasarkan base 192.168.14.1/24 dan dibagi menjadi beberapa sumber bergantung pada tiap-tiap divisi. VLAN akan ditetapkan berdasarkan port-port yang digunakan saat ini mengalami kerusakan. Pada tabel 3 dapat dilihat jangkauan IP address tiap-tiap divisi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk SMA Negeri 11 Palembang. Tabel 3 IP Address & Network Address No. Divisi IP Address 1. Server 192.168.14.1/24 2. LAB A 192.168.0.1-24/24 3. LAB B 192.168.0.25-40/24 4. LAB C 192.168.0.41-81/24 5. Ruang Guru 192.168.0.40/24 6. Ruang Kepsek 192.168.0.50/24
Network Address 192.168.14.0/24 192.168.24.1/24 192.168.40.0/24 192.168.81.0/24 192.168.40.0/24 192.168.50.0/24
VLAN 1 10 20 30 40 50
Selanjutnya dibawah ini merupakan port-port Fast Ethernet yang akan dikelompokan untuk port-port VLAN yang akan dibuat untuk mewakili divisidivisi yang telah ada. Tabel 4. Port VLAN Device
Switch
Port VLAN Fe 0/1-24 Fe 0/25-40 Fe 0/41-81 Fa 0/4 Fa 0/5
VLAN 10 20 30 40 50
Pada setiap laboratorium komputer pemberian membership VLAN dilakukan dengan metode port based yang berarti pada masing-masing port pada switch di konfigurasi untuk pemberian membership VLAN. Penggunaan
31
mekanisme
port
based
dilakuka
karena
memilki
kelebihan
dalam
pembangunannya, hanya dengan mengalokasikan port-port yang akan ditetapkan pada nomor VLAN. Jumlah VLAN yang dibuat disesuaikan berdasarkan pembagian divisi yang pada divisi tersebut mempunyai lebih dari 1 workstation dan akan di VLANkan. Dengan mengelompokan tiap-tiap divisi kedalam suatu VLAN akan meminimalisir dampak dari adanya bordcast yang tidak perlu kepada end user yang tidak berada dalam suatu VLAN tersebut. Port-port yang digunakan akan diaktifkan sedangkan port-port yang tidak terpakai akan dimatikan. Hal ini menjadi pengaman ganda agar mencegaj user yang tidak berhak masuk kedalam jaringan tersebut. Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terletak pada pengurangan switch yang berdampak pada perubahan lalu lintas jaringan. Masing-masing divisi yang dikelompokan berdasarkan VLAN terhubung ke masing-masing switch dengan menggunakan media Fast Ethernet. Berikut ini adalah tabel default-gateway untuk masing-masing VLAN. Tabel 5. Daftar Default- Gateway VLAN 10 20 30 40 50 3.
Default-Gateway 192.168.24.1 192.168.15.1 192.168.30.1 192.168.40.1 192.168.50.1
Konfigurasi SVI pada Switch Switch ini memiliki fitur SVI (Switch Virtual Interface) yang dapat
digunakan sebagai default gateway untuk masing-masing VLAN yang digunakan. Cara mengkonfigurasi SVI dengan cara masuk kedalam tiap
32
interface VLAN yang bersangkutan dan memberikan Ip Address masingmasing yang diguakan nantinya sebagai default-gateway tiap VLAN. Switch(config)#int vlan vlan_id Switch(config)#ip address IP SM Switch(config)#no shutdown 4.
Konfigurasi VLAN pada Switch Setelah membagi VLAN berdasarkan divisi-divisi yang ada, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat jaringan VLAN pada switch. Perintah yang harus dimasukkan adalah sebagai berikut: Switch(config)#vlan vlan_id Switch(config-vlan)#name vlan_name Dalam topologi ini, pembuatan VLAN hanya perlu dilakukan pada switch. 5.
Konfigurasi Switchport pada Switch Port-port yang terhubung ke end device menggunakan mode access. Pada
port fa0/1 switch yang terhubung ke CiscoRouter tidak menggunakan mode switcport. Hal ini dikarenakan interface tersebut memerlukan IP address agar dapat terhubung ke router menggunakan routing protocol. Selain itu juga perlu meng-assign tiap-tiap VLAN ke port-port yang akan digunakan oleh end device. Switch(config)#int interface_id Switch(config)#switchport mode access/trunk Switch(config)#switchport access vlan vlan_id 6.
Konfigurasi Global Parameter & Banner pada Switch dan Router Konfigurasi global parameter berisi penggantian nama hotsname yang
berfungsi sebagai pembeda antara router/switch yang lainnya, lalu ada
33
password yang dienkripsi untuk masuk ke privi-ledge mode yang berfungsi untuk memprotect router agar terhindar dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Lalu ada banner yang berfungsi penanda bahwa yang di config adalah milik SMA Negeri 11 Palembang. Konfigurasu untuk router maupun switch itu sama, konfigurasinya sebagai berikut: Router(config)#banner motd# Enter TEXT message. End with the character „#‟ ***************** SMA Negeri 11Palembang ***************** # Router(config)#hotsnameR1 R1(config)#enable secret SMANegeri11 R1(config)#exit R1# 7.
Konfigurasi Command Line Access pada Switch dan Router Konfigurasi command line access berguna untuk memberi passwors router
atau switch ketika ingin masuk kedalam konfigurasu terminal, jadi ketika memasuki router/ switch dan ingin mengkonfigure terminal akan ada dua password yang menjaga keamanan router atau switch. Konfigurasinya adalah sebagai berikut: R1(config)#line console 0 R1(config-line)#password*******
34
R1(config-line)#login R1(config-line)#exit R1(config)# 8.
Konfigurasi Subnetting (Penambahan Subinterface) pada Router Konfigurasi penambahan sub-interface, ini sesuai dengan banyaknya
VLAN yang akan ditangani. Encapsulation berguna jika ingin menerapkan suatu jenis protokol WAN. Penambahan subinterface iini berguna untuk membungkus VLAN menjadi kesatuan. Konfigurasi sebagai berikut: Router(config)#interface fa slot/port.subinterface number Router(config-subit)#encapsulation dot1Q vlan-identifier Router(config-subit)#ip address IP SM Router(config-subit)#no shutdown Router(config-subit)#exit 9.
Konfigurasi agar Router memberikan IP DHCP pada User Konfigurasi pemberian IP DHCP kepada user ini jelas berguna agar para
end user yang meminta IP DHCP bisa mendapatkan IP nya secara otomatis. Jika yang menggunakan VLAN, maka VLAN tersebut akan disatukan berdasarkan default router dan Network Address nya, dan di luar VLAN pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang berada di dalam VLAN. Konfigurasinya sebagai berikut: Router(config)#ip dhcp pool client name_client Router(dhcp_config)#default-route address Route(dhcp_config)#network NA SM
35
Router(dhcp_config)#exit 10. Konfigurasi DHCP server DHCP server Router(config)#ip dhcp excluded-address low-address [high address] Router(config)#ip dhcp pool pool_name Router(dhcp-config)#network metwork-number [mask/prefix-lengh] Router(dhcp-config)#default-router address Router(dhcp-config)#exit 11. Konfigurasi pada Wireless Linksys wifi yang digunakan memiliki fitur GUI untuk mengatur konfigurasinya. IP Address yang digunakan adalah 192.168.0.1. Kemudian SSID yang digunakan oleh SMA Negeri 11 Palembang. Pembagian IP address ke user secara DHCP dengan range 192.168.0.1 sampai dengan 192.168.0.120.
Gambar 8. Setting IP Address secara DHCP pada Wireless
Gambar 8. Setting SSID
36
Gambar 9. Setting Security pada Wireless
Gambar 10. Setting DHCP server pada Wireless A. Skenario Uji Coba Jaringan pada Cisco Packet Tracer 1.
Hasil Simulasi Jaringan Untuk mengukur efektifitas, kinerja dan ketersediaan jaringan, maka
digunakan simulasi dengan menggunakan Packet Tracer 5.3.1.0044. Software ini digunakan karena sesuai dengan perangkat yang digunakan selain itu juga karena penggunaannya yang mudah dimengerti user. Dari hasil simulasi yang dibuat maka diambil beberapa sampel dan tes untuk mengukur ketersediaan jaringan, efektivitas dan kinerja jaringan. 2.
Verifikasi VLAN Pembuatan VLAN dalam jaringan cukup dilakukan di Switch, karena
sudah terdapat VTP. Pembuatan VLAN atau penghapusan VLAN hanya dapat
37
dilakukan di VTP server. Untuk mengecek VLAN yang ada, maka dapat digunakan perintah: Switch#show vlan
Gambar 11. Verifikasi VLAN 3.
Verifikasi Wireless Dalam topologi jaringan ini terdapat sebuah wireless router yang
menggunakan DHCP dalam pemberian IP ke user. Range IP address yang disediakan mulai dari 192.168.0.1 sampai sengan 192.168.0.50 atau dengan kata lain yang dapat menggunakan wifi dibatasi hanya 50 orang.
38
Gambar 12. Konfigurasi IP Address PC Wireless 2 4.
Verifikasi global parameter pada Switch dan Router
Gambar 13. Konfigurasi Global Parameter pada Router
39
Gambar 14. Konfigurasi Global Parameter pada Switch
Konfigurasi global parametetr pada switch dan router adalah sama, berfungsi salah satunya untuk merubah nama hotsname yang biasanya diganti menjadi R1 (Router 1), hanya untuk penamaan saja yang juga berfungsi untuk memberi password ketika ingin memasuki configurasi, password di dienkripsi untuk masuk ke privi-leged mode yang berfungsi untuk memprotect router agar terhindar dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. 5.
Verifikasi Command Line Access & Banner pada Switch dan Router
Gambar 15. Hasil Konfigurasi Command Line Access & Banner pada Router 40
Gambar 16. Hasil konfigurasi command line access &banner pada switch
Konfigurasi command line access &banner pada switch dan router pun sama, hanya berbeda pada bagian hardware, switch atau router. Setelah di konfigurasu, banner pada switch maupun router menjadi: ******************* SMA Negeri 11 Palembang ******************** Lalu line conselnya pun akan muncul password yaitu 123456789, jika tidak memasukan password tersebut, maka console tidak akan bisa di konfigurasi.
41
6.
Verifikasi IP DHCP & DHCP Server pada Router
Gambar 17. Hasil Konfigurasi IP DHCP pool & DHCP server Seteah di konfigurasi DHCP server maupun IP DHCP pool, maka semua end user sudah dapat merequest IP, IP DHCP excluded-address dan ip dhcp pool LAN adalah konfigurasi agar jaringan yang berada di LAN bisa mendapat IP. Sedangkan IP DHCP pool VLAN agar jaringan yang berada di VLAN bisa mendapat IP, karena pada topologi ini terdapat 5 VLAN maka IP DHCP pool Vlan yang di set ada 5. 7.
Verifikasi Subnetting
Gambar 18. Hasil Konfigurasi Subnetting 42
Dari hasil konfigurasi penambahan subinterface di atas sudah terlihat bahwa subinterface telah bertambah berdasrkan VLAN yang telah dibuat sebelumnya dengan menyantumkan masing-masing ip gateway dari VLAN itu sendiri. Penambahan subinterface berguna untuk memberikan gateway bagi VLAN agar bisa saling terhubung. 8.
Verifikasi Switchport pada Switch
Gambar 19. Hasil Konfigurasi Switchport pada Switch Pada gambar diatas terlihat bahwa interface fa0/1 sudah dikonfigur mode trunk. Trunk pada VLAN adalah link point-to-point diantara satu atau lebih dari interface Ethernet dan perangkat lain jaringan, yang merupakan saluran untuk VLAN antara switch dan router. Trunk membawa lalu lintas untuk memperluas VLAN melintasi seluruh jaringan. Lalu pada fa0/2 selanjutnya terlihat mode access, mode access adalah mengatur config yang ada pada suatu VLAN agar terhubung dengan jaringan VLAN yang lainnya.
43
9.
Verifikasi SVI pada Switch
Gambar 20. Hasil Konfigurasi Switch Virtual Interface Pada gambar diatas adalah hasil dari konfigurasi SVI pada switch yang dibuat untuk memberikan koneksi IP dengan host. Alasan SVI hanya dibuat pada VLAN 1 karena divixi network berada pada VLAN 1 yang dimana hanya divisi network saja yang bisa mengakses switch maupun router, sehingga switch bisa dikelola secara remote oleh divisi network. 10. Verifikasi Keamanan
Gambar 21. Hasil Uji Keamanan
Gambar 21. Hasil Uji Keamanan ketika Memasuki Router/ Switch
44
Gambar 22. Hasil Uji Keamanan ketika Memasuki Konfigurasi pada Router/ Switch Pada gambar di atas ini, terdapat gambar yang menunjukan uji coba keamanan di router. Konfigurasi pada router maupun di switch adalah sama. Kata kunci keamanan setelah dimasukan kata kunci yang benar pun akan terenkripsi. Jadi tetap tidak ketahuan, ketika ingin mengonfigurasi pun tetap diminta kata kunci jadi semakin ketat keamanannya. 11. Verifikasi Rounting Table
Gambar 23. Hasil Konfigurasi Routing Table Dari hasil konfigurasi pada router terlihat routing table, dimana routing table itu mencatat jalur-jalur yang akan dilewati oleh paket. Karena pada jaringan ini terdapat VLAN, maka harus dilakukan subinterface yang berguna
45
untuk membagi jalur paket pada VLAN. Pada gambar diatas terdapat 4 VLAN, dengan IP Gateway yang berbeda-beda. 12. Verifikasi Ip Interface Brief
Gambar 24. Hasil Ip Interface Brief Dari hasil ip interface brief di atas, terlihat bahwa status interface yang sudah di konfigurasi sudah up, status ini menandakan bahwa interface tersebut sudah dapat terhubung ke port tujuannya. Kendala yang sering terjadi ketika status masih tetap down, biasanya adalah kondisi kabel yang rusak. Pada saat konfigurasi tidak ada command “no shutdown” yang membuat statusnya tetap down, kondisi router yang sedang mati kadang menjadi masalah saat status down.
46
13. Tes Konektivitas Jaringan Dalam mengetes konektivitas jaringan, maka dilakukan tes ping seperti gambar berikut ini.
Gambar 25. Ping dari VLAN 1 Ke VLAN 4
Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi antar VLAN sudah dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi SVI pada switch sudah berjalan dengan baik. 14. Ping Sesama VLAN
Gambar 26. Ping sesama VLAN 10
47
Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi dalam VLAN telah dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi VLAN pada switch sudah berjalan dengan baik. 15. Ping LAN dalam WiFi
Gambar 27. Ping dari Pc Wireless 1 ke Pc Wireless 2 Hasil ping ini menunjukan bahwa user yang menggunakan WiFi dapat saling terhubung satu dengan yang lainnya di dalam jaringan WiFi itu sendiri. 16. Ping dari No VLAN ke VLAN
Gambar 28. Ping dari No VLAN ke VLAN
48
Hasil Ping diatas menunjukan bahwa end user yang berada di dalam VLAN dengan end user yang berada diluar VLAN dapat terhubung dengan baik. 17. Ping PC Network ke Printer
Gambar 29. Ping PC Network ke Printer Hasil ping menunjukan bahwa PC yang berada di luar VLAN ataupun dalam VLAN dapat menggunakan proter sevara otomatis, tidak harus terhubung langsung ke pronter dan ini dapat menambah efisiensi waktu. 18. Ping PC Wireless ke VLAN
Gambar 30. Ping PC Wireless ke VLAN 49
Hasil ping antara PC Wireless dan jaringan yang berada di dalam VLAN dapat terhubung dengan baik, dan dapat melakukan komunikasi. Dari semua hasil ping yang telah berhasil, menunjukan bahwa konfigurasi yang dilakukan telah benar. B. Perbandingan Jaringan Lama dengan Jaringan Baru Adanya VLAN pada jaringan baru dapat mencegah bordcast yang tidak perlu dalam jaringan, dimana hanya end-device yang menjadi tujuan saja yang menerima broadcast. Sedangkan end-device yang lainnya tidak. Dalam hal ini, broadcast terjadi tiga kali dalam jaringan yaitu ketika ada proses ARP, MAC Address table fresh. Berikut ini adalah hasil ping dan traceroute yang telah dilakukan:
Gambar 31. Hasil Ping dan Traceroute dantar Divisi tanpa VLAN
50
Gambar 32. Hasil Ping dan Tracerouter Antar Divisi dengan VLAN C. Hasil Evaluasi Sistem Setelah melakukan simulasi dengan menggunakan Cisco Packet Tracer maka, dapat dibandingkan antara topologi jaringan yang lama yang tidak menggunakan VLAN dengan topologi jaringan baru yang menggunakan VLAN. Jaringan baru yang menggunakan VLAN di rancang dengan tujuan untuk meningkatkan peforma, efisiensi dan keamanan jaringan. Dari hasil perbandingan tersebut, dapat dibuat tabel sebagai berikut:
51
Tabel 6. Perbandingan Jaringan Lama dengan Jaringan Baru Point Perbandingan Broadcast Cost
Tanpa VLAN Terdapat broadcast yang tidak perlu ke end-device Lebih mahal dan tidak efisien
Kecepatan pengiriman Lebih lambat dalam dan penerimaan data pengiriman maupun penerimaan data Keamanan Jaringan 1. Semua end-user dapat mengakses kemana saja 2. Router dan Switch tidak di
Dengan VLAN Menyaring broadcast yang tidak perlu ke end-device Lebih murah, karena hanya menggunakan 1 switch, lebih efisien dan mudah diatur Lebih cepat dalam pengiriman maupun penerimaan data 1. Membatasi akses yang tidak diinginkan 2. Memprotect Router dan Switch agar tidak bisa di akses orang lain, selain admin
Tabel 7 Perbandingan LAN dengan VLAN No 1
2 3
4 5 6
LAN VLAN Harus menggunakan dua switch Tidak harus menggunakan dua berbeda untuk jaringan yang berbeda switch berbeda untuk jaringan yang berbeda juga Traffic Broadcase yang banyak Mengurangi traffic broadcase Tidak ada batasan hak akses pada VLAN dapat membatas user LAN sehingga jaringan kurang aman mengakses aplikasi atau data yang berdasarkan Acces list yang ditentukan Mekanisme LAN sangat kurang Mekanisme VLAN lebih efektif Model jaringan yang tidak terbatas Model jaringan yang terbatas pada pada lokasi fisiknya lokasi fisiknya Adanya control jaringan secara pusat Sulit dalam pengaturan administrasi jaringan
52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti membuat kesimpulan atas semua yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga, peneliti akan memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak yang ingin mengembangkan objek penelitian lebih lanjut. A.
Kesimpulan Beberapa hal yang dapat peneliti simpulkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan yaitu: 1.
Peformance jaringan pada VLAN enjadi lebih optimal, sehingga akses antara jaringan lokal menjadi lebih cepat dan dapat disesuaikan dalam traffic yang terjadi dalam jaringan tersebut, karena adanya pengiriman paket data secara bersamaan
2.
Untuk sistem keamanan pada jaringan lebih terjamin karena dalam VLAN ini dapat diatur. VLAN mana yang saja yang dapat dikomunikasikan dan VLAN mana saja yang tidak dapat dikomunikasikan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengkonfigurasi.
3.
VLAN
memudahkan
manejemen
jaringan
karena
pengguna
yang
membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama
53
B.
Saran Sebagai sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna, begitupun dengan
penulisan tugas akhir skripsi ini, penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga pengembangan sistem jaringan ini dapat terus dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan. Penulis berharap nantinya simulasi jaringan ini dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak SMA Negeri 11 Palembang.
54
DAFTAR PUSTAKA Badrul, Muhammad dkk.2012. Teknik Komputer Jaringan. Jakarta: Inti Prima Promosindo. Bhineka. Produk wireless. Diakses di alamat http://www.bhinneka.com/products/sku00311657/tplink_3g_3_75g_wireless-n_router__tl-mr3220_.aspx pada tanggal 20 April 2016. Daryanto. 2010. Teknologi Jaringan Internet. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Hasyim, M. 2008. Buku Pintar Komputer.Jakarta: Kriya Pustaka. Kursus. Toko. Jenis Bisnis Modal Printer yang bisa mendapatkan uang. Diakses di alamat: http://kursustokoonlineku.com/3-jenis-bisnis-modal-printer-yangbisa-mendapat-uang pada tanggal 20 April 2016 Madcoms. 2011. Membangun Sistem Jaringan Wireless. Yogyakarta: Andi. Musfiqon. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Sofana, Iwan. 2010. Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika Bandung. Sopandi, Dede. 2010. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung: informatika Bandung. Suarna, Nana. 2007. Pengantar LAN (Local Area Network). Bandung: CV. Yrama Widya. Syaodih, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya Utomo, Eko Priyo dkk, 2006. Pengantar Jaringan Komputer Bagi Pemula. Bandung: CV. YramaWidya. Wahana, Komputer. 2005. Pengembangan Jaringan Linux: Yogyakarta: Andi. Waloeya, Yohan Jati. 2012. Seri Belajar Kilat Computer.Yogyakarta: Andi. Yoesuf. 2010. Emulator Router Berbagai Merek: diakses di alamat https://myoesuf.wordpress.com/2010/08/14/emulator-router-berbagai-merek/ pada tanggal, 20 April 2016
55